Anda di halaman 1dari 7

SALAM DAN

ISTISHNÂ’
Fajrie Fimanto (1710104011)
Destria hening L (1710104053)
Luke Kurnia A (1710104055)
Novi Ardhia C (1710104057)
Salam
Secara bahasa salam atau salaf berarti pesanan. Secara istilah
salam adalah jual beli sesuatu dengan ciri-ciri tertentu yang akan
diserahkan pada waktu tertentu.

Dalam perbankan Syariah pengertian salam adalah Jual beli


barang dengan cara pemesanan berdasarkan persyaratan dan
kriteria tertentu sesuai kesepakatan serta pembayaran tunai
terlebih dahulu secara penuh.
Rukun dan syarat salam
1) Pembeli (musalam).
2) Penjual (musala ilaih).
3) Ucapan (sighah).
4) Barang yang dipesan (muslam fih).
syarat jual beli salam
• Pembayarannya dilakukan dengan kontan, dengan emas, atau
perak, atau logam-logam, agar hal-hal ribawi tidak
diprjualbelikandengan sejenisnya secara tunda.
• Komodiinya harus dengan spesifikasi yang jelas, misalnya,
dengan menyebut jenisnya dan ukurannya, agar tidak trjadi
konflik antara seorang muslim dengan saudaranya yang
menyebabkan dendam dan permusuhan Siantar keduanya.
• Waktu penyerahan komoditi harus ditentukan, misalnya
setengah bulan yang akan datang atau lebih.
• Penyerahan uang dilakuakan di dalam satu majelis
Istishnâ’
Istishnâ’ adalah akad bersama produsen untuk satu pekerjaan
tertentu dalam tanggungan atau jual beli satu barang yang akan
dibuat oleh produsen yang juga menyediakan barang bakunya,
sedangkan jika barang bakunya dari pemesan maka transaksi itu
menjadi akad jarah (sewa), pemesan hanya menerima jasa
produsen untuk membuat barang.
Sedangkan dalam perbankan Syariah istishnâ’ adalah sebagai Jual
beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
berdasarkan persyaratan tertentu, kriteria, dan pola pembayaran
sesuai dengan kesepakatan.
Syarat sah istishnâ’
1. Barang (mashnu’)
• Perincian barang yang sah untuk dijadikan objek istishnâ’
adalah sebagai berikut:
• Jenis, misal berupa mobil , rumah, pesawat atau yang lain.
• Tipe, misal berupa mobil kijang , rumah tipe RSS.
• Kualitas, bagaimana spesifikasi teknisnya dan hal lainnya.
• Kuantitasnya, berupa jumlah unit.
2. Harga
• Harga harus ditentukan berdasarkan aturan sebagai berikut:
• Harus diketahui semua pihak.
• Bisa dibayarkan sewaktu akad secara cicilan, atau
ditangguhkan pada waktu tertentu pada masa yang akan
datang.
Perbedaan Salam Dengan
Istishnâ’
• Objek transaksi dalam salam merupakan tanggungan dengan
spesifikasi kualitas ataupun kualitas, sedang istishnâ’ berupa
zat/barangnya.
• Dalam kontrak salam adanya jangka waktu tertentu untuk
menyerahkan barang pesanan, hal ini tidak berlaku dalam
akad ishtisna’.
• Kontrak salam bersifat mengikat (lazim), sedangkan istishnâ’,
tidak bersifat mengikat (ghairu lazim).
• Dalam kontrak salam persyaratan untuk menyerahkna modal
atau pembayaran saat kontrak dilakukan dalam majelis
kontrak, sedangkan dalam istishnâ’ dapat dibayar di muka,
cicilan atau waktu mendatang sesuai dengan kesepakatan.

Anda mungkin juga menyukai