Anda di halaman 1dari 56

Deteksi Dini

KANKER SERVIKS
Tanjung Selor, 10 April 2019
Objektif

Tantangan Kanker Serviks


- No. 1 di Indonesia
- Mayoritas sudah pada stadium lanjut

HARAPAN - Pencegahan Kanker Serviks


- Pencegahan Primer: Penyuluhan, Vaksin
- Pecegahan Sekunder: Skrining (Tes Pap, IVA)
Terapi Lesi Prakanker
- Pencegahan Tersier: Terapi Kanker, Perawatan Paliatif
ALAT KELAMIN
WANITA

4
Kanker Ginekologi

Jenis Kanker Indung telur Badan Rahim


Leher rahim
(Ovarium)
(Serviks)
Keluhan Perdarahan, Perut Perdarahan
Keputihan, nyeri membesar
panggul
Kelompok usia Sudah menikah usia muda - >> usia
usia tua menopause

Diturunkan (-) (+) (+)

Det. Dini Tes PAP, Prks. Dalam USG


USG
IVA
Vaksinasi Vaksin HPV (-) (-)
Anatomi Serviks
TAMPILAN LEHER RAHIM

Normal
Normal Kanker Serviks
Tantangan Kanker Serviks
di Indonesia
Kanker Serviks di Dunia
Di Dunia, Setiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks

75,000
36,000
266,000
143,000

72,000 79,000
33,000 62,000

Ferlay J et al. Globocan 2002, IARC 2004.

Incidence / year ≈ 500,000 Deaths / year ≈ 270,000


Kanker Leher Rahim di Indonesia
 Kanker tersering di Indonesia
~ (34.4% dari kanker pada
perempuan)1
 Hampir 70% sudah pd stadium
lanjut ( > stage IIB) 2
 15.000 kasus baru, 8.000 kematian 3;
40 – 45 kasus baru,
20 – 25 meninggal dunia/hari,
1 perempuan meninggal/jam

 Cakupan Skrining < 5%


(ideal ~ 80%)

1).Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Badan Registrasi Kanker IAPI,
Yayasan Kanker Indonesia. Kanker di Indonesia Tahun1998. Data Histopatologik.
2). Mochtarom M. Data registrasi Kanker Ginekologik. Bagian Obstetri dan Ginekologi.RSUPN /FKUI, Jakarta 1992
3). IARC, Globocan 2002 database; Summary table by Cancer 2002. http://www-dep.iarc.fr/top.htm.Accessed Feb 1, 2007
Penyebab
dan Perjalanan Alamiah
Kanker Serviks
Penyebab Kanker Serviks
HPV
(Human Papilloma Virus)

 99,7% Kanker Serviks disebabkan


oleh HPV onkogenik
(penyebab kanker).1

 HPV 16 &18 penyebab utama


70 % kanker serviks di dunia 2

1. Wallboomers JH et al. J Pathol 1999; 189: 129; 2. Bosch FX et al. J Clin Pathol 2002; 55: 244–65.
HPV diantara
Infeksi Menular Seksual

(1) Cates W., Jr Estimates of the incidence and prevalence of sexually transmitted diseases in the USA
American Social Health Association Panel. Sexually Transmitted Diseases. 1999;26(4 suppl):S2–S7.
• Ada 630 juta orang terinfeksi HPV di dunia

• Sebagian perempuan (80%) akan terinfeksi HPV pada


usia 5) tahun .2

• Infeksi HPV merupakan infeksi yang sering pada usia


muda 18 sd 28 tahun.3

• HPV terbukti sebagai penyebab kanker serviks .4

1. WHO data. 2003. Available at: http://www.who.int/vaccines/en/hpvrd/shtml. Accessed July 12, 2004. 2. CDC Fact Sheet. May 2004.
3. Koutsky L. Epidemiology of Genital Human Papillomavirus Infection. Am J Med 1997;102:3-8. .
4. KL Wallin et al. New Engl J Med 1999;341(22)1633
Genotiope HPV
Dan Penyakit Terkait

High Risk 16, 18, 31, 33, 35, 39, Oncogenic ~


45, 51, 52, 56, 58, 59 Cervical Cancer
Walboomers et al 1999
Possible 26, 53, 66, 68, 73, 82
to high Risk

Low Risk 6, 11, 40, 42, 43, 44, Non-oncogenic ~


54, 61, 70, 72, 81 Genital Warts
PERJALANAN PENYAKIT
KANKER SERVIKS

Lesi Pra Kanker Kanker

HPV ------------------- 3-17 tahun --------------------

Displasia Karsinoma Kanker


Displasia Displasia
Ringan Insitu Serviks
Sedang Keras (=Stad 0)

Deteksi Dini !
FAKTOR RISIKO
 Menikah Muda (< 20 tahun )
 Mitra seksual multipel
 Infeksi Menular Seksual
 Merokok
 Defisiensi Vit A./Vit C/Vit E

1. Baseman JG et al. J Clin Virol 2005; 2. Ho GY et al. N Engl J Med 1998; 3. Brown DR et al. J Infect Dis 2005;
4. Bosch FX et al. J Natl Cancer Inst Monogr 2003; 5. de Villiers EM. J Virology 1989; 6. Bosch FX et al. J Natl Cancer Inst 1995
GEJALA
• Perdarahan per vaginam
• Keputihan
bercampur darah dan berbau

• Nyeri pelvik
• Sukar buang air kecil (Anuri)

Perempuan dengan perdarahan pervaginam


dan atau keputihan tidak otomatis
menderita kanker serviks
PENCEGAHAN,
Deteksi Dini
Kanker Serviks
Manajemen Kanker Serviks:
Kembali ke Konsep Dasar
NETWORK
Surveillance

PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN • Meningkatkan


PRIMER SECUNDER TERSIER cakupan
Skrining
Mencegah Skrining Terapi
(70-80%)
Kontak Kanker Invasif,
Deteksi Dini dan
Dengan Terapi Lesi rehabilitasi dan
karsinogen Perawatan
• Vaksin HPV
prakanker dan
(HPV) Lesi invasif Dini Palliatif
• Menurunkan
• Pap-Smear Kanker
Promotion Serviks
Vaksin HPV • IVA Terapi
stadium lanjut
• Terapi: krioterapi
Training: • Menurunkan
• Provider kematian krn
• PKK (Cadres) Training Training kanker serviks
• Semua
perempuan
METODE SKRINING KANKER SERVIKS

Sejak 1940an, angka kematian


• TES PAP menurun 70% di USA, urutan
• INSPEKSI VISUAL ke-13
dengan ASAM ASETAT = IVA
• GINESKOPI

KENDALA SARANA dan SDM


Dokter 43.856 orang
Dr Sp OG 1.383 orang
Dr PA 209 orang (tahun 2003)
Sitoteknisi < 100 orang
BIDAN 84.789
22
PENCEGAHAN SEKUNDER
Deteksi Dini
Spekulum
Memasukkan spekulum
Posisi spekulum
Pengambilan sediaan pada tes pap
PENCEGAHAN SEKUNDER
Deteksi Dini, Alternatif lain:

IVA
(Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat
3-5%)
 Non –invasif
 Mudah— murah
 di Puskesmas
 Hasil LANGSUNG
 Sensitivitas, spesifisitas

Memadai untuk
negara didipulas
Setelah sarana terbatas
Asam Asetat 3 – 5%
Perbandingan Pemeriksaan Tes Pap dan IVA

Metode Srining TES PAP IVA


Petugas ke sehatan Sample takers Bidan
(Bidan/perawat/dokter Perawat
umum/Dr. Spesialis ) Dokter umum
Dr. Spesialis

Skrinner / Sitologist /
Patologist
Sensitivita s 70%--80% 65%-- 96%
Spesifi sita s 90%-- 95% 54%-- 98%
Hasil 1 hari–1 bulan Langsung

Sarana Spekulum Spekulum


Lampu sorot Lampu sorot
Kaca benda Asam asetat
Laboratorium
Biaya Rp15.000,00–Rp.75.000,00 Rp3.000,00

Dokumenta si Ada (dapat dinilai ulang) Tidak ada


IVA
(Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

PELAKSANA I V A

• Bidan
• Perawat terlatih
• Dokter
• Dokter spesialis
IVA - ALAT / BAHAN (sederhana)

 Meja ginekologi
(atau MEJA TULIS)
 Sumber cahaya yang
cukup
 Asam asetat 3 - 5 %
 Kapas lidi
 Sarung tangan bersih
( lebih baik steril)
 Spekulum vagina
IVA
Posisi litotomi,
TEKNIK IVA tampilkan serviks, nilai:

4 langkah
1. Mencurigakan kanker,
tidak perlu IVA

2. SSK tampak
seluruhnya?
(Jika tidak  IVA, beri
catatan, sebaiknya 
tes Pap)

3. Lakukan IVA  tunggu


1 menit, timbul epitel
putih?  IVA (+)

4. Kandidat krioterapi ?
IVA
(Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

Kriteria penilaian IVA


I. Normal

II. IVA positif : ditemukan bercak putih

III. Kanker serviks


Alur Pemeriksaan IVA
Inspekulo

1. Curigakanker Tidak curiga kanker

2. SSK ?
Biopsi
Tidak tampak SSK Tampak SSK

Pap Smir 3. IVA

Semua tahap ini dapat dilakukan Negatif Positif


Bidan/Perawat terlatih,Pada tindakan BIOPSI
perlu bantuan DOKTER 4. KRIOTERAPI ?
Langkah 1:
Apakah serviks ini menunjukkan kanker?
NO
Langkah 2: Apakah SSK terlihat?

YA
Tunjukkan SSK
Langkah 1:Langkah 3:iniApakah
apakah iserviks IVA
menunjukkan (+)
kanker? atau (--)
Tunjukkan bagian yang positif
Langkah 4:
Apakah dapat dilakukan terapi krioterapi?
TINDAK LANJUT IVA Positif
Tergantung yang menemukan

Bidan - Tes Pap


Perawat terlatih - Merujuk
Dokter umum

Lesi pra lanker

Langsung KRIOTERAPI(?)
(SEE and TREAT)

Dokter obs - gin ---- Diagnosis


Terapi
Manajemen Kanker Serviks:
Kembali ke Konsep Dasar
NETWORK
Surveillance

PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN • Meningkatkan


PRIMER SECUNDER TERSIER cakupan
Skrining
Menvegah Skrining Terapi
(70-80%)
Kontak Deteksi Dini dan Kanker Invasif,
Dengan Terapi Lesi rehabilitasi dan
karsinogen (HPV) prakanker dan Perawatan
• Vaksin HPV
Lesi invasif Dini Palliatif
• Menurunkan
• Pap-Smear
Promosi Kanker
• IVA Terapi Serviks
Vaksin HPV
• Terapi: krioterapi stadium lanjut
Training:
• Provider • Menurunkan
• PKK (Cadres) Training Training kematian krn
• Semua kanker serviks
perempuan
PENCEGAHAN KANKER
SERVIKS
DENGAN VAKSIN HPV
Vaksin HPV

 Tersedia
Vaksin Bivalent (HPV 16, 18)
Vaksin Quadrivalent (HPV 6, 11, 16, 18)

 Vaksin HPV tipe 16 & 18 berpotensi


mencegah lebih 70% kasus kanker
serviks.2,3

1. Harper M Diane, et al. , 2004., Efficacy of a bivalent L1 virus-like-particle vaccine in prevention of infection
with human papillomavirus types 16 and 18 in young women : a randomised controlled trial. The lancet.com

2. Munoz et al. Int J Cancer 2004; 111: 278-285; 3. Bosch FX et al. J Nat Cancer Inst Monograph 2003; 31: 3–13; 55: 244-265;
Pedoman Vaksinasi HOGI

1. Diperlukan informasi dan persetujuan yang


bersangkutan
2. Vaksin diberikan pada kelompok umur 10-55 tahun dan
dapat dikelompokkan menjadi :
a). Kelompok 10-12 tahun (Sekolah Dasar);
b) 13-15 tahun (SMP) dan
c) 16 – 25 tahun (SMA atau Pendidikan Tinggi);
d) 26-55 tahun.
3. Pada usia 26 – 55 tahun dapat diberikan setelah hasil
tes Pap (-) atau IVA (-)

ISGO = HOGI = Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia


PIT Mataram, 2007
Konseling
1. Vaksinasi hanya untuk pencegahan dan bukan
untuk pengobatan

2. Vaksinasi bila diberikan pada yang sudah


mendapat infeksi atau lesi prakanker hasilnya
kurang efektif.

3. Pemeriksaan skrining berkala tetap harus


dilakukan

ISGO = HOGI = Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia


PIT Mataram, 2007
Objektif

TANTANGAN Kanker Serviks


- No. 1 di Indonesia, > 70% sudah pada stadium lanjut

Perjalanan Alamiah Kanker Serviks


- Penyebab
- Perjalanan Alamaih

Pencegahan Kanker Serviks - HARAPAN


- Pencegahan Primer: Penyuluhan, Vaksin
- Pecegahan Sekunder: Skrining: Tes Pap, IVA
Terapi Lesi Prakanker
- Pencehagan Tersier: Terapi Kanker, Perawatan Paliatif

Anda mungkin juga menyukai