CRS Sisvanesa G1A218117

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 54

Ikterus

Obstruktif e.c Ca
Caput Pankreas
+ Sirosis
Hepatis
PEMBIMBING :
Dr. DENNISON, SP.B

OLEH :
SISVANESA
PENDAHULUAN

Pankreas adalah organ penting yang berfungsi sebagai kelenjar eksokrin dan
endokrin.

Karsinoma kaput pankreas cenderung terjadi pada usia lanjut dan merupakan
penyebab kematian keempat akibat keganasan

Gejala awal penyakit ini seringkali tidakspesifik dan sering terabaikan, sehingga
pasien terlambat didiagnosis. Gejala paling khas karsinoma kaput pankreas
adalah ikterus obstruktif akibat penekanan tumor pada duktus koledokus.

2
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Tn.S
Usia : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tazar

IDENTITAS Pekerjaan
MRS
: Wiraswasta
: 7 Agustus 2019
PASIEN
D ATA S U B Y E K T I F
KELUHAN UTAMA
Nyeri ulu hati ± 1 bulan yang lalu
Kronologi

nyeri ulu hati hilang timbul,


badan kuning, demam (+), mual
(+), muntah (-). Os melakukan
USG didapatkan hepatomegali
3 minggu 10 jam
SMRS SMRS

1 minggu
SMRS
nyeri atau rasa tidak nyaman nyeri ulu hati menjalar ke
pada ulu hati, keluhan dirasakan kanan atas. Demam (+), mual
hilang timbul, seluruh badan (+), muntah 3x/hari, BAB
kuning, mata kuning, mual berwarna dempul, badan
(+),muntah (-), demam(+), BAK kuning, mata kuning, BAK
lancar, BAB berwarna dempul berwarna coklat tua seperti
dan keras. teh
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

Pasien datang mengeluhkan timbul nyeri ulu hati


menjalar ke kanan atas. Demam (+), mual (+), muntah
3x/hari, BAB berwarna dempul, badan kuning, mata
kuning, BAK berwarna coklat tua seperti teh sejak 10
jam yang lalu.
± 1 minggu SMRS Os berobat di RS Arafah, dengan
keluhan nyeri ulu hati hilang timbul, badan kuning,
demam (+), mual (+), muntah (-). Os melakukan USG
didapatkan hepatomegali.
± 3 minggu SMRS Os mengeluh sering timbul nyeri
atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, keluhan
dirasakan hilang timbul, seluruh badan kuning, mata
kuning, mual (+),muntah (-), demam(+), BAK lancar,
BAB berwarna dempul dan keras.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU

Hipertensi (-)
Diabetes (-)
Trauma (-)
Fraktur (-)
Alergi obat (-)
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA

Hipertensi (-)
Diabetes (-)
Hepatitis (-)
RIWAYAT SOSIAL &
EKONOMI

Merokok (-)
Minuman beralkohol (-)
Minum jamu-jamuan (-)
Minum obat-obatan (-)
Kulit : kuning (ikterik),turgor < 2 detik
(baik)

Kepala :Normochepal, tidak ada trauma


maupun memar

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera


ikterik (+/+), Pupil isokor

Hidung :Epistaksis (-), deviasi septum (-),


sekret (-)

Mulut :Bentuk normal, bibir sianosis (-)


,bibir kering (-)

Tenggorokan : faring dan tonsil hiperemis(-


),

Leher : Pembekakan KGB (-)


Paru : Inspeksi → Simetris, retraksi
(-/-), tertinggal (-/-), jejas (-/-)
Palpasi → Krepitasi (-), massa
(-)
Perkusi → Sonor (+/+) Kesan :
Auskultasi → Suara dasar
vesikuler, suara tambahan Dalam
whezzing(-/-), Ronkhi (-/-) Batas
Normal
Jantung :
Inspeksi → Ictus cordis tampak pada ICS
VI LAA Sinistra.
Palpasi → Ictus cordis teraba pada ICS VI
LAA sinistra,
Perkusi : Kesan :
Batas kiri atas ICS II 2 jari lateral
LPS sinistra Dalam
Batas kiri bawah ICS VI LAA Batas
sinistra Normal
Batas kanan atas ICS II LPS
dextra
Batas kanan bawah ICS IV LPS
dextra
Auskultasi → BJ I/II reguler, bising (-),
gallop (-), murmur(-)
Abdomen

a.Inspeksi : distensi (+), sikatrik (-),


jaringan parut (-)
Kesan :
b.Auskultasi : Bising usus (+) normal
Tidak
c. Palpasi :nyeri tekan perut kanan atas,
Normal
hepatomegali, limpa,ginjal tidak teraba.

d. Perkusi : Timpani di keempat kuadran


Extremitas
Kesan :
Superior Inferior
Look : Jejas (-/-), luka (-/-) hematom Look : Jejas (-/-), luka (-/-) hematom Dalam
(-/-), edema (-/-), Jari telunjuk Batas
dan jari tengah kaku (-/-), edema (-/-)
Normal
Feel : Nyeri tekan (-/+), sensibilitas Feel : Nyeri tekan (-/-), sensibilitas
(+/+), akral hangat,
(+/+), akral hangat, CRT<2detik CRT<2detik
Move : Nyeri gerak aktif (-/+),pasif (-/-
), Move : Nyeri gerak aktif (-/-), pasif (-
/-), gerak aktif dan pasif dalam batas
Normal
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah Rutin

•WBC : 8,71 x 109 /L


(4,0-10.0)
•RBC : 4,34 x 1012 /L
(3,50-5,50)
•HGB : 12,4 g/dl
(11,0-16,0)
•HCT : 39,6 %
(36,0-48,0)
PLT : 465 x 109 /L
(150- 300) Gula Darah

Parameter hasil satuan Harga normal


Glukosa sewaktu 120 Mg/dl <200
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Faal Ginjal Elektrolit
Ureum 24 mg/dl (15-39) Na : 136,54 mmol/L (135-148)
Kreatinin 1,0 mg/dl (L 0,9-1,3) K : 4,19 mmol/L (3,5-5,3)
(P 0,6-1,1) Cl : 109,86 mmol/L (98-110)
SGOT 66 U/L (<40) Ca : 1,29 mmol/L (1,19-1,23)
SGPT 170 U/L (<41)

Serologi

HBsAG : negative (-)


Kesan : Cor dan
pulmo dalam batas
normal
DIAGNOSIS
Pre Op : Ikterus Obstruksi e.c Ca Caput
Pankreas
Post Op: Ikterus Obstruksi e.c Ca Caput
Pankreas + Sirosis Hepatis

PENATALAKSANAAN
Pre Op : (IGD)
Medikamentosa :
IVFD Asering 20 tpm
Ceftriaxon inj 1 x 2
Metronidazole 3 x 500 mg
OMZ inj 2 x 1
Jenis Operasi : Laparatomi exploratif +
bypass biliodigestif
Therapy Post Op :
Ranitidin 3x50
Fosmicin 2x2
Ondansentron 3x8
Asam tranexamat 3x500
Ketorolac 3x50
Metronidazole 3 x 500 mg

PROGNOSIS

Dubia et Functionam : Dubia ad Bonam


Dubia et Vitam : Dubia ad Bonam
Dubia et Sanactionam : Dubia ad Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Pankreas
Pankreas merupakan organ yang memanjang dan terletak
pada epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak,
berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen di
belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial
kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam
ligamentum lienorenalis

Caput
Collum
Corpus
Cauda
Karsinoma Kaput
Pankreas
Definisi :
Kanker kaput pankreas adalah suatu keganasan yang
terjadi di bagian kaput pankreas, sebagian besar
adalah dari jenis duktal adenokarsinoma. Kanker kaput
pankreas sering menyebabkan penyumbatan pada
duktus kholedekus dan duktus pankreatikus, biasanya
juga memberikan infiltrasi ke jaringan parenkim
pankreas disekitarnya
Epidemiologi

Insiden karsinoma pankreas 7,6 per 100 ribu pertahun di Eropa


Barat,kira-kira 2,5% dari semua kasus baru yang terdiagnosa tumor
dan 5% dari semua kanker. Kanker pankreas merupakan penyebab
nomor empat yang menyebabkan kematian di Amerika dan ke
delapan diseluruh dunia. Mayoritas berasal dari duktus (85%)
dimana pria dibanding wanita 1,5 : 1 dengan usia antara 60-70
tahun.
Etiologi
Penyebab sebenarnya dari kanker pankreas masih belum jelas.
Penelitian epidemiologik menunjukkan adanya hubungan kanker
pankreas dengan beberapa faktor eksogen (lingkungan ) dan
faktor endogen pasien. Etiologi kanker faktor eksogen contohnya
kebiasaan merokok, diet tinggi lemak, alkohol, kopi, dan zat
karsinogen industri. Faktor endogen pasien seperti usia,
penyakit pankreas (pankreatitis kronis dan diabetes mellitus) dan
mutasi genetik. Insiden kanker meningkat pada usia lanjut
Klasifikasi
Keganasan pada pankreas yang terbanyak adalah duktal
adenokarsinoma. Duktal adenokarsinoma biasanya terlihat
sebagai massa solid dengan perfusi vasculer yang kurang
dibandingkan dengan parenkim pankreas normal. Kurang lebih
70 % terletak pada kaput, kolum dan prosesus unsinatus dan
sering menyebabkan penyumbatan pada duktus kholedekus
dan duktus pankreatikus. Tumor pankreas yang agak jarang
adalah kisadenoma dan biasanya terletak pada korpus dan
kauda pankreas, Kisadenoma mempunyai 2 tipe yaitu tipe
musimus dan serosa.
M A N I F E S TA S I K L I N I S

• ikterus obstruktif
• Nyeri ulu hati
• Penurunan BB
• BAB berwarna seperti dempul
• Nauesa
• BAK berwarna coklat seperti teh
• Hepatomegali

36
Patofisiologi
Kanker pankreas mempunyai profil
imunohistologi kimia yang mirip dengan
kanker hepatobilier (yaitu
cholangiocarcinoma) dan beberapa kanker
lambung, jadi mungkin tidak selalu dapat
dipastikan bahwa tumor yang ditemukan di
pankreas muncul dari pankreas itu sendiri.
Lesi pencetus yang berkaitan dengan tumor
pankreas , tumbuh dari epitel duktal pankreas.
Bentuk morfologi utama adalah pankreatik
intraepitelial neoplasia (PIN). Lesi ini timbul
dari mutasi genetik spesifik dan perubahan
seluler yang semuanya berkontribusi terhadap
berkembangnya karsinoma duktal invasif.
• Pemeriksaan laboratorium
•CT Scan
PEMERIKSA •Ultrasonografi (USG)
•Endoscopic Retrograde
AN Cholangiopancreatography (ERCP)
•Magnetic Resonance
PENUNJANG Cholangiopancreatography (MRCP)
• Istirahat
• Diet rendah protein ( diet hati III:

PENATAL protein 1g/kgBB, 2000-3000kkal)


• Jika ada asites diberikan diberikan

AKSANAA diet rendah garam II (600-800 mg)


atau III (1000-2000 mg)

N • Bila ada tanda-tanda prekoma atau


koma hepatikum, diberikan diet hati
I2
•Edema dan asites

KOMPLIK •Sindroma hepato-renal


•Sindroma hepato-pulmoner

ASI •Hipersplenisme
•Kanker hati.
Anatomi Hepar
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan
atas rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5
% dari berat badan orang dewasa normal. Lobus kanan mempunyai
3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus
quadrates. Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu : Vena porta
hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan
nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut
dalam air, dan mineral dan Arteri hepatica, cabang dari arteri koliaka
yang kaya akan oksigen
Sirosis Hepatis
Definisi :
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang
menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang
berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi
dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus
regeneratif. Sirosis hati adalah penyakit hati menahun
yang difus ditandai dengan adanya pembentukan
jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan
adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas,
pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi
nodul.
Etiologi
Penyebab pasti dari sirosis hepatis sampai sekarang belum
jelas, tetapi ada beberapa faktor seperti : zat hepatotoksik,
hepatitis virus, kekurangan nutrisi, penyakit wilson
Klasifikasi
Secara klinis sirosis hepatis dibagi menjadi:
1. Sirosis hepatis kompensata
2. Sirosis hepatis dekompensata

Secara morfologi Sherlock membagi sirosis hepatis


bedasarkan besar kecilnya nodul, yaitu:
1. Makronoduler (Ireguler, multilobuler)
2. Mikronoduler (reguler, monolobuler)
3. Kombinasi antara bentuk makronoduler dan mikronoduler.
M A N I F E S TA S I K L I N I S

• Ikterus
• Asites
• Hepatomegali
• Mual
• Penurunan BB

45
• Pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSA •CT Scan

AN •Ultrasonografi (USG)
•Percutaneus Transhepatic
PENUNJANG Porthography (PTP)
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pasien datang ke IGD RSUD Raden Mattaher dengn keluhan
mengeluhkan nyeri ulu hati menjalar ke kanan atas sejak ± 10 jam
SMRS. Keluhan disertai dengan demam (+), mual (+), muntah
3x/hari, BAB berwarna dempul, badan kuning, mata kuning, BAK
berwarna coklat tua seperti teh
± 3 minggu SMRS Os mengeluh sering timbul nyeri atau rasa tidak
nyaman pada ulu hati, keluhan dirasakan hilang timbul, seluruh
badan kuning, mual (+),muntah (-), demam(+), BAK lancar, BAB
berwarna dempul dan keras.
± 1 minggu SMRS Os berobat di RS Arafah, dengan keluhan nyeri
ulu hati hilang timbul, badan kuning, demam (+), mual (+), muntah (-).
Os melakukan USG didapatkan hepatomegali
Gejala karsinoma caput pankreas adalah kembung, anoreksia, muntah,
diare, steatorea, dan badan lesu biasanya berlangsung lebih dari dua bulan
sebelum diagnosis. Ikterus, nyeri abdomen, dan penurunan berat badan
merupakan gejala klasik yang sering menjadi keluhan utama. Gejala sirosis
hepatis adalah Adanya ikterus (penguningan, timbulnya asites dan edema,
Hati yang membesar.
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan sklera ikterik dan seluruh badan
kuning, adanya nyeri tekan epigastrium dan daerah kuadran kanan atas
abdomen. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan nyeri tekan pada kuadran
kanan atas, defans muscular, hepatomengali. Pada sirosis hepatis,
didapatkan hepatomegali
.

Pada pemeriksaan penunjang, SGOT dan SGPT meningkat. Pada


karsinoma kaput pankreas didapatkan Serum amilase dan lipase
meningkat, Tes faal hati meningkat, terutama pada kolestasis
ekstrahepatik (bilirubin, ALP, AST, ALT, hasil elektroforesis protein),
Kadar glukosa darah meningkat (± 20%), CEA (carcino-embryonic
antigen ) meningkat dapat mendeteksi karsinoma kaput pankreas,
tetapi tidak cukup sensitif untuk deteksi dini, CA 19-9
(Carbohydrate Antigen 19-9) meningkat pada karsinoma kaput
Pankreas,ditemukan hasil urinalisis bilirubin positif dalam urin
(bilirubinuria). Pada tatalaksana dilakukan pembedahan.
BAB V
KESIMPULAN
Umumnya, ikterus non-obstruktif tidak membutuhkan
intervensi bedah, sementara ikterus obstruktif biasanya
membutuhkan intervensi bedah atau prosedur intervensi
lainnya untuk pengobatan, sehingga sering juga disebut
sebagai “surgical jaundice”, dimana morbiditas dan
mortalitas sangat tergantung dari diagnosis dini dan tepat.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap keadaan
fisiologi, disertai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,
serta pemeriksaan penunjang yang tepat diharapkan
dapat menegakkan diagnosis yang tepat sehingga dapat
ditentukan tatalaksana apa yang terbaik untuk pasien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai