hygiene; mandi pada lansia dengan defisit perawatan diri di wilayah kerja puskesmas Letwaru By; hartini ipaenin Latar belakang • Personal hygine berasal dari bahasa yunani yang berarti personal artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. • Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Wartono, 2004) • Dalam tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang dapat di lihat beberapa manfaat personal hygiene; 1. mencegah penularan penyakit dan juga kuman, perawatan kulit memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan dan dapat mempertahankan rentang berat, merasa nyaman dan sejahtra serta berpartisipasi dan memahami metode perawatan kulit. 2. mengurangi ekposur terhadap bahan kimia dan kotaminasi lainnya, 3. menghindari mengimbangkan alergi kulit, kondisi kulit, dan kepekaan kimia. (Potter & Perry 2005). untuk mempertahankan kebersihan diri yang baik, mandi salah satu cara menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak dan gatal-gatal, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, membuat individu merasa lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra diri individu. • Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi Dengan implementasi tindakan hygiene pasien (Potter & Perry, 2006) • Sedangkan memenuhi semua kebutuhan lansia Ada 3 sub tema yaitu perawatan secara fisik terhadap lansia, dukungan emosi terhadap lansia, serta peran kerjasama dan kepedulian Saat melakukan perawatan pada lansia. • (kemenkes RI, 2009) Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dirinya terkait makan, minum, buang air besar dan air kecil, mandi, berpakaian dan berhias. • Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2012). • Sedangkan jumlah lansia yang mengalami defisit perawatan diri menurut hasil wawancara dengan petugas kesehatan di puskesmas letwaru yaitu berjumlah 552 jiwa. Dari jumlah hasil wawancara dengan petugas puskesmas bahwa dalam 552 jiwa Lansia yang mengalami Defisit perawatan diri seperti Lansia mandi tetapi tidak gosok gigi, Lansia mandi tidak menggunakan sabun dan tidak dapat mencuci rambut, Lansia kurang memperhatikan kebersihan dalam pakaian yang di pakai dan kurang merawat diri yang lebih bersih, Lansia yang males dengan pembersihan tubuh dalam mandi (tidak menggunakan sabun dan bahan pembersih lainnya) dan Lansia tidak mampu melakukan kebersihan diri yang baik Dst. •Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian konsep keperawatan dengan penerapan prosedural tindakan personal hygiene: mandi pada lansia dengan Defisit perawatan diri di wilayah Kerja Puskesmas Letwaru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Asuhan Keperawatan pada lansia dengan Defisit Perawatan Diri. 2. Konsep Asuhan keperawatan Defisit perawatan diri 3. Konsep personal hygiene BAB III Metode penulisan RANCANGAN STUDI KASUS Rancangan studi kasus penelitian ini menggunakan dengan rancangan studi kasus deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Gustini, 2015).
SUBJEK STUDI KASUS
Dalam studi kasus ini subjek yang digunakan adalah klien lansia dengan lansia defisit perawatan diri di Wilayah Kerja Puskesmas Letwaru dengan kriteria NEXT ... 1. Kriteria Inklusi • Lansia yang mengalami Defisit Perawatan Diri • Lansia wanita mengalami personal hygiene;mandi. • Lansia bersedia menjadi subjek penelitian 2. Kriteria ekslusi • Lansia yang tinggal sendiri • Lansia yang mampu untuk mandi sendiri FOCUS STUDI KASUS Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah pemberian pendidikan kesehatan tentang personal hygiene pada lansia yang mengalami Defisit Perawatan Diri Di Wilayah Kerja Puskesmas Letwaru. DEFINISI OPERASIONAL • Asuhan keperawatan dengan prosedur tindakan personal hygiene: mandi pada lansia yang mengalami defisit perawatan diri adalah untuk memberikan bagaimana cara untuk tahapan mandi yang bersih itu seperti apa serta pemahaman pada lansia tentang pentingnya perawatan diri lainya. akan dilakukan selama 1 minggu dengan durasi 15-20 menit. • Lansia dengan Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan Personal Hygiene secara mandiri. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian • Penelitian dilakukan Di Wilayah Kerja Puskesmas Letwaru Kabupaten Maluku Tengah. Waktu Penelitian. • Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2020. PENGUMPULAN DATA • Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian studi kasus ini adalah dengan menggunakan pengkajian serta bagaimana tindakan atau prosedur untuk memandikan pasien dengan benar dan bersih, catatan anacdetol, dan Standar Operational Prosedure(SOP) memandikan pasien. PENYAJIAN DATA • Penyajian data ini di sesuaikan dengan desain studi kasus, data dapat disajikan secara tekstural atau narasi dan dapat pula disertai dengan ungkapan verbal dari responden sebagai data pendukung. • Pertimbangan etik dalam penelitian ini dilaksanakan dengan memenuhi prinsip-prinsip the Five Of Human Subjects in Research. Lima hak tersebut meliputi hak untuk self determination, hak terhadap privacy dan dignity, hak terhadap anonymity dan confidentially, hak untuk mendapatkan penanganan yang adil dan hak terhadap perlindungan dari ketidaknyamanan atau kerugian (Macnee, 2004). 1. Hak untuk self determination 2. Hak untuk privacy dan dignity, 3. Hak anonymity dan confidentially 4. Hak terhadap penanganan yang adil 5. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan. TERIMA KASIH