Anda di halaman 1dari 43

HIGHER CORTICAL FUNCTIONS

Aldy S. Rambe
Department of Neurology
University of Sumatera Utara, School of Medicine
S I  R

Integrasi semua impuls


afferen pada korteks serebri

Gangguan berupa: Bila terjadi ggn integrasi ,


1. Ggn orientasi terjadi :
2. Ggn ingatan Gangguan fungsi luhur
3. Ggn intelegensia (Gangguan fungsi kortikal)
4. Ggn kendali diri
(Gangguan kualitas kesadaran)
5. Ggn pertimbangan
AGNOSIA

Is the failure to perceive the nature and


meaning of a sensory stimulus when the
sensory pathway conveying it are intact.
Types of Agnosia

1. Visual agnosia
2. Auditory agnosia (pure word deafness)
3. Tactile agnosia (astereognosia)
4. Autotopagnosia
APRAXIA

 Is an inability to carry out a voluntary act that the


patient should know how to do, the nature of
which tha patients understand, in the absence of
paralysis, sensory loss, or ataxia.
ALEXIA AND AGRAPHIA

 Alexia  inability to read


 Agraphia  inability to write

 Agraphia is an element of the Gerstmann syndrome :


* right-left disorientation
* finger agnosia
* acalculia
*agraphia
AFASIA (DISFASIA)
Afasia adalah hilangnya atau terganggunya
kemampuan memproduksi dan/atau kemampuan
memahami bahasa lisan atau tulisan, yang disebabkan
oleh lesi otak yang didapat.

Aphasia may affect all components of verbal reception & expression :


* oral expression
* auditory comprehension
* visual reading
* visuomotor writing tasks
ETIOLOGI AFASIA

VITAMIN D

vaskuler infeksi
trauma/toksik anoksik
metabolik idiopatik
neoplastik degeneratif/demielinasi
GEJALA AFASIA

1.Gangguan ekspresi lisan


2. Gangguan pemahaman auditif
3. Gangguan ekspresi tertulis
4. Gangguan pemahaman membaca
KLASIFIKASI BOSTON

1. Dengan kemampuan pengulangan abnormal.


– Afasia Broca
– Afasia Wernicke
– Afasia konduksi
– Afasia global
2. Dengan kemampuan pengulangan yang utuh.
– .Afasia transkortikal campuran.
– .Afasia transkortikal motorik.
– .Afasia transkortikal sensorik.
– .Afasia anomik.
KLASIFIKASI BOSTON (lanjutan)

3. Gangguan modalitas tunggal bahasa.


– Afemia.
– Tuli kata murni.
– Aleksia tanpa agrafia.
4. Afasia subkortikal.
BEBERAPA CONTOH SINDROM AFASIA

1. Sindrom Afasia Broca


 Afasia motorik, afasia ekspresif atau afasia
motorik eferen.
 Lokasi Lesi fronto-parietal hemisfer kiri
(daerah suprasylvian, baik di operkulum maupun
insula).
 Bicara spontan tidak lancar, agrammatism.
 Gaya bicara “telegrafik“ ini disprosodi
BEBERAPA CONTOH SINDROM AFASIA

 Penderita juga mengalami kesulitan fonemis


parafasia literal.
 Afasia Broca sering disertai dengan apraksia
verbal artikulasi yang buruk
 kesulitan menemukan kata parafasia verbal.
Kemampuan meniru ucapan terganggu.
 Kemampuan menulis terganggu
BEBERAPA CONTOH SINDROM AFASIA

2. Sindrom Afasia Wernicke


 Afasia sensoris, afasia reseptif atau afasia akustis.
 Lokasi lesi posterior girus temporalis atas, di hemisfer
kiri.
 Penderita dapat berbicara secara lancar  parafasia verbal
dan juga mungkin literal.
 Gaya bicara paragrammatism
 Sering dijumpai logorrhoe.
 Pemahaman auditif sangat terganggu dan sepadan
dengan gangguan berbicara spontan.
 Kemampuan meniru sangat buruk.
BEBERAPA CONTOH SINDROM AFASIA

3. Sindrom Afasia Konduksi


 Afasia sentral atau afasia motorik aferen.
 Lesi pada fasikulus arkuatusnya terletak lebih ke anterior
 bicara yang kurang lancar dan penggunaan parafasia
literal
 Lesi yang terletak lebih keposterior pada fasikulus
arkuatus berbicara dengan lancar dan menggunakan
parafasia verbal.
 Secara umum bicara spontan hampir normal tapi
tersendat-sendat
 Membaca dengan pemahaman dan pemahaman auditif 
hampir normal
 Apraksia apraksia verbal, bukofasial, idiomotoris atau
konstruktif.
BEBERAPA CONTOH SINDROM AFASIA

4. Sindrom Afasia Global


 Afasia global afasia yang paling berat.
 Lokasi lesi fronto-temporo-parietal perisylvian hemisfer
kiri.
 Tidak adanya lagi bahasa spontan atau berkurang sekali
dan menjadi beberapa patah kata yang diucapkan secara
stereotipik.
 Pemahaman auditif sangat terganggu.
 Komprehensi menghilang atau sangat terbatas hanya
mengenal namanya saja atau satu dua patah kata.
 Meniru ucapan, membaca dengan bersuara dan menulis
tidak dapat dilakukan sama sekali.
 Fungsi berhitung, praksis atau gnosis dapat pula terganggu.
PEMERIKSAAN
Test Afasia klinis :
Bicara spontan, pengulangan, pemahaman
bahasa lisan, penamaan, membaca,menulis.
Test Afasia Formal :
 TADIR
 Test keping-36
 Test Boston
 AAT (Aachen Aphasie Test)
TERAPI

TUJUAN : memperbaiki kemampuan komunikasi


bukan hanya kemampuan berbahasa

TERAPI STANDAR : SPEECH THERAPY


modalitas terapi tertentu untuk gejala
afasia spesifik yg menjadi target

TERAPI FARMAKOLOGIS : ???? Ajuvan therapy


HOW IS DEMENTIA DEFINED ??

A.1.

Dementia is an
acquired loss of
cognitive function
due to an abnormal
brain condition.

Demensia
IN-ART-DWF-DC-D-04
DEMENSIA

Minimal melibatkan gangguan 2 fs berikut :

MEMORI + bahasa
fs visuospasial
kalkulasi
judgement
berpikir abstrak
problem solving skills
WHAT ARE THE CAUSES ??

 COMMON CAUSES :
Alzheimer’s disease, multi infarct or vascular
dementia , Lewy body dementia, pseudodementia.
 UNCOMMON CAUSES :
toxins, vitamin deficiencies, endocrine
disturbances, chronic metabolic conditions,
vasculopathies of the brain, structural
abnormalities, CNS infections
Faktor Resiko Demensia
Alzheimer’s Disease
DEMENSIA ALZHEIMER
 Dulu : Dx berdasarkan otopsi
 Sekarang :
klinis + pemeriksaan penunjang
akurasi 85 - 95%
Neuropathologic changes
characteristic of Alzheimer’s disease (AD)
Normal AD

AP NFT

AP=amyloid plaques
NFT=neurofibrillary tangles Courtesy of Grossberg G, St. Louis University
Neurobiology of behavioural
symptoms in AD
-amyloid
accumulation

Cell death

Neuritic Neurotransmitter Neurofibrillary


plaques changes tangles

Limbic and Limbic and


Neocortex
neocortex neocortex

Cognitive Cognitive impairment Behavioural


impairment Mood changes changes
Behavioural changes
Courtesy of J Cummings, UCLA
PROSEDUR DIAGNOSTIK

SKRINING :
 Anamnesa riwayat perjalanan penyakit
 Test psikometrik/neuropsikologis
DIAGNOSTIK :
 Konfirmasi (neurolog, psikiater,
geriatrist)
 Pemeriksaan penunjang (lab, radiologi, dll)
 Rencana penatalakasanaan
Who is going to be screened ??

“Screening for cognitive


impairment among
asymptomatic persons
is not recommended “

(WHO Technical Report Series


730)
SCREENING INSTRUMENTS IN
DIAGNOSING DEMENTIA

 Mini Mental State Examination (MMSE)


 Clock Drawing Test
 Functional Activities Questionnaires (FAQ)
 Geriatric Depression Scale
 Ischemic Hachinski Score
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)
Sumber : POKDI FUNGSI LUHUR PERDOSI (modifikasi FOLSTEIN)

Nama Pasien : (Lk/Pr) Umur : Pendidikan Pekerjaan


Riwayat Penyakit : Stroke ( ) DM ( ) Hipertensi ( ) Peny. Jantung ( ) Peny Lain
Alasan diperiksa : Pemeriksa : Tgl :

Item Tes Nilai Nilai


Mak.
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa ? 5
2 Kita berada dimana ? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai kamar) 5

REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda (Apel, Meja, Koin), tiap benda 1 detik, pasien disuruh 3
mengulang ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi
sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan

ATENSI DAN KALKULASI


4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 5
jawabab. Atau disuruh mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang
benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw = 2 nilai )

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3

BAHASA
6 Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) 2
7 Pasien disuruh mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 1
8 Pasien disuruh melakukan perintah “Ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah 3
menjadi dua dan letakkan di lantai
9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkanlah mata anda” 1
10 Pasien disuruh menulis dengan spontan 1
11 Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini 1

Total 30

Skor : Nilai : 24 – 30 : Normal


Nilai : 17 – 23 : Probable gangguan kognitif
Nilai : 0 – 16 : Definite gangguan kognitif
CLOCK DRAWING TEST

 To assess :
 Executive functions(frontal lobe)
 Visuospatial (parietal lobe)
 Method :
 Ask the patient to draw a clock
 Place the numbers in correct place
 Ask the patients to draw clock hands that
shows ten minutes pass eleven
CLOCK DRAWING TEST (cont.d)

Lingkaran tertutup Skor


1
Meletakkan angka Skor
pada posisi yang benar 1

Memasukkan semua Skor


angka 12 1
Meletakkan jarum Skor
pada posisi yang benar 1
Examples of Clock Drawing

Adequate clock. Reversed numerals &


incorrect hand placement.
Diagnosing AD

There is currently no single test that accurately


diagnosesAlzheimer's disease, so doctors use a variety of
assessments and laboratory measurements to make a
diagnosis

Medical history

Physical examination
Standard laboratory tests

Neuropsychological testing
Brain-imaging scan
NINCDS-ADRDA Alzheimer's Criteria
Definite Alzheimer's disease:
probable Alzheimer's disease + histopathologic evidence of AD via
autopsy or biopsy.
Probable Alzheimer's disease:
established by clinical and neuropsychological examination. Cognitive
impairments also have to be progressive and be present in two or more
areas of cognition.
Possible Alzheimer's disease:
dementia syndrome with an atypical onset, presentation or progression;
and without a known etiology; but no co-morbid diseases capable of
producing dementia are believed to be in the origin of it.
Unlikely Alzheimer's disease:
dementia syndrome with a sudden onset, focal neurologic signs, or
seizures or gait disturbance early in the course of the illness.
MANAGEMENT OF AD
 Managing the family
 Managing the environment
 Managing the patient
NON PHARMACOLOGICAL
TREATMENT
 Train and support the family or caregiver
 Environment intervention : physical,
temporal, sleep hygiene, deficits
controlling, balance and healthy diet
 Behavior management : specific adaptation
and modification for every single case.
PHARMACOLOGICAL
TREATMENT OF AD
DRUGS MECHANISM OF ACTION
choline, lecithine precursor loading
besipirdine, linopirdine neurotransmitter release

tacrine, donepezil AchE transferase inhibitor


rivastigmine, galanthamine

milameline, talsaclidine muscarinic agonists


xanomeline
Man cannot discover new oceans,
unless he has the courage to loose sight of the shore.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai