Anda di halaman 1dari 49

LONGCASE

KATARAK

Oleh:
Kholifatul Ulya

KEPANITERAAN KLINIK ILMU MATA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH
PERIODE 23 SEPTEMBER- 25 OKTOBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
LAPORAN KASUS

1.Identitas Pasien
Nama : Ny. M
No. RM : 01134377
Usia : 71 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Condet
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Menikah
2.Anamnesis
•Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan
pasien di Poli Mata RSUD Budhi Asih pada hari Kamis, 10
Oktober 2019 pukul 10.00 WIB
•Keluhan utama
Silau pada mata kanan sejak 1 bulan SMRS
• Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh silau pada mata kanan sejak 1 bulan yang
lalu. Pasien juga mengatakan bahwa silau ketika melihat pada siang
hari dan kalau terkena sinar yang langsung mengarah ke mata.
Keluhan lain didapatkan mata sering berair. Sebelumnya pasien sudah
melakukan operasi katarak mata kiri pada 6 November 2018 di RSUD
Budhi Asih. Pada mata kiri ini pasien tidak mengalami keluhan setelah
menjalani operasi.
Pasien mengeluhkan rasa bergoyang ketika berjalan, tidak ada
riwayat sakit kepala, mual, muntah, trauma pada mata atau terkena
cairan dan bahan kimia pada mata. Pasien tidak mengeluhkan adanya
nyeri atau mengganjal seperti ada benda asing atau kotoran mata.
• Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi. Riwayat penyakit
diabetes melitus, asma,alergi, penyakit jantung dan
ginjal disangkal.
• Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengaku terdapat riwayat hipertensi dan
diabetes melitus pada keluarga pasien yaitu adik pasien.
• Riwayat lingkungan dan kebiasaan
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga dengan 4 orang
anak, pasien tinggal bersama suami dan anaknya. Sehari- hari
pasien melakukan aktivitas dirumah, seperti memasak,
membersihkan rumah dan mengaji di masjid dekat rumah.
Pasien tidak merokok
• Riwayat pengobatan
Pasien sudah pernah melakukan operasi pada mata
kiri , untuk mata kanan pasien sudah diberikan catarlent,
timol, glaupen, glauseta, dan KSR.
• 3.Pemeriksaan Fisik
• a.Status generalis
• Keadaan umum
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
• Tanda Vital
Tekanan darah : 140/90
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5
Pernapasan : 16x/menit
OD OS

6/18 ph(-) 6/12 ph(-)

Ortophoria Kedudukan Bola Mata Ortophoria

Pergerakan Bola Mata

Bebas kesegala arah Bebas kesegala arah

Hiperemis (-) Palpebra Superior Hiperemis (-)

Edema (-) Edema (-)

Massa (-) Massa (-)

Sikatriks (-) Sikatriks (-)

Ektropion (-) Ektropion (-)

Entropion (-) Entropion (-)

Ptosis (-) Ptosis (-)

Lagoftalmus (-) Lagoftalmus (-)

Trikiasis (-) Trikiasis (-)

Distrikiasis (-) Distrikiasis (-)


ropi ropi
on (- on (-
)Ent )Ent
ropi ropi
on (- on (-
)He )He
mato mato
m (- m (-
)Tri )Tri
kiasi kiasi
s (- s (-
)Dist )Dist
rikia rikia
sis (- sis (-
) )

Hiperemis (-) Palpebra inferior Hiperemis (-)

Edema (-) Hipe


remi
s (-
)Ben
da
asin
g (-
)Foli
Konj
ungti
vas
Tars
alis
Supe
rior
Hipe
remi
s (-
)Ben
da
asin
g (-
)Foli
Edema (-)
kel kel
(- (-
)Sek )Sek
ret ret
(- (-
)Pap )Pap
il (-) il (-)

Ektropion (-) Ektropion (-)


Inje Konj Inje
ksi ungti ksi
epis va epis
kler Bulb kler
a i a

Entropion (-) Entropion (-)


(+)J (+)J
arin arin
gan gan
fibro fibro
vask vask
ular ular
(-) (-)

Hematom (-) Hipe


remi
s (-
)Ben
da
asin
g (-
Konj
ungti
va
Tars
alis
Infe
rior
Hipe
remi
s (-
)Ben
da
asin
g (-
Hematom (-)
)Sek )Sek
ret ret
(- (-
)Las )Las
erasi erasi
(- (-
)Ma )Ma
ssa ssa
(- (-
)Pap )Pap

Trikiasis (-) il (-
)Foli
kel
(-)
il (-
)Foli
kel
(-)
Trikiasis (-)

Distrikiasis (-) Jerni


h
Kor
nea
Jerni
h
Distrikiasis (-)
Ben Ben
da da
asin asin
g (- g (-
)Sik )Sik
atrik atrik
(- (-
)Infi )Infi
ltrat ltrat
(-) (-)

Hiperemis (-) Konjungtivas Tarsalis Hiperemis (-)


Dan CO Dan
gkal A gkal
Hipo Hipo
pion pion
(- (-

Benda asing (-) Superior Benda asing (-)


)Hif )Hif
ema ema
(- (-
)Sel )Sel
(- (-
)Flar )Flar
e (-) e (-)

Folikel (-) Folikel (-)


War Iris War
na na
cokl cokl
at at
Krip Krip
ta ta
baik baik
Sine Sine
kia kia
(- (-
)Aro )Aro
fi (- fi (-
)Irid )Irid
odial odial
isis isis
(-) (-)

Sekret (-) Sekret (-)


Bula Pupil Bula
t t
Isok Isok
or or

Papil (-) Papil (-)


Refl Refl
eks eks
caha caha
ya ya
lang lang
sung sung
(+)R (+)R
efle efle
ks ks
caha caha
ya ya
tidak tidak
lang lang
sung sung
(+) (+)

Injeksi episklera (+) Konjungtiva Bulbi Injeksi episklera (+)


Ker Lens Jerni
uh a h,
seba IOL
gian

Jaringan fibrovaskular (-) Shad


ow
test
(+)
Jaringan fibrovaskular (-)
Jerni Vitr Jerni
h eous h
Hum
or
Sulit Fund Sulit
dinil usko dinil
ai pi ai

Hiperemis (-) Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-)


29,8 TIO 16

Sam Tes Sam


a konf a
deng ront deng
an asi an
pem pem
eriks eriks
a a

Benda asing (-) Inferior Benda asing (-)

Sekret (-) Sekret (-)

Laserasi (-) Laserasi (-)

Massa (-) Massa (-)

Papil (-) Papil (-)

Folikel (-) Folikel (-)

Jernih Kornea Jernih

Benda asing (-) Benda asing (-)

Sikatrik (-) Sikatrik (-)


B P B
ul up ul
at il at
Is Is
ok ok
or or
R R
efl efl
ek ek
s s
ca ca
ha ha
ya ya
la la
ng ng
su su
ng ng
(+ (+
)R )R
efl efl
ek ek
s s
ca ca
ha ha
ya ya
tid tid
ak ak
la la
ng ng
su su
ng ng
(+ (+
) )

K L Je
er en rn
uh sa ih,
se I
ba O
gi L
an
S
ha
do
w
te
st
(+
)

Je Vi Je
rn tre rn
ih ou ih
s
H
u
m
or

S F S
uli un uli
t du t
di sk di
nil op nil
ai i ai

29 TI 16
,8 O
Sa T Sa
m es m
a ko a
de nf de
ng ro ng
an nt an
pe as pe
m i m
eri eri
ks ks
a a
• Profil pasien
5.Resume
Seorang perempuan usia 71 tahun datang berobat dengan keluhan
silau pada mata kanan sejak 1 bulan SMRS. Silau dirasakan
terutama pada siang hari, sudah dilakukan operasi
phacoemulsification +IOL pada mata kiri 6 November 2018, pasien
memiliki riwayat hipertensi, diabetes melitus dan penyakit jantung,
ginjal disangkal. Pasien tidak merokok. Adik kandung pasien
memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus. Ketika dilakukan
pemeriksaan tekanan bola mata kanan didapatkan 29,8. Pasien
menggunakan obat tetes mata catarlent, timol, glaupen, glausetta
serta KSR.
Pada pemeriksaan fisik, tanda vital didapatkan hipertensi. Pada
pemeriksaan status oftalmologi didapatkan visus OD 6/18 dan OS
6/12, pada lensa OD didapatkan kekeruhan dan shadow test (+).
6.Diagnosis kerja
– Katarak imatur OD
– Glaukoma OD
– Pseudofakia OS
7.Tatalaksana
Terapi definitive
Melakukan tindakan pembedahan dengan teknik
phacoemulsification dikarenakan kondisi katarak pasien yang
berada pada stadium imatur, dan dengan teknik ini
menggunakan sayatan yang lebih kecil dibandingkan teknik
lain. Lalu dilakukan implantasi lensa intraokular, karena
sudah memenuhi indikasi penurunan dari tajam penglihatan
pasien telah menurun hingga mengganggu kegiatan sehari-
hari.
• Medikamentosa
- Catarlent eye drop 4x1 OD
- Timol 0,5% eye drop 2x1 OD
- Glaopen eye drop 1x1 OD
- Glauseta 2x1
- KSR 1x1
Nonmedikamentosa
Mengedukasi pasien untuk menggunakan kacamata saat
berada di luar rumah agar mengurangi paparan sinar matahari,
kontrol kembali ke Poli Mata RSUD Budhi Asih untuk
melakukan persiapan operasi dan melakukan penjadwalan
operasi jika pasien menyetujui dan TIO sudah stabil.
8.Prognosis
– Ad vitam : ad bonam
– Ad functionam : ad bonam
– Ad sanationam : ad bonam
BAB II
ANALISA KASUS

1. Seorang perempuan berusia 71 tahun datang ke Poli


Mata RSUD Budhi Asih dengan keluhan silau pada
mata kanan sejak kurang lebih 1 bulan SMRS dan tidak
disertai dengan mata merah pada mata pasien.
Gangguan penglihatan pada pasien ini disimpulkan
masuk ke dalam kategori keadaan mata tenang visus
turun perlahan.
2. Visus pasien OD adalah 6 / 18 yang diartikan bahwa
pasien dapat membaca huruf pada kartu Snellen pada
jarak 6 meter sedangkan orang normal dapat membaca
huruf pada kartu Snellen pada jarak 18 meter
3. Visus pasien OS adalah 6/12 yang diartikan bahwa
pasien dapat membaca huruf pada snellen pada jarak 6
meter sedangkan orang normal dapat membaca
snellen pada jarak 12 meter.
4. Faktor resiko yang pasien miliki adalah faktor usia,
dimana pasien sekarang sudah berusia 71 tahun.
Kekeruhan lensa dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu : kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat
proses penuaan yang diakibatkan penurunan fungsi
pompa aktif Na-K-ATPase pada epitel lensa sehingga
metabolisme air dan elektrolt yang terdapat pada lensa
tidak seimbang dan menyebabkan terjadinya kekeruhan
lensa.
5. Lensa keruh OD pada sebagian lensa disertai dengan
hasil shadow test positif yang dimana terdapat
bayangan irsi pada lensa yang keruh. Menunjukkan
mata kanan pasien mengalami katarak senilis imatur,
selain itu untuk visus nya, visus saat pemeriksaan
pasien didapatkan 6/18 sehingga mengacu pada
tinjauan pustaka bahwa visus 6/18 merupakan indikator
untuk menegakkan diagnosis katarak imatur.
6. Pada TIO pasien pada mata kanan sebesar 29,8 yang
mengindikasikan terjadinya glaukoma
7. Pada pasien ini diberikan obat tetes mata Catarlent yang
mengandung kalium iodide 5 mg yang dimana dapat
mengaktifkan atau merangsang terjadinya metabolisme
pada lensa, dan juga dapat memperlambat peningkatan
terjadinya kekeruhan dan degradasi penglihatan. Pasien ini
juga diberikan obat tetes mata glaopen yang mengandung
latanoprost 0,05 mg digunakan untuk menurunkan tekanan
intraokular. Diberikan juga obat minum glauseta yang
mengandung acetazolamide untuk menurunkan tekanan
intraokular. Serta diberikan timol 0,5% merupakan beta
bloker yang dapat menurunkan TIO dan produksi aquous
humor.
8. Tindakan definitive yang dilakukan kepada pasien
adalah operasi katarak dengan menggunakan Teknik
phacoemulsification dikarenakan dengan menggunakan
Teknik ini kelebihan yang dimiliki adalah penyembuhan
luka yang cepat, perbaikan penglihatan yang lebih baik dan
tidak menimbulkan adanya astigmatisme pasca bedah,
selain itu juga dapat mengontrol kedalaman kamera okuli
anterior serta memiliki efek pelindung terhadap tekanan
positif viterus. Tindakan bedah dilakukan karena sudah
masuk ke dalam indikasi optic yaitu terjadi penurunan dari
tajam penglihatan pasien telah menurun hingga
mengganggu kegiatan sehari-hari.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Lensa
• Jaringan transparan,avaskular,bikonveks
(cembung) dengan diameter 9mm tebal
5mm .
• Lensa terdiri dari :
Kapsul
Korteks
Nukleus
• Posisinya disangga oleh serat Zonula
Zinii
Anatomi Lensa
Anatomi Lensa
HISTOLOGI
KATARAK
Definisi
• Setiap keadaan kekeruhan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau keduanya .
Epidemiologi
• WHO : katarak merupakan penyebab
kebutaan nomor 1 di dunia.
• Hasil survei kebutaan tahun 2013-2014
didapatkan prevalensi kebutaan usia
>50th dengan penyebab utama katarak
71%
• Prevalensi katarak kongenital berkisar 2-4
setiap 1000 kelahiran
Etiologi
• Proses degenerasi
• merokok
• alkohol
• polusi
• paparan sinar uv
• DM
Klasifikasi
• Berdasarkan • Berdasarkan
etiologi: morfologi:
– Katarak primer – Insipien
– Katarak sekunder – imatur
• Berdasarkan onset: – matur
– Katarak kongenital – hipermatur
– Katarak Juvenile
– Katarak Senilis
Katarak Kongenital
• Katarak kongenital merupakan katarak
yang mulai terjadi sebelum atau segera
setelah bayi lahir dan bayi berusia kurang
dari satu tahun.
• Gejala :bercak putih pada pupil disebut
leukokoria, penglihatan berkurang, cahaya
tidak dapat melalui lensa.
Katarak juvenile
•Katarak yang terdapat pada orang muda,
katarak ini mulai terbentuk pada usia kurang
dari 9 tahun.
•Biasanya merupakan penyulit penyakit
sistemik ataupun metabolik.
Katarak Presenilis
• Merupakan kekeruhan pada lensa yang
terjadi pada usia antara 40-50 tahun.
Katarak ini disebabkan karena komplikasi
dari penyakit sistemik atau metabolic,
traumatic dan penggunaan kortikosteroid
jangka panjang, bukan karena proses
degenerasi.
Katarak senilis
• Katarak akibat proses degenerasi bersifat
progresif,dan pada umumnya mulai timbul
pada umur 50 tahun ke atas.
katarak insipien
Patofisiologi
Perubahan protein pada lensa menjadi protein
tidak larut dalam air menyebabkan koagulasi
protein dan terbentuk partikel protein yang lebih
besar, pembentukan protein dengan berat molekul
yang tinggi tersebut dapat mengakibatkan
perubahan indeks refraksi lensa dan mengurangi
transparansi lensa dengan mengubah warna lensa
menjadi kekuningan atau coklat.
Manifestasi klinis
• Pandangan seperti • Diplopia
berkabut • Penglihatan di
• Penglihatan kabur malam hari sedikit
perlahan berkurang
• Tidak nyeri • Sering berganti-
• Silau ganti kacamata
• Sukarmengendarai
kendaraan malam
hari
Penegakan diagnosis
•Pemeriksaan tajam penglihatan
•Shadow test
•Pemeriksaan dengan menggunakan
ophthalmoskop langsung
•Pemeriksaan dengan menggunakan slit-
lamp
Tata Laksana
• Ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK)
pengeluaran isi lensa dengan memecah kapsul
lensa anterior sehingga massa lensa & korteks
dapat keluar, kemudian dikeluarkan melalui
insisi 9-10mm, lensa okular diletakkan pada
kapsul posterior.
• Ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK)
pengeluaran seluruh lensa bersama kapsul.

• Fakoemulsifikasi
pembedahan dengan vibrator ultrasonik untuk
menghancurkan nukleus yang kemudian diaspirasi
melalui insisi 2,5-3mm, dan kemudian dimasukkan
lensa intraokular yang dapat dilipat.
• Small incision cattaract surgery (SICS)
pada EKEK telah dikembangkan menjadi suatu teknik
operasi dengan irisan yang sangat kecil pada skleral
sekitar 7-8mm dan hampir tidak memerlukan jahitan
Komplikasi
selama operasi setelah operasi
1. Pendangkalan 1. edema kornea
COA 2. endoftalmitis
2. Nukleus drop 3. perdarahan
3. Ruptur Capsul
posterior
• Glaukoma sekunder
merupakan peningkatan tekanan intraokuler
yang disebabkan oleh kelainan mata atau
kelainan diluar mata yang menghambat
aquos out flow
Glaukoma akibat kelainan lensa
1. Dislokasi lensa
Lensa dapat mengalami dislokasi akibat trauma atau secara
spontan, misalnya pada sindrom marfan. Dislokasi anterior
dapat menimbulkan sumbatan pada apertura pupil yang
menyebabkan iris bombe dan penutupan sudut.
2.Intumesensi lensa
Lensa dapat menyerap cukup banyak cairan sewaktu
mengalami perubahan- perubahan katarak sehingga ukuran
membesar secara bermakna. Lensa ini kemudian dapat
melanggar batas bilik mata depan, menimbulkan sumbatan
pupil dan pendesakan sudut, serta menyebabkan glaukoma
sudut tertutup. Terapi berupa ekstraksi lensa segera.
BAB IV
KESIMPULAN
• Katarak merupakan penyebab terbanyak kebutaan di
dunia. Katarak adalah perubahan lensa mata yang
semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh,
sehingga cahaya sulit mencapai retina akibatnya
pengelihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara
perlahan-lahan sehingga pengelihatan penderita
terganggu secara berangsur. Proses terjadiya katarak
sangat berhubungan dengan faktor usia. Meningkatnya
usia harapan hidup juga berperan dalam hal
meningkatnya penderita buta katarak.

Anda mungkin juga menyukai