Anda di halaman 1dari 17

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi


dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir (Sofian, 2012).
Etiologi
Prematur murni dapat disebabkan oleh:
 Faktor Ibu.
-Umur (< 20 tahun).
-Riwayat kehamilan tak baik.
-Rahim abnormal.
-Jarak kelahiran terlalu dekat.
-BBLR pada anak sebelumnya.
-Malnutrisi sebelum hamil (pertambahan berat badan kurang selama hamil).
-Kebiasaan tidak baik (pengobatan selama hamil, merokok, alkohol, radiasi).
-Faktor lain bekerja berat saat hamil
 Faktor Plasenta
-Penyakit vaskuler.
-Kehamilan ganda.
-Tumor.
 Faktor Janin
-Prematur.
-Hidramnion.
-Kelainan kromosom.
-Malformasi.
-Kehamilan ganda(gemeli).
Klasifikasi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi :

 Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan.


Yaitu bayi pada kehamilan masa gestasi < 37 minggu (259 hari)
 Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur
kehamilan.
 Retardasi pertumbuhan intra uterin(IUGR).
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan reandah dan tidak
sesuai dengan kehamilan.
 Light for date sama dengan small for date.
 Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan.
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan atau bayi-bayi
yang lahir dengan BB tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
Tanda dan Gejala/ Manifestasi klinis.
 Sebelum bayi lahir.
-pada anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus
prematuros dan lahir mati
-pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan
janin lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
-pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut
yang seharusnya
-pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan

 Setelah bayi lahir


-bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
-bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
-bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, tangis lemah,
pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea, refleks
menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna.
-bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya.
patofisiologis
Semakin kecil dan semakin prematur bayi itu maka semakin tinggi
risiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah
gizinya . Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral, seperti zat besi,
kalsium, fosfor dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
Dengan demikian bayi preterm mempunyai peningkatan potensi
terhadap hipoglikemia, rikets dan anemia.
Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan.
Koordinasi antara isap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk
mencegah aspirasi pneumonia, belum berkembang dengan baik sampai
kehamilan 32-42 minggu. Penundaan pengosongan lambung dan
buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm. Kurangnya
kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih
sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorbsi lemak , dibandingkan bayi aterm. Produksi amilase
pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
dan karbohidrat juga menurun. Kadar laktase juga rendah sampai
sekitar kehamilan 34 minggu. Paru-paru yang belum matang dengan
peningkatan kerja bernafas dan kebutuhan kalori yang meningkat.
Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral.
Potensial untuk kehilangan panas akibat luasnya permukaan tubuh
dibandingkan dengan berat badan, dan sedikitnya lemak pada jaringan
bawah kulit memberikan insulasi. Kehilangan panas ini meningkatkan
keperluan kalori (Moore, 2010).
pathway
komplikasi
 Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas).
 Hipoglikemi simtomatik.
 Asfiksis neonatorum
 Penyakit membran hialin.
 Hiperbilirubinemia (Anonymous, 2010).

Penatalaksanaan
 Beri oksigen melalui pipa nasal atau nasal prongs jika terdapat salah satu
tanda hipoksemia.
 Suhu
Pertahankan suhu inti tubuh sekitar 36.5 – 37.50 C dengan kaki tetap hangat
dan berwarna kemerahan.
 Cairan dan pemberian minum
Jika mungkin berikan cairan IV 60 mL/kg/hari selama hari pertama
kehidupan.
 Antibiotika dan Sepsis
Prognosis
Prognosis bayi dengan berat badan lahir
rendah ini tergantung dari berat ringannya
masalah perinatal, misalnya masa gestasi (makin
muda masa gestasi/ makin rendah berat badan
bayi makin tinggi angka kematian),
asfiksia/iskemia otak, sindroma gangguan
pernafasan, perdarahan intra ventrikuler, dislasia
bronkopulmonal, retrorental fibroplasias, infeksi,
gangguan metabolic, (asidosis, hipoglikemia,
hiperbilirubinemia).
Prognosis ini juga tergantung keadaan sosial
ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan
saat kehamilan, persalinan, dan postnatal,
(Anonymous, 2010).
Pengkajian
 Biodata klien
 Orang tua (penanggungjawab)
 Riwayat Kesehatan
Riwayat antenatal :
-Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi
buruk,merokok, ktergantungan obat-obatan,DM,
penyakit kardiovaskuler dan paru.
-Kehamilan dengan resiko persalinan preterm
-Riwayat komplikasi persalinan
-Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta
maupun plasenta previa.
-Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan,
karena pemakaian obat penenang (narkose) yang
dapat menekan system pusat pernafasan.
Riwayat post natal
-Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua (0-3), asfiksia
berat (4-6), asfiksia sedang (7-10) asfiksia ringan.
-Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk aterm 2500 gram,
LK kurang atau lebih dari normal (34-36)
-Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointestinal, muntah, aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
-Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :
frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.
-Latar belakang sosial budaya
-Hubungan psikologis
-Keadaan umum
-Tanda tanda vital
Suhu normal bayi (36 C-37,5C), nadi normal (120-140 x/m), respirasi normal
pada bayi (40-60 x/m), sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering
tidak teratur.
-Pemeriksaan cepalo caudal
Diagnosa

 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan maturitas otot-


otot pernafasan dan penurunan ekskresi paru
 Diskontinuitas pemeberian asi berhubungan dengan
prematuritas
 Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan
prematuritas, ketidakadekuatan/imatur aktivitas peristaltik
didalam sisitim gastrointestinal
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan menerima nutrisi,
imaturitas peristaltik gastrointestinal
 Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan
kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan
lemak subkutan
 Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis tidak
adekuat
 Ikterus neonatus berhubungan dengan bilirubin tak
terkonjunggasi dalam sirkulasi
Perencanaan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan maturitas otot-otot pernafasan dan
penurunan ekskresi paru

NOC NIC
Respiratory status : Ventilation Airway Management
1. Suara nafas yang bersih,tidak ada 1. Posisikan pasien untuk
sianosis dan dyspneu memaksimalkan (Tempatkan
2. Menunjukan jalan nafas yang paten kepala pada posisi hiperekstensi)
(irama nafas,frekuensi pernafasan ventilasi.
dalam rentang normal,tidak ada 2. Identifikasi pasien perlunya
suara nafas abnormal) pemasangan alat jalan nafas
3. RR 30-60x/mn buatan.
3. Auskultasikan suara nafas,catat
adanya suara tambahan.
4. Monitor respirasi dan status O2 .
5. Monitor sianosis perifer.
6. Monitor dengan teliti hasil
pemeriksaan gas darah
7. Beri O2 sesuai program dokter
2. Diskontinuitas pemeberian asi berhubungan dengan prematuritas

NOC NIC
Breasfeeding Interuped Bottle Feeding
1. Menyusui secara mandiri 1. Posisikan bayi semi-flowler
2. Tetap mempertahankan laktasi 2. Letakan pentil dot diatas lidah bayi
3. Pertumbuhan dan perkembangan 3. Monitori atau evaluasi reflek
bayi dalam batas normal menelan sebelum memberikan
susu
4. Instruksikan dan demonstrasikan
kepada orang tua teknik
membersihkan mulut bayi setelah
bayi diberikan susu
3. Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan
prematuritas, ketidakadekuatan/imatur aktivitas peristaltik didalam
sisitim gastrointestinal

NOC NIC
Gastrointestinal Function Bowel incontinence care
1. Tidak ada distensi abdomen 1. Monitor TTV
2. Tidak ada kram abdomen 2. Monitor status cairan dan elektrolit
3. Tidak ada nyeri abdomen 3. Monitor bising usus
4. Kaji tanda-tanda gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
(membran mukosa
kering,sianosis,jaundice)
Evaluasi
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan maturitas otot-
otot pernafasan dan penurunan ekskresi paru
-Mampu mengeluarkan sputum,mampu bernafas dengan
mudah,tidak ada pursed lips.
-Klien tidak merasa tercekik,irama nafas,frekuensi pernafasan dalam
rentang normal,tidak ada suara nafas abnormal.
-Tanda-tanda vital dalam rentang normal (Nadi, pernafasan, suhu)

 Diskontinuitas pemberian asi berhubungan dengan prematuritas


-Pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas normal
-Dapat menyusui secara mandiri
-Dapat mempertahankan laktasi
 Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan
prematuritas, ketidakadekuatan/imatur aktivitas peristaltik didalam
sisitim gastrointestinal
-Tidak ada nyeri abdomen
-Tidak ada distensi abdomen
-Tidak ada kram abdomen
-Tanda-tanda vital dalam batas normal
-Tidak ada gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Anda mungkin juga menyukai