Alergi Susu Sapi
Alergi Susu Sapi
• Nama: Al Naira
• Jenis kelamin: Perempuan
• Tanggal lahir: 10-11-2019
• Alamat: sudirman
ANAMNESIS
Alergi susu sapi (ASS) adalah suatu reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai secara imunologis
terhadap protein susu sapi. (IDAI)
Insidensi ASS 2-7.5% dan reaksi terhadap susu sapi masih mungkin terjadi pada 0.5% pada bayi yang
mendapat ASI ekslusif.
Sebagian besar reaksi alergi susu sapi diperantarai oleh IgE dengan insidens 1.5%, sedangkan sisanya adalah
tipe non-IgE.
Gejala yang timbul sebagian besar adalah gejala klinis yang ringan sampai sedang, hanya sedikit (0.1-1%)
yang bermanifestasi klinis berat.
Proktokolitis adalah radang mukosa kolon memanjang hingga 12 cm di atas anus.
KLASIFIKASI
IgE mediated
ASS yang diperantarai oleh IgE.
Gejala klinis timbul dalam waktu 30 menit – 1 jam. Dapat timbul adalah urtikaria, angioedema, ruam kulit,
dermatitis atopik, muntah, nyeri perut, diare, rinokonjungtivitis, bronkospasme, dan anafilaksis.
Non-IgE mediated
ASS yang tidak diperantarai oleh igE, tetapi oleh IgG.
Gejala timbul lebih lambat (>1 jam). Manifestasi klinis yaitu allergic eosinophilic gastroenteropathy, kolik,
enterokolitis, proktokolitis, anemia, dan gagal tumbuh.
ETIOLOGI
PATOGENESIS
GEJALA KLINIK
Tidak ada gejala yang patognomonik untuk ASS. Gejala akibat ASS antara lain pada:
GIT (50-60%), kulit (50-60%), dan sistem pernapasan (20-30%).
Gejala ASS biasanya timbul sebelum usia 1 bulan dan muncul dalam 1 minggu setelah mengkonsumsi protein susu
sapi. Gejala klinis akan muncul berupa reaksi cepat atau reaksi lambat setelah mengkonsumsi protein susu sapi.
Pendekatan diagnosis utnuk ASS tipe IgE-mediated adalah dengan melihat gejala klinis dan dilakukan uji IgE spesifik
(uji tusuk kulit atau uji RAST).
Pendekatan diagnosis untuk alergi susu sapi yang diperantarai non IgE-mediated adalah dengan riwayat alergi
terhadap protein susu sapi, diet eliminasi, uji provokasi makana, da kadang-kadang dibutuhkan pemeriksaan
tambahan seperti endoskopi dan biopsi.
DIAGNOSIS
1gE spesifik
Uji tusuk kulit (Skin prick test)
Uji tusuk dilakukan di volar lengan bawah atau punggung. Batasan usia terendah adalah 4 bulan. Bila positif kemungkinan ASS
sebesar <50%, bila negatif berarti ASS yang diperantarai IgE dapat disingkirkan karena nilai duga negatif sebesar >95%.
IgE RAST (Radio Allergo Sorbent Test)
Sensitivitas dan spesifitas sama dengan uji tusuk kulit. Tdiak dapat dilakukan karena adanya lesi kulit yang luas di daerah
pemeriksaan dan bila penderita tidak bisa lepas minum obat antihistamin. Kadar serum IgE spesifik antibodi untuk susu sapi
dinyatakan positif jika > %kIU/L pada anak usia ≤2 tahun dan >15 kIU/L pada anak usia >2 tahun. Nilai duga positif <53% dan
nilai duga negatif 95%, sensitivitas 57% dan spesifitas 94%.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji eliminasi dan provokasi
Persiapan Uji Provokasi
Penghindaran makanan tersangka minimal 2
Uji eliminasi ASS ringan-sedang diberikan susu EEF dan minggu atau lebih.
ASS berat diberikan susu AAF.
Penghindaran antihistamin.
Setelah eliminiasi 2-4 minggu (tergantung berat- Penghindaran bonkodilator, cropmolyn, nedocromil
ringannya gejala) dan gejala klinis membaik—> uji
provokasi dengan CMP dan steroid inhalasi 6-12 jam sebelum provokasi
dilakukan.
Gejala ASS berat uji provokasi dilakukan di Rumah Sakit
dengan pemantauan dokter.
Tersedia obat untuk mengatasi reaksi anafilaksis
yang mungkin akan timbul.
Bila positif suspek CMPA eliminsasi CMP,
Pasien dipuasakan 2-3 jam sebelum provokasi
Selanjutnya berikan extensively hydrolyzed formula
(EEF) dan amino acid formula (AAF) selama 9-12 bulan. dilakukan.
Dosis pertama harus lebih kecil dari dosis yang
Negatif, selama 3 hari tidak timbul gejala selama 1
minggu diberikan diet normal dengan observasi menyebabkan gejala alergi, maksimum 400mg.
kemungkinan timbulnya reaksi atopi orang tua untuk Dosis total 8-10gram dalam bentuk kering.
melihat kemungkinan timbulnya reaksi atopi lambat, Pasien harus diobservasi sampai 2 jam setelah
setelah beberapa hari. diadakan provokasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sekunder
Pada anak yang sudah diketahui terjadi CMPA
Pemeriksaan pemeriksaan IgE spesifik dalam darah perifer atau tali pusat
atau SPT
Menghindar CMP
Pemberian pHF atau eHF atau susu kedelai
Tertier
Sudah mengalami sensitasi dan menunjukkan manifestasi alergi ringan
seperti dermatitis, rinitis pada anak usia 6 bulan - 4 tahun, diberikan eHF
atau pHF.
Bila gejala berat terjadi, maka anak diberikan susu AAF.
Susu soya —> masih kontroversi
PROGNOSIS
CMPA umumnya tidak berlangsung seumur hidup. pada usia 1-3 tahun gejala klinis akan menghilang.
Gejala usia 1 tahun 80-90%, berlanjut sampai usia 3 tahun 10-22%, sisanya akan berlangsung sampai usia 9-14 tahun
Namun, terjadinya alergi terhadap makanan lain juga meningkat hingga 50% terutama pada jenis: telur, kedelai,
kacang, sitrus, ikan dan sereal dan alergi inhalan meningkat 50-80% sebelum pubertas.
Dilaporkan bahwa pasien alergi susu sapi akan menjadi asma (40%), rinitis alergi (40%) dan dermatitis atopi (20%)
di kemudian hari.