Anda di halaman 1dari 23

ASPIRASI PNEUMONIA

Oleh:
Intersip RSUD dr.Soeratno Gemolong
Pneumonia merupakan keadaan
peradang parenkim paru-paru atau
infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru.

Pneumonia disebabkan oleh bakteri,


virus, mycoplasma pneumonia, jamur,
aspirasi, pneumonia hypostatic, dan
sindrom weffer.
Anatomi pernafasan agar udara bisa
mencapai paru-paru adalah

Hidung

Laring

Trakhea

Bronkhus

Bronkhiolus.

Menurut Price SA, Wilson LM


• Respirasi eksterna adalah
pengangkutan oksigen dari
Respirasi atmosfer sampai ke jaringan tubuh
dan pengangkutan karbon dioksida
meliputi dari jaringan sampai ke atmosfer.
2 bidang • Respirasi internal adalah oksigen
yakni: digunakan oleh jaringan dan
bagaimana karbon dioksida
dibebaskan oleh jaringan.

Menurut Guyton. Ae,


Aspirasi pnuemonia adalah:
Radang parenkim dan saluran
pernafasan yang terjadi karena
masuknya benda asing, padat
maupun cair, yang ukuran dan
takarannya berlebihan serta tidak
steril
Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di
berbagai negara terutama di negara berkembang termasuk
Indonesia, dan merupakan penyebab kematian utama pada
balita. Hasil penelitian yang dilakukan Departemen
Kesehatan mendapatkan pneumonia penyebab kejadian dan
kematian tertinggi pada balita.

Kasus terbanyak terjadi pada anak dibawah 3 tahun dan


kematian terbanyak pada bayi yang berusia kurang dari 2
bulan.
Sebagian besar penyebab pneumonia
adalah mikroorganisme (virus,
bakteri) dan sebagian kecil oleh
penyebab lain seperti hidrokarbon
(minyak tanah, bensin, atau sejenisnya)
dan masuknya makanan, minuman,
susu, isi lambung ke dalam saluran
pernapasan (aspirasi).
Infeksi Saluran
Nafas Atas
(ISPA),
usia lanjut,
penyakit kronik menahun. alkoholisme,
rokok,

Polusi udara, Imunisasi kekurangan


yang tidak memadai,
daefisiensi vitamin A nutrisi,

Tidak Umur dibawah 2 bulan,


mendapat ASI Gizi kurang, Berat badan
memadai, lahir rendah,
radang paru
Perubahan Sesampai di akut dengan
Dalam waktu
secara organik paru-paru, batuk yang
singkat
sebagai akibat benda asing terus
sehingga fungsi
aspirasi bersama menerus
terbentuk pernafasan
tergantung kuman disertai
radang. akan
pada sifat fisis segera dengan
mengalami
dan takaran mengiritasi dispneoea
kegagalan
benda asing jaringan, dan demam
tinggi.
Tipe pneumonia aspirasi
gejala klinis dapat
dibedakan sebagai berikut :

1. Tipe obstruktif
• Sumbatan saluran napas oleh sisa makanan. Bila sumbatan
terjadi pada cabang bronkus, maka akan timbul batuk sesak
dan mungkin sianosis.

2. Tipe asmatik (asthmatic like Reaction)


• Segera setelah terjadi aspirasi asam lambung, timbul batuk
– batuk, sesak napas, hipoksia, sianosis, hipotensi dan syok.
Pneumonia aspirasi berdasarkan dengan penyebab,
Seperti berikut:
• a. Pneumonia Lipid
• b. Pneumonia Kimiawi
• c. Pneumonia karena extrinsik allergic alveolitis
• d. Pneumonia karena obat
• e. Pneumonia karena radiasi
• f. Pneumonia dengan penyebab tak jelas
Pneumonia aspirasi berdasarkan dengan anatomik,
Seperti berikut:

• Merupakan pneumonia yang terjadi pada seluruh atau


Pneumonia Lobaris satu bagian besar dari lobus paru dan bila kedua lobus
terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris.

• Merupakan pneumonia yang dapat terjadi di dalam


Pneumonia Interstisial dinding alveolar.

• Merupakan pneumonia yang terjadi pada ujung akhir


bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat
Bronchopneumonia mukopuren untuk membentuk bercak konsolidasi dalam
lobus.
Pneumonia aspirasi berdasarkan asal penyakit,
Seperti berikut:

Pneumonia komunitas atau community acquired


pneumonia, adalah pneumonia yang didapat dari
masyarakat.

Pneumonia nosokomial atau hospitality acquired


pneumonia yang berarti penyakit itu didapat saat pasien
berada di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan
Batuk dengan dahak
kental
Didahului • berwarna merah
Demam,
infeksi karat (untuk
suhu tubuh
saluran
meningkat Sesak streptococcus
nafas atas pneumoniae)
dapat Menggigil nafas,
akut • merah muda (untuk
mencapai nyeri dada,
selama staphylococcus
40 derajat
beberapa aureus)
celsius
hari
• kehijauan dengan
bau khas (untuk
pseudomonas
aeruginosa).
Anamnesa

Pada bayi muda


sering
Gejalanya antara menunjukkan
lain batuk, gejala non
Gejala yang
demam tinggi spesifik seperti
timbul biasanya
terus menerus, Biasanya anak hipotermi,
mendadak tetapi
sesak, kebiruan lebih suka penurunanan
dapat didahului
disekitar mulut, berbaring pada kesadaran, kejang
dengan infeksi
menggigil (pada sisi yang sakit. atau kembung
saluran nafas akut
anak), kejang sehingga sulit
bagian atas.
(pada bayi) dan dibedakan
nyeri dada. dengan
meningitis, sepsis
atau ileus.
Pemeriksaan fisis

Tanda yang mungkin ada adalah suhu ≥ 390 C,

dispnea : inspiratory effort ditandai dengan takipnea, retraksi (chest


indrawing), nafas cuping hidung dan sianosis.

Gerakan dinding toraks dapat berkurang pada daerah yang


terkena, perkusi normal atau redup.

Pada pemeriksaan auskultasi paru dapat terdengar suara nafas


utama melemah atau mengeras, suara nafas tambahan berupa ronki
basah halus di lapangan paru yang terkena.
Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi


leukositosis

Bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis


gas darah menunjukkan keadaan hipoksemia.

Pemeriksaan kultur darah

Gambaran Radiografi
Acute Respiratory Distress Syndrome

Asthma

Atelectasis, Lobar

Pneumonia, Typical Bacterial

Pneumonia, Viral

Pulmonary Edema, Noncardiogenic


Klasifikasi Bacterial Viral Mycoplasma

Umur Semua Semua 5-15 tahun

Waktu Musim dingin Musim dingin Semua tahun

Permulaan Abrupt Variabel Tiba-tiba

Demam Tinggi Variabel Rendah

Nafas cepat dan Umum Umum Tidak umum


dangkal
Batuk Produktif Nonproduktif Nonproduktif

Gejala yang menyertai Mild coryza, sakit abdomen Coryza (rhinitis akut) Bullous myringitis, pharingitis

Keadaan fisik Konsolidasi, sedikit crackle Variabel Fine crackle, wheezing

Leukositosis Umum Variabel Tidak umum

Radiografi Konsolidasi Infiltrate difus bilateral Variabel

Ufusi pleura Umum Jarang Kecil dalam 10-20%


Non medikamentosa
• Tirah baring
• Diet TKTP
Medikamentosa
• Terapi antibiotik,
• bronchodilatator (contoh: theophylline dan
terbutaline
• kortikosteroid jangka pendek,
Komplikasi dari pneumonia adalah
sebagai berikut :
1. Empisema
2. Gagal nafas
3. Perikarditis
4. Meningitis
5. Hipotensi
6. Delirium
7. Asidosis metabolik
Prognosa dengan pemberian antibiotik yang tepat
dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai
kurang dari 1 % agar sistem bronchopolmunal
yang tidak terkena dapat diselamatkan.

Prognosis yang baik bila penanganan gejala akut


lebih cepat diatasi, sehingga dapat mencegah
kemungkinan terjadinya komplikasi

Anda mungkin juga menyukai