Anda di halaman 1dari 23

Komunikasi Efektif

Dokter-Pasien

Dr. dr. Ria Maria, SpKJ


Fakultas Kedokteran
UPN “Veteran” Jakarta
Pendidikan Komunikasi
Kompetensi
Dokter Efektif
Mampu menggali dan

komunikasi efektif
Kompetensi Inti
bertukar informasi

dokter-pasien
Verbal dan non verbal

Pasien, orangtua
pasien dan anggota
keluarganya
Dokter-Pasien
Komponen pencapaian komunikasi efektif

Membangun hubungan Berempati Gunakan bahasa yang santun


raport dan dapat dimengerti

Menyampaikan informasi yang


Mendengarkan dengan aktif terkait kesehatan (termasuk Menunjukkan kepekaan
untuk menggali permasalahan berita buruk, informed consent) terhadap aspek
kesehatan secara holistik dan dan melakukan konseling biopsikososiokultural dan
komprehensif dengan cara yang santun, baik spiritual pasien dan keluarga
dan benar
Penelitian

Dokter yang dapat memperlihatkan


hubungan interpersonal yang
efektif dan mampu berkomunikasi
dengan baik kesembuhan dan
kesehatan pasien meningkat

keterampilan berkomunikasi dokter


yang kurang baik atau kurang efektif
berhubungan dengan terjadinya
kesalahan medik dan meningkatkan
terjadinya tuntutan malpraktek
Kesalahan yang banyak terjadi dalam
praktek dokter

Pasien akan
menjadi kekecewaan
Kegagalan proses penanganan kehilangan
pengobatan
menjadi tidak bagi ke 2 belah
berkomunikasi pasien semangat,
efektif pihak
ketaatan, serta
kepercayaan

JANGAN LUPA, keberhasilan dokter dalam berkomunikasi adalah langkah awal


keberhasilan dalam penanganan pasien.
Tujuan dari komunikasi
efektif dokter-pasien

Menggali riwayat penyakit agar


Bagi dokter: lebih akurat, sehingga diagnosis dan
penatalaksanaanya lebih terarah

Memberikan dukungan pada pasien


agar mau/ dapat memberikan
Bagi pasien:
penjelasan mengenai
keluhan/penyakitnya
Manfaat komunikasi efektif
dokter – pasien
Meningkatkan
Meningkatkan
kepercayaan
kepercayaan Kepuasan
Menegakan diri dan
pasien pasien dalam
diagnosis ketegaran dari
dasar menerima
terapi dan pasien fase
hubungan pelayanan
tindakan terminal
dokter – medis dari
medis dalam
pasien yang dokter
menghadapi
baik
penyakitnya
Komunikasi Dokter-Pasien
• Memberi salam dan memperlihatkan perhatian kepada pasien
• Menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian
• Menggunakan nada suara, kontak mata dan bahasa tubuh yang
menunjukkan perhatian kepada pasien
Memulai • Memberikan respon terhadap pendapat, perasaan maupun keyakinan
wawancara pasien

• Mendengar secara aktif dan efektif


Mengumpulkan • Mengerti perspektif pasien
informasi
• Berbagi informasi:
• Menjelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti
oleh pasien
• Memastikanpengertian pasien mengenai penyakitnya
• Mencapai persetujuan baru/perubahan rencana
• Melibatkan pasien dalam pemilihan tindakan dan keputusan
Penjelasan dan • Mencek apakah pasien mengerti mengenai diagnosis penyakitnya dan/ atau
rencana pengobatan
perencanaan • Bertanya kepada pasien mengenai kemampuannya untuk mengkuti prosedur
diagnostik maupun pengobatan

• Melakukan penutupan pembicaraan:


• Bertanya kepada pasien apakah masih ada pertanyaan
atau hal-hal lain yang ingin disampaikan
• Melakukan ringkasan dari pembicaraan
Menutup • Mengklarifikasi untuk kunjungan berikutnya (follow up)
wawancara • Mengucapkan terima kasih dan menutup interview
Fungsi dan tujuan komunikasi yang
efektif dokter-pasien.
Informasi

Meringankan Keputusan

KOMUNIKASI
Memulai dan mempertahankan
hubungan
Menyelesaikan masalah

Menyampaikan perasaan Mengajak


Hambatan Komunikasi Dokter-Pasien

• Masalah fisik
• Faktor psikologis yang berhubungan dengan penyakit atau perawatan medis (contoh : cemas,
depresi, marah, penyangkalan)
Faktor Pasien • Pengalaman perawatan medis sebelumnya
• Pengalaman perawatan medis saat ini

• Pelatihan dalam keterampilan berkomunikasi


• Percaya diri dalam kemampuan berkomunikasi
• Personaliti
Faktor Dokter • Faktor fisik (contoh : kelelahan)
• Faktor psikologis (contoh : cemas)

• Privasi
Pengaturan
• Lingkungan yang nyaman,
suasana saat
anamnesis
• Pengaturan tempat duduk yang tepat
4 model komunikasi dokter-pasien
1. Activity – Passivity Relationship
• Dokter bertindak sebagai orang tua yang aktif memerintah ini itu, pasien sebagai anak kecil
yang hanya menurut dan tidak dapat mengungkapkan berbagai keluhan rasa sakit yang dia
rasakan yang menyebabkan dia berobat ke dokter.

2. Guidance – Cooperation Relationship


• Dalam berkomunikasi dokter bertindak sebagai orang tua dengan anak yang sudah beranjak
dewasa sebagai pasiennya. Dokter tetap penentu kebijakan tunggal, namun bersifat arahan
bukan perintah.

3. Mutual – Participation Relationship


• Ibarat 2 orang yang bekerjasama. saling melengkapi satu sama lain. Dokter bukanlah satu-
satunya pihak aktif, karena pasien juga aktif dalam menyampaikan keluhan.

4. Provider – Consumer Relationship


• Pasien diibaratkan sebagai konsumen, dimana “konsumen adalah raja” dan dokter adalah
pelayan. Tugas dokter adalah memberikan pelayanan terbaiknya untuk si konsumen

Prof. Dr. L. Jan Slikerveer (Leiden University)


EMPATI

kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan


orang lain. terhadap perasaan pasien

Dalam hubungan dokter-pasien, empati merupakan


kemampuan kognitif dokter untuk mengerti kebutuhan
pasien serta merupakan sensitifitas dokter

Empati dapat dikembangkan apabila dokter memiliki


keterampilan mendengar yang baik (good listener)
Tingkatan Empati
• Mengacuhkan pendapat pasien
• Tidak menyetujui pendapat pasien
Level 0 : Dokter • Berkata yang menyakitkan, seperti: “kalau anda takut buat apa datang ke tempat praktek saya”
menolak sudut
pandang pasien • Membuat keputusan tanpa meminta persetujuan/ pendapat pasien: “ok, nanti dioperasi saja”

Level 1: dokter
• “Oh begitu” tapi dokter mengerjakan hal lain
mengenali sudut
pandang pasien secara
sambil lalu

• Misalnya, ketika pasien berkata:“pusing saya ini membuat saya sulit bekerja”.
Level 2: dokter
mengenali sudut • Maka dokter menanyakan sbb:“bagaimana bisnis anda akhir – akhir ini?”
pandang pasien
secara implisit

• “Anda mengatakan sangat stress sehingga datang kesini? “Apakah anda mau
Level 3: dokter
menghargai
menceritakan lebih jauh apa yangmembuat anda stress?”
pendapat pasien
• “Anda sepertinya sangat sibuk, saya ingin tahu seberapa besar
Level 4: dokter
usaha anda untuk menyempatkan berolah raga”
mengkonfirmasi kepada
pasien

• “Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan anda


berdua. Beberapa pasien saya juga pernah mengalami aborsi
spontan, dan pada kehamilan berikutnya mereka sangat
Level 5: dokter berbagi khawatir, tetapi dengan pengobatan yang benar dan mengikuti
perasaan dan pengalaman
dengan pasien nasehat dokter hal yang dikhawatirkan tidak terjadi”
PENYAMPAIAN BERITA BURUK

Tahapan proses Kubler-Ross

• Penarikan diri (denial and isolation)


• Kemarahan (anger)
• Tawar menawar (bargaining)
• Depresi (depression)
• Penerimaan (acceptance).
Penyampaian Berita Buruk Kepada
Pasien/Keluarga

Berikan contoh
strategi dan
Cek pemahaman kekuatan diri
Identifikasi
Memberi pasien tentang Berikan contoh
perhatian utama
informasi informasi yang strategi dan
pasien
diberikan kekuatan diri serta
harapan yang
realistis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai