P Drainase
P Drainase
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
METODOLOGI PENDAHULUAN
METODOLOGI
Data hujan yang diperoleh dari alat Merupakan metode yang paling
penakar hujan merupakan hujan yang sederhana dalam perhitungan hujan
terjadi hanya padasatu tempat atau titik saja. kawasan. Metode ini didasarkan pada
Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap asumsi bahwa semua penakar hujan
tempat,maka untuk kawasan yang luas satu mempunyai pengaruh yang setara. Cara ini
alat penakar hujan belum dapat cocok untuk kawasan dengan topografi rata
menggambarkan hujan wilayah tersebut. atau datar, alat penakar tersebut merata /
Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan hampir merata dan harga individual curah
yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan tidak terlalu jauh dari harga rata-
hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ratanya. Hujan kawasan diperoleh dari
ada di dalam kawasan tersebut. Ada tiga persamaan.
macam cara yang umum dipakai dalam
menghitung hujan rata-rata kawasan :
METODOLOGI
.
METODOLOGI
Analisa Hidrolika
Aliran air dalam suatu saluran dapat
berupa aliran saluran terbuka (open channel
flow) dan saluran tertutup (pipe flow).
Pada aliran saluran terbuka terdapat
permukaan air yang bebas, yang
dipengaruhi oleh tekanan udara luar secara
langsung. Sedangkan pada aliran tertutup
tidak terdapat permukaan yang bebas, oleh
karena seluruh. saluran diisi oleh air. Pada
aliran tertutup permukaan air secara
langsung tidak dipengaruhi oleh tekanan
udara luar, kecuali hanya oleh tekanan
hidraulik yang ada dalam aliran saja.
METODOLOGI
Analisa Curah Hujan Rencana Pengambilan Curah hujan Stasiun Ulakan = 148
data curah hujan dilakukan pada stasiun ( 130 + 299 + 148 ) / 3 = 192
penangkar hujan yang terdekat, yaitu Selanjutnya perhitungan curah hujan areal
stasiun penangkar hujan Batang Kasang, mengunakan metode aritmatika akan
Ulakan Tapakis dan Tabing, pengambilan ditunjukan akan ditunjukan pada table
data selama 20 tahun dengan priode berikut :
pencatatan mulai tahun 1985 sampai dengan
tahun 2005, Perhitungan dilakukan dengan
mencari nilai rata-rata curah hujan
maksimum dari 3 (tiga) Stasiun pada hari
pencatatan yang sama. Adapun salah satu
contoh perhitungan dari metode aritmatika
adalah :
Curah hujan Stasiun Tabing = 130
Curah hujan Stasiun Kasang = 299
HASIL DAN PEMBAHASAN
Maka debit rencana pada saluran type II Dengan demikian didapatkan data dimensi
adalah saluran adalah sebagai berikut :
Q.2 = 0.278 x 0.70 x 113.88 x 0.1000 • Debit banjir rencana (Q.2) = 2,216 m3/det
= 2,216 m3/det • Lebar saluran (b) = 1,10 m
Luas penampang saluran (A) yang • Tinggi saluran (h) = 0,95 m
dibutuhkan • Tinggi jagaan (w) = 0,25 m
adalah : • Tinggi total saluran (H) = 1,20 m
• Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det.
• Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003.
Untuk penampang saluran type III :
Q3 = Q.1 + Q.2
= 2,571 + 2,216
= 4,787 m3/det
V = 1,524.
Luas penampang saluran (A) yang dibutuhkan
adalah :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Maka debit rencana pada saluran type IV Dengan demikian didapatkan data dimensi
adalah : saluran sebagai berikut :
Q.4 = 0.278 x 0.70 x 113,88 x 0.080 • Debit banjir rencana (Q) = 1,773 m3/det
= 1,773 m3/det • Lebar saluran (b) = 0,95 m
Luas penampang saluran (A) yang • Tinggi saluran (h) = 0,85 m
dibutuhkan adalah : • Tinggi jagaan (w) = 0,25 m
• Tinggi total saluran (H) = 1,10 m
• Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det.
(dari tabel terlampir)
• Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003.
(hasil analisis)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan demikian didapatkan data dimensi Dengan demikian didapatkan data dimensi
saluran sebagai berikut : saluran sebagai berikut :
• Debit banjir rencana (Q) = 6,560 m3/det • Debit banjir rencana (Q) = 1,773 m3/det
• Lebar saluran (b) = 1,850 m • Lebar saluran (b) = 0,95 m
• Tinggi saluran (h) = 1,60 m • Tinggi saluran (h) = 0,85 m
• Tinggi jagaan (w) = 0,25 m • Tinggi jagaan (w) = 0,25 m
• Tinggi total saluran (H) = 1,85 m • Tinggi total saluran (H) = 1,10 m
• Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det. • Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det.
(dari tabel terlampir) (dari tabel terlampir)
• Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003. • Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003.
(hasil analisis) (hasil analisis)
HASIL DAN PEMBAHASAN
2) Saluran Tersier Kampung Tanjung dan ii) Penampang saluran Tersier type IV,
Perumahan Kasai Permai, dengan panjang sepanjang 450 m.
total mencapai 734 meter. Penampang
saluran Tersier type II, sepanjang 550 m.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan perhitungan perencanaan • Saluran sekunder type V, dengan lebar
dari hasil analisis jangka panjang untuk saluran (b) : 1,85 m, tinggi saluran (h) : 1,60
interval 20 tahun debit banjir m, tinggi jagaan (w) = 0,25 m,
maksimum didapatkan Q = 3,989 • Saluran tersier type II, dengan lebar saluran
m³/detik (b) : 1,10 m, tinggi saluran (h) : 0,95 m,
2. Perencanan Drainase kawasan Kasang tinggi jagaan (w) = 0,25 m,
terdiri dari saluran sekunder dan saluran • Saluran tersier type IV, dengan lebar saluran
tersier, masing-masing diperoleh (b) : 0,95 m, tinggi saluran (h) : 0,85 m,
dimensi sebagai berikut : tinggi jagaan (w) = 0,25 m,
• Saluran sekunder type I, dengan lebar 3. Gambar perencanaan teknis drainase
saluran (b) : 1,15 m, tinggi saluran (h) : kawasan Kasang yang terdiri dari dimensi
1,00 m, tinggi jagaan (w) = 0,25 m, saluran sekunder dan saluran tersier
• Saluran sekunder type II, dengan lebar terlampir.
saluran (b) : 1,60 m, tinggi saluran (h) :
1,40 m, tinggi jagaan (w) = 0,25 m,
HASIL DAN PEMBAHASAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
KEPUSTAKAAN