Anda di halaman 1dari 33

PERENCANAAN

DRAINASE Dept. Teknik Sipil


Fakultas Teknik
USU 2019

“Perencanaan Teknis Drainase Kawasan Kasang Kecamatan


Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”
Will be Presented by :
 Nur Maulaya Annisa (160404012)
 Oktarino Ellysses P (160404022)
 Devi Fahreza (160404025)
 Ihda Mariani (160404038)
 Azis Saputra (160404067)
 Richard Jordan (160404079)
Perencanaan Teknis Drainase Kawasan Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

PENDAHULUAN PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Kawasan Kasang Kecamatan Batang Berbagai upaya dan kegiatan yang


Anai Kabupaten Padang Pariaman terletak berkaitan dengan penanggulangan banjir
diperbatasan Kota Padang dengan sudah dimulai sejak beberapa repelita,
Kabupaten Padang Pariaman yang sebagian namun kawasan ini tidak luput juga dari
besar merupakan daerah dataran rendah dan banjir, dengan adanya pengembangan Kota
rawa, mempunyai beberapa drainase yang Padang ke arah utara atau perbatasan Kota
bermuara ke Batang Anai dan selanjutnya Padang dengan Kabupaten Padang
ke pantai barat atau lautan Indonesia. Pariaman dan telah dibangunnya beberapa
Banjir sudah menjadi langganan fasilitas umum seperti Bandara dan Pasar
didaerah ini, bila turun hujan terus menerus Grosir, maka kawasan ini mendapat
selama 1atau 2 hari maka perkampungan perhatian untuk pengembangan wilayah,
kasang sudah digenangi banjir, menurut salah satunya perlu penanggulangan banjir
informasi masyarakat setempat banjir yang agar masyarakat yang didaerah ini menjadi
cukup besar terjadi 3 sampai dengan 4 kali aman dan tentram dari bahaya banjir.
setahun dengan ketinggian air genangan
0.50 m diatas permukaan tanah.
PENDAHULUAN

Pesatnya pembangunan yang BATASAN MASALAH


dilaksanakan baik bersifat permanen
maupun temporer yang dibangun oleh Dalam penelitian ini penulis
masyarakat maupun developer perumahan membatasi ruang lingkup tentang
dan pabrik dikawasan kasang Perencanaan Teknis Drainase Kawasan
mengakibatkan terjadinya gejala penurunan Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten
fungsi keseimbangan antara aliran Padang Pariaman berupa masalah
permukaan (Run Off) dengan peresapan perencanaan dimensi saluran drainase
(hifiltrasi) akibat perubahan tata guna lahan sekunder dan dimensi saluran drainase
serta drainase yang ada terabaikan, maka tersier.
penampang drainase yang tidak mampu lagi
menampung besarnya debit banjir sehingga
luapan air ke daerah-daerah perkampungan
tidak dapat dihindari lagi..
Perencanaan Teknis Drainase Kawasan Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

METODOLOGI PENDAHULUAN
METODOLOGI

ANALISA HUJAN 1) Rata-rata Aljabar

Data hujan yang diperoleh dari alat Merupakan metode yang paling
penakar hujan merupakan hujan yang sederhana dalam perhitungan hujan
terjadi hanya padasatu tempat atau titik saja. kawasan. Metode ini didasarkan pada
Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap asumsi bahwa semua penakar hujan
tempat,maka untuk kawasan yang luas satu mempunyai pengaruh yang setara. Cara ini
alat penakar hujan belum dapat cocok untuk kawasan dengan topografi rata
menggambarkan hujan wilayah tersebut. atau datar, alat penakar tersebut merata /
Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan hampir merata dan harga individual curah
yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan tidak terlalu jauh dari harga rata-
hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ratanya. Hujan kawasan diperoleh dari
ada di dalam kawasan tersebut. Ada tiga persamaan.
macam cara yang umum dipakai dalam
menghitung hujan rata-rata kawasan :
METODOLOGI

2) Metode Poligon Thiessen Semua titik dalam satu poligon akan


Metode ini dikenal juga sebagai mempunyai jarak terdekat dengan pos
metode rata-rata timbang. Cara ini penakar yang ada di dalamnya
memberikan proporsi luasan daerah dibandinkan dengan jarak terhadap pos
pengaruh pos penakar hujan untuk lainnya. Selanjutnya curah hujan pada
mengakomodasi ketidak seragaman jarak. pos tersebut dianggap representasi hujan
Prosedur penerapan metode ini meliputi pada kawasan dalam poligon yang
langkah-langkah sebagai berikut : bersangkutan.
• Lokasi pos penakar hujan diplot pada • Luas areal pada tiap-tiap poligon dapat
peta DAS, antara pos penakar dibuat diukur dengan planimeter dan luas total
garis lurus penghubung DAS dapat diketahui dengan
• Tarik garis tegak lurus di tengah-tengah menjumlahkan semua luasan poligon
tiap garis penghubung sedemikian rupa, • Hujan rata-rata Das dapat dihitung
sehingga membentuk poligon thiessen. dengan persamaan berikut :

.
METODOLOGI

Dimana : • Gambar kontur kedalaman air hujan


R : Curah hujan daerah rata-rata dengan menghubungkan titik-titik yang
R1, R2 ....Rn : Curah hujan ditiap titik pos mempunyai kedalaman air yang sama.
Curah hujan Interval isohyet yang umum dipaki
A1, A2 ....An : Luas daerah Thiessen yang adalah 10 mm
mewakili titik pos curah • Hitung luas area antara dua garis isohyet
hujan dengan menggunakan planimeter.
n : Jumlah pos curah hujan Kalikan masing-masing luas areal
dengan rata-rata hujan antara dua isohyet
3) Metode Isohyet yang berdekatan.
Metode Isohyet terdiri dari beberapa
langkah sebagai berikut : Cara Memilih Metode
• Plot data kedalaman air hujan untuk 1) Jaring-jaring pos penakar hujan
tiaptiap pos penakar hujab pada peta Jumlah pos penakar hujan cukup
Metode isohyet, Thiessen atau rata-rata
aljabar dapat dipakai.
.
METODOLOGI

Jumlah pos penakar hujan terbatas Analisa Frekuensi dan Probalitas


Metode rata-rata aljabar atau thiessen Dalam ilmu stastik dikenal beberapa
Pos penakar hujan tunggal macam distribusi frekuensi dan empat jenis
Metode hujan titik distribusi yang banyak digunakan dalam
bidang hidrologi adalah :
2) Luas DAS 1) Distribusi normal
DAS besar (5000 Km2) yang 2) Distribusi Log Normal
digunakan Metode isohyet. Das sedang (500 3) Distribusi Log Person III
s/d 5000 km2 ) yang digunakan Metode 4) Distribusi Gumbel.
thiessen. DAS kecil (500 km2) yang
digunakan Metode rata-rata aljabar. Uji Kecocokan
Pengujian parameter yang sering dipakai
3) Topografi DAS adalah
Pegunungan (Metode rata-rata aljabar) 1) Uji Chi Kuadrat
Dataran (Metode thiessen) Berbukit dan
tidak beraturan (Metode isohyet)
METODOLOGI

X² = Harga chi- kuadrat Debit Banjir Rencana


Ef = Frekuensi yang diharapkan untuk Menganalisis debit banjir rencana
kelas i drainase perkotaan dengan waktu
Of = Frekuensi terbaca pada kelas i konsentrasi yang relatif pendek, digunakan
K = Banyaknya kelas. rumus metode rasional :

Analisis Intensitas Hujan Q = 0,278 . C . I . A


Intensitas hujan adalah tinggi atau
kedalaman air hujan per satuan waktu.Sifat Q = Debit Rencana (m 3 /detik)
umum hujan adalah makin singkat hujan C = Koefisien pengaliran/limpasan
berlangsung intensitasnya cenderung makin I = Intensitas hujan (mm/jam)
tinggi dan makin besar periode ulangnya A = Luas daerah pengaliran (km2)
makin tinggi pula intensitasnya
METODOLOGI

Analisa Hidrolika
Aliran air dalam suatu saluran dapat
berupa aliran saluran terbuka (open channel
flow) dan saluran tertutup (pipe flow).
Pada aliran saluran terbuka terdapat
permukaan air yang bebas, yang
dipengaruhi oleh tekanan udara luar secara
langsung. Sedangkan pada aliran tertutup
tidak terdapat permukaan yang bebas, oleh
karena seluruh. saluran diisi oleh air. Pada
aliran tertutup permukaan air secara
langsung tidak dipengaruhi oleh tekanan
udara luar, kecuali hanya oleh tekanan
hidraulik yang ada dalam aliran saja.
METODOLOGI

Flow Chart Perencanaan


Saluran Drainase
Perencanaan Teknis Drainase Kawasan Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

HASIL DAN PEMBAHASAN


PENDAHULUAN
HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Curah Hujan Rencana Pengambilan Curah hujan Stasiun Ulakan = 148
data curah hujan dilakukan pada stasiun ( 130 + 299 + 148 ) / 3 = 192
penangkar hujan yang terdekat, yaitu Selanjutnya perhitungan curah hujan areal
stasiun penangkar hujan Batang Kasang, mengunakan metode aritmatika akan
Ulakan Tapakis dan Tabing, pengambilan ditunjukan akan ditunjukan pada table
data selama 20 tahun dengan priode berikut :
pencatatan mulai tahun 1985 sampai dengan
tahun 2005, Perhitungan dilakukan dengan
mencari nilai rata-rata curah hujan
maksimum dari 3 (tiga) Stasiun pada hari
pencatatan yang sama. Adapun salah satu
contoh perhitungan dari metode aritmatika
adalah :
Curah hujan Stasiun Tabing = 130
Curah hujan Stasiun Kasang = 299
HASIL DAN PEMBAHASAN

Curah Hujan Maksimum berdasarkan


Metode Aritmetik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Parameter Distribusi Pearson
Tipe III
Perhitungan parameter-parameter statistik
untuk distribusi Pearson Type III berdasrkan
tabel adalah :
HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Debit Banjir Rencana


Untuk analisis debit puncak dapat
dipakairumus metode rational sebagai
berikut :
Q = 0,278 . c . I . A
Untuk daerah kawasan kasang pengunaan
lahan analisis debit banjir puncak adalah
berdasarkan tabel 4.7, sedangkan untuk
daerah yang diteliti adalah sebagai berikut :
Luas Area (A) = 0,1800 km2
Koefesien pengaliran (c) = 0.70 (tabel 4.6)
Intensitas (I) = 113.88 mm/jam
(perhitungan sebelumnya)
Dari hasil analisis data diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa distribusi
yang memenuhi syarat adalah
distribusi Log Pearson III.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis jangka panjang (untuk Analisa Hidrolika


interval ulang 20 tahun) debit banjir a) Hidrolika Saluran
maksimum = 3,989 m3/det. Untuk efisiensi Rumus kecepatan rata-rata pada
maka perhitungan debit banjir disajikan perhitungan dimensi penampang saluran
dalam bentuk tabel berikut : menggunakan rumus Manning. Untuk
penampang saluran trapesium yang paling
ekonomis adalah kemiringan dinding
saluran α = 600 = 1 : m, dengan m = 2
perbandingan lebar saluran (b) dan tinggi
air (h)
• Penampang saluran trapesium
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kekasaran manning (n) : 0,012


Dengan demikian didapatkan data dimensi
Kemiringan dasar saluran (s) : 0.003
saluran adalah sebagai berikut :
Kecepatan aliran (V) : 1,524
• Debit banjir rencana (Q) = 2,571 m3/det
• Lebar saluran (b) = 1,15 m
• Tinggi saluran (h) = 1,00 m
• Tinggi jagaan (w) = 0,25 m
• Tinggi total saluran (H) = 1,25 m
• Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det
• Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003
Untuk penampang saluran type II :
Q.2 = 0,278 c . I . A
Dimana :
Koefesien pengaliran (c) = 0,70
Intensitas hujan (I) = 113,88 mm/jam
Luas area pengaliran (A) = 0.1050 km²
HASIL DAN PEMBAHASAN

Maka debit rencana pada saluran type II Dengan demikian didapatkan data dimensi
adalah saluran adalah sebagai berikut :
Q.2 = 0.278 x 0.70 x 113.88 x 0.1000 • Debit banjir rencana (Q.2) = 2,216 m3/det
= 2,216 m3/det • Lebar saluran (b) = 1,10 m
Luas penampang saluran (A) yang • Tinggi saluran (h) = 0,95 m
dibutuhkan • Tinggi jagaan (w) = 0,25 m
adalah : • Tinggi total saluran (H) = 1,20 m
• Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det.
• Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003.
Untuk penampang saluran type III :
Q3 = Q.1 + Q.2
= 2,571 + 2,216
= 4,787 m3/det
V = 1,524.
Luas penampang saluran (A) yang dibutuhkan
adalah :
HASIL DAN PEMBAHASAN

• Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det. \


(dari tabel terlampir)
• Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003.
(hasil analisis)

b = 1,554 m ≈ 1,60 m Untuk penampang saluran type IV :


Q.4 = 0,278 c . I . A
Dengan demikian didapatkan data dimensi Dimana :
saluran adalah sebagai berikut : Koefesien pengaliran (c) = 0,70
• Debit banjir rencana (Q) = 4,787 m3/det Intensitas hujan (I) =113,88 mm/jam
• Lebar saluran (b) = 1,60 m Luas area pengaliran (A) = 0.095 km²
• Tinggi saluran (h) = 1,40 m
• Tinggi jagaan (w) = 0,25 m
• Tinggi total saluran (H) = 1,65 m
HASIL DAN PEMBAHASAN

Maka debit rencana pada saluran type IV Dengan demikian didapatkan data dimensi
adalah : saluran sebagai berikut :
Q.4 = 0.278 x 0.70 x 113,88 x 0.080 • Debit banjir rencana (Q) = 1,773 m3/det
= 1,773 m3/det • Lebar saluran (b) = 0,95 m
Luas penampang saluran (A) yang • Tinggi saluran (h) = 0,85 m
dibutuhkan adalah : • Tinggi jagaan (w) = 0,25 m
• Tinggi total saluran (H) = 1,10 m
• Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det.
(dari tabel terlampir)
• Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003.
(hasil analisis)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Rekapitulasi analisis debit banjir rencana

Untuk penampang saluran type V :


Q5 = Q.3 + Q.4
= 4,787 + 1,773
= 6,560 m3/det
V = 1,524. (dari tabel terlampir)
Penampang saluran yang dibutuhkan adalah :
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan demikian didapatkan data dimensi Dengan demikian didapatkan data dimensi
saluran sebagai berikut : saluran sebagai berikut :
• Debit banjir rencana (Q) = 6,560 m3/det • Debit banjir rencana (Q) = 1,773 m3/det
• Lebar saluran (b) = 1,850 m • Lebar saluran (b) = 0,95 m
• Tinggi saluran (h) = 1,60 m • Tinggi saluran (h) = 0,85 m
• Tinggi jagaan (w) = 0,25 m • Tinggi jagaan (w) = 0,25 m
• Tinggi total saluran (H) = 1,85 m • Tinggi total saluran (H) = 1,10 m
• Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det. • Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det.
(dari tabel terlampir) (dari tabel terlampir)
• Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003. • Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003.
(hasil analisis) (hasil analisis)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Dimensi Saluran • Penampang saluran sekunder type I,


sepanjang 352 m:

Pola dan Type Saluran yang digunakan saluran sekunder type I

1. Saluran Sekunder Kawasan Kasang


dengan panjang saluran 1.891 meter.
HASIL DAN PEMBAHASAN

• Penampang saluran sekunder type III, • Penampang saluran sekunder type V,


sepanjang 658 meter sepanjang 881 meter

saluran sekunder type III saluran sekunder type V


HASIL DAN PEMBAHASAN

2) Saluran Tersier Kampung Tanjung dan ii) Penampang saluran Tersier type IV,
Perumahan Kasai Permai, dengan panjang sepanjang 450 m.
total mencapai 734 meter. Penampang
saluran Tersier type II, sepanjang 550 m.

i) Penampang saluran Tersier type II,


sepanjang 550 m.

saluran tersier type IV

saluran tersier type II


Perencanaan Teknis Drainase Kawasan Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

KESIMPULAN DAN SARAN


PENDAHULUAN
HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN
1. Berdasarkan perhitungan perencanaan • Saluran sekunder type V, dengan lebar
dari hasil analisis jangka panjang untuk saluran (b) : 1,85 m, tinggi saluran (h) : 1,60
interval 20 tahun debit banjir m, tinggi jagaan (w) = 0,25 m,
maksimum didapatkan Q = 3,989 • Saluran tersier type II, dengan lebar saluran
m³/detik (b) : 1,10 m, tinggi saluran (h) : 0,95 m,
2. Perencanan Drainase kawasan Kasang tinggi jagaan (w) = 0,25 m,
terdiri dari saluran sekunder dan saluran • Saluran tersier type IV, dengan lebar saluran
tersier, masing-masing diperoleh (b) : 0,95 m, tinggi saluran (h) : 0,85 m,
dimensi sebagai berikut : tinggi jagaan (w) = 0,25 m,
• Saluran sekunder type I, dengan lebar 3. Gambar perencanaan teknis drainase
saluran (b) : 1,15 m, tinggi saluran (h) : kawasan Kasang yang terdiri dari dimensi
1,00 m, tinggi jagaan (w) = 0,25 m, saluran sekunder dan saluran tersier
• Saluran sekunder type II, dengan lebar terlampir.
saluran (b) : 1,60 m, tinggi saluran (h) :
1,40 m, tinggi jagaan (w) = 0,25 m,
HASIL DAN PEMBAHASAN

SARAN

• Perlu adanya pengawasan yang ketat


terhadap operasi dan pemeliharaan
drainase secara kontinu
• Perlu adanya pengamanan dan
perawatan serta perbaikan terhadap
drainase rutinitas
Perencanaan Teknis Drainase Kawasan Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUSTAKAAN

1) Hindarko, S. 1997. “Drainase Perkotaan”.Jakarta : Gunadarma


2) Harto, Sri. 1993. “Analisis Hidrologi”. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama
3) Soewarno. “Hidrologi” jilid I dan II. Bandung :Nova Sosrodarsono,
Suyono.Takeda,Kensaku,Ir. 1978. “Hidrologi dan Pengairan”. Jakarta : PT. Pradya
Pratama
4) Suryawan, Ari, Ir. 2002. “Analisis Hidrologi dan Hidrolika Disain Drainase Jalan”.
Jogyakarta : UGM Press.
5) Sukarto, Haryono, Ir. Msi. 1999. “Drainase Perkotaan”. Departemen Pekerjaan Umum
:Jakarta95

Anda mungkin juga menyukai