Anda di halaman 1dari 15

GADAR KHUSUS

by:
Kelompok 3
Kasus
Seorang Ibu bernama Siti melahirkan seorang bayi
berjenis kelamin laki-laki disuatu Rumah sakit dengan
usia kehamilan 32 minggu dan status kehamilan G3 P3 Ao
ketuban pecah dini kemudian Ibu Siti melahirkan
prematur secara secsio caesaria. Kemudian setelah di
lahirkan kurang lebih 2 hari kemudian bayi tersebut
mengalami sesak napas dan disertai dengan perubahan
warna biru pada sekitar bibir dan kuku (sianosis). Setelah
dilakukan pengamatan retraksi dinding dada berlebihan,
nafas 80x/menit dan pernafasan dengan menggunakan
cuping hidung Selain itu suhu tubuh mencapai 37,7 C.
Analisa Kasus
DO: usia kehamilan 32 minggu, ketuban pecah
dini, retraksi dinding dada berlebihan. RR:
80x/menit s: 37,7 C

DS : Ibu Klien mengatakan setelah melakukan


persalinan prematur 2 hari kemudian anaknya
mengalami perubahan warna menjadi biru pada
area sekitar mulut dan kuku selain itu bayi tersebut
juga susah untuk bernafas
Pembahasan
Bila bayi mengalami sesak napas begitu lahir atau 1-2 hari kemudian, biasanya
disebabkan adanya kelainan jantung atau paru-paru. Hal ini bisa terjadi pada bayi
dengan riwayat kelahiran normal atau bermasalah, semisal karena ketuban pecah dini
atau lahir prematur. Pada bayi prematur, sesak napas bisa terjadi karena adanya
kekurangmatangan dari organ paru-paru. Paru-paru harusnya berfungsi saat bayi
pertama kali menangis, sebab saat ia menangis, saat itu pulalah bayi mulai bernapas.
Tapi pada bayi lahir prematur, karena saat itu organnya tidak siap, misalnya gelembung
paru-paru tak bisa mekar atau membuka, sehingga udara tidak masuk. Itu sebabnya ia
tak bisa menangis. Ini yang namanya penyakit respiratory distress syndrome (RDS).
Tidak membukanya gelembung paru-paru tersebut karena ada suatu zat, surfactan,
yang tak cukup sehingga gelembung paru-paru atau unit paru-paru yang terkecil yang
seperti balon tidak membuka. Ibaratnya, seperti balon kempis. Gejala pada kelainan
jantung bawaan adalah napas sesak. Ada juga yang misalnya sedang menyusui atau
beraktivitas lainnya, mukanya jadi biru dan ia jadi pasif. Jadi, penyakitnya itu utamanya
karena kelainan jantung dan secondary-nya karena masalah pernapasan. Jadi,
biasanya sesak napas yang terjadi ini tidak bersifat mendadak. Walaupun demikian,
tetap harus segera dibawa ke dokter.
Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan
Dx. 1 Gangguan pertukaran gas b.d imaturitas paru
dan neuromuskular, defisiensi surfaktan dan
ketidakstabilan alveolar.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan pola nafas efektif.
KH:
Jalan nafas bersih
Frekuensi jantung 100-140 x/i
Pernapasan 40-60 x/i
Takipneu atau apneu tidak ada
Sianosis tidak ada
Intervensi
Posisikan untuk pertukaran udara yang optimal; tempatkan
pada posisi telentang dengan leher sedikit ekstensi dan
hidung menghadap keatap dalam posisi 'mengendus'
Rasional: untuk mencegah adanya penyempitan jalan nafas.

Hindari hiperekstensi leher


Rasional: karena akan mengurangi diameter trakea.

Observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang diinginkan ,


kenali tanda-tanda distres misalnya: mengorok, pernafasan
cuping hidung, apnea.
Rasional: memastikan posisi sesuai dengan yang diinginkan
dan mencegah terjadinya distres pernafasan.
Lakukan penghisapan
Rasional: menghilangkan mukus yang terakumulasi dari nasofaring,
trakea, dan selang endotrakeal.

Penghisapan selang endotrakeal sebelum pemberian surfaktan


Rasional: memastikan bahwa jalan napas bersih.

Hindari penghisapan sedikitnya 1 jam setelah pemberian surfaktan


Rasional: meningkatkan absorpsi ke dalam alvelolar

Observasi peningkatan pengembangan dada setelah pemberian


surfaktan.
Rasional: menilai fungsi pemberian surfaktan.

Turunkan pengaturan, ventilator, khususnya tekanan inspirasi puncak


dan oksigen
Rasional: mencegahhipoksemia dan distensiparu yang berlebihan.
Dx 2: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hilangnya fungsi
jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas
ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot
pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis.
Tujuan :
Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih
dan ronchi (-)
Pasien bebas dari dispneu
Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas
Tindakan :
Independen
Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya
Penggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat
meningkatkan usaha dalam bernafas
Observasi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan
fremitus
Pengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan
adanya cairan dapat meningkatkan fremitus
Catat karakteristik dari suara nafas
Suara nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo
branchial dan juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari
saluran nafas
Catat karakteristik dari batuk
Karakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan
etiologi dari jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak,
tebal dan purulent
Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan
bila perlu
Pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten
Kolaboratif

Berikan oksigen, cairan IV ; tempatkan di kamar


humidifier sesuai indikasi
Mengeluarkan sekret dan meningkatkan transport
oksigen
Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin,
albuteal dan mukolitik
Diberikan untuk mengurangi bronchospasme,
menurunkan viskositas sekret dan meningkatkan
ventilasi
Dx 3: Tidak efektifnya pola nafas yang berhubungan dengan ketidaksamaan
nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator dan posisi bantuan
ventilator yang kurang tepat.
Tindakan :
Independen
Kaji status pernafasan, catat peningkatan respirasi atau perubahan
pola nafas
Takipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan
peningkatan usaha nafas
Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas tambahan
seperti crakles, dan wheezing
Suara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada ditemukan. Crakles terjadi
karena peningkatan cairan di permukaan jaringan yang disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas membran alveoli – kapiler. Wheezing terjadi
karena bronchokontriksi atau adanya mukus pada jalan nafas
Kaji adanya cyanosis
Selalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari Hb) sebelum
cyanosis muncul. Tanda cyanosis dapat dinilai pada mulut, bibir yang indikasi
adanya hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada kuku dan
ekstremitas adalah vasokontriksi.
Observasi adanya somnolen, confusion, apatis, dan ketidakmampuan
beristirahat
Hipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium
Berikan istirahat yang cukup dan nyaman
Menyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen
Kolaboratif

Berikan humidifier oksigen dengan masker CPAP


jika ada indikasi
Memaksimalkan pertukaran oksigen secara terus
menerus dengan tekanan yang sesuai
Review X-ray dada
Memperlihatkan kongesti paru yang progresif
Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti
steroids, antibiotik, bronchodilator dan
ekspektorant
Untuk mencegah ARDS
Dx 4: Resiko Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
b.d. intake yang tidak adekuat
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria
Hasil :
Tidak terjadi penurunan BB> 15 %.
Muntah (-)
Bayi dapat minum dengan baik
Intervensi :
Observasi intake dan output.
Observasi reflek menghisap dan menelan bayi.
Kaji adanya sianosis pada saat bayi minum.
Pasang NGT bila diperlukan
Beri nutrisi sesuai kebutuhan bayi.
Timbang BB tiap hari.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.
Kolaborasi dengan tim gizi untuk pemberian diit bayi

Anda mungkin juga menyukai

  • Manajemen Penanggulangan Korban Masal (Mass Casualty)
    Manajemen Penanggulangan Korban Masal (Mass Casualty)
    Dokumen16 halaman
    Manajemen Penanggulangan Korban Masal (Mass Casualty)
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • homecare
    homecare
    Dokumen12 halaman
    homecare
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen1 halaman
    4
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • 5
    5
    Dokumen1 halaman
    5
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen1 halaman
    3
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • SKA Atau IMA
    SKA Atau IMA
    Dokumen14 halaman
    SKA Atau IMA
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat
  • SAB Terapi Bermain PDF
    SAB Terapi Bermain PDF
    Dokumen14 halaman
    SAB Terapi Bermain PDF
    Sita Dyah
    Belum ada peringkat