Anda di halaman 1dari 23

TEKNOLOGI PUPUK

PUPUK AMONIA
Dosen Pembimbing :
Apa itu pupuk ?

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan


untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi
tanah sehingga menjadi lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian
yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang
mengandung satu atau lebih unsur hara yang
digunakan untuk membantu tanaman dalam
pertumbuhannya.
Amonia

Amonia ialah senyawa kimia yang


didalamnya, terdiri atas unsur nitrogen
dan hidrogen. Senyawa amonia ialah gas
yang memiliki massa relatif 17 g/mol.

Rumus dari senyawa kimia amonia, yaitu:

NH3
Karateristik Pupuk Amonia

1. Amonia merupakan gas yang tidak berwarna namun


berbau sangat menyengat.

2. Sangat mudah larut dalam air, dalam keadaan standar, 1


liter air mampu melarutkan 1180 liter amonia.

3. Amonia mudah mencair, amonia cair membeku pada suhu


(-)78 derajat celsius dan mendidih pada suhu 33 derajat
celsius.

4. Amonia bersifat korosif pada tembaga dan timah, dan


mudah terbakar.

5. Amonia digunakan sebagai bahan alat kecantikan seperti


bahan campuran pada cat rambut, meluruskan rambut.
Jenis-Jenis Proses Pembuatan Amonia
Menurut para Ahli

01 Haber Bosch

02 Kellog

03 Haldor-Topsoe
Haber Bosch

Dalam proses ini gas hidrogen diperoleh dari reaksi pembakaran bahan batu bara
dengan udara. Gas nitrogen diperoleh dari udara yang digunakan dalam proses
pembakaran batu bara.
Hasil pembakaran yang berupa campuran gas sintesis ( hidrogen, nitrogen,
karbondioksida, karbonmonoksida) dicampur dengan steam agar terjadi reaksi dengan
karbonmonoksida menghasilkan gas hidrogen dan karbondioksida.
Karbondioksida dibuang dengan menggunakan water scrubber sedangkan gas sintesis
mengalami penekanan dan pelepasan karbonmonoksida yang belum terkonversi menjadi
karbondioksida dengan menggunakan amoniacal euprous. Setelah melalui tahapan tersebut,
gas sintesis masuk ke tahap pembuatan amonia.
Haber Bosch

Kelebihan : 1. Lebih ekonomis karena oksigen jauh lebih murah.

Kekurangan : 1. Proses menggunakan tekanan tinggi


2. Menggunakan energi yang sangat banyak sehingga kenaikan harga energy
sangat berpengaruh terhadap biaya produksi
3. Bahan baku yang digunakan (batu bara) hanya menghasilkan hidrogen sedikit
dibandingkan gas alam.

Adapun reaksi yang dipaparkan menurut Haber Bosch yaitu :


C + H2O ↔ CO + H2
Kellog

Dalam proses ini gas hidrogen diperoleh dari proses


reforming gas alam dengan uap air. Gas dari nitrogen dari udara
yang oksigen di dalam udara tersebut digunakan untuk proses
pembakaran gas alam.

Hasil proses reforming berupa gas sintesis (hidrogen,


nitrogen, karbondioksida, karbonmonoksida) masuk ke reaktor
untuk proses konversi karbonmonoksida menjadi karbondioksida.

Selanjutnya karbondioksida diserap pada absorber


kemudian dibuang lewat stripper. Gas sintesis yang masih
mengandung sisa karbonmonoksida yang tidak terkonversi dan
karbondioksida yang tidak terserap masuk ke metanator untuk
dikonversi menjadi metana, kemudian metana dipisahkan dari gas
sintesis dengan separator.

Setelah proses tersebut gas sintesis siap masuk ke proses


pembentukan amonia. Konversi amonia ± 8%.
Kellog

Kelebihan : 1. Penggunaan energi yang lebih efisien.


2. Bahan baku menggunakan gas alam yang menghasilkan hidrogen lebih banyak.
3. Menggunakan peralatan dan katalis yang lebih baik.
4. (Katalis CuO-ZnO yang digunakan memiliki keaktifan dan selektifitas yang tinggi
sehingga prosesnya efisien).
5. Pembentukan produk sampingan seperti DME, alkohol tinggi, senyawa karbonil
dan methane dapat dikurangi.
6. Proses menggunakan tekanan rendah (100-200 atm).
7. Fleksibilitas lebih besar dalam pemilihan ukuran pabrik.

Kekurangan : 1. Katalis yang digunakan tidak tahan terhadap sulfur dan chlorin yang terdapat
dalam syn gas sehingga kandungannya harus kurang dari 0,1 ppm.
2. Menggunakan pendingin intermediate cooler yang akan memperbesar investasi
desain reaktor.
3. Perlu penambahan steam, sehingga membutuhkan biaya yang lebih besar.

Adapun reaksi yang dipaparkan menurut Kellog adalah :


CH4 +H2O ↔CO + 3H2
Haldor-Topsoe

Dalam proses ini gas hidrogen diperoleh dari proses reforming gas alam dengan uap air.
Beberapa variabel yang mempengaruhi reaksi di amonia converter, antara lain:

1. Temperatur reaksi

2. Tekanan Operasi

3. Rasio N2/H2

4.Aktifitas Katalis
Haldor-Topsoe

Kelebihan : 1. Bahan baku menggunakan gas alam yang menghasilkan hidrogen lebih banyak.
(Lebih diperkaya gas alamnya, buka oksigen murni).
2. Kualitas peralatannya lebih baik dan mempunyai ketahanan lebih baik.

Kekurangan : 1. Perlu penambahan steam, sehingga membutuhkan biaya yang lebih besar.
2. Pengendalian prosesnya rumit dan mahal peralatannya.

Adapun reaksi yang dipaparkan menurut Haldor-Topsoe yaitu :

CH4 +H2O ↔CO + 3H2


Proses Pembuatan Amoniak
Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai berikut :

1. Feed Treating Unit


Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa belerang sebelum masuk ke
Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming Unit.
Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu
bejana yang disebut Desulfurizer.
Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit. Jalannya proses melalui tahapan berikut:

a. Sejumlah H2S dalam feed gas diserap di Desulfurization Sponge Iron dengan sponge iron sebagai media penyerap.
Persamaan Reaksi dari proses ini :
Fe2O3.6H2O + H2S ⇄Fe2S3 6 H2O + 3 H2O

b. CO2 Removal Pretreatment Section


Feed Gas dari Sponge Iron dialirkan ke unit CO2 Removal Pretreatment Section Untuk memisahkan CO2 dengan
menggunakan larutan Benfield sebagai penyerap. Unit ini terdiri atas CO2 absorber tower, stripper tower dan benfield
system.

c. ZnO Desulfurizer
Seksi ini bertujuan untuk memisahkan sulfur organik yang terkandung dalam feed gas dengan cara mengubahnya terlebih
dahulu mejadi Hydrogen Sulfida dan mereaksikannya dengan ZnO.
Persamaan Reaksi dari proses ini :
H2S + ZnO ⇄ ZnS + H2O
Proses Pembuatan Amoniak
2. Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di
Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary Reformer dan
direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
- Hidrogen
- Nitrogen
- Karbon Dioksida

Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
Tahap-tahap reforming unit adalah :

a. Primary Reformer
Seksi ini bertujuan untuk mengubah feed gas menjadi gas sintesa secara ekonomis melalui dapur reformer dengan tube-tube
berisi katalis nikel sebagai media kontak feed gas dan steam.

b. Secondary Reformer
Gas yang keluar dari primary reformer masih mengandung kadar CH4 yang cukup tinggi, yaitu 12 – 13 %, sehingga akan
diubah menjadi H2 pada unit ini dengan perantaraan katalis nikel pada temperature 1002,5 oC
Persamaan Reaksi : CH4 + H2O ⇄3 H2 + CO

Kandungan CH4 yang keluar dari Secondary reformer ini diharapkan sebesar
0.34 % mol dry basis. Karena diperlukan N2 untuk reaksi pembentukan Ammonia maka melalui media compressor
dimasukkan udara pada unit ini.
Persamaan Reaksi : 2H2 + O2 ⇄ 2H2O
CO + O2 ⇄2CO2
Proses Pembuatan Amoniak
3. Purifikasi & Methanasi

Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon
Dioksida yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas
proses, akan menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke
Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator.

Tahap-tahap proses purification dan methanasi adalah sebagai berikut :

a. High Temperature Shift Converter (HTS)


Setelah mengalami reaksi pembentukan H2 di Primary dan Secondary Reformer maka gas proses didinginkan
hingga temperature 371 oC untuk merubah CO menjadi CO2 dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
CO + H2O ⇄ CO2 + H2

Kadar CO yang keluar dari unit ini adalah 3,5 % mol dry basis dengan temperature gas outlet 432 oC- 437 oC.

b. Low Temperature Shift Converter (LTS)


Tidak semua CO dapat dikonversi menjadi CO2 di HTS, maka reaksi tersebut disempurnakan di LTS setelah
sebelumnya gas proses didinginkan hingga temperature 210 oC. Diharapkan kadar CO dalam gas proses adalah sebesar 0,3
% mol dry basis.
Proses Pembuatan Amoniak

c. CO2 Removal
CO2 dapat mengakibatkan degradasi di Ammonia Converter dan merupakan racun maka senyawa ini
harus dipisahkan dari gas synthesa melalui unit CO2removal yang terdiri atas unit absorber, striper serta benfield
system sebagai media penyerap. System penyerapan di dalam CO2 absorber ini berlangsung secara counter current,
yaitu gas synthesa dari bagian bawah absorber dan larutan benfield dari bagian atasnya. Gas synthesa yang telah
dipisahkan CO2-nya akan keluar dari puncak absorber, sedangkan larutan benfield yang kaya CO2 akan diregenerasi
di unit. CO2 stripper dan dikembalikan ke CO2 absorber. Sedangkan CO2 yang dipisahkan digunakan sebagai bahan
baku di pabrik urea.
Adapun reaksi penyerapan yang terjadi :
K2CO3 + H2O + CO2 ⇄ 2KHCO3

d. Methanasi
Gas synthesa yang keluar dari puncak absorber masih mengandung CO2 dan CO relative kecil, yakni
sekitar 0,3 % mol dry basis yang selanjutnya akan diubah menjadi methane di methanator pada temperature sekitar
316 oC.
Persamaan Reaksi yang terjadi :
CO + 3H2 ⇄ CH4 + H2O
CO2 + 4H2 ⇄ CH4 + 2H2O
Proses Pembuatan Amoniak
4. Compression Synloop & Refrigeration Unit

Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen : nitrogen = 3 : 1, ditekan atau
dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan,
uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan
sebagai bahan baku pembuatan Urea.

Tahap-tahap poses Synthesa loop dan Amonik Refrigerant adalah :

a. Synthesis Loop
Gas synthesa yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi persyaratan perbandingan H2/N2 = 2,5 – 3 :
1. Gas synthesa pertama-tama akan dinaikkan tekanannya menjadi sekitar 177.5 kg/cm2 oleh syn gas compressor
dan dipisahkan kandungan airnya melalui sejumlah K.O. Drum dan diumpankan ke Ammonia Converter dengan
katalis promoted iron.
Persamaan Reaksi :
3H2 + N2 ⇄ 2NH3
Kandungan Ammonia yang keluar dari Ammonia Converter adalah sebesar 12,05-17,2 % mol.

b. Ammonia Refrigerant
Ammonia cair yang dipisahkan dari gas synthesa masih mengandung sejumlah tertentu gas-gas terlarut.
Gas-gas inert ini akan dipisahkan di seksi Ammonia Refrigerant yang berfungsi untuk Mem-flash ammonia cair
berulang-ulang dengan cara menurunkan tekanan di setiap tingkat flash drum untuk melepaskan gas-gas terlarut,
sebagai bagian yang integral dari refrigeration, chiller mengambil panas dari gas synthesa untuk mendapatkan
pemisahan produksi ammonia dari Loop Synthesa dengan memanfaatkan tekanan dan temperature yang berbeda di
setiap tingkat refrigeration.
Hasil / produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta karbon dioksida digunakan sebagai bahan baku
pembuatan Urea.
Kegunaan Amonia

Ammonia (NH3) mempunyai banyak manfaat, diantaranya:


- Sebagian besar ammonia digunakan sebaga bahan baku
pupuk
- Sedangkan sisanya digunakan untuk produksi asam nitrit
- Sebagai indikator universal,
- Refrigerant,
- Bahan bakar roket,
- Desinfektan, serta sebagai zat tambahan pada rokok.
- Pembuatan Amonium Nitrat
- Pembuatan Urea
Sifat Amonia

Berikut ini terdapat beberapa sifat dari amonia, antara lain:

1. Amonia di dalam suhu kamar wujudnya ialah gas yang tidak berwarna
memiliki bau menyengat, serta memiliki rasa seperti logam alkali atau sabun.
2. Saat dihirup dapat membuat air mata menjadi mengalir.
3. Sifat amonia lebih ringan dibandingkan udara sehingga amonia akan
bergerak ke atas dalam keadaan normal.
4. Gas ini sering jatuh ke bawah lalu terakumulasi bersama dengan air hujan.
5. Amonia larut di dalam air perbandingannya untuk 1 liter air berbanding
dengan 1300 liter volume gas amonia. Sebab kelarutannya didalam air
sangat tinggi dan ini jarang ditemui diatas permukaan air.
6. Gas amonia dapat dengan mudah diubah wujudnya ke dalam bentuk cair.
Caranya dengan mengkondisikan dalam tekanan 8 hingga 10 atmosfer.
7. Titik didih gas amonia ialah pada suhu 239 derajat K (-35 derajat C) pada
tekanan 1 atm.
Bahaya dan Dampak Amonia

1. Efek terhadap Kesehatan Manusia


Udara yang tercemar gas amonia dan sulfida dapat
menyebabkan menyebabkan iritasi mata serta saluran pernafasan. Gas
NH3 juga dapat menyebabkan Iritasi pada mata, saluran pernapasan dan
kulit.

Pada Kadar 2500-6500 ppm, gas ammonia melalui inhalasi


menyebabkan iritasi hebat pada mata (Keraktitis), sesak nafas (Dyspnea),
Bronchospasm, nyeri dada, sembab paru, batuk darah, Bronchitis dan
Pneumonia. Pada kadar tinggi (30.000 ppm) dapat menyebabkan luka
bakar pada kulit. Penggunaan amoniak dalam waktu yang lama juga dapat
menyebabkan penyakit kanker karena amoniak bersifat karsinogenik atau
bahan yang dapat menimbulkan kanker.
Bahaya dan Dampak Amonia

2. Efek Terhadap Lingkungan


Sekitar Sisa-sisa makanan dan sampah organik dibuang ke tempat sampah, kemudian di bawa ke
tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah-sampah tersebut kemudian membusuk dan menghasilkan gas
amonia.

Gas ammonia tersebut merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan global
warming. Akibat yang terjadi adalah terjadinya perubahan iklim dan cuaca serta efek global warming lainnya.
Gas ammonia juga dapat mengganggu estetika lingkungan karena bau pembusukan sampah yang sangat
menyengat.

Dampak negatif yang ditimbulkan usaha peternakan ayam terutama berasal dari kotoran ayam
yang dapat menimbulkan gas yang berbau. Bau yang dikeluarkan berasal dari unsur nitrogen dan sulfida
dalam kotoran ayam, yang selama proses dekomposisi akan terbentuk gas amonia, nitrit, dan gas hidrogen
sulfida.

Udara yang tercemar gas amonia dan sulfida dapat memyebabkan gangguan kesehatan ternak dan
masyarakat di sekitar peternakan. Amonia dapat menghambat pertumbuhan ternak.
Cara Menanggulangi Pencemaran Amonia

Cara Menanggulangi Pencemaran


Berikut ini terdapat beberapa cara menanggulangi
pencemaran amonia, antara lain:

1. Absorbsi

2. Pembakaran

3. Reaksi Kimia
Kesimpulan

Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat dan sangat mudah larut dalam air. Amonia
ini biasanya digunakan dalam refrigerator dan dalampembuatan pupuk, bahan peledak, plastik, serta bahan-bahan kimia lainnya.
Selian itu, amonia juga digunakan sebagai pelarut. Amonia dapat dibuat dengan mereaksikan gas nitrogen (N2) dengan gas
hodrogen (H2) melalui proses reaksi eksoterm, yang dapat membentuk keseimbangan sebagai berikut :

N2 (g) + 3H2 (g) ↔ 2NH3 (g) ∆H = -92,2Kj

Dalam industri, amonia dibuat dengan dengan mencampur gas N2 yang diperoleh melalui udara dan gas H2 yang
diperoleh dari reaksi antara gas metana dan air. Campuran gas N2 dan H2 dengan perbandingan N2 : H2 = 3 : 1 tersebut kemudian
dialirkan melalui pompa bertekanan tinggi (250 atm) ke dalam tabung pemurnian gas. Dalam tabung inilah kemudian diperoleh gas
N2 dan H2 murni yang dialirkan ke dalam reaktor katalisis.

Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm, sehingga untuk menghasilkan amonia dalam jumlah besar,
maka reaksi tersebut harus dilakukan pada suhu yang rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi akan berlangsung lambat.
Oleh karena itu, untuk mengimbanginya, maka reaksi dalam pembuatan amonia dilakukan pada suhu tinggi (sekitar 500°C) dan
tekanan yang tinggi (200 – 400 atm). Suhu dan tekanan tersebut memungkinkan reaksi pembuatan amonia dapat berlangsung
cepat dan amonia yang dihasilkannya dalam jumlah besar (reaksi bergeser ke kanan).

Amonia yang dihasilkan dalam proses industri berupa amonia cair. Hal ini karena campuran gas H2, N2 dan NH3 dialirkan melalui
kondensor. Karena NH3 mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding H2 dan N2, maka NH3 akan segera mencair dan ditampung
dalan bejana tertentu, sedangkan gas H2 dan N2 didaur ulang kembali untuk menghasilkan amonia pada proses berikutnya.
Mekanisme produksi amonia yang telah diuraikan di atas pada mulanya dikembangkan oleh dua orang ahli kimia Jerman, Fritz
Haber (1868-1934) dan Karl Bosch (1874-1940), sehingga proses pembuatan amonia tersebut dikenal dengan proses Haber-
Bosch.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai