Anda di halaman 1dari 2

SINDROM NEFROTIK

Sindrom nefrotik (SN) merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis (GN) ditandai
DEFINISI
dengan edema anasarka, proteinuria masif ( 3,5 g/hari), hipoalbuminemia (<3,5 g/dl),
hiperkolesterolemia, dan lipiduria.

 Kongenital
ETIOLOGI
 Primer atau idiopatik, dan
 Sekunder
Berdasarkan hal tersebut, saat ini klasifikasi SN lebih sering didasarkan pada respon klinik,
KLASIFIKASI
yaitu :1
1. Sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS)
2. Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS)
1. Proteinuria
MANIFESTASI KLINIS
2. Hipoalbuminemia
3. Edema
4. Hiperkolesterolemia
1. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin
DIAGNOSIS
pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
2. Hipoalbuminemia < 2, g/dl
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG  Urinalisis.
 Protein urin kuantitatif,
 Pemeriksaan darah
TATALAKSANA 1. Hypoalbuminemia < 2 gr : Berikan albumin 1 gr/kgbb
2. Demam : antibiotic
3. Diuretik : namun tidak selalu diberikan, diberikan jika ada tanda-tanda komplikasi
4. Pengobatan spesifik : kortikosteroid, berdasarkan protocol “ISKDC”
KOMPLIKASI - Infeksi sekunder
- Syok
- Thrombosis vaskuler
- Malnutrisi atau kegagalan ginjal
- Gangguan pertumbuhan

PROGNOSIS Prognosis SN tergantung dari kelainan histopatologiknya. Umunya SN dengan kelainan minimal (SNKM)
yang sensitive dengan kostekosteroid mempunyai prognosis baik, sedangkan SN dengan kelainan
Histopatologik lain seperti bentuk Focal Glomerulosclerosis, Membranoproliferative glomerulonefritis
mempunyai prognosis kurang baiuk karena sering mengalami kegagalan ginjal.

• Kharisma, Yuktiana. 2017. Sindroma Nefrotik. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Bandung

• Konsensus Tatalaksana Sindrom Nefrotik Pada Anak. Edisi kedua. 2015. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai