Anda di halaman 1dari 12

Ahmad Choyrur Rifai

Anisa Ramadhani
Constanta Alfa Rizky
Dafa Nur Istiqomah

AL-FARABI Julia Aliatun


Rifqotun Nada
Wanda Hamidah

TUGAS PAI (KELOMPOK 4)

XI IPS 1 – SMAN 1 REMBANG PBG


Foto
biografi
Profil Al Farabi

Nama Asli : Abu Nasir Al Farabi


Nama Terkenal : Al Farabi, Alpharabius, Al Farabi, Farabi, Abunasir
Tempat, Tanggal Lahir : Faryab, 870 Masehi
Meninggal Dunia : 950 Masehi

Al Farabi merupakan salah satu cendekiawan muslim yang terkenal hingga ke negara
Barat. Banyak orang yang mempelajari filsafat mengenal sosok Al Farabi sebagai filsuf
Islam pertama yang sanggup mendalami filsafat Yunani klasik dari Aristoteles dan Plato. Ia
juga berhasil menggabungkan filsafat dari kedua filsuf tersebut dengan ilmu agama Islam.
Bahkan oleh bangsa Arab, ia dikenal sebagai salah satu filsuf terbaik di dunia dan dijuluki
sebagai Guru Besar Kedua setelah Aristoteles.

Menariknya, Ibnu Sina baru berhasil memahami filsafat Aristoteles melalui buku Al
Farabi yang berjudul Tahqiq Ghardh Aristhu fi Kitab ma Ba’da Ath-Tabi’ah. Sebelumnya, ia
sudah berusaha mempelajari buku Metafisika miliki Aristoteles, tapi tak bisa memahami
isinya. Secara tidak langsung, hal tersebut menunjukkan kecerdasan Al Farabi dalam
memahami dan menjelaskan ulang menggunakan bahasanya sendiri.
KARYA
Selain karya seputar filsafat, ia juga banyak menuliskan seputar ilmu bahasa,
matematika, kimia, astronomi, musik, fikih, ilmu alam, militer, dan kenegaraan.

Sayangnya, tidak banyak orang yang mengetahui karya-karyanya, apalagi


yang hanya berupa risalah atau karangan pendek.

Salah satu karyanya yang paling terkenal dan menggabungkan pemikiran


Plato dan Aristoteles adalah Al Jam’u Baina Ra’yay Al Hakimain Aflathun wa
Aristhu. Kemudian, ada juga karya terkenal lain yang berjudul Tahqiq Ghardh
Aristhu fi Kitab ma Ba’da Ath-Thabi’ah yang membahas tentang tujuan dan
maksud dari buku Metafisika karya Aristoteles. Karya tersebut yang membuat
Ibnu Sina akhirnya dapat memahami ilmu filsafat dari Aristoteles.

Karya selanjutnya adalah Ihsa Al-Ulum wa At-Ta’rif bi Aghradita yang


membahas tentang berbagai macam ilmu. Beberapa di antaranya adalah ilmu
bahasa, matematika, logika, fisika politik, hukum, ketuhanan, dan gabungan ilmu
fikih (hukum Islam) dengan aqidah (ilmu kalam).
KARYA
Beberapa karya lainnya adalah :
• Syarah Risalah Zainun Al-Kabir Al-Yunani
• At-Ta’liqat
• Risalah fima Yajibu Ma’rifat Qabla Ta’allumi al-Falsafah
• Kitab Tahshil As-Sa’adah
• Risalah fi Itsbat Al-Mufaraqah
• Uyun Al-Masa‘il
• Ara’ Ahl Al-Madinah Al-Fadhilah
• Maqalat fi Ma’ani Al-Aql
• Fushul Al-Hukm
• Risalat Al-Aql
• As-Siyasah Al-Madaniyah
• Al-Masa’il Al-Falsafiyah wa Al-Ajwibah Anha
PEMIKIRAN
• Filsafat Dasar

Menurut Al Farabi, ilmu filsafat adalah Al Ilmu birmaujudaat bima hiya Al


Maujudaat (ilmu yang menyelidiki hakikat dari segala hal). Oleh karena itu, ia
mengungkapkan kalau setiap orang perlu mempelajari ilmu filsafat.

Kaum muslimin pun tak perlu khawatir kalau ilmu filsafat akan bertentangan
dengan ilmu agama. Al Farabi telah berhasil membuktikan kalau dasar-dasar
ilmu filsafat dan ilmu agama Islam itu saling mendukung, bahkan dapat
digabungkan.

Dua filsuf yang paling mempengaruhi Al Farabi adalah Aristoteles dan Plato.
Menariknya, ketika kebanyakan filsuf lain akan membanding-bandingkan filsafat
yang diutarakan oleh kedua filsuf besar tersebut, ia justru berhasil
menggabungkannya. Karena keberhasilan itu, ia dikenal sebagai filsuf
sinkretisme.
PEMIKIRAN
• Metafisika

Sebenarnya, metafisika masih cabang ilmu filsafat yang membahas tentang


hubungan antara hal-hal yang tak terlihat dengan kenyataan. Biasanya yang
menjadi topik bahasan adalah seputar jiwa dan tubuh manusia. Pada ilmu ini, Al
Farabi banyak menghubungkan ilmu filsafat dengan ketuhanan.

Ia merujuk ke pemikiran Aristoteles dan Neo Platonisme yang menyebutkan


tentang Tuhan sebagai Al Maujud Al Awwal (sebab pertama bagi segala yang
ada). Pemikiran tersebut sejalan dengan ajaran agama Islam tentang sifat
keesaan Allah Swt.

Ia juga menyebutkan kalau untuk membuktikan keberadaan Tuhan, ada dua


dalil yang bisa menjadi dasar. Dalil pertama adalah Wajib Al Wujud yang berarti
ada bentuknya, muncul dengan sendirinya, juga memiliki bentuk sama dan satu.
Dalil kedua adalah Mumkin Al Wujud yang bermakna bahwa bentuknya tak akan
berubah kalau tidak ada wujud yang menguatkan.
PEMIKIRAN
• Negara

Pemikiran Al Farabi seputar kenegaraan banyak dipengaruhi oleh Plato, Aristoteles,


dan Ibnu Rabi. Salah satu pendapat utamanya adalah tentang manusia sebagai makhluk
sosial yang cenderung hidup bermasyarakat dan tak akan bisa memenuhi kebutuhannya
sendiri.

Seperti yang disebutkan dalam bukunya yang berjudul Al Madinah Al Fadhilah (Kota
atau Negara Utama), masyarakat itu ibarat tubuh manusia. Jika ada salah satu bagian
organ tubuh yang sakit atau terluka, maka dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya.

Dengan perumpamaan tersebut, setiap manusia dalam tatanan masyarakat haruslah


mendapatkan peran yang tepat dan sesuai dengan kemampuannya. Seperti halnya
seorang kepala negara yang memiliki peran penting seperti halnya jantung dalam tubuh.

Masih dalam buku yang sama, Al Farabi juga menyebutkan kalau negara yang baik itu
dapat diibaratkan seperti tubuh manusia sehat yang tumbuh dan berkembang dengan
baik. Kebalikannya, negara yang rusak itu sama seperti orang sakit yang perlu segera
diobati.
PEMIKIRAN
Selain tentang sistem kenegaraan, ia juga memiliki sebuah
pemikiran seputar orang-orang yang berhak memimpin sebuah negara.
Menurutnya, orang-orang yang berhak memimpin negara hanyalah
filsuf, raja, dan nabi. Di sisi lain, seandainya tiga orang tersebut tidak
ada, ia menyebutkan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh
seorang pemimpin.

Syarat-syaratnya adalah tidak cacat fisik, memiliki intelektualitas


yang tinggi, memiliki daya pemahaman yang baik, mencintai
pendidikan, pandai mengemukakan pendapat, tidak serakah seputar
makanan, minuman, dan wanita. Kemudian, seorang pemimpin juga
harus mencintai kejujuran dan membenci kebohongan, tidak
mementingkan kekayaan dan kesenangan duniawi, berjiwa besar,
membenci kezaliman, mencintai keadilan, serta menegakkan keadilan.
PEMIKIRAN
• Musik

Selain pemikiran seputar filsafat dan negara, Al Farabi juga terkenal


karena pemikirannya seputar musik. Bahkan, ia banyak dikenal sebagai
seniman yang pandai memainkan alat musik dan membuat instrumen
musik baru. Salah satu karyanya seputar musik adalah buku berjudul
Al-Musiqa.

Tidak seperti beberapa teori yang menyebutkan kalau musik itu


dilarang dalam agama Islam, ia justru menyebutkan kalau musik itu
penting bagi para muslimin. Menurutnya, musik berguna untuk
membuat para pendengarnya merasa tenang dan nyaman. Selain itu,
musik juga memiliki manfaat dalam memengaruhi moral,
mengendalikan amarah, menyembuhkan penyakit, dan membesarkan
spiritualitas.
pengaruh
• Dialah filsuf Islam pertama yang berhasil mempertalikan
serta menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan
Islam sehingga bisa dimengerti di dalam konteks agama-
agama wahyu.

• Dengan kecemerlangan otaknya, Al-Farabi mampu


melakukan terobosan untuk menggabungkan filsafat
Platonik dan Aristotelian dengan pengetahuan mengenai
Alquran serta beragam ilmu lainnya.

• Al-Farabi juga dikenal sebagai ilmuwan yang berjasa dan


memberi kontribusi dalam berbagai bidang ilmu seperti,
aritmatika, fisika, kimia, medis, astronomi, dan musik
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SMAN 1 REMBANG PURBALINGGA

Anda mungkin juga menyukai