Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN

PENDAPATAN
DAERAH

KELOMPOK 11
MENGELOLAH SUMBER-SUMBER
PENDAPATAN DAERAH

OSBORNE DAN GAEBLER (1992)

Merupakan Pemerintah yang mampu


“PEMERINTAH YANG
menciptakan sumber-sumber
BERWIRAUSAHA”
pendapatan secara kreatif dan inovatif,
(ENTERPRENEURIAL
mampu mengelola potensi ekonomi yang
GOVERMENT)
ada secara efisien dan efektif.
A. Siklus Manajemen Pendapatan Daerah

Koleksi
Identifikasi Administrasi Pendapatan
Pendapatan Pendapatan

Alokasi Akuntansi
Pendapatan Pendapatan
Identifikasi Sumber Pendapatan
 Kegiatan yang dilakukan berupa pendataan sumber-sumber pendapatan dan
menghitung potensi pendapatan.
 Identifikasi Pendapatan Pemerintah, meliputi:
• Pendataan objek pajak, subjek pajak dan wajib pajak
• Pendataan objek restribusi, subjek restribusi, dan wajib restribusi
• Pendataan sumber-sumber penerimaan bukan pajak
• Pendataan lain-lain pendapatan yang sah
• Pendataan potensi pendapatan untuk masing-masing jenis pendapatan
Administrasi Pendapatan
 Administrasi pendapatan sangat penting dalam siklus manajemen pendapatan
karena pada tahap ini akan menjadi dasar untuk tahapan koleksi pendapatan.
Kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
• Penetapan wajib pajak dan restribusi
• Penentuan jumlah pajak dan restribusi
• Penetapan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah dan Nomor Pokok Wajib Restribusi
• Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Restribusi
Koleksi Pendapatan
 Koleksi pendapatan meliputi penarikan, pemungutan, penagihan dan
pengumpulan pendapatan baik berasal dari wajib pajak daerah dan restribusi
daerah, dana perimbangan dari pemerintah pusat ataupun sumber lainnya.
 Sistem Pemungutan Pajak:
1. Self Assessment System
2. Official Asssessment system
3. Joint Collection
Pencatatan (Akuntansi)
Pendapatan
 Prinsip: setiap penerimaan pendapatan harus segera disetor ke rekening kas umum
daerah pada hari itu juga atau paling lambat sehari setelah diterimanya pendapatan
tersebut.
 Dibuatkan satu rekening tunggal (treasury single account) dengan tujuan :
pengendalian dan pengawasan pendapatan.
 Penerimaan pendapatan tersebut dibukukan dalam:
1. Jurnal Penerimaan Kas
2. Buku Pembantu
3. Buku Besar Kas
4. Buku Besar Penerimaan Per Rincian Objek Pendapatan
Alokasi Pendapatan
 Pengambilan keputusan untuk menggunakan dana yang ada untuk membiayai
pengeluaran daerah yang dilakukan.
 Pengeluaran Daerah:
• Pengeluaran Belanja (Belanja operasi dan belanja modal)
• Pengeluaran pembiayaan (Pembentukan dana cadangan, penyertaan modal daerah,
pembayaran utang dan pemberian pinjaman daerah)
B. Mengenali sumber-sumber
pendapatan Daerah
Sumber pendapatan Dasar sumber pendapatan
pemerintah daerah: daerah:
• Relatif terprediksi dan lebih stabil. • Sumber pendapatan yang saat ini
• Memiliki payung hukum ada dan sudah ditetapkan dengan
perundang-undangan. peraturan perundang-undangan.

• Dapat memaksa WP untuk • Sumber pendapatan di masa


membayar. datang yang masih potensial
(tersembunyi) dan baru akan
• Dapat dikenakan sanksi bila diperoleh apabila sudah dilakukan
melanggar. upaya-upaya tertentu.
Sumber Pendapatan Daerah Menurut
Ketentuan Perundangan
 Dasar hukum: UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No.
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
 Pajak Daerah
 Restribusi Daerah
 Bagian Laba Pengelolaan Aset Daerah yang dipisahkan
 Lain-lain PAD yang sah
Lanjutan....

b. Pemerintah Pusat
• Transfer Bagi Hasil Pajak
• Bagi Hasil Sumber Daya Alam
• Dana Alokasi Umum
• Dana Alokasi Khusus
• Dana Otonami Khusus
• Dana Penyesuaian

c. Transfer Pemerintah Provinsi


• Bagi Hasil Pajak
• Bagi Hasil Sumber Daya alam
• Bagi Hasil lainnya

d. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah


Prinsip Dasar Manajemen
Penerimaan Daerah
 Peningkatan pendapatan dapat dilakukan melalui tataran kebijakan maupun
perbaikan administrasi.
 Prinsip yang perlu diperhatikan PEMDA adalah:
1. Perluasan basis penerimaan
2. Pengendalian atas kebocoran pendapatan
3. Peningkatan efisiensi administrasi pendapatan
4. Transparansi dan akuntabilitas
D. Manajemen Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
 Peningkatan kemandirian daerah sangat erat kaitannya dengan kemampuan
daerah dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD).
 Semakin tinggi kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD, maka semakin
besar pula diskresi daerah untuk menggunakan PAD tersebut sesuai dengan
aspirasi, kebutuhan dan prioritas pembangunan daerah.
 Walaupun pelaksanaan otonomi daerah sudah dilakukan sejak 1 Januari 2001,
namun hingga tahun 2009 beru sedikit pemerintah daerah yang mengalami
peningkaan kemandirian keuangan daerah secara signifikan.
Manajemen Pajak Daerah
 Pajak daerah memberikan kontribusi  Peraturan perundangan mengenai pajak
terbesar pada penerimaan Pendapatan daerah mengalami beberapa kali
Asli Daerah. Kontribusi pajak daerah pada perubahan. Peraturan perundangan di
total penerimaan daerah juga terus bidang pajak daerah antara lain UU No.
mengalami peningkatan. Pemerintah 11 Tahun 1957 tentang Peraturan Umum
daerah juga masih akan menerima bagi pajak Daerah, UU No. 18 Tahun 1997
hasil PPh Wajib Pribadi, PBB dan BPHTB tentang Pajak Daerah dan Restribusi
yang jumlahnya cukup besar bagi daerah. Daerah, UU No. 34 Tahun 2000 tentang
Perubahan atas UU No. 18 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah dan Restribusi
Daerah. Kemudian pada tahun 2009
pemerintah pusat mengeluarkan uu No.
28 Tahun 2009 tentang Pajak dan
Restribusi Daerah menggantikan UU No.
34 Tahun 2000.
Prinsip Pajak Daerah
a. Prinsip Elastisitas
b. Prinsip Keadilan
c. Prinsip Kemudahan Administrasi
d. Prinsip Keterterimaan Politis
e. Prinsip Nonditorsi Terhadap Perkonomian
E. Manajemen Dana Perimbangan
– Dana perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari dana
APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam
mencapai tujuan pemberian otonomi kepala daearh, yaitu terutama peningkatan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik (Widjaja, 2002).
– Secara umum Dana Perimbangan merupakan pendanaan Daerah yang bersumber
dari APBN yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk
membantu Daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk
mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara pusat dan
daerah serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar-
Daerah. Dana Perimbangan juga adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam
rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Pembagian Dana Perimbangan

Dana Alokasi Dana Alokasi


Dana Bagi Hasil
Umum (DAU) Khusus (DAK)
Prinsip Dana Perimbangan
 Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah mencakup pembagian
keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah daerah secara proporsional, demokratis, adil
dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah.
 Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah merupakan subsistem
Keuangan Negaara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
 Pemberian Sumber Keuangan Negara kepada Pemerintah Daerah dalam rangka Pelaksanaan
Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada pemerintah
Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal.
 Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah merupakan suatu sistem
yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi,
Dekonsentrasi, dan Tugas pembantuan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai