Dinamika Kependudukan
Dinamika Kependudukan
KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI
Fertilitas
Sisdjiatmo K. Widhaningrat,
Lembaga Demografi, dan
Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pertumbuhan penduduk :
• Keseimbangan kekuatan yang menambah dan yang
mengurangi jumlah penduduk.
– Dipengaruhi jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah
penduduk).
– Tetapi secara bersamaan dikurangi jumlah kematian di
setiap kelompok umur.
– “Imigran”akan menambah, “Emigran” akan mengurangi
jumlah penduduk. 2
Jumlah penduduk dan ekonomi
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
PENDUDUK EKONOMI
3
Mengapa perlu mempelajari
demografi ?
Studi mengenai :
• Perubahan jumlah penduduk
• Perubahan komposisi penduduk
Meliputi :
• Persamaan berimbang :
• P1 = Po + (B – D) + (Mi – Mo)
5
Perubahan alamiah
8
SUMBER DATA KEPENDUDUKAN
I II III IV
10
Teori Transisi Demografi
13
Tahap III
Pt = Po + (B – D) + (Mi - Mo)
16
Natural Increase : Selisih kelahiran dan
kematian (Fertilitas – Mortalitas).
21
KONSEP KELAHIRAN.
• Lahir Hidup (Life Birth) :
Kelahiran seorang bayi, tanpa memperhitungkan
lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat
dilahirkan, misalnya ada nafas, ada denyut
jantung, atau dejut tali pusat, atau gerakan-
gerakan otot.
• Lahir Mati (Still Birth) :
Kelahiran seorang bayi dari kandungan, yang
sudah berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat
dilahirkan.
22
Abortus :
25
Penampang lintang :
27
PERMASALAHAN DALAM
PENGUKURAN FERTILITAS
• Angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian antara jumlah
kejadian (event) dengan penduduk yang menanggung resiko
(exposed to risk).
• Tidak semua kelompok penduduk wanita mempunyai resiko untuk
melahirkan, yaitu hanya wanita pada usia reproduktif (15 – 49
tahun). Umumnya terbatas wanita yang telah kawinlah yang
mempunyai rsiko untuk hamil dan melahirkan.
• Kelahiran melibatkan orangtua. Dapat mengukur fertilitas
berdasarkan sifat-sifat ibu, ayah, atau kedua orang tua.
• Penentuan jumlah penduduk yang mempunyai eksposi untuk
melahirkan (expose to risk) dalam fertilitas sangat sukar. Tidak
semua wanita berusia 15 – 49 tahun mempunyai resiko
melahirkan.
• Kesulitas membedakan antara lahir hidup dan lahir mati.
• Ada unsur “pilihan” (choice) untuk melahirkan atau tidak.
Tergantung jumlah anak yang telah dimiliki, pendidikan, dsb.
28
UKURAN REPRODUKSI.
1. Angka Reproduksi Bruto (Gross
Reproduction Rate, GRR).
• Banyaknya bayi wanita yang dilahirkan oleh
suatu cohort wanita, yaitu sekelompok wanita
yang mulai melahirkan pada usia yang sama
dan bersama-sama mengikuti perjalanan
reproduksi sampai masa usia subur selesai.
29
GRR – DKI Jakarta, 1995
Umur Penduduk Kelahiran Kelahiran Bayi ASFR bayi
Wanita Wanita Bayi (L+P) Perempuan saja perempuan /
1000 wanita
(5) = [(4) :
(1) (2) (3) (4) (2)] X 1000
15 – 19 585.414 15.221 7.425 13
20 – 24 589.946 57.225 27.915 47
25 – 29 505.509 61.672 30.084 60
30 – 34 399.754 33.979 16.575 42
35 – 39 330.342 13.544 6.607 20
40 – 44 257.850 2.579 1.258 4
45 – 49 188.589 754 368 2
15 – 49 188
30
GRR – DKI Jakarta, 1995
a. GRR = 100 / 205 X TFR
= 100 / 205 X 1.925
= 939 per 1000 wanita usia 15 – 49 tahun.
GRR = 0,9 anak perempuan per wanita.
Tanpa memperhatikan kematian yang mungkin dialami anak
sesudah kelahiran, akan ada hampir 1 anak perempuan yang akan
menggantikan ibunya melahirkan.
31
Gross Reproduction Rate (GRR)
37
ASFR Indonesia (2002-2003)
Umur Kota Desa Jumlah
15 – 19 41 63 51
20 – 24 119 144 131
25 – 29 143 144 143
30 – 34 103 95 99
35 – 39 64 68 66
40 – 44 18 21 19
45 – 49 2 5 4
TFR 2,4 2,7 2,6
GFR 85 93 89
CBR 22,1 21,7 21,9
GFR : jml. Kelahiran / jml. Wanita 15 – 44, per 1000 wanita 38
PERKAWINAN DAN PERCERAIAN
39
3. Menurut Badan Pusat Statistik :
Belum Kawin :
• Mereka yang belum pernah menikah. Dalam
kelompok ini termasuk penduduk berusia muda 0
– 14, 15-19 misalnya, dan juga kelompok
penduduk yang hidup selibat atau tidak pernah
kawin.
Kawin :
• Adalah mereka yang kawin secara hukum (adat,
negara, dan agama) dan mereka yang hidup
bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya
dianggap sebagai suami isteri.
40
3. Menurut Badan Pusat Statistik :
Cerai :
• Adalah mereka yang bercerai dari suami/isteri dan belum
melakukan perkawinan ulang.
Janda/Duda :
• Adalah mereka yang suami/isterinya meninggal dan belum
melakukan perkawinan ulang.
Perceraian :
• Adalah suatu pembubaran yang sah dari suatu perkawinan
dan perpisahan antara suami dan isteri oleh surat keputusan
pengadilan yang memberikan hak kpada masing-masing
untuk kawin ulang menurut hukum sipil dan agama, sesuai
dengan peraturan atau adat kebudayaan yang berlaku di
tiap-tiap negara.
41
3. Menurut Badan Pusat Statistik :
Angka Perceraian Kasar :
• Menunjukkan jumlah perceraian yang terjadi per 1.000
penduduk.
• Misal di Swedia 1960 : 8.958 / 7.458.615 X 1.000 = 1,2
per 1.000 penduduk.
42
KELUARGA BERENCANA (FAMILY
PLANNING).
BEBERAPA ISTILAH :
1. Pasangan Usia Subur (PUS)
• Pasangan suami isteri yang pada saat ini hidup
bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam
satu rumah maupun tidak, dimana umur
isterinya biasanya antara 15 – 44 tahun.
• Batasan umur isteri disini bukan 15 – 49 tahun,
karena seringkali kelompok 45 – 49 tahun bukan
sasaran KB lagi (kemungkinan melahirkan lagi
sudah sangat kecil).
43
KELUARGA BERENCANA (FAMILY
PLANNING).
2. Akseptor KB.
• Pasangan usia subur (PUS) dimana salah seorang daripadanya
menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan
pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non-program.
• Akseptor baru :
• PUS yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat
kontrasepsi, dan/atau PUS yang menggunakan kembali salah satu
cara/alat kontrasepsi setelah mereka berahkhir masa kehamilannya
(baik kehamilan yang berakhir dengan keguguran, lahir mati atau lahir
hidup).
• Akseptor Aktif Kembali :
• PUS yang telah berhenti menggunakan selama 3 bulan atau lebih, yang
tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan cara
kontrasepsi, baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah
berhenti/beristirahat paling kurang 3 bulan berturut-turut dan bukan
karena hamil.
44
KELUARGA BERENCANA (FAMILY
PLANNING).
3. Cara kontrasepsi modern dan tradisional
• Modern :
• Cara/alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah/menjarangkan
kehamilan misalnya : IUD, Pil, Suntikan, Kondom, Diagfragma, Vaginal
tablet/jelly/foam, sterilisasi, dsb. Disebut “effective methods”.
5. Ever User :
• PUS yang pernah menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi, baik
sekarang masih menggunakan atau tidak menggunakan.
49
PENDEKATAN SOSIAL.
b. Ronald Freedman.
• Lebih lengkap, tetapi tetap memakai jalan pikiran bahwa
variabel antara adalah satu-satunya perantara yang dapat
dengan jelas menerangkan perbedaan fertilitas.
Menurutnya, variabel antara (intermediate variables) sangat
erat hubungannya dengan norma sosial/masyarakat.
Semua perilaku wanita yang berkaitan dengan variabel
antara sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, anggapan
masyarakat disekelilingnya tentang proses kelahiran mulai
saat menikah, hamil dan melahirkan. Norma sosial tersebut
sangat berhubungan dengan tingkat kemajuan wanita atau
pasangan itu atau masyarakat disekelilingnya. Jadi pada
akhirnya perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh norma
yang ada. 54
PENDEKATAN EKONOMI