Anda di halaman 1dari 21

KEBIJAKAN

dan
ISSUE KEPERAWATAN JIWA

Disampaikan oleh:
dr. Evi Kustini S.
Kasi. Yan.Medik RSJ Prov. NTB.
Pasal 28 H ( 1 )
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

Pasal 34 ( 3)
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak
Termasuk orang2 ini :
 SEHAT ADALAH HAK AZASI
 SEHAT ADALAH INVESTASI

TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


Meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yg setinggi-tingginya

Hidup Produktif & Sejahtera


Sosial & Ekonomi
Sensus Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) oleh Badan
Litbangkes RI ( 1995 ), menunjukkan prevalensi
Gangguan Jiwa per 1000 anggota rumah tangga adalah :
JENIS KASUS PREVALENSI
Gangguan mental emosional
104
kelompok usia 5 – 14 tahun
Gangguan mental emosional
140
kelompok usia diatas 15 tahun
Psikosis 3
Demensi 4
Retardasi Mental 5
Gangguan Jiwa lain 5
Epilepsi 1
JUMLAH 262

Prevalensi diatas 100 per 1000 anggota Rumah Tangga 


dianggap sebagai masalah kesehatan yang penting
Distribusi Global dari Beban Kesehatan*
Lain-lain
23.3

Problem
Kes. jiwa
Problem berkaitan
perilaku
12 9.5

Problem
Maternal/Perinatal
9.5

Malaria 2.8
Problem Problem Serebrovaskuler 3.2
pernapasan
9 Kanker Penyakit Jantung
5.8 4.4

* Angka mencerminkan persentase “disability-adjusted life years lost”


The World Bank, 1998
6
TEORI GUNUNG ES
KESEHATAN JIWA SEBAGAI PERIORITAS GLOBAL

 Dunia : saat ini > 450 jt penduduk hidup dengan


gangguan jiwa.

 Indonesia : Riskesdas 2007 menunjukkan


prevalensi gangguan mental emosional seperti
kecemasan & depresi : 11,6 % dari populasi dewasa
-> populasi dewasa 150 juta berarti ada 1.740.000
orang saat ini mengalami gangguan mental
emosional.
DATA RISKESDAS,2007

 Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia saat


ini diperkirakan sudah mencapai 11,6%
(Riskesdas, Departemen Kesehatan RI,
2007).
 Angka gangguan mental emosional NTB
adalah 12,8%, lebih tinggi dari angka
nasional dan menempati urutan ke-9 tertinggi
di Indonesia.
Tantangan Kita

Bagaimana Kita memulai pembicaran


untuk melakukan perubahan yang positif
terhadap marginalisasi masyarakat
terhadap penderita gangguan jiwa
PELAYANAN KESEHATAN

GANGGUAN
PUSKESMAS TENAGA JIWA
SEBAGAI UJUNG TOMBAK KESEHATAN TIDAK
KURANG SIAP TERDETEKSI

-Ruang rawat inap


terbatas :
RSJ NTB: 100 TT
JUMLAH -Tenaga kesehatan
RS JIWA PENDERITA tidak mencukupi
MENINGKAT -Keluarga pasien
tidak mau tahu
MASALAH KESWAMAS Individu
Kriminal/kekerasan STRES Keluarga
Masyarakat
Kecelakaan/bunuh diri
Perceraian/masalah RT
Penganiayaan anak
Perjudian/sex bebas
Konflik/bencana
Kenakalan remaja
NAPZA/HIV/AIDS GGN Kesehatan Jiwa
Anak jalanan/tawuran

PRODUKTIVITAS
EKONOMI SULIT

12
Kesehatan jiwa masyarakat
(Community Mental Health)
Konsep Kesehatan Jiwa Masyarakat
merupan suatu orientasi kesehatan jiwa
yang mencakup semua kegiatan
kesehatan jiwa,yang dilaksanakan di
masyarakat dengan menitikberatkan
pada upaya promotif dan preventif tanpa
melupakan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
TP-KJM PROVINSI

PEMBINA
GUBERNUR
KETUA DPRD

KOORDINATOR
SEKRETARIS DAERAH

K E T U A
KEPALA DINAS YANG MEMBIDANGI KESEHATAN

ANGGOTA
1. BEBERAPA KEPALA PERANGKAT DAERAH YANG TERKAIT
2. KEPALA KEPOLISIAN DAERAH
3. DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA
4. LSM/ORGANISASI KEMASYARAKATAN/ORGANISASI
PROFESI
STATUS YANKESWA SAAT INI

 Yankes Dasar belum digunakan sebagai sarana utama


dalam yankeswa
 LSM dapat memainkan peranan penting dalam memberikan
pelayanan
 Permasalahan berbeda di setiap daerah
 Peningkatan jumlah pelayanan keswa spesialistik tidak akan
meningkatkan akses ke yankeswa

15
YANKESWA TERINTEGRASI KE SISTEM
YANKES DASAR

 Mengurangi stigma
 Membantu mengatasi kekurangan tenaga
keswa
 Pengenalan dini masalah kesehatan jiwa
pada pasien dengan keluhan somatik
 Kesempatan keterlibatan masyarakat
 Mudah di akses dan biaya kecil

16
YANKESWA TERINTEGRASI KE SISTEM
YANKES DASAR
YANKESWA DI PUSKESMAS YANKESWA DI RSU

 Diperlukan investasi yang  Dibutuhkan tenaga keswa


banya untuk pelatihan terlatih di RSU
SDM  Hasilnya bervariasi tergantung
 Perlu menambah jumlah kualitas dan kuantitas pelayanan
staf terlatih  Dapat diterima oleh
penderita/masyarakat
 Beberapa jenis ggn jiwa
 Pada umumnya dapat dijangkau
dapat ditangani dengan
baik  Lebih mahal dari Puskesmas
tetapi lebih murah dari
 Dapat diterima dengan pelayanan spesialistik
baik di masyarakat  Pelayanan keswa dapat
 Mudah dijangkau terintegrasi dengan pelayanan
 Biaya relatif lebih murah spesialistik lainnya (liaison 17
Tujuh Alasan Bagi Integrasi Kesehatan Jiwa Ke
Dalam Pelayanan Primer

1. Beban penyakit jiwa itu besar


2. Masalah kesehatan jiwa dan fisik saling
bertautan
3. Kesenjangan pengobatan (treatment gap)
untuk gangguan jiwa sangat besar
4. Pelayanan primer untuk kesehatan jiwa
meningkatkan akses
5. Pelayanan primer untuk kesehatan jiwa
mengingkatkan penghargaan terhadap hak
azasi manusia
6. Pelayanan primer untuk kesehatan jiwa
biayanya terngakau dan efektive biaya
7. Pelayanan primer untuk kesehatan jiwa
menghasilkan luaran kesehatan yang baik.
18
SASARAN KEGIATAN
Sasaran primer:
 Masyarakat umum dan klien gangguan jiwa
Sasaran sekunder:
 Puskesmas yang direkomendasikan oleh DIKES
Kabupaten/Kota se-Pulau Lombok dan Sumbawa.
 Daerah-daerah dengan kunjungan rujukan tinggi
dan jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan jiwa.
 Kelompok-kelompok resiko tinggi / rentan
gangguan jiwa.
HARAPAN

 Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB lebih


familier dan dikenal masyarakat.
 Jangkauan pelayanan kesehatan jiwa
lebih luas dan terarah.
 Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB sebagai
pusat rujukan,rehabilitasi,konsultasi dan
pelatihan.
 Terjalinnya kerja sama antar instansi
yang terkait secara berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai