Anda di halaman 1dari 17

“PENGGUNAAN DANA OTONOMI

KHUSUS DALAM URUSAN


TRANSPORTASI DI DKI JAKARTA
TAHUN 2015-2018”
Riska Dwi Oktaviani (20180520096)
Rosnaningsih (20180520137)
Lingga Nirwana Nirasiwi (20180520146)
Ani Safitri (20180520170)
Desratri Timur Tresnanti (20180520194)
Latar Belakang
• Berdasarkan pada Undang Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-
Pokok Pemerintahan Daerah dikenal 2 jenis Kota Otonom, yaitu kotapraja
Jakarta Raya (daerah tingkat I). Sebab kekhususan sifat yang dimiliki oleh
Kotapraja Jakarta Raya maka berdasarkan ketetapan Presiden Nomor 2
Tahun 1961 dibentuk menjadi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Raya. Kemudian DKI Jakarta diresmikan menjadi Ibukota Negara Republik
Indonesia pada tahun 1964 setelah ditetapkan dengan Undang-Undang
Nomor 10.
• Sebagai Ibukota Negara Indonesia, Jakarta sangat berbeda dengan daerah
provinsi lainnya terlebih dalam urusan tanggung jawab dan berbagai
tantangan yang lebih kompleks. Untuk itulah Pemerintah Pusat mengeluarkan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi
Daerah Khusus Ibu kota Jakarta sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik
Indonesia .
Beberapa hal yang menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta antara lain :
• Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai Ibu kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom pada tingkat provinsi.
• Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab tertentu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan perwakilan negara asing, serta
pusat/perwakilan lembaga internasional.
• Wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi dan kabupaten administrasi.
• Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta berjumlah paling banyak 125% (seratus dua puluh lima
persen) dari jumlah maksimal untuk kategori jumlah penduduk DKI Jakarta sebagaimana
ditentukan dalam undang-undang.
• Gubernur dapat menghadiri sidang kabinet yang menyangkut kepentingan Ibu kota Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Gubernur mempunyai hak protokoler, termasuk mendampingi
Presiden dalam acara kenegaraan.
• Dana dalam rangka pelaksanaan kekhususan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu kota Negara
ditetapkan bersama antara Pemerintah dan DPR dalam APBN berdasarkan usulan Pemprov
DKI Jakarta.
Penggunaan dana otonomi khusus dalam urusan transportasi
di DKI Jakarta tahun 2015-2018
• Dalam rangka menunjang pengimplementasian kekhususan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu
kota Negara, Jakarta diberikan dana otonomi khusus yang telah disetujui dan ditetapkan
bersama oleh Pemerintah dan DPR dalam APBN berdasarkan usulan Pemrov DKI Jakarta.
Dana tersebut disalurkan ke berbagai sektor, salah satunya sektor Perhubungan yang
mengatur transportasi di Provinsi DKI Jakarta.
Kondisi Umum Transportasi Provinsi DKI Jakarta

• Sarana dan prasarana


lalu lintas yang terbatas
• Manajemen lalulintas
belum berfungsi secara
optimal
• Pelayanan angkutan
umum penumpang
belum memadai
• Disiplin pemakai jalan
masih rendah
2015
Dalam APBD Provinsi DKI Jakarta tahun 2015 telah dialokasikan anggaran untuk
Urusan Perhubungan sebesar Rp1.123.592.619.721,00 dan terealisasikan sebesar
60,67% atau sebesar Rp681.665.734.908,00.

Diantara program tersebut yang paling banyak memakan anggaran yaitu


Pembangunan Angkutan Umum Berbasis Jalan yaitu terealisasi sebesar
Rp64.705.312.606,00

Dana alokasi tersebut juga digunakan untuk pembebasan lahan seluas 120 m2 untuk
pembangunan MRT di Lebak Bulus, dan sebanyak 74 Bidang dengan Luas 4.380 m2
untuk Koridor MRT sepanjang Jl. Lebak Bulus-Bunderan Senayan.

Pembangunan Transportasi Perairan dialokasikan sebesar Rp59.721.268.193,00 dan


terealisasi sebesar Rp9.221.099.933,00 atau hanya 15,44% saja.
2016 Dalam APBD Provinsi
DKI Jakarta tahun 2016
telah dialokasikan
anggaran untuk Urusan
Perhubungan sebesar
Rp1.091.212.313.752,00
dari alokasi tersebut telah
terealisasi sebesar
82,80% atau sebesar
Rp903.525.217.762,00
Pada 2016
mengalokasikan dana
untuk Pembangunan
Angkutan Massal
berbasis rel sebesar
Rp57.678.301.314,00
dan telah
direalisasikan sebesar
65,73%
2017
Dalam APBD Provinsi DKI Jakarta tahun 2017 telah dialokasikan anggaran
untuk Urusan Perhubungan sebesar Rp2.743.422.918.332,00 dan
terealisasi 77,18%. % atau sebesar Rp2.117.358.269.196,00.

PT. Transportasi Jakarta telah menambah jumlah armada busway sebanyak


1.529 unit yang terdiri dari 179 articulated bus, 594 single bus, 109 maxi
bus, 178 medium bus, 16 double decker, dan 454 minibus.

Pada tanggal 14 Desember telah dilaksanakan Soft Launching Program OK


OTRIP.

22 Desember 2017 mulai dioperasikan Transjakarta Tanah Abang Explorer


guna melayani masayarakat di sekitaran kawasan Tanah Abang.

Progres pembangunan MRT dari 49,46% (2016) menjadi 90,25% (2017)


(Progress terdiri dari Elevated: 85.20%, Underground: 95.35% dan Railways
System: 63.01%).

Progres Fisik Light Rail Transit (LRT) sampai dengan 31 Desember 2017
mencapai 52,67%.
2018
Dalam APBD Provinsi DKI Jakarta tahun 2017 telah
dialokasikan anggaran untuk Urusan Perhubungan
sebesar Rp4.822.789.011.408,00 dengan total
penyerapan sebesar 71,43% yaitu
Rp3.444.702.617.895,00.

Di tahun 2018 ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga


menganggarkan ketersediaan transportasi bagi atlet
dan official serta wasit dan VIP guna mendukung
pelaksanaan Asian Games XXVIII Tahun 2018 dan Asian
Para Games Tahun 2018 di Provinsi DKI Jakarta sesuai
dengan jumlah dan spesifikasi teknis yang dibutuhkan
dan memakan anggaran sebesar Rp. 10 Triliun.
Angkutan Umum di Jakarta
MRT (Mass Rapid Transit)
• Dana pembangunan MRT didukung oleh dana pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan
International Cooperation Agency (JICA).
• JICA memberikan dukungan dalam bentuk pinjaman penyediaan dana pembangunan.
Komitmen yang telah diberikan JICA adalah sebesar ¥125,237,000,000,-,atau sebesar
Rp16.051.256.064.380.60 sedangkan loan agreement yang telah diberikan sebesar
¥50,019,000,000,- terdiri dari Loan Agreement No. IP-536 sebesar ¥1,869,000,000,- dan
Loan Agreement No. IP-554 sebesar ¥48,150,000,000,-, serta Loan Agreement No. IP-571
sebesar ¥75,218,000,000,-.
• Dana pinjaman JICA yang telah diterima Pemerintah Pusat diterushibahkan kepada
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing
agency akan mencatat sebagai penerimaan dan pengeluaran dalam APBD.
TransJakarta
• Tahun 2018, PT. Transportasi Jakarta terintegrasi dengan Mikrotrans OK Otrip
(JakLingko) dimana memiliki skema pembayaran baru yaitu dengan skema
time based hanya perlu membayar Rp 5000 dalam rentang waktu 3 jam.
• Untuk 2018 TransJakarta mendapatkan subsidi Rp3 triliun untuk menjalankan
OK Otrip, untuk anggaran masuk pada APBD-P 2017 dengan KJP Plus & OK
Otrip Disetujui masuk APBD 2018 sebagai bagian dari PSO (Public Service
Obligation).
• Pemprov DKI Jakarta memberikan
dukungan finansial berupa subsidi,
di tahun 2020 dalam APBD DKI 2020
mencapai Rp3,291 triliun.
LRT (Light Rapid Transit)
• Pembangunan LRT tahap I
membutuhkan dana mencapai
Rp2,745 triliun. Sebagian
pendanaan dibiayai oleh
Penyertaan Modal Negara
(PMN) melalui Peraturan
Pemerintah (PP) No. 28 Tahun
2015 yaitu sebesar Rp1,4
triiliun.
• Pada 2019 pemerintah
melakukan subsidi dalam APBD
DKI 2019 untuk LRT mencapai
Rp 327 miliar dan pada 2020
mencapai Rp 439,6 miliar.
KRL
• KRL (Kereta Rel Listrik)
Jabodetabek pemerintah
melakukan subsidi atau PSO
(Public Service Obligation)
melalui Kementrian
Perhubungan (Kemenhub),
pada tahun 2017 memberikan
subsidi sebesar Rp 1, 34 triliun
dan pada 2019 sebesar Rp 1,3
triliun.
PENUTUP
• Ibu kota Jakarta termasuk daerah yang memiliki dana otonomi khusus dalam
pengelolaannya sebagai ibukota negara. Dalam pengimplementasian dana otsus
untuk kesejahteraan salah satunya dapat diberdayakan dalam wujud infrastruktur
transportasi. Transportasi menjadi acuan utama majunya sebuah daerah, karena
apabila transportasi lancar maka kegiatan ekonomi di dalamnya juga dapat
bersinergi dengan baik. Maka dari itu, pemerintah daerah Jakarta merealisasikan
dalam wujud MRT, LTR, Transjakarta, dan juga dengan pemberdayaan trasportasi
online.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai