Anda di halaman 1dari 16

KEDUDUKAN DAN

PERAN
PANCASILA
Monica Cahyaningtyas (232018144)
Gress Valerin Rumakiek Y (232018146)
Kedudukan Pancasila sebagai filsafat
kenegaraan
■ Filsafat berarti mencintai akan hakikat kebenaran
atau kebijaksanaan.
■ Pancasila termasuk sebagai sebagai falsafah dalam
arti produk, praktis dan sebagai pandangan hidup.
Ini berarti bahwa kedudukan Pancasila sebagai
falsafah berperan menjadi pedoman, pegangan
dalam hal sikap, tingkah laku, perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi
bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
Jadi Pancasila dikatakan sebagai Philosophische
grondslag yang berperan sebagai dasar filsafat dan
juga dikatan sebagai weltanschauung (Bahasa jerman)
yang berarti pandangan filsafat sebagai landasan
berfikir dan berbuat. Dengan demikian jelaslah
Pancasila itu merupakan hasil pemiiran yang
mendalam, adalah dasar filsafat sebagai landasan
berfikir dan berbuat mengenai hal-hal yang
menyangkut masalah kenegaraan. Sehingga Pancasila
sebagai filsafat politik/kenegaraan dimana prinsip-
prinsip yang terkandung didalmnya dijadikan landasan
berfikir tentang masalah-masalah kenegaraan.
Kedudukan Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Bangsa
■ Sebagai manusia hidup senantiasa berjuang untuk
mewujudkan kehidupan yang baik, dalam hal ini
manusia memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjung
sebagai acuan hidup atau pandangan hidup.
■ Pandangan hidup sangat diperlukan oleh suatu
komunitas hidup manusia. Manusia sebagi pribadi dan
anggota masyarakat perlu suatu pandangan bidup baik
yang berasal dari nilai-nilai luhur adat-istiadat atau
budaya dan berasal dari nilai-nilai luhur religious, untuk
menjadi pegangan hidupnya.
■ Demikian juga dengan masyarakat yang berbangsa dan
bernegara juga memerlukan suatu pandangan hidup
yang dijadikan pedoman untuk mewujudkan cita-cita
dan tujuannya. Jadi Pancasila lah yang menjadi
Pengertian dan manfaat pandangan hidup

■ Pandangan hidup suatu bangsa adlah kristalisasi


nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya,
sehingga menimbulkan tekad untuk
mewujudkannya dengan melakukan
pembangunan dalam segala aspek kehidupan
■ Isi pandangan hidup adalah konsep dasar
kehidupan yang dicita-citakan, dan pemikiran
yang mendalam terhadap wujud kehidupan yang
dianggap baik
■ Manfaat pandangan hidup bagi suatu bangsa
berperan sebagai pegangan atau pedoman untuk
memahami arah dan tujuan nasional yang ingin
■ Pancasila sebagai pandangan hidup adalah
kristalisasi nilai-nilai social budaya adat-istiadat
dan nilai-nilai religious bangsa Indonesia yang
diyakini kebenarannya sehingga menimbulkan
tekad untuk mewujudkan melalui pembangunan
dalam berbagai bidang
■ Bisa dikatakah bahwa lima sila dalam Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang
berakar/bersumber dari nilai-nilai social budaya
adat-istiadat dan nilai-nilai religious nenek
moyang bangsa Indonesia yang majemuk
(Bhineka Tunggal Ika) dalam sikap, tingkah laku,
perbuatan atau aktivitas sehari-harinya untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama.
Kedudukan Pancasila sebagai ideology nasional

■ Sri Suhartati Astoto (2011) berpendapat bahwa


Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dapat
disebut sebagai ideology nasional (bangsa), dan
selanjutnya Pancasila sebagai pandangan hidup
dalam kehidupan negara dapat disebut sebagai
ideology negara.
■ Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan)
ideology Pancasila dianggap atau berakar dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri,
tidak mengambil (mengadopsi) dari ideology
bangsa lain.
Pengertian dan peran
ideology
■ Ideologi merupakan suatu ajaran, doktrin, teori
yang tersusun secara sistematis yang didalamnya
terdapat gambaran tentang masyarakat yang
dicita-citakan serta petunjuk cara mewujudkannya.
■ Pandangan hidup, falsafah dan ideology itu
terdapat hubungan yang saling terkait, bahwa
suatu pandangan hidup apabila telah dijadikan
landasan berfikir yang mendalam dan memberikan
motivasi akan meningkat menjadi falsafah hidup
dan kristalisasi dari nilai-nilai luhur itu menjadi
suatu ideology.
Peran Pancasila sebagai ideology menurut Oesman (1992)
:
a. Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan
persatuan dan kesatuan.
b. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya. Pancasila memberi gambaran cita-cita bangsa,
sekaligus menjadi sumber motivasi dan tekad perjuangan
mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa melaksanakan
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
c. Memberikan tekad untuk memelihara dan
mengembangkan identitas bangsa.
d. Menyoroti kenyataan yang ada dan kritis terhadap upaya
perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila itu
sendiri.
Unsur-unsur pokok ideologi
a. Idea, gagasan yang mendalam dan sistematis dapat
digunakan untuk memahami situasi social tertentu
atau memberi gambaran kondisi masa lalu dan masa
kini.
b. Memberi gambaran terhadap situasi masyarakat baru
yang dicita0citakan atau diidealkan yang mestinya
lenbih baik dibandingkan saat dulu dan kondisi
sekarang
c. Memberi langkah - langkah petunjuk
pelaksanaan/strategi/cara untuk mewujudkan
masyarakat yang dicita-citakan atau diidam-idamkan.
Sifat Ideologi Pancasila
■ Sifat ideology dapat dibedakan menjadi dua yaitu: ideology
terbukan dan tertutup
1. Ideologi tertutup
2. Ideologi terbuka
■ Pancasila sebagai ideology nasional NKRI masuk dalam
kategori ideology yang bersifat terbuka, karena dalam
implementasinya antar generasi ataupun antar waktu
senantiasa melakukan analisis/penafsiran ulang sesuai
dengan dinamika jaman yang begitu cepat mengalami
perubahan dan perkembangan. Dengan kata lain ideology
yang bersifat terbuka yaitu ideology yang senantiasa bisa
berinteraksi dengan perkembangan atau dinamika jaman.
Meskipun Pancasila merupakan ideology yang
bersifat terbuka, bukan berarti tanpa batas. Tetapi
terdapat rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar,
yaitu:
a. Sesuai Tap MPRXXV/MPRS/1966 terdapat
larangan berkembangnya ideology Marxisme,
Leninisme, dan komunisme di Indonesia.
b. Ajaran-ajaran sesat, pandangan-pandangan
extreme yang meresahkan, mengganggu
stabilitas nasional bertentangan dengan nilai-
nilai luhur Pancasila dilarang keberadaannya.
c. Mencegah paham-paham lain atau ideology-
ideology lain yang tidak sejalan dengan ideology
Pancasila (missal: liberalism, sosialisme, fasisme,
Pendapat Prof. Supomo pada siding BPUPKI pertama
yang menguraikan tiga paham (teori) tentang dasar
negara sebagai berikut:
■ Teori perorangan
■ Teori golongan
■ Teori integralistik
Menurut supomo teori integralistik yang paling sesuai
dengan karakteristik bangsa Indonesia yaitu
semangat kekeluargaan dalam kebersamaan (Bhineka
Tunggal Ika) seperti : gotong royong, kerjasama,
mengutamakan persatuan dan kesatuan, musyawarah
untuk mufakat, mendambakan adanya keseimbangan
antara hak dan kewajiban dsb.
Rincian paham integralistik yaitu:
a. Negara merupakan susunan masyarakat yang integral
b. Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya
berhubungan erat satu dengan yang lainnya.
c. Semua golongan, nagian dan anggotanya merupakan suatu
masyarakat yang organis.
d. Yang terpenting dalam kehidupan bersama adalah
perhimpunan bangsa seluruhnya.
e. Negara tidak memihak kepada suatu golongan atau
perseorangan
f. Negara tidak mengganggap kepentingan seseorang sebai
pusat.
g. Negara tidak hanya untuk menjamin kepentingan
masyarakat seluruhnya sebgai suatu kesatuan integral
h. Negara menjamin keselamatan hidup bangsa dan seluruhnya
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara

■ Kedudukan yang utama atau pertama-tama Pancasila


dimaksudkan sebagai “Dasar Negara” demikian juga
bila dilihat secara yuridis konstitisional, baik dari UUD
1945, konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950, sejak
semula ketika merancang kemerdekaan Indonesia (oleh
BPUPKI-PPKI) memang dimaksudkan Pancasila itu
sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
■ Pancasila merupakan isi inti pembukaan UUD 1945 dan
empat pokok pikiran dalam pembukaan tersebut tidak
lain adalah Pancasila itu sendiri yang harus dijelmakan
dalam pasal-pasal batang tubuh 1945 dan selanjutnya
diimplementasikan dalam segala peraturan perundang-
undangan baik dari tingkat pemerinyah pusat sampai
tingkat daerah.
■ Kedudukan Pancasila itu dimaksudkan sebagai
dasar negara dan dalam pelaksanaanynya
menurut Rahmat (2007) mempunyai sifat
memaksa yang artinya mengikat dan memaksa
semua warga negara untuk tunduk terhadap
Pancasila, dan barang siapa yang melanggar
Pancasila sebagai dasar negara harus
ditindaklanjuti menurut hukum yang berlaku di
Indonesia. Dengan demikian pelaksanaan
Pancasila sebagi dasar negara disertai sanksi-
sanksi hukum, hal ini berarti secara yuridis
ketatanegaraandi Indonesia Pancasila juga
berperan sebagai sumber hukum.

Anda mungkin juga menyukai