Anda di halaman 1dari 16

Kelompok :

Sapta Ayu Ningsih (08.2017.1.01757)


Eustakia Dona Wariska (08.2017.1.01779)
Moch. Yusni Firmansyah (08.2017.1.01783)
Hawin Aufi Pradana (08.2017.1.01795)
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Sifat Koligatif
Larutan Elektrolit dan
non Elektrolit

Satuan Konsentrasi dalam


Sifat Koligatif

SIFAT KOLIGATIF Penurunan Tekanan Uap


LARUTAN
Kenaikan Titik Didih dan
Penurunan Titik Beku

Tekanan Osmotik Larutan

Contoh-Contoh
Larutan adalah suatu komponen campuran yang terdiri atas zat terlarut
beserta dengan pelarut. Dalam larutan, juga mengenal konsentrasi larutan
yang ditentukan dari jumlah zat terlarut di dalamnya. Dalam stoikiometri
larutan, konsentrasi zat terlarut itu dapat dinyatakan dalam empat besaran,
yaitu:
 Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1 liter larutan dengan
lambang M
 Molalitas adalah konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah mol zat terlarut
dalam 1 kg atau 1000 gram pelarut dengan lambang m.
 Fraksi mol adalah ukuran konsentrasi larutan yang menyatakan
perbandingan jumlah mol sebagian zat terhadap jumlah mol total komponen
larutan dengan lambang X.
 Normalitas adalah besaran yang menyatakan jumlah mol ekuivalen dari zat
yang terlarut dalam tiap satuan volume larutan dengan lambang N
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Yaitu sifat larutan yang tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut tetapi hanya
ditentukan oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan.
Sifat koligatif larutan merupakan sifat fisika
larutan. Penyelidikan tentang sifat-sifat
koligatif larutan dilakukan oleh Francois Marie
Raoult
(1830 – 1901) dari Perancis. Raoult
mempelajari sifat-sifat tekanan uap larutan
yang mengandung zat pelarut yang bersifat
non volatile (sukar menguap).

Sifat koligatif larutan sendiri dapat dibedakan menjadi dua macam yakni sifat
koligatif larutan nonelektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Hal tersebut
dapat disebabkan karena zat terlarut pada larutan elektrolit bertambah jumlahnya
sebab terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut yang terdapat pada larutan
nonelektrolit jumlahnya tidak berubah karena tak terurai menjadi ion-ion.
Penurunan Tekanan Uap (ΔP)
Penurunan tekanan uap adalah penurunan tekanan uap
pelarut yang ditimbulkan oleh zat terlarut pada suhu
konstan sedangkan Tekanan uap larutan adalah tekanan
yang ditimbulkan uap jenuh larutan. Uap jenuh larutan
terbentuk dalam suatu ruangan jika ruangan dipenuhi uap
air sampai terjadi kesetimbangan antara air dengan uap air.
Tekanan uap larutan (P) lebih kecil dibandingkan tekanan
uap pelarut murninya (P0 ).

∆P = P0 – P ∆P = penurunan tekanan uap (mmHg)


atau Xt = fraksi mol zat terlarut
∆P = Xt x P0 P = tekanan uap larutan (mmHg)
• Berdasarkan Hukum Raoult, hubungan antara tekanan uap larutan
dengan tekanan uap pelarut murninya dirumuskan sebagai berikut:

P = tekanan uap larutan (mmHg)


P = Xp x P0 Xp = fraksi mol pelarut
P0 = tekanan uap pelarut murni (mmHg)
Penurunan Titik Beku (ΔTf)
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik
beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarut murninya
dengan kata lain larutan akan membeku pada temperature
yang lebih rendah. Dengan demikian penurunan titik beku
larutan adalah selisih antara titik beku pelarut dengan titik
beku larutan.

∆Tf = penurunan titik beku (0C)


∆Tf = Kf . m Kf = tetapan penurunan titik beku (0C/m)
m = molalitas larutan (m)
Kenaikan Titik Didih (ΔTb)
Kenaikan Titik Didih (ΔTb) Adalah bertambahnya titik didih suatu larutan, relative
terhadap titik didih pelarut murninya. Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada
saat zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan
udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian
zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian,
ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini
disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi
peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut. Oleh karena itu, penguapan partikel
- partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar.Perbedaan titik didih
larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih.

∆Tb = kenaikan titik didih (0C)


∆Tb = Kb . Kb = tetapan kenaikan titik didih (0C/m)
m = molalitas larutan (m)
m
Tekanan Osmosis
Osmosis adalah pristiwa perpindahan pelarut dari suatu larutan
yang lebih encer kelarutan yang lebih pekat melalui selaput
semipermeable . sedangkan tekanan osmosis adalah suatu tekanan
untuk menghentikan proses osmosis. Besarnya tekanan osmosis
berbanding lurus terhadap konsentrasi larutan. Dua larutan yang
memiliki tekanan yang sama akan memiliki konsentrasi yang sama
disebut isotonis sedangkan bila kedua larutan tidak memiliki
konsentrasi yang sama maka larutan yang lebih pekat disebut
hipertonis sementara larutan yang lebih encer disebut hipotonis.л

л = tekanan osmosis larutan (atm)


л = M °. R . T M = molaritas (M)
R = tetapan gas (0,082 L.atm.mol-1.K-1)
T = suhu mutlak (K)
Faktor Van’t Hoff (i)
Jumlah zat/ partikel terlarut dalam larutan elektrolit
dapat dihitung dengan menggunakan rumus faktor
Van’t Hoff. Faktor Van’t Hoff menyatakan bahwa dalam
konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki
jumlah zat terlarut yang lebih besar daripada larutan
non elektrolit.
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
dan Non Elektrolit
Seperti pada penjelasan sebelumnya bahwa larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Dimana kekuatan daya hantar arus listriknya dinyatakan
dengan nilai koefisien ionisasi (α).
Banyaknya partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi larutan elektrolit dirumuskan dalam
faktor Van't Hoff:
i = faktor Van't Hoff
i = 1 + (n - 1)α n = jumlah koefisien kation
α = derajat ionisasi

Satu perbedaan yang terlihat terang dalam persamaan-persamaan (rumus) yang dipakai
dalam sifat koligatif larutan non elektrolit yaitu tidak adanya keterlibatan faktor Van't Hoff.
Contoh Soal
1. Sebanyak 18 gram glukosa C6H12O6 (Mr = 180) dilarutkan dalam 180
gram air (Mr = 18) pada suhu 290C, bila tekanan uap air pada suhu
itu = 31,90 mmHg maka hitunglah:
– Tekanan uap larutan
– Penurunan tekanan uap larutan
2. 8 gram C12H12O11 dilarutkan dalam 60 gram air. (Mr C12H22O11 = 342,
Kb air = 0,5120C.kg.mol-1, dan Tb air = 1000C). Hitunglah!
– ∆Tb larutan
– Tb larutan
3. Suatu larutan terdiri atas 1 2 gram zat X (nonelektrolit) didalam
20gram air. Jika larutan ini membeku pada -5'C dan penurunan titik
beku molal air 1 ,86'C, zat X tersebut mempunyai massa rumus
relatif...
Contoh dalam kehidupan
sehari-hari
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
– Tingginya kadar garam di laut mati
– Pembuatan kolam renang apung
Kenaikan Titik Didih
– Penyulingan minyak bumi
– Penyulingan gula
– Menambahkan bumbu setelah air mendidih saat
memasak
– Menambahkan garam saat memasak
– Pengukuran masa molar
Penurunan Titik Beku
– Penggunaan garam dapur untuk mencairkan salju
– Penambahan etilen glikol pada radiator mobil
– Penggunaan garam dapur dalam pembuatan es
putar
Tekanan Osmosis
– Naiknya air tanah melalui akar ke seluruh bagian
tanaman
– Penggunaan garam dapur untuk membunuh lintah
– Penggunaan garam dapur untuk mengawetkan
makanan
– Proses yang terjadi di dalam mesin cuci darah
– Penggunaan cairan tetes mata
– Pemisahan zat beracun dalam air limbah

Anda mungkin juga menyukai