Anda di halaman 1dari 53

Laporan Kasus

G1P0A0 HAMIL 8 MINGGU


DENGAN PERDARAHAN
PERVAGINAM EC ABORTUS
INKOMPLETUS.
Oleh:
Aprilia Sartika Sujirata
71 . 2018 . 062

Pembimbing:
dr. Kurniawan, Sp.OG(K). MARS
2
1. LATAR BELAKANG
Let’s start with the first set of slides
“ Abortus adalah ancaman
atau pengeluaran hasil
konsepsi (pertemuan sel
telur dan sel sperma) pada
usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram,
sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan
4
ABORTUS….

▪ Abortus spontan: Abortus yang berlangsung


tanpa tindakan mekanis atau medis .
▪ Abortus buatan: pengakhiran kehamilan
sebelum 20 minggu akibat dilakukan suatu
tindakan mekanis tertentu.
▪ Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang
dilakukan atas indikasi medik.

Berdasarkan aspek klinisnya, abortus spontan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu
abortus imminens (threatened abortion), abortus insipiens (inevitable abortion), abortus
inkompletus, abortus komplit, missed abortion, dan abortus habitualis (recurrent abortion),
abortus servikalis, abortus infeksiosus, dan abortus septik.

5
20,000,000
Terjadi kasus abortus setiap tahun di dunia

6
Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah
4,2 juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan
frekuensi abortus spontan di Indonesia adalah 10-
15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau
600.000 - 900.000, sedangkan abortus buatan
sekitar 0, 75 – 1,5 juta setiap tahunnya, 2500 orang
diantaranya berakhir dengan kematian.

7
Abortus Inkompletus

▪ Merupakan salah satu ▪ Abortus inkompletus memiliki


bentuk dari abortus komplikasi yang dapat
spontan dimana terjadi mengancam keselamatan ibu
pengeluaran sebagian karena adanya perdarahan
hasil konsepsi pada masif yang bisa menimbulkan
kehamilan sebelum 20 kematian akibat adanya syok
minggu. hipovolemik apabila keadaan
▪ ini tidak mendapatkan
penanganan yang cepat dan
tepat. 8
“ Oleh karenanya, mengenal
lebih dekat tentang abortus
inkompletus menjadi
penting bagi para pelayan
kesehatan agar mampu
menegakkan diagnosis
kemudian memberikan
penatalaksanaan yang
sesuai dan akurat, serta
mencegah komplikasi. 9
MAKSUD DAN TUJUAN

▪ Diharapkan bagi semua dokter muda agar dapat


memahami kasus abortus inkompletus.
▪ Diharapkan munculnya pola berfikir yang kritis
bagi semua dokter muda setelah dilakukannya
diskusi dengan dosen pembimbing klinik tentang
kasus abortus inkompletus.

10
MANFAAT TEORITIS

▪ Bagi institusi, diharapkan laporan kasus ini dapat


menambah bahan referensi dan studi kepustakaan
dalam bidang ilmu obstetrik dan ginekologi terutama
tentang kasus abortus inkompletus.
▪ Bagi penulis selanjutnya, diharapkan laporan kasus ini
dapat menjadi landasan untuk penulisan laporan kasus
selanjutnya.

11
MANFAAT PRAKTIS
▪ Bagi dokter muda, diharapkan laporan kasus ini dapat diaplikasikan
pada kegiatan kepaniteraan klinik senior (KKS) dalam penegakkan
diagnosis abortus inkompletus yang berpedoman pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang lengkap dan runut.
▪ Bagi dokter umum, diharapkan laporan kasus ini dapat menjadi
bahan masukan dan menambah pengetahuan dalam abortus
inkompletus yang selanjutnya melakukan rujukan pada dokter
spesialis yang berkompeten.
▪ Bagi pasien dan keluarga, diharapkan laporan kasus ini dapat
memberi informasi mengenai abortus inkompletus serta komplikasi
yang mungkin terjadi apabila tidak segera dilakukan tindakan.
12
2. TINJAUAN PUSTAKA
Let’s start with the first set of slides
ABORTUS
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan.
14
KLASIFIKASI ABORTUS SPONTAN

INCOMPLETUS COMPLETUS INSIPIENS


Pengeluaran sebagian tetapi Pengeluaran semua hasil Perdarahan intrauterin sebelum
tidak semua hasil konsepsi pada konsepsi dengan umur kehamilan lengkap 20 minggu
umur >20 minggu kehamilan kehamilan > 20 minggu dengan dilatasi serviks, tanpa
lengkap. kehamilan lengkap. pengeluaran hasil konsepsi atau
terjadi pengeluaran sebagian
atau seluruhnya
IMMINENS MISSED ABORTION
Perdarahan intrauteri pada
umur < 20 minggu kehamilan
Kematian embrio atau janin
berumur < 20 minggu kehamilan
INFEKSIOUS
lengkap dengan atau tanpa lengkap tetapi hasil konsepsi Abortus yang disertai infeksi
kontraksi uterus, tanpa dilatasi tertahan dalam rahim selama ≥ 8 genetalia interna sedangkan
serviks dan tanpa pengeluaran minggu. abortus sepsis adalah abortus
hasil konsepsi. Hasil kehamilan terinfeksi dengan penyebaran
yang belum viabel berada dalam bakteri melalui sirkulasi ibu
bahaya tetapi kehamilannya 15
terus berlanjut.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

▪ Umur ▪ Faktor Infeksi ▪ Obat-obatan


▪ Kelainan Infeksi termasuk yang ▪ Merokok
Pertumbuhan diakibatkan oleh TORC ▪ Alkohol
Hasil Konsepsi (toksoplasma, rubella,
▪ Gizi ibu kurang cytomegalovirus) dan
karena anemia malaria. Infeksi
atau jarak intrauterin sering
kehamilan dihubungkan dengan
terlalu pendek abortus.
▪ Kelainan Pada
16
Plasenta
PATOFISIOLOGI

Perdarahan dalam desidua basalis  diikuti nekrosis jaringan  hasil


konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus  uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu:


Villi khorialis belum menembus desidua serta mendalam sehingga
hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14
minggu villi khorialis sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta
tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan dari pada plasenta.
17
ABORTUS
INKOMPLETUS
Abortus Inkompletus adalah perdarahan
kehamilan muda (sebelum 20 minggu) dimana
sebagian dari hasil konsepsi telah keluar cavum
uteri melalui kanalis servikalis.
18
MANIFESTASI KLINIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


▪ Usia kehamilan ibu < 20 ▪ Biasanya keadaan umum
weeks. (KU) tampak lemah.
▪ Kram perut atau mules ▪ Tekanan darah, DN, Suhu
daerah atas sympisis, nyeri normal atau menurun.
pinggang akibat kontraksi ▪ Pembesaran uterus
uterus. sesuai atau lebih kecil dari
▪ Perdarahan pervaginam usia kehamilan.
mungkin disertai dengan
keluarnya jaringan hasil
19
konsepsi.
MANIFESTASI KLINIS

Ginekologi
▪ Inspeksi vulva untuk menilai perdarahan pervaginam dengan atau
tanpa jaringan hasil konsepsi.
▪ Pemeriksaan pembukaan serviks.
▪ Inspekulo menilai ada/tidaknya perdarahan dari cavum uteri,
ostium uteri terbuka atau tertutu, ada atau tidaknya jaringan di
ostium.
▪ Vagina Toucher (VT) menilai portio masih terbuka atau sudah
tertutup teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, tidak nyeri
adneksa, kavum doglas tidak nyeri. 20
PENANGANAN

▪ Perbaiki keadaan umum pasien


▪ Tatalaksana sesuai klasifikasinya

21
PENANGANAN

Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan


kurang dari 16 minggu evakuasi dapat dilakukan secara
digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil
konsepsi. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg
IM atau misoprostol 400 mg per oral.

22
PENANGANAN

Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan


kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
▪ Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan metode evaluasi yang
terpilih. Evaluasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan
jika AVM tidak tersedia.
▪ Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2
mg IM atau Misoprostol 400 mg per oral (dapat diulang sesudah 4
jam jika perlu).

23
PENANGANAN

Jika kehamilan lebih dari 6 minggu :


▪ Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam
fisiologis atau larutan Ringer Laktat) dengan kecepatan 40
tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
▪ Jika perlu berikan misoprostol 200 mg per vaginam setiap 4 jam
sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mg)
▪ Evakuasi hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.

24
KOMPLIKASI
▪ Perdarahan ▪ Perforasi ▪ Infeksi
Perdarahan dapat Perforasi uterus Infeksi dalam uterus
diatasi dengan pada kerokan dapat dan adneksa dapat
pengosongan terjadi terutama terjadi dalam setiap
uterus dari sisa-sisa pada uterus dalam abortus tetapi
hasil konsepsi dan posisi biasanya didapatkan
jika perlu pemberian hiperrentrofleksi. pada abortus
transfuse darah. inkomplit yang
berkaitan erat
dengan suatu
Syok pada abortus bias terjadi karena
abortus yang tidak
perdarahan (syok hemoragik) dan
aman. 25
karena infeksi berat.
3. LAPORAN KASUS
Let’s start with the first set of slides
IDENTITAS PASIEN

▪ Nama: Alinda Purnama Sari


▪ TTL: Pagaralam, 23 Juni 1992
▪ Umur: 25 tahun
▪ Pekerjaan: Staf Administrasi
Universitas
▪ Pendidikan : SMA
▪ Agama: Islam
▪ Alamat: Komp. GATR AIII BLOK S01,
Sukarame, Palembang
▪ No. RM: 57.09.49
27
▪ MRS : 15 Maret 2019
IDENTITAS SUAMI PASIEN

▪ Nama: Andika
▪ Umur: 26 tahun
▪ Pekerjaan: Wiraswasta
▪ Pendidikan: SMA
▪ Agama: Islam
▪ Alamat: Komp. GATR AIII BLOK S01,
Sukarame, Palembang

28
ANAMNESIS

29
Hasil Anamnesis
▪ Keluhan Utama: perdarahan pervaginam
RPS: Pasien datang ke PONEK RSUD Palembang BARI dengan
keluhan mengalami perdarahan pervaginam sejak 3 jam SMRS
disertai nyeri perut. Satu hari SMRS, pasien mengaku keluar darah
sedikit-sedikit disertai bercak hitam saat BAK. Pasien mengaku hamil
8 minggu dan ini merupakan kehamilan yang pertama. Tidak ada
riwayat keguguran sebelumnya.

Pasien menyangkal adanya riwayat demam, tetapi pasien mengaku


memiliki riwayat keputihan. Pasien juga menyangkal adanya riwayat
trauma seperti terjatuh sebelumnya. Riwayat coitus sebelum
30
perdarahan tidak ada.
Hasil Anamnesis

Riwayat Menstruasi
Riwayat Perkawinan
▪ Usia Menarke : 11
tahun ▪ Status Pernikahan: 1x
▪ Riwayat ANC
▪ Sikluas Haid : 28 Lama Menikah: 3 bulan
hari ▪ Usia Menikah: 25 tahun -
▪ Lama Haid : 7-10
hari, 2 kali ganti Riwayat Persalinan
Riwayat Kontrasepsi
pembalut/hari
▪ Pasien belum pernah -
▪ Keluhan Saat Haid:
menggunakan kontrasepsi
Tidak ada
apapun.
▪ HPHT : 30
31
Januari 2019
PEMERIKSAAN
FISIK

32
Pemeriksaan Fisik

▪ KU:: Tampak sakit sedang


▪ Kesadaran: Compos mentis
▪ Tinggi Badan : 160 cm
▪ Berat Badan : 58 kg ▪ Head to toe:
▪ Tekanan Darah: 120/90 Konjungtiva anemis (+/+)
mmHg
▪ Nadi: 82 x/menit
▪ Pernapasan: 22 x/menit
▪ Suhu: 36,5°C 33

Status Obstetrikus

Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam


▪ Inspeksi : Perut tampak ▪ Inspekulo: Warna portio
sedikit buncit, striae gravidarum livide, OUE terbuka dan
(-), luka bekas SC (-) terdapat beberapa
▪ Palpasi : TFU teraba 1 cm jaringan dan darah yang
di atas simfisis pubis, nyeri keluar dari OUE, tidak
tekan pada perut bawah (+)
ditemukan erosi, laserasi
atau polip serviks,
Fluksus (+) darah.
34
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

35
36
DIAGNOSIS
KERJA

37
“ G1P0A0 hamil 8
minggu dengan
perdarahan
pervaginam ec
Abortus Inkompletus.

38
PENATALAKSA-
NAAN

39
“ ▪ Observasi keadaan umum,
tanda vital dan perdarahan
▪ IVFD Ringer Laktat gtt 20x/m
▪ Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
▪ Gastrul 3 tab pervaginam 4
jam sebelum kuretase
▪ Rencana Kuretase 16 Maret
2019 pukul 10.00 WIB
40
4. PEMBAHASAN
Let’s start with the first set of slides
Apakah penegakan diagnosis pada pasien ini
sudah benar?
Anamnesis: Pemeriksaan fisik :
▪ Perdarahan pervaginam ▪ Pasien menunjukkan tanda-
sejak 3 jam SMRS disertai tanda anemia.
nyeri perut. ▪ Inspekulo: warna portio
▪ Satu hari SMRS, pasien livide, OUE terbuka dan
mengaku keluar darah terdapat beberapa jaringan
sedikit-sedikit disertai dan darah yang keluar dari
bercak hitam saat BAK. OUE, tidak ditemukan erosi,
laserasi atau polip serviks,
▪ Hamil 8 minggu. Fluksus (+) darah.
Pemeriksaan laboratorium:
Hb 10,2 gr/dl : anemia. 42
Dari anamnesis dan pemeriksaan tersebut…

Dari pemeriksaan diatas menunjukkan tanda dan gejala terjadinya abortus.


Secara teori, abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur
dan sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.1
Kehamilan dibawah 20 minggu, perdarahan terus menerus, nyeri perut bagian
bawah, dan OUE terbuka adalah tanda dari abortus inkompletus.13
Penegakan diagnosis awal pada kasus ini adalah G1P0A0 hamil 8 minggu
dengan perdarahan pervaginam ec Abortus Inkompletus, sehingga
berdasarkan hal tersebut, maka penegakan diagnosis sudah tepat.

43
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah
adekuat?

Pada kasus: observasi perdarahan dan tanda vitalnya,


IVFD Ringer Laktat + Oxytocin gtt 20x/m, ceftriaxone 2
x 1 gr IV, gastrul (misoprostol) 3 tab pervaginam 4 jam
sebelum kuretase, serta dilakukan tindakan kuretase
untuk mengeluarkan sisa janin di dalam rahim.

44
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah
adekuat?

Secara teori, penatalaksanaan abortus inkompletus


meliputi penatalaksanaan keadaan umum dengan
melakukan penilaian perdarahan dan tanda vital,
memasang IV line RL untuk menghindari terjadinya
syok pasca perdarahan, serta memberikan oksitosin
untuk membatasi perdarahan.15

45
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah
adekuat?

▪ Selain itu, pemberian antibiotik seperti ceftriaxone


dianjurkan untuk mencegah komplikasi infeksi.
Pada kehamilan lebih dari 6 minggu dapat diberikan
misoprostrol pervaginam sebelum tindakan
kuretase. Tindakan kuretase perlu dilakukan pada
kasus abortus inkompletus untuk mengevakuasi
sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam uterus.
14

46
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah
adekuat?

▪ Selain itu, pemberian antibiotik seperti ceftriaxone


dianjurkan untuk mencegah komplikasi infeksi.
Pada kehamilan lebih dari 6 minggu dapat diberikan
misoprostrol pervaginam sebelum tindakan
kuretase. Tindakan kuretase perlu dilakukan pada
kasus abortus inkompletus untuk mengevakuasi
sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam uterus.
14

47
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah
adekuat?

▪ Post kuretase, dilakukan observasi keadaan umum,


tanda vital, dan monitoring perdarahan. Pada
pasien dilanjutkan pula terapi seperti IVFD Ringer
Laktat gtt 20x/m, ciprofloxacin 3 x 500 mg, dan
metrodinazole 3 x 500 mg. Selain itu diberikan pula
asam mefenamat 3x 500 mg sebagai analgesik.

48
Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah
adekuat?

▪ Pada pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang


dilakukan pertama kali pada tanggal 15 Maret 2019
pukul 18.50, kadar Hb pasien 10,2 g/dL sehingga
tidak mengindikasikan untuk diberikan transfusi
darah.
▪ Dari terapi yang diberikan di atas telah sesuai dan
adekuat sebagai penatalaksanaan dari Abortus
Inkompletus.
49
5. SIMPULAN DAN SARAN
Let’s start with the first set of slides
SIMPULAN
▪ Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.
▪ Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang penulisan diagnosis pada kasus sudah tepat yaitu G1P0A0
hamil 8 minggu dengan perdarahan pervaginam ec Abortus
Inkompletus.
▪ Tatalaksana kasus abortus inkompletus cukup tepat, dimana pasien
diterapi dengan IVFD Ringer Laktat + oxytocin gtt 20x/m, ceftriaxone
2 x 1 gr IV, gastrul 3 tab pervaginam 4 jam sebelum kuretase, dan
dilanjutkan tindakan kuretase.
51
SARAN

▪ Dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan kasus abortus


inkompletus harus tepat dan cepat sehingga kondisi ibu dapat di
tatalaksana dengan baik baik dan tidak timbul komplikasi yang tidak
diinginkan.
▪ Sebaiknya pasien berkonsultasi dengan dokter Sp.OG sehingga tidak
terjadi abortus berulang pada kehamilan selanjutnya.

52
TERIMA
KASIH
Any questions?

53

Anda mungkin juga menyukai