Psikoterapi Cognitive Behavior Therapy (CBT) Nadia
Psikoterapi Cognitive Behavior Therapy (CBT) Nadia
Pembimbing :
AKBP dr. Karjana, Sp.KJ
Psikoterapi adalah proses formal interaksi antara dua pihak atau lebih yang satu
adalah profesional (penolong) dan yang lain adalah petolong (orang yang ditolong)
dengan catatan bahwa interaksi itu menuju pada perubahan (penyembuhan).
Perubahan itu dapat berupa perubahan rasa, pikir, perilaku, kebiasaan yang ditimbulkan
dengan adanya tindakan profesional dengan latar ilmu perilaku serta tehnik-tehnik
usaha yang dikembangkan.
Terkait dengan Keefektifan pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan
suatu bentuk psikoterapi yang bertujuan untuk menangani perilaku maladaptif dan
mereduksi penderitaan psikologis, dengan cara mengubah proses kognitif individu.
Menurut Rosenvald pendekatan ini mengajarkan individu untuk mengenali bahwa pola
pikir tertentu yang sifatnya negatif dapat membuat individu salah memaknai situasi
dan memunculkan emosi atau perasaan negatif.
PSIKOTERAPI
Istilah psikoterapi (psychotherapy) berasal dari
dua kata, yaitu “psyche” dan “therapy”. Psyche
artinya jiwa dan “therapy” adalah pengobatan.
Psikoterapi adalah suatu intervensi
interpersonal, relational yang digunakan oleh
psikoterapis untuk membantu pasien atau
klien dalam menghadapi problem-problem
DEFINISI kehidupannya. Biasanya hal ini meliputi
peningkatan perasaan sejahtera individual dan
mengurangi pengalaman subjektif yang tidak
nyaman. Psikoterapis memakai suatu batasan
tehnik-tehnik yang berdasarkan
pengalamannya membangun hubungan,
perubahan dialog, komunikasi dan perilaku dan
dirancang untuk memperbaiki kesehatan
mental pasien atau klien, atau memperbaiki
hubungan kelompok (seperti dalam keluarga).
TUJUAN
Tujuan :
Mengurangi kekakuan gaya defensif Peran terapis :
Memperbaiki kemampuan Penyusun kembali, menginterpretasikan.
mengintegrasikan pengertian intelektual
dengan wawasan emosional Merekonstruksi (menghubungkan data
klinis yang berkaitan dengan
Mengungkapkan dan melalui perkembangan awal).
pengalaman traumatik masa lalu yang
menyakitkan
2. PSIKOTERAPI DIREKTIF/ARAHAN.
Tujuan :
Tehnik :
Perubahan perilaku maladaptif.
Konfrontasi, meyakinkan kembali, saran,
Meningkatkan dan mengajarkan perilaku desensitisasi.
yang adaptif.
Paparan sistematik, pembanjiran,
Peran terapis : sebagai konsultan, guru, pemodelan, pelatihan relaksasi.
penasehat.
3. PSIKOTERAPI EKSPERENSIAL.
Tujuan :
Meningkatkan kesadaran akan Peran terapis : sebagai teman, non otoriter
pengalaman dalam.
Memperbaiki kemampuan
mengekspresikan emosi. Tehnik : empati, merasakan pengalaman
dengan pasien, konfrontasi.
Meningkatkan perasaan dapat
dimengerti oleh orang lain.
4. PSIKOANALISA
Tujuan : mengangkat konflik (emosi dan Tehnik yang dilakukan : asosiasi bebas
motif yang direpresi) ke kesadaran dan analisa mimpi.
sehingga dapat ditangani dengan cara Lamanya terapi : 3 – 6 tahun, sesi 4 kali
yang lebih rasional dan realistik. atau lebih dalam seminggu. Masing –
Tugas terapis : mempersiapkan pasien masing sesi lamanya 45 – 50 menit.
untuk menghadapi material yang Indikasi : konflik psikologis yang telah
menimbulkan kecemasan yang telah berlangsung lama dan telah
diungkapkan. menimbulkan gejala atau gangguan.
5. PSIKOANALITIK
Teknik :
Pengkondisian klasik.
Perilaku yang dibentuk untuk
Penghukuman.
menghindari konsekwensi yang tidak
menyenangkan. Pelatihan menghindari stimulus
berbahaya.
Indikasi : gangguan perilaku destruktif
TERAPI PEMBANJIRAN (FLOODING)
Teknik :
Meloloskan diri dari pengalaman yang
menimbulkan kecemasan akan Mendorong pasien berhadapan langsung
memperkuat kecemasan melalui dengan situasi yang menakutkan,
pembiasaan. dibiarkan beberapa saat sampai ia
menjadi tenang dan menguasai
Indikasi : fobia spesifik.
ketakutannya.
Kontra indikasi : kecemasan yang kuat
Melalui pembayangan situasi yang
akan membahayakan.
menakutkan (tehnik implosi).
PEMODELAN
Teknik CBT
Perasaan
Pikiran Mengubah perasaan orang,
Memeriksa dan mengevaluasi focus pada keyakinan dan
pikiran pasien
perilaku
• Berlangsung antara lima hingga 20 sesi.
Jumlah sesi tergantung pada sifat dan tingkat
DURASI keparahan masalah yang sedang ditangani.
• Sesi tambahan, kadang-kadang disebut
TERAPI sebagai sesi booster atau penyegaran, juga
dapat dimasukkan sebagai bagian dari
perawatan.
INDIKASI
Manajemen kemarahan.
Gangguan kecemasan, seperti fobia
sosial, gangguan obsesif-kompulsif, Kondisi medis, seperti sakit kronis
gangguan panik, dan gangguan stres atau kanker.
pasca-trauma Masalah seksual.
Gangguan makan. Manajemen stres.
Depresi. Kesulitan menindaklanjuti dengan
Psikosis. saran medis.
Penyalah gunaan obat. Gangguan tidur.
Gangguan kepribadian. Gangguan kontrol impuls, seperti
perjudian patologis.
DAFTAR PUSTAKA
Guilfoyle, M. (2005). From therapeutic power to resistance: Therapy and cultural hegemony. Theory & Psychology,
15(1), 101-124
Sadock, Benjamin James; Sadock,Virginia Alcott. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition, 925 – 931.
Karni, Astini. 2014. Konseling dan Psikoterapi Profesional. Syi’ar Vol 14.
Rahmawati, Ulfa Maria. 2018. Keefektifan Pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) untuk mengelola emosi di
media sosial pada remaja. Semarang. Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) 2 (1), 269 –
273.
Yohandi & A. Khairuddin. 2015. Konseling dan Psikoterapi bagi Dependensi : Studi Di LSM Kelompok Kerja Pelita
Hati Husada Banyuwangi. Jurnal Lisan.
Lau, Mark A. 2009. Cognitive-Behavior Therapy.Visions BC’s Mental Health and Addictions Journal Vol. 6 No. 1.