Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

PSIKOTERAPI CBT (COGNITIVE BEHAVIOR


THERAPY)
Disusun Oleh:
Azmi Nadia Farah Iffah
1102015043

Pembimbing :
AKBP dr. Karjana, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Tk. I R.S. SUKANTO
Periode 7 OKTOBER – 9 NOVEMBER 2019
PENDAHULUAN

 Psikoterapi adalah proses formal interaksi antara dua pihak atau lebih yang satu
adalah profesional (penolong) dan yang lain adalah petolong (orang yang ditolong)
dengan catatan bahwa interaksi itu menuju pada perubahan (penyembuhan).
Perubahan itu dapat berupa perubahan rasa, pikir, perilaku, kebiasaan yang ditimbulkan
dengan adanya tindakan profesional dengan latar ilmu perilaku serta tehnik-tehnik
usaha yang dikembangkan.
 Terkait dengan Keefektifan pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) merupakan
suatu bentuk psikoterapi yang bertujuan untuk menangani perilaku maladaptif dan
mereduksi penderitaan psikologis, dengan cara mengubah proses kognitif individu.
Menurut Rosenvald pendekatan ini mengajarkan individu untuk mengenali bahwa pola
pikir tertentu yang sifatnya negatif dapat membuat individu salah memaknai situasi
dan memunculkan emosi atau perasaan negatif.
PSIKOTERAPI
Istilah psikoterapi (psychotherapy) berasal dari
dua kata, yaitu “psyche” dan “therapy”. Psyche
artinya jiwa dan “therapy” adalah pengobatan.
Psikoterapi adalah suatu intervensi
interpersonal, relational yang digunakan oleh
psikoterapis untuk membantu pasien atau
klien dalam menghadapi problem-problem
DEFINISI kehidupannya. Biasanya hal ini meliputi
peningkatan perasaan sejahtera individual dan
mengurangi pengalaman subjektif yang tidak
nyaman. Psikoterapis memakai suatu batasan
tehnik-tehnik yang berdasarkan
pengalamannya membangun hubungan,
perubahan dialog, komunikasi dan perilaku dan
dirancang untuk memperbaiki kesehatan
mental pasien atau klien, atau memperbaiki
hubungan kelompok (seperti dalam keluarga).
TUJUAN

 Perawatan akut (intervensi klinis dan stabilisasi)


 Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
 Pemeliharaan ( pencegahan keadaan memburuk jangka panjang)
 Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus menerus pada pasien)
TAHAPAN PSIKOTERAPI

Wawancara Proses Terapi Faktor Mengakhiri


Mengetahui Psikososial Terapi
Mengkaji
keluhan pasien pengalaman Mengkaji Diakhiri jika
pasien bersama pasien tujuan telah
tercapai
Teknik
Psikoterapi
1. PSIKOTERAPI EKSPLORASI

Tujuan :
 Mengurangi kekakuan gaya defensif Peran terapis :
 Memperbaiki kemampuan  Penyusun kembali, menginterpretasikan.
mengintegrasikan pengertian intelektual
dengan wawasan emosional  Merekonstruksi (menghubungkan data
klinis yang berkaitan dengan
 Mengungkapkan dan melalui perkembangan awal).
pengalaman traumatik masa lalu yang
menyakitkan
2. PSIKOTERAPI DIREKTIF/ARAHAN.

Tujuan :
Tehnik :
 Perubahan perilaku maladaptif.
 Konfrontasi, meyakinkan kembali, saran,
 Meningkatkan dan mengajarkan perilaku desensitisasi.
yang adaptif.
 Paparan sistematik, pembanjiran,
Peran terapis : sebagai konsultan, guru, pemodelan, pelatihan relaksasi.
penasehat.
3. PSIKOTERAPI EKSPERENSIAL.

Tujuan :
 Meningkatkan kesadaran akan Peran terapis : sebagai teman, non otoriter
pengalaman dalam.
 Memperbaiki kemampuan
mengekspresikan emosi. Tehnik : empati, merasakan pengalaman
dengan pasien, konfrontasi.
 Meningkatkan perasaan dapat
dimengerti oleh orang lain.
4. PSIKOANALISA

 Tujuan : mengangkat konflik (emosi dan  Tehnik yang dilakukan : asosiasi bebas
motif yang direpresi) ke kesadaran dan analisa mimpi.
sehingga dapat ditangani dengan cara  Lamanya terapi : 3 – 6 tahun, sesi 4 kali
yang lebih rasional dan realistik. atau lebih dalam seminggu. Masing –
 Tugas terapis : mempersiapkan pasien masing sesi lamanya 45 – 50 menit.
untuk menghadapi material yang  Indikasi : konflik psikologis yang telah
menimbulkan kecemasan yang telah berlangsung lama dan telah
diungkapkan. menimbulkan gejala atau gangguan.
5. PSIKOANALITIK

 Psikoterapi psikoanalitik adalah


psikoterapi yang didasarkan pada
rumusan psikoanalitik yang telah
dimodifikasi secara konsepsual dan
teknik dengan memusatkan perhatian
pada konflik pasien sekarang dan pola
dinamika sekarang. Dikembangkan dari
konsep psikoanalisa Freud bahwa
gangguan mental berakar dari konflik
dan ketakutan bawah sadar.
6. TERAPI KELOMPOK

 Terapi kelompok adalah bentuk


psikoterapi yang didasarkan pada
pembelajaran hubungan interpersonal. Tujuan :
Individu yang bermasalah bergabung  Menghapuskan gejala.
dalam kelompok dan saling bertukar
pikiran dan pengalaman serta  Mengubah hubungan interpersonal.
mengembangkan pola perilaku yang  Mengubah dinamika keluarga –
baru dibimbing oleh terapis yang pasangan spesifik.
profesional. Kelompoknya bisa
homogen atau heterogen.
7. TERAPI KELUARGA
 Merupakan bentuk khusus terapi kelompok Tujuan Terapi Keluarga :
yang melibatkan seluruh keluarga. Dasar
pemikiran adalah masalah yang ditunjukkan  Mengenali dan menanggulangi pola-pola
oleh pasien merupakan tanda adanya maladaptif yang terjadi dalam keluarga.
sesuatu yang tidak benar dalam keluarga,  Menurunkan konflik, kecemasan keluarga.
sistem keluarga yang tidak berjalan baik.
 Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap
Tugas terapis : kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
 Mengamati interaksi dalam keluarga  Meningkatkan kemampuam penanganan krisis.
 Membantu tiap anggota untuk menyadari  Meningkatkan hubungan peran yang sesuai.
cara dirinya berinteraksi dengan orang lain
 Membantu keluarga menghadapi tekanan baik
dan bagaimana tindakanya berperan dalam
dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
timbulnya masalah keluarga.
8. PSIKOTERAPI SUPPORTIF

 Psikoterapi supportif adalah bentuk


psikoterapi yang memberikan dukungan Peran terapis : sebagai wali, guru yang
kepada pasien yang berada dalam keadaan mendukung
krisis atau trauma psikologis.
Tujuan :
Teknik :
 Meningkatkan kesadaran realitas.
 Pernyataan penuh hormat, pujian,
 Membantu mengembangkan ketrampilan meyakinkan kembali.
penyesuaian dan perilaku adaptif realitas.
 Fungsi peminjaman ego, pendidikan.
 Memberikan dorongan dan asuhan.
Jenis-jenis
psikoterapi
supportif
VENTILASI

 Sikap terapis : menjadi pendengar yang


 Bentuk psikoterapi yang memberi baik dan penuh pengertian.
kesempatan seluas-luasnya kepada
pasien untuk mengungkapkan isi hatinya
sehingga ia merasa lega dan keluhannya  Topik pembahasan : permasalahan yang
berkurang. menjadi stres utama.
PERSUASIF

 Psikotrapi yang dilakukan dengan Sikap terapis :


menerangkan secara masuk akal tentang  Berusaha membangun, mengubah dan
gejala-gejala penyakitnya yang timbul menguatkan impuls-impuls tertentu
akibat cara berpikir, perasaan dan sikap serta membebaskan dari impuls yang
terhadap masalah yang dihadapi. mengganggu secara masuk akal dan
sesuai hati nurani.
 Topik pembahasan : ide dan kebiasaan  Berusaha meyakinkan pasien dengan
pasien yang mengarah kepada terjadinya alasan yang masuk akal bahwa gejalanya
gejala. akan hilang.
REASSURANCE

 Sikap terapis : meyakinkan secara tegas


 Psikoterapi yang berusaha meyakinkan dengan menunjukkan hasil-hasil yang
kembali kemampuan pasien bahwa ia telah dicapai pasien.
sanggup mengatasi masalah yang
dihadapinya.  Topik pembahasan : pengalaman pasien
yang berhasil nyata.
SUGESTIF

 Sikap terapis : meyakinkan dengan tegas


bahwa gejala penyakit pasien akan
 Psikoterapi yang berusaha menanamkan menghilang.
kepercayaan pada pasien bahwa gejala  Topik pembahasan : gejala-gejala bukan
gangguannya akan hilang. karena kerusakan organik/fisik dan
timbulnya gejala-gejala tersebut adalah
tidak logis.
BIMBINGAN

 Sikap terapis : menyampaikan nasihat


dengan penuh wibawa dan pengertian.
 Psikoterapi yang memberi nasehat
dengan penuh wibawa dan pengertian.  Topik bahasan : cara hubungan antar
manusia, cara komunikasi, cara bekerja
dan belajar yang baik.
PENYULUHAN

 Psikoterapi yang membantu pasien  Sikap terapis : menyampaikan secara


mengerti dirinya sendiri secara lebih halus dan penuh kearifan.
baik, agar ia dapat mengatasi
permasalahannya dan dapat  Topik pembicaraan : masalah pendidikan,
menyesuaikan diri. pekerjaan, pernikahan dan pribadi.
9. REHHABILITASI SOSIAL

Kegiatan yang dilakukan antara lain :


Rehabilitasi adalah suatu program untuk  Terapi kelompok.
mempersiapkan penempatan kembali  Terapi kerja (bercocok tanam, menjahit).
pasien di keluarga dan masyarakatnya.
Program ini dilakukan oleh lembaga  Terapi seni (musik, tari, lukis).
rehabilitasi.  Olah raga, ibadah bersama.
 Rekreasi.
 Terapi sosio rehabilitatif
10. TERAPI PERILAKU

terapi yang secara langsung bertujuan


menghilangkan perilaku atau sikap yang
maladaptif dan menggantinya dengan pola
perilaku yang baru. Terapi ini didasarkan
pada prinsip teori belajar (learning theory)
pembiasaan klasik dan pembiasaan pelaku.
Jenis-jenis
terapi
perilaku
TERAPI DESENSITISASI

Desensitisasi sistematik terdiri dari 3


 Perilaku pembiasaan balik (counter tahap :
conditioning) yang menyatakan, orang  Latihan relaksasi.
dapat mengatasi kecemasan maladaptif
yang ditimbulkan oleh situasi atau objek  Konstruksi hirarki.
dengan mendekati situasi yang  Desensitisasi stimulus.
menakutkan secara bertahap dan dalam
suatu keadaan psikofisiologis yang
menghambat kecemasan. Indikasi : fobia, obsesi kompulsif, gangguan
seksual.
TERAPI AVERSIF

Teknik :
 Pengkondisian klasik.
 Perilaku yang dibentuk untuk
 Penghukuman.
menghindari konsekwensi yang tidak
menyenangkan.  Pelatihan menghindari stimulus
berbahaya.
Indikasi : gangguan perilaku destruktif
TERAPI PEMBANJIRAN (FLOODING)

Teknik :
 Meloloskan diri dari pengalaman yang
menimbulkan kecemasan akan  Mendorong pasien berhadapan langsung
memperkuat kecemasan melalui dengan situasi yang menakutkan,
pembiasaan. dibiarkan beberapa saat sampai ia
menjadi tenang dan menguasai
 Indikasi : fobia spesifik.
ketakutannya.
 Kontra indikasi : kecemasan yang kuat
 Melalui pembayangan situasi yang
akan membahayakan.
menakutkan (tehnik implosi).
PEMODELAN

 Pasien belajar perilaku baru dengan


meniru model yang tanpa rasa takut
menghadapi situasi yang menakutkan.
Teknik telah berhasil digunakan pada
fobia anak dan agoraphobia.
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY
CBT adalah bentuk terapi bicara yang
berfokus pada bagaimana pikiran seseorang
tentang diri mereka sendiri, dunia dan orang
lain berhubungan dengan bagaimana perasaan
mereka dan bagaimana mereka bertindak. Di
CBT, orang belajar untuk menyadari bagaimana
DEFINISI pikiran mereka dapat memengaruhi perasaan
dan perilaku mereka di sini dan saat ini.
Mereka juga belajar keterampilan dan teknik
untuk bereksperimen dengan cara-cara baru
dalam memandang sesuatu dan / atau cara-
cara baru berperilaku. Perubahan ini dapat
membantu kita merasa lebih baik di masa
sekarang dan dapat digunakan untuk
membantu mencegah masalah di masa depan.
Membantu klien menjadi terapis mereka
sendiri. Ini dilakukan sebagian melalui pelatihan
pendidikan dan pekerjaan rumah. Terapis juga
mengajarkan keterampilan koping dan lainnya.
TUJUAN Klien belajar cara-cara baru dalam melakukan
sesuatu dan cara-cara baru untuk mengatasi
masalah yang dapat terus mereka gunakan
bahkan setelah terapi berakhir.
Psikoedukasi Perilaku
Membantu menemukan cara
Edukasi tentang sifat kesulitan baru untuk menangani situasi
pasien dan unsur-unsur
perawatan sosial

Teknik CBT

Perasaan
Pikiran Mengubah perasaan orang,
Memeriksa dan mengevaluasi focus pada keyakinan dan
pikiran pasien
perilaku
• Berlangsung antara lima hingga 20 sesi.
Jumlah sesi tergantung pada sifat dan tingkat
DURASI keparahan masalah yang sedang ditangani.
• Sesi tambahan, kadang-kadang disebut
TERAPI sebagai sesi booster atau penyegaran, juga
dapat dimasukkan sebagai bagian dari
perawatan.
INDIKASI

 Manajemen kemarahan.
 Gangguan kecemasan, seperti fobia
sosial, gangguan obsesif-kompulsif,  Kondisi medis, seperti sakit kronis
gangguan panik, dan gangguan stres atau kanker.
pasca-trauma  Masalah seksual.
 Gangguan makan.  Manajemen stres.
 Depresi.  Kesulitan menindaklanjuti dengan
 Psikosis. saran medis.
 Penyalah gunaan obat.  Gangguan tidur.
 Gangguan kepribadian.  Gangguan kontrol impuls, seperti
perjudian patologis.
DAFTAR PUSTAKA

 Guilfoyle, M. (2005). From therapeutic power to resistance: Therapy and cultural hegemony. Theory & Psychology,
15(1), 101-124
 Sadock, Benjamin James; Sadock,Virginia Alcott. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition, 925 – 931.
 Karni, Astini. 2014. Konseling dan Psikoterapi Profesional. Syi’ar Vol 14.
 Rahmawati, Ulfa Maria. 2018. Keefektifan Pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) untuk mengelola emosi di
media sosial pada remaja. Semarang. Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) 2 (1), 269 –
273.
 Yohandi & A. Khairuddin. 2015. Konseling dan Psikoterapi bagi Dependensi : Studi Di LSM Kelompok Kerja Pelita
Hati Husada Banyuwangi. Jurnal Lisan.
 Lau, Mark A. 2009. Cognitive-Behavior Therapy.Visions BC’s Mental Health and Addictions Journal Vol. 6 No. 1.

Anda mungkin juga menyukai