Anda di halaman 1dari 58

TEKNIK dan PEMANFAATANNYA

Pelatihan
Terapi Modalitas Keperawatan Profesional
DR SUPRAPTOWO AD.
RSJ - RW
RUMAH
PASIEN SAKIT
DISINTEGRASI :
• Kurang tidur UPAYA
• Gaduh-gelisah KURATIF
• “Lupa” diri dan Masih ada gejala
lingkungannya TENANG aneh dalam :
RE-INTEGRASI • kognitif
• persepsi

DISAMPING TERAPI OBAT, JUGA TERAPI LAIN :


1. PSIKOTERAPI ( Individual , Group )
2. ACTIVITY OF DAYLY LIVING
3. TERAPI KOGNITIF DAN PERILAKU
4. TERAPI KERJA
5. REKREASI
6. SOSIALISASI
7. TERAPI RELIGIOUS
TUJUAN TERAPI NON OBAT :
1. Meningkatkan tilikan diri  agar dapat
mengikuti program rehabilitasi selanjutnya
2. Meningkatkan kualitas hidup
3. Mencegah kekambuhan
4. Mempersiapkan untuk kembali ke masyarakat

HASIL YANG DIHARAPKAN


UNTUK PENDERITA :
• Memahami berbagai hal tentang sakitnya Ketaatan
• Mengenali gejalanya, terutama gejala awal minum obat
•DENGAN
Dapat mengelola DEMIKIAN :
gejala-gejala tersebut
••Bila
Mencegah kekambuhan
tidak berhasil,  Mencegah
mau memanfaatkan rawat
fasilitas kesehatan ulang
(=rehospitalisasi)
UNTUK KELUARGA :
••Mengenali potensi pribadi klien  mampu
gejala-gejalanya
Mengembalikan
• Menciptakan iklim / hubungan
mengaktualisasikan yang
diri TERAPEUTIK
dalam masyarakat
• Memahami Hak-hak dan kemampuan penderita
UNTUK MASYARAKAT :
• Memahami bahwa GANGGUAN JIWA ADALAH PENYAKIT
KITA TUKAR PENGALAMAN :

Bagaimana kita mengatasi :


• Gangguan ACTIVITY of DAILY LIVING
• Gangguan PERSEPSI / HALUSINASI
Apa Motivational
Interviewing itu?
• Motivational Interviewing : adalah
– suatu bentuk konseling yang dilakukan profesional
– untuk membantu klien mengatasi keadaan fluktuasi
yang terjadi dalam diri klien,
– yaitu adanya pertentangan antara mental emosional
dan pikiran.

• Interview : adalah
wawancara yang terencana dan punya tujuan tertentu
( Matarazzo , 1965 )
Motivasi :
• Adalah keinginan, kebutuhan, minat yang
membangunkan / mengaktifkan suatu
organisme untuk mencapai suatu tujuan
(goal)
•  tingkah laku organisme dg motivasi
berbeda dg organisme tanpa motivasi
– Latihan pelari maraton dg org yg rutin lari pagi
– Tikus kelaparan dg tikus kenyang – mencari
jalan mendapatkan makanan
Ciri – ciri Motivasi
• Menimbulkan energi / kekuatan
• Tertuju pada suatu tujuan
• Ada perhatian selektif untuk suatu
rangsangan yang sesuai / relevan
• Reaksi terorganisasi  pola tertentu
• Aktivitas terus menerus – sampai terjadi
suatu perubahan
 tingkah laku yang mempunyai motivasi :
– TIDAK TANPA TUJUAN &
– UMUMNYA BERTAHAN LAMA,
meskipun ada hambatan
Efektivitas Motivational
Interviewing
Suatu tinjauan terhadap 11 percobaan klinik
dengan menggunakan MI menyimpulkan
bahwa:
• "intervensi MI tampaknya secara klinis sangat
berguna untuk mengatasi klien.......
• [dan] MI cukup efektif, efisien, dan sangat
berharga untuk penyesuaian diri secara
terapetik meskipun masih memerlukan
perkembangan, riset terhadap aplikasinya
dimasa2 mendatang"
(Noonan and Moyers, 1997, p. 8).
KOMUNIKASI KEPERAWATAN
( PERAWAT  PASIEN / KLIEN )
Antara lain bertujuan :
Tujuan kognitif :
meningkatkan pengertian dan pengenalan
pasien akan dirinya, perasaannya, pikirannya
dan perilakunya
Tujuan afektif dan psikomotor :
mengembangkan, mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan pasien secara
mandiri dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. ( Budiana K. )
The JOE-HARRY WINDOW
INTER
FEED BACK ACTION
KNOWN TO SELF NOT KNOWN
K AREA OF FREE
D N
I AREA OF
OFACTIVITY
ACTIVITY
AREA ACTIVITY
S O BLIND AREA
C W OPEN
OPEN AREA
L Q-II
N Q-I Q-I
O OPEN AREA
S TO ( PUBLIC AREA )
U
R OTHER Q-I
AREA OF UNKNOWN
E AVOIDED AREA ACTIVITY
U PUBLIC AREA
N HIDDEN AREA MYSTERI / DARK
K Q-III AREA
N Q-IV
O
.
W
N
TRUST
JOE LUFT : Human Interaction
HARRY INGHAM : An Introduction to
Group Dynamic
KOMUNIKASI KEPERAWATAN
( PERAWAT  PASIEN / KLIEN )
Beberapa hal yang perlu dipahami :
1. • Empati
Altruisme
2. • Simpati
Non possessive caring
3. •Asertif
Willingness listening
4. Reflective Listening
5. Persepsi
6. Motivasi
7. Ambivalensi
TEKNIK DASAR M.I.
(MENU STRATEJI)

1. 1. Expressdan
Memahami empathy
mengungkapkan
empati
2. Develop descrepancy
2. 3.
Mengembangkan diskrepansi
Avoid argumentation
3. 4.
Menghindari argumentasi
Roll with resistence
4. 5.
Menghindari resistensi
Support self-efficacy
5. Mendukung efikasi diri
1. MEMAHAMI & 1.2
MENGUNGKAPKAN EMPATI
• Acceptance : memahami, memaklumi dan
menghargai pandangan dan sikap pasien
• Disarankan agar tidak menghakimi, mengkritik,
mempersalahkan dan menghujat pasien
• Terapis boleh mengutarakan perbedaan dirinya
dengan pandangan pasien dan mengekspresi-
kan perbedaan tersebut
• Sikap kontra-produktif bila terapis dapat
menerima pandangan pasien, namun sebaliknya
menuntut pasien atas “ketidak terimaan” terapis
1. MEMAHAMI & 1.3
MENGUNGKAPKAN EMPATI
• Pertahankan ramalan2 optimisme masa
mendatang dan saling mengisi
• Hindarkan hubungan superior-inferior antara
terapis dan pasien
• Hargai kerjasama terapis-pasien
• Tidak perlu memandang pasien sebagai sesuatu
yang unik dan tidak mungkin berubah
• Hindarkan sikap mengejek
• Dan tidak boleh konfrontatif
1. MEMAHAMI & 1.4
MENGUNGKAPKAN EMPATI
• Hilangkan image seakan-akan perbuatan yang
dilakukan pasien selama ini adalah suatu
kesalahan
• Terapis MET adalah kombinasi antara
pendengar yang suportif dan konsultan yang
menguasai pemecahan problema
• Dalam MET, sebagian besar mendengarkan dan
hanya sedikit menerangkan
1. MEMAHAMI & 1.5
MENGUNGKAPKAN EMPATI
• Terapis harus menguasai empathic listening dan
Reflective Listening
• Ingat pemahaman tentang
 Ambivalensi
 Double-side reflection
• Bila pasien merasa telah menemukan terapis yang
mengerti dan memahami keadaannya dan seorang
konsultan yang absah dan dipercaya, maka proses
perubahan diri pasien hanya soal waktu
2. MENGEMBANGKAN DISKREPANSI
2.1
 Diskrepansi adalah perbedaan antara situasi
saat ini dengan situasi mendatang yang sesuai
dengan kebutuhan pasien
 Tujuan MET bukan agar pasien “menerima
seperti apa adanya”
 Bagaimana terapis sebaiknya menerangkan
kepada pasien tentang adanya suatu realita
yang tidak menyenangkan yang harus dihadapi
dan bagaimana perilaku pasien agar realita
tersebut dapat berubah
2. MENGEMBANGKAN DISKREPANSI
2.2
 Dalam tahap ini, terapis memulai suatu
wawancara MI yang direkayasa dan bersifat
direktif
 Terapis mencoba mengeluarkan pasien dari
kondisi “stuck” dan memindahkan pasien dari
ambivalensi ke perilaku positif
 Bila MI berjalan baik, bukan terapis yang
menyuarakan perlunya perubahan, tetapi pasien
sendiri
2. MENGEMBANGKAN DISKREPANSI
2.3
 Terapis sekali2 perlu melontarkan kata2
penghargaan atau empati
 *Hindarkan kesan “pasien telah gagal total
karena menggunakan heroin”, namun lebih
ditekankan kepada kondisi bila diteruskan ia
akan mendapatkan kesulitan2 yang
mengganggu
 Banyak pasien yang tidak mampu atau tidak
mau mengutarakan tujuan hidupnya
2. MENGEMBANGKAN DISKREPANSI
2.4
 Terapis dapat mencoba merefleksikan
expektansi atau harapan2 positif kembali
kepada pasiennya
 Terapis jangan terlalu memaksakan adanya
kondisi pasien pada masa mendatang
 Kadang2 perlu pertanyaan yang memprovokasi
nilai2 kesadarannya
3. MENGHINDARKAN ADU ARGUMENTASI

• Bila terjadi adu argumentasi, maka


hasilnya adalah defensi dan retensi
• Diskusi boleh saja, tetapi pandangan
terapis harus tetap mewakili keberpihakan
pada pasien, meskipun bertentangan
dengan sudut pandang pasien
• Teknik MET adalah suatu persuasi yang
positif
• Terapis tidak perlu membangga2kan
pengalaman hidupnya didalam MET
3. MENGHINDARKAN ADU ARGUMENTASI

• Terapis tidak perlu membangga2kan


pengalaman hidupnya didalam MET
• Hati2 terhadap “perangkap pembicaraan
yang menyebabkan terapi masuk kedalam
kondisi debat kusir”
• Hindarkan pandangan terapis sebagai
pribadi yang tidak objektif dan sebisa
mungkin hindarkan pemberian “semacam
fatwa atau nasehat”
4. MENGHINDARI RESISTENSI
• Resistensi tampak bila terjadi:
– Pasien mengajak bertengkar RESISTENS
– Selalu meng-interupsi TRANSFERENS
– Selalu menyangkal KONTERTRANSFERENS
– Memberi alasan tidak tahu PELANGGARAN BATASAN
• Hindarkan gejala2 awal resistensi yaitu ketika ia telah
menolak untuk berubah
• Perhatikan style dari terapis
• Terapis dapat merubah style yang disesuaikan dengan
kondisi proses MET
• Bila berhadapan dengan resistensi maka terapis harus
memberi respon dengan cara2 yang non-resisten dan
beri penghargaan atau ucapan terima kasih kepada
persepsi pasien
5. MENDUKUNG EFIKASI DIRI

• Mendukung dan mempromosikan persepsi


pasien sesuai dengan kapasitas diri yang
dimilikinya
• Dukung efikasi diri pasien melalui ungkapan2
yang tersirat lebih suportif, harapan dan
optimisme
• Terapis harus tetap yakin bahwa pasien tetap
mampu untuk merubah dirinya
Tahap perkembangan
MOTIVASI
AKSI AKSION
Klien secara aktif mengambil langkah-langkah untuk
PREPARASI
berubah, tetapi belum mencapai suatu kondisi stabil
Klien telah bertekad dan telah PREPARASI
berencana untuk membuat
perubahan diri secepat nya, yang akan berguna untuk
KONTEMPLASI
masa mendatang, meskipun masih tetap
Klien mulai mengakui kesulitannya dan
mempertimbangkan apa yang akan dikerjakan
KONTEMPLASI
mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk berubah
meskipun masih ada perasaan ambivalensi dan bimbang
tidak menentu
PREKONTEMPLASI
PREKONTEMPLASI
Klien belum menyadari adanya perubahan dalam dirinya,
belum berkeinginan dan belum berminat untuk berubah
Tahap perkembangan
MOTIVASI
AKSION

PREPARASI

KONTEMPLASI

PREKONTEMPLASI

Fase 1 Fase 2
PREKONTEMPLASI
Klien belum menyadari adanya perubahan dalam dirinya, belum
berkeinginan dan belum berminat untuk berubah

STRATEJI MI
• Mengembangkan hubungan baik ("rapport")
dengan klien, meminta izin kepadanya dan
membangun suatu hubungan saling-
percaya
• Pahami dan kemukakan empati
• Utarakan keprihatinan anda dan kesediaan
anda membuka diri untuk selalu
membantu
KONTEMPLASI
Klien mulai mengakui kesulitannya dan mempertimbangkan
berbagai kemungkinan untuk berubah meskipun masih ada
perasaan ambivalensi dan bimbang tidak menentu

• STRATEGI MI :
 Beri bantuan klien dengan berbagai tip untuk menentukan
keputusan yang berpihak kepada perubahan diri, tentu
setelah melalui banyak pertimbangan sebelum klien
mengambil keputusan
 Rangsang agar klien mengeluarkan pernyataan2, komitmen
dan kesimpulan2 bermakna yang menunjukkan motivasi diri
tinggi untuk berubah
 Datangkan ide2 yang berkait dengan pemahaman klien
terhadap kemampuan dirinya dan harapan2 klien yang tinggi
terhadap upaya penyembuhan/pemulihan
PREPARASI
Klien telah bertekad dan telah berencana untuk membuat
perubahan diri secepat nya, yang akan berguna untuk masa
mendatang, meskipun masih tetap mempertimbangkan apa
yang akan dikerjakan

STRATEJI MI
☺ Galilah harapan2 klien terhadap terapi dan klien-lah yg harus
berperan dalam proses tersebut
☺ Klarifikasi sedetil mungkin,tentang perilaku klien
☺ Negosiasikan suatu perubahan (maksudnya suatu rencana terapi)
dan kontrak perilaku yang akan dilakukan
☺ Negosiasikan dengan klien tentang suatu rencana perubahan
perilaku atau rencana terapi
☺ Pertimbangkan dengan klien tentang hambatan2 yang ada dan
bagaimana cara untuk mengatasinya
☺ Bantulah klien untuk meng-inventarisasi semua dukungan sosial
yang akan diperolehnya bila ia telah berubah
AKSI
Klien secara aktif mengambil langkah2 untuk
berubah, tetapi belum mencapai suatu kondisi stabil
STRATEJI MI
 Pengakuan tentang adanya kesulitan2 yang dialami klien
pada fase2 awal dari perubahan
 Mengikat klien dalam proses terapi dan menekankan
kembali tentang pentingnya tetap bertahan dalam proses
recovery
 Membantu klien untuk mengidentifikasi situasi2 berisiko
tinggi melalui analisis kehidupan sehari2 dan membantu
mengembangkan strateji mengatasi situasi2 tersebut
sehingga mendapatkan hasil yang dicapai
*MAINTENANCE = RUMATAN
Klien telah mencapai sasaran misalnya abstinensia (tidak
memakai drugs lagi) dan sekarang sedang bekerja keras
untuk tetap mempertahankannya
• STRATEJI MI
 *Mengembangkan suatu rencana perilaku (tindakan) andai terjebak
dalam kondisi yang mengarah memakai
 Melakukan tinjau ulang dengan klien tentang sasaran2 jangka
panjang
 Mendukung setiap perubahan2 positif terhadap sober-lifestyle /
healthy lifestyle
 Memperkokoh upaya2 klien mencari penyelesaian dan efikasi diri
 *Menolong klien mempraktekkan dan menggunakan strateji baru
mengatasi masalah guna menghindarkan diri dari menggunakan
napza kembali
Tahap perkembangan
MOTIVASI
AKSION

PREPARASI

KONTEMPLASI

PREKONTEMPLASI

Fase 1 Fase 2
Sasaran Fase 1

a) Menghilangkan & mengurangi ambivalensi


b) Membangun motivasi untuk mengubah diri
c) Jumlah kinerja pada fase 1 tergantung
pada patient’s starting point
Importance & Confidence

• Importance:
– kadar, level atau derajat kepentingan
seseorang untuk melakukan perubahan
• Confidence:
– besarnya percaya diri seseorang untuk
melakukan perubahan
Menghitung Besarnya
Importance dan Confidence

0 1 10

Sama sekali Sangat


tidak ekstrem
I/C I/C
I
Profil Klien
10 Merasakan Merasakan
pentingnya pentingnya

C D
berubah, berubah,
tetapi dan
tidak yakin dapat merasa yakin
berubah dapat berubah

Tidak melihat
Merasa bisa

A B
pentingnya
berubah, berubah,
dan tetapi
tidak yakin dapat tidak merasa
berubah penting
0 10
C
Beberapa JEBAKAN AWAL
Untuk Menghindar

• Jebakan untuk bertanya-jawab (hindari


jawaban ya-tidak)
• Jebakan yang membuat anda berbeda pihak
dengan pasien
• Jebakan opini pakar
• Jebakan memberi label (“labeling”)
• Jebakan berfokus prematur
• Jebakan agar anda menghujat
Empat Metoda Awal (OARS)

1. Ask Open Question (berikan contoh open dan


closed question)
2. Affirming (menegaskan:”Saya menghargai
kedatangan anda hari ini”)
3. Listen Reflectively
4. Summarize
KONSELOR TIDAK
“MENDENGARKAN” KLIEN
• Bila ia memerintah, mengarahkan dan
mengomandoi klien
• Memberi peringatan, menakut2i klien, atau
mengancamnya
• Memberikan nasehat, membuat keyakinan atau
telah mempersiapkan solusi
• Membujuk dengan argumentasi logis, berdebat
atau menceramahi
KONSELOR TIDAK
“MENDENGARKAN” KLIEN
• Mengajari pasien untuk apa yang harus
dilakukannya, mempertontonkan alasan2
moral, atau mengkhotbahkan klien
• Menghakimi, menghujat, menyatakan
ketidak-setujuan, mengkritik atau mengkutuk
• Menyetujui, merestui serta mendoakan klien
KONSELOR TIDAK
“MENDENGARKAN” KLIEN
• Mempermalukan, memberi label, mentertawakan
klien
• Analisis dan interpretasi
• Menenangkan kembali, memberi simpati, atau
turut bersedih hati
• Menginterogasi, menyelidiki klien
• Menyenang2kan klien, merubah atau mengalihkan
subjek pembicaraan
"LOVE CURES PEOPLE -
BOTH THE ONES WHO
GIVE IT AND THE ONES
WHO RECEIVE IT."
Karl Menninger- psychiatrist
Change Talk
• Salah satu kunci dari ketrampilan MI adalah
membangkitkan “change talk”. Banyak cara
yang dapat dilakukan antara lain:
– Ajukan pertanyaan tentang kerugian
mempertahankan status quo
– Pemahaman keuntungan bila berubah
– Ekspresi optimisme bila berubah
– Ekspresikan makna untuk berubah (“apakah anda
mau mencobanya untuk berhenti?”)
Metoda untuk membangkitkan
“change talk”

1. Ajukan pertanyaan yang membangkitkan:


“apakah menurut anda, anda mempunyai
masalah?”
2. Menggunakan komparasi antar 2 pointers:
“mengapa anda merasa penting berhenti total
dan tidak bertahap?”
3. Eksplorasi keputusan yang diambil
Metoda untuk membangkitkan
“change talk”
4. Elaborasi: tanyakan untuk klarifikasi, contoh2
spesifik
5. Pertanyaan2 ekstrem:”Apa yang terjadi
menurut anda bila terus menggunakan
putauw pada saat kehamilan?”
6. Melihat masa lalu dan masa mendatang
7. Eksplorasi sasaran dan nilai2 moral
Kesimpulan Fase 1
1. Dalam MI, melakukan “change talk”
merupakan metoda primer untuk
mengembangkan diskrepansi
2. Metoda MI dengan OARS harus diikuti dengan
change talk
3. Pada transisi menuju ke fase 2, ambivalensi
dan “change talk” terus ada sepanjang MET
Tahap perkembangan
MOTIVASI
AKSION

PREPARASI

KONTEMPLASI

PREKONTEMPLASI

Fase 1 Fase 2
It take two to speak truth :
one to speak and other to hear.

-- HENRY DAVID THOREAU --


Pemahaman tentang
Kesiapan Untuk Berubah
• Terjadi perubahan strateji dari fase 1 disebut
dengan istilah “shift strategy”
• Adanya window time
• Adanya kesan “penuntunan”
• Bila tidak berubah, pasien akan lari ke ‘cognitive
defensive strategy’ (rasionalisasi, minimasi,
‘forgetting’, denial, projeksi)
Tanda2
Kesiapan untuk Berubah
1. Berkurangnya resistensi
2. Berkurangnya diskusi tentang problema
3. Tampak adanya penyelesaian
4. Change talk
5. Pertanyaan mengenai perubahan
6. Memimpikan masa mendatang
7. Eksperimentasi
Jebakan Fase 2

1. Under-estimasi tentang ambivalensi


2. Over-preskripsi (terapis mengajukan
rencana yang belum tentu dapat diterima
pasien)
3. Arahan terapis yang kurang bermanfaat
(“apa yang harus saya buat untuk anda?”)
Memulai Fase 2
• Rekapitulasi
• Pertanyaan2 kunci: “Apa yang dapat
anda lakukan? Apa opsi anda?”
• Beri informasi dan sedikit tuntunan
Negosiasi Suatu Rencana
Perubahan
• Setting goals
• Mempertimbangkan opsi-opsi perubahan
• Sampaikan ke suatu Rencana: “Menurut
anda apa yang menjadi langkah pertama?”
• Datangkan adanya suatu komitmen

Anda mungkin juga menyukai