PTT Mineral
PTT Mineral
Co Zn Se Fe
P Na Cu I
Mg S K
Ca
3
HIPOKALSEMIA
Hipokalsemia
Patofisiologi :
• dapat disebut juga paresis
1. Hormon paratiroid (PTH)
puerpuralis, milk fever,
dilepaskan dari kelenjar
calving paralysis, parturient
paratiroid sebagai respons
paralysis, dan parturient
terhadap penurunan Ca.
apoplexy
2. PTH meningkatkan mobilisasi
• Penurunan kalsium darah
Ca dari tulang.
kurang dari 5
3. Penyerapan Ca usus,
mg/dl normalnya adalah 9-
peningkatan resorpsi Ca dari
12 mg/dl
tulang dan peningkatan
• Kegagalan dalam
reabsorpsi Ca tubular ginjal.
homeostatis kalsium maka
terjadilah penyakit milk fever.
4
HIPOKALSEMIA
5
Nutritional secondary
Hyperparathyroidism
(NSH)
6
Nutritional secondary
Hyperparathyroidism
(NSH)
7
Kobalt (Co)
8
Defisiensi Kobalt (Co)
Patofosiologi
Gejala Klinis
Cobalt dibutuhkan oleh ruminansia
untuk sintesis Vitamin B12 yang Pertumbuhan terhambat, kelemahan
diperlukan untuk metabolisme asam otot, anemia, ketosis, rambut kusam
propionat oleh hati untuk produksi dan skor kondisi tubuh yang buruk
energi melalui enzim Methylmalonyl
CoA mutase. Pemanfaatan propionat Diagnosis
yang buruk kemudian menyebabkan 1. tes methylmalonic (MMA) dalam
berkurangnya nafsu makan plasma dan urin dan asam
formimoglutamat (FIGLU)
Pengobatan .
Cobalt dapat ditambahkan dengan menyemprotkan ke padang rumput dan / atau
balutan dengan garam kobalt. Vitamin B12 juga dapat diinjeksikan secara
individual. Bolus intra-rumenal yang melepaskan kobalt .
9
Fosfor (P)
10
Osteomalasia
11
ZINC (Zn)
12
Defisiensi Zinc
Patofisiologi
13
Defisiensi Zinc
14
MAGNESIUM
(Mg)
15
Grass Tetany
Penyebab :
16
Gress Tetany
Diagnosis : Pengobatan :
1. Konsentrasi magnesium plasma <0,8
mmol/l mengindikasikan subklinis 1. Memupuk pastura dengan preparat Mg
hipomagnesaemia dan peningkatan (Calsined magnesite), dosis pemupukan
17 kg/ha.
penyakit hipomagnesemia akut. 2. Penambahan preparat Mg pada
2. Kadar magnesium di vitreous konsentrat dengan dosis MgO2 sebanyak
humour stabil dalam 48 jam post 5 gr/400 gram pakan per hari
mortem dan kadar <0,55 mmol/l 3. Penambahan MgO2 pada molase blok
mengindikasikan hipomagnesaemia dengan dosis 50 gr/hari untuk sapi
dewasa dan 7-15 mg untuk anak sapi.
Diagnosis diferensial : 4. Penambahan preparat Mg pada air
minum
5. Pemberian dosis tunggal 400 ml latrutan
Kematian mendadak, antraks, yang mengandung 25% Mg sulfat atau
klostridiosis (black leg), keracunan, Mg laktat pada intravenus.
ketosis disertai gejala syaraf, milk fever. 6. Pemberian kapsul Mg alloy sebesar 226
gram pada sapi yang menderita tetani.
17
Natrium
(Na)
18
Defisiensi Na
Turunnya nafsu makan dan bobot badan (Berger, 1987) dan mengakibatkan
gangguan reproduksi secara tidak langsung.
Gejala Klinis :
Perilaku menjilati berbagai macam benda seperti batuan, kayu, tanah dan
keringat hewan lain (Underwood, 1981; Robbins, 1993).
Berlanjut ke sistem reproduksi terganggu, siklus estrus menjadi terganggu,
terjadi endometritis dan memicu pembentukan kista folikel, nafsu makan
menurun, serta gangguan absorbs mastitis, metritis, kemandulan, dan
retensplasenta.
19
Defisiensi Na
Pengobatan:
20
ZAT BESI
(Fe)
21
Anemia
Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi terjadi ketika defisiensi besi yang terjadi cukup berat
sehingga menyebabkan eritropoesis terganggu dan menyebabkan terbentuknya
anemia
Patofisiologi:
22
Anemia
Defisiensi Besi
23
TEMBAGA
(Cu)
24
Defisiensi Cu
Kadar tembaga yang rendah pada • Sapi: hilangnya pigmen dari rambut falling
tanah disease , gangguan keseimbangan.
Konsumsi tingkat molibdenum dan
belerang yang berlebihan di padang • Domba : swayback atau enzootic ataxia.
rumput atau suplemen makanan hilangnya pigmentasi pada domba berbulu
hitam. peningkatan kejadian fraktur tulang
panjang dan tulang rusuk pada domba.
25
Defisiensi Cu
26
YODIUM
(I)
27
Toksisitas Yodium
28
Toksisitas Yodium
29
SELENIUM
(Se)
30
Defisiensi Se
Pencegahan:
31
Defisiensi Se
Uji Mastitis
32
THANKS!
Any questions?
33