Anda di halaman 1dari 33

Nama Kelompok:

Ni Kadek Nila Pridayanti 1709511019


Putu Mira Yudiani 1709511020
Ni Luh Evy Dhayanti 1709511022
Dhyana Ayu Manggala Wijaya 1709511023
Adriati Ningsih 1709511024
Ni Putu Gita Kristyari 1709511025
Alya Diasti Paraningtyas 1709511026
PENYAKIT GANGGUAN MINERAL
PADA
HEWAN BESAR

Co Zn Se Fe

P Na Cu I

Mg S K
Ca

© 2018 Slidefabric.com All rights reserved. P A G E 2


KALSIUM
(Ca)

3
HIPOKALSEMIA

Hipokalsemia
Patofisiologi :
• dapat disebut juga paresis
1. Hormon paratiroid (PTH)
puerpuralis, milk fever,
dilepaskan dari kelenjar
calving paralysis, parturient
paratiroid sebagai respons
paralysis, dan parturient
terhadap penurunan Ca.
apoplexy
2. PTH meningkatkan mobilisasi
• Penurunan kalsium darah
Ca dari tulang.
kurang dari 5
3. Penyerapan Ca usus,
mg/dl normalnya adalah 9-
peningkatan resorpsi Ca dari
12 mg/dl
tulang dan peningkatan
• Kegagalan dalam
reabsorpsi Ca tubular ginjal.
homeostatis kalsium maka
terjadilah penyakit milk fever.

4
HIPOKALSEMIA

Gejala Klinis 3 stadium gambaran klinis yaitu :

Gejala awal yang ditemui yaitu sapi 1. Staduium prodormal


masih berbaring, nafsu makan turun, 2. Stadium berbaring / recumbent
kurang peka terhadap lingkungan, 3. Stadium koma
cermin hidung kering, tremor pada
otot, suhu tubuh rendah, kaki Pengobatan:
belakang lemah dan terjadi
penimbunan gas di dalam rumen. Larutan Kalsium boroglukonat 20-30%
Larutan kalsium klorida 10%
Campuran berbagai sediaan kalsium
seperti Calphon Forte, Calfosal atau
Calcitad-50

5
Nutritional secondary
Hyperparathyroidism
(NSH)

Big head disease, bran disease, Patofisiologi


Miller’s disease, osteitis fibrosa, 1. Kadar fosfor yang berlebihan dan
equine osteoporosis, dan swollen penurunan penyerapan kalsium dapat
face disease, adalah kondisi menyebabkan hipokalsemia,
endokrin yang secara medis dikenal hiperfosfatemia, dan hiperparatiroidisme
sebagai nutritional secondary 2. Hyperphosphatemia merangsang
hyperparathyroidism sekresi hormon paratiroid (PHT) dan
menghambat sintesis ginjal 1,25 [OH]
dan D2
3. Tulang wajah yang kehabisan kalsium
menjadi fibrotik dan membesar

6
Nutritional secondary
Hyperparathyroidism
(NSH)

Gejala Klinis Pengobatan


kepincangan dan gaya berjalan yang menambahkan suplemen ke
kaku, tulang wajah yang bengkak, diet untuk memperbaiki
dan pembesaran rahang. Resorpsi ketidakseimbangan kalsium
tulang di sekitar geraham dan dan fosfor
premolar dapat menyebabkan
masalah mengunyah, dan gigi bisa
menjadi longgar.

7
Kobalt (Co)

8
Defisiensi Kobalt (Co)

Patofosiologi
Gejala Klinis
Cobalt dibutuhkan oleh ruminansia
untuk sintesis Vitamin B12 yang Pertumbuhan terhambat, kelemahan
diperlukan untuk metabolisme asam otot, anemia, ketosis, rambut kusam
propionat oleh hati untuk produksi dan skor kondisi tubuh yang buruk
energi melalui enzim Methylmalonyl
CoA mutase. Pemanfaatan propionat Diagnosis
yang buruk kemudian menyebabkan 1. tes methylmalonic (MMA) dalam
berkurangnya nafsu makan plasma dan urin dan asam
formimoglutamat (FIGLU)

Pengobatan .
Cobalt dapat ditambahkan dengan menyemprotkan ke padang rumput dan / atau
balutan dengan garam kobalt. Vitamin B12 juga dapat diinjeksikan secara
individual. Bolus intra-rumenal yang melepaskan kobalt .
9
Fosfor (P)

10
Osteomalasia

Terjadi pada sapi umumnya berkaitan Gejala Klinis


dengan defisiensi fosfor dalam
jangka panjang terjadi pada hewan • Rasa sakit pada tulang dan persendian
dewasa dan dapat menimbukan • Kaku saat berjalan dan pincang
kepincangan dan fraktur spontan • Kadang terdengar bunyi saat berjalan
• Punggung terlihat melengkung
• Hewan tidak dapat berdiri atau ambruk
Pengobatan & Pencegahan
• Pada babi biasanya rebah lateral
Suplemen kalsium fosfor untuk
Diagnosis
mengurangi keropos tulang dan
meningkatkan densitas jaringan tulang
• Berdasarkan anamnesis
sehingga tulang tetap kuat. Pemberian
• Pemeriksaan radiologi
pakan sumber fospor

11
ZINC (Zn)

12
Defisiensi Zinc

Patofisiologi

Timbul akibat kurangnya pemberian Ruminansia mengabsorbsi 20-40% Seng


seng dalam bahan pakan atau hewan dari pakan
mengkonsumsi bahan yang dapat Seng diabsorbsi melalui rumen, abomasum
mengikat seng ( chelating agent ) dan usus kecil
sehingga tidak dapat diabsorbsi oleh Seng yang diserap masuk ke dalam tulang
tubuh hati dan jaringan lunak lain.
Konsentrasi tertinggi terdapat pada jaringan
tulang, liver, kulit dan rambut (bulu)
Jika pakan defisien Seng, maka diambil dari
organ-organ tersebut

13
Defisiensi Zinc

Gejala klinis Diagnosis


• Berdasarkan gejala yang
• Pada anak babi mengalami terlihat
parakeratosis • Pemeriksaan biopsy kulit
• Pertumbuhan yang terhambat
• Pembentukan keropeng Terapi
• Pada ternak ruminansia reproduksi • Pada sapi diberi seng sulfat 2-
terganggu 5gram/hari
• Penebalan kulit dan pengkasaran • Pada domba 40mg/hari
rambut tubuh • Berikan pakan yang
• Gigi yang menggeretak dan salivasi mengandung unsur mineral
yang berlebihan yang seimbang

14
MAGNESIUM
(Mg)

15
Grass Tetany

kondisi grass tetany bila kadar Mg


plasma kurang dari 1,0 mg/dL. Pada
sapi

Penyebab :

Tanaman muda yang tumbuh subur


mengandung kalium yang tinggi Gejala Klinis :
namun rendah kandungan
Awalnya hewan pincang, gallop,
magnesium, pemupukan tinggi
kemudian kaki tidak bisa digerakkan atau
Nitrogen atau KCl yang berlebihan
kaku lalu ambruk. Hewan kejang dengan
pada tanaman.
posisi kepala mendongak, kaki seperti
mengayuh, bola mata berputarputar,
mulut berbuih dan kematian.

16
Gress Tetany

Diagnosis : Pengobatan :
1. Konsentrasi magnesium plasma <0,8
mmol/l mengindikasikan subklinis 1. Memupuk pastura dengan preparat Mg
hipomagnesaemia dan peningkatan (Calsined magnesite), dosis pemupukan
17 kg/ha.
penyakit hipomagnesemia akut. 2. Penambahan preparat Mg pada
2. Kadar magnesium di vitreous konsentrat dengan dosis MgO2 sebanyak
humour stabil dalam 48 jam post 5 gr/400 gram pakan per hari
mortem dan kadar <0,55 mmol/l 3. Penambahan MgO2 pada molase blok
mengindikasikan hipomagnesaemia dengan dosis 50 gr/hari untuk sapi
dewasa dan 7-15 mg untuk anak sapi.
Diagnosis diferensial : 4. Penambahan preparat Mg pada air
minum
5. Pemberian dosis tunggal 400 ml latrutan
Kematian mendadak, antraks, yang mengandung 25% Mg sulfat atau
klostridiosis (black leg), keracunan, Mg laktat pada intravenus.
ketosis disertai gejala syaraf, milk fever. 6. Pemberian kapsul Mg alloy sebesar 226
gram pada sapi yang menderita tetani.

17
Natrium
(Na)

18
Defisiensi Na

Turunnya nafsu makan dan bobot badan (Berger, 1987) dan mengakibatkan
gangguan reproduksi secara tidak langsung.

Gejala Klinis :

Perilaku menjilati berbagai macam benda seperti batuan, kayu, tanah dan
keringat hewan lain (Underwood, 1981; Robbins, 1993).
Berlanjut ke sistem reproduksi terganggu, siklus estrus menjadi terganggu,
terjadi endometritis dan memicu pembentukan kista folikel, nafsu makan
menurun, serta gangguan absorbs mastitis, metritis, kemandulan, dan
retensplasenta.

19
Defisiensi Na

Pengobatan:

Pemberian mineral tambahan berupa konsentrat


maupun mineral blok dilakukan dengan takaran
dua kali dari pemberian pada ternak normal
(McDowell 1985).
Sediakan garam dikandang setiap saat sehingga
hewan dapat menjilatnya. Suatu campuran yang
terdiri dari 50 % garam dan 50 % dicalcium
phosphat harus disediakan setiap saat. Sapi dan
kerbau akan menghabiskan 2 kg campuran ini
selama satu bulan.

20
ZAT BESI
(Fe)

21
Anemia
Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi terjadi ketika defisiensi besi yang terjadi cukup berat
sehingga menyebabkan eritropoesis terganggu dan menyebabkan terbentuknya
anemia

Patofisiologi:

Anemia defisiensi besi diklasifikasikan menjadi 3 tahap:


1. Tahap pertama disebut iron depletion atau iron deficiency ditandai dengan
berkurangnya cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi.
2. Tahap kedua dikenal dengan istilah iron deficiency erythropoietin atau iron
limited erythropoiesis di dapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk
menunjang eritropoisis.
3. Tahap ketiga pada tahap ini disebut sebagai iron deficiency anemia. Keadaan
ini terjadi bila zat besi yang menuju erotroid sumsum tulang tidak cukup
sehingga menyebabkan penurunan kadar Hb.

22
Anemia
Defisiensi Besi

Tanda klinis Pengobatan


Tanda klinis yang dapat ditemukan
meliputi, kelesuan, penurunan berat Mencegah kehilangan darah lebih
badan, pertumbuhan terbelakang lanjut,
dan malaise pada umumnya. mengobati anemia jika parah
memulai suplementasi zat besi, dan
Diagnosis mengatasi penyakit yang mendasari.
Diagnosis biasanya ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan
kaboratorium yaitu penurunan kadar
fetirin atau saturasi transferrin
serum dan kadar serum.

23
TEMBAGA
(Cu)

24
Defisiensi Cu

Penyebab : Gejala klinis :

Kadar tembaga yang rendah pada • Sapi: hilangnya pigmen dari rambut falling
tanah disease , gangguan keseimbangan.
Konsumsi tingkat molibdenum dan
belerang yang berlebihan di padang • Domba : swayback atau enzootic ataxia.
rumput atau suplemen makanan hilangnya pigmentasi pada domba berbulu
hitam. peningkatan kejadian fraktur tulang
panjang dan tulang rusuk pada domba.

• Kambing: tanda-tanda non-spesifik


adalah bulu kusam kasar, anemia dan
kesuburan yang buruk, swayback pada
anak kambing.

25
Defisiensi Cu

Hewan beresiko: Diagnosis:

• Domba yang baru lahir atau muda Tes laboratorium


• Domba dan sapi hamil, menyusui Tes darah
dan sedang tumbuh Tes padang rumput
• Domba dan sapi yang telah Uji coba respons pengobatan tembaga
digembalakan dengan tingkat
stocking yang berlebihan Pencegahan:
• Ternak dengan infestasi cacing
berat (ostertagia) • Pupuk
• Ternak lebih rentan mengalami • Ruminal Boluses
defisiensi tembaga dibandingkan • Suntikan
domba. • Air minum
• Suplemen multi-mineral (blok
garam)

26
YODIUM
(I)

27
Toksisitas Yodium

Keracunan parah terjadi pada Penyebab Asupan yodium melebihi


anak sapi setelah pemberian kebutuhan harian:
yodium dalam jangka waktu
lama dengan dosis 10 mg / kg 1. Konsumsi makanan jangka panjang yang
per hari (dosis yodium harian mengandung beberapa komponen yang
2,2 mg / kg dan 0,4 mg / kg). dilengkapi dengan yodium.
Domba kurang sensitif 2. manajemen pencampuran pakan mineral
yang salah dalam waktu yang lama
3. penggunaan senyawa yodium dalam jangka
waktu lama sebagai aditif pakan untuk
terapi dan pencegahan pododermatitis
infeksi, komplek penyakit pernapasan,
aktinomikosis , mastitis, dan infertilitas.

28
Toksisitas Yodium

Tanda Klinis Toksisitas Yodium Efek Pada Produksi Dan Reproduksi:

• Terjadi penurunan produksi susu dan


Sapi : batuk persisten, hipertermia, pelepasan peningkatan gangguan reproduksi.
naso okular, ketidaksesuaian, depresi, dermatitis, • Penurunan kenaikan berat badan
dan alopesia pada anak sapi.
Sapi perah : takikardia, kegugupan, penurunan • Pada domba, baik penurunan berat
berat badan, dan tingkat metabolisme yang tinggi badan pada orang dewasa (maupun
penurunan berat badan pada anak
Tanda-tanda lain : exophthalmos dan penyakit
domba).
menular, terutama penyakit pada sistem
pernapasan
Diagnosis:
Tidak adanya tanda-tanda klinis, atau Pemeriksaan laboratorium
dimanifestasikan hanya dengan batuk ringan dan
sedikit keluarnya cairan mata. Terapi:
Mengurangi sumber yodium masuk ke
tubuh hewan

29
SELENIUM
(Se)

30
Defisiensi Se

Pencegahan:

Banyak metode yang dapat diterapkan untuk mencegah


defisiensi Se, seperti penggunaan garam mineral yang diperkaya
Se, pemupukan tanaman dengan penambahan Se, pemberian Se
dalam air minum, injeksi, implant, dan bolus.

31
Defisiensi Se

Uji Mastitis

Mastitis subklinis dapat dideteksi melalui uji California


mastitis test (CMT) yang merupakan screening test
untuk mastitis subklinis yang bisa digunakan diluar
tubuh sapi. Cara melakukan uji ini adalah kedalam
empat telapa dimasukkan air susu curahan kira-kira 2
ml setiap telapa. Untuk menyamakan jumlahnya bisa
dilakukan dengan memiringkan telapa. Setelah itu
setiap telapa ditambah reagen. Jumlahnya tidak boleh
kurang dari air susu dalam telapa. Setelah reagen
ditambahkan, telapa dan isinya diputar horizontal dan
perlahan selama 10-15 detik. Kemudian amati reaksi.
semakin kental campuran susu degan reagen
mengindikasikan semakin parah kasus mastitis.

32
THANKS!

Any questions?

33

Anda mungkin juga menyukai