Hal 393-404
Seluruh upaya kesehatan di puskesmas,
diselenggarakan mengacu kepada prinsip :
1. Kesinambungan pelayanan bagi tiap tahap dalam siklus
hidup (continuum of care across life cycle)
Pelayanan Gawat
Darurat
Home Care
• Surveilans Gizi
a) Pemantauan Status Gizi (PSG)
b) Pemantauan wilayah setempat (PWS) gizi, yang meliputi Ibu Hamil mendapat
90 Tablet Tambah Darah (TTD) selama kehamilan, Bayi 0-6 bulan mendapat ASI
ekslusif, Pemantauan pertumbuhan balita, balita kurus mendapat MP Asi, Ibu
Hamil Kurang Energi Kronik (KEK).
, mendapat TTD (remaja putri), pemberian Vit A (6 – 59 bulan, dan ibu
nifas), pantau garam beryodium
c. SKD – KLB ( Sistem kewaspadaan dini – kejadian luar biasa) gizi buruk,
pelacakan kasus gizi buruk
d. Pantau konsumsi gizi
(hal. 405-415)
d. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4. Sasaran
Individu dan kelompok masyarakat risiko PTM maupun tidak berisiko
5. Garis Besar Kegiatan
a) Promosi kesehatan
b) Deteksi dini dan faktor risiko PTM
c) Peningkatan peran serta masyarakat
d) Penemuan kasus PTM
e) Penanganan kasus PTM
f) Pencatatan dan pelaporan PTM
g) Surveilans terpadu PTM
h) Pemantauan dan penilaian kegiatan P2PTM (Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular)
d. Pelayanan Kesehatan Jiwa
1. Tujuan: Setiap ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar
2. Sasaran: Anak, remaja, dewasa, usia lanjut
3. Garis Besar Kegiatan:
• Penyuluhan kesehatan jiwa dan napza
• Deteksi dini
• Pelayanan kesehatan
• Pemberdayaan keluarga dan ODGJ
• Pencacatan dan pelaporan
• Monitoring dan evaluasi
POKOK BAHASAN 3:
Penyelenggaraan Surveilans
Epidemiologi di Puskesmas
a. Penyelenggaraan surveilans kesehatan
Permenkes No. 45 Tahun 2014 = Prasyarat program kesehatan.
Tujuan:
(1) Tersedia informasi situasi, kecenderungan penyakit, faktor risiko,
masalah kesehatan, faktor yang mempengaruhi sebagai bahan
pengambilan keputusan
(2) Terselenggara kewaspadaan dini terhadap KLB/Wabah dan
dampaknya
(3) Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah
(4) Penyampaian informasi kesehatan kepada pihak yang
berkepentingan
Tujuan dalam epidemiologi :
1. Memperoleh gambaran status
kesehatan populasi 8. Mengetahui diagnosis
2. Menentukan penyebab masalah komunitas
kesehatan 9. Mengukur kinerja pelayanan
3. Mengetahui riwayat alamiah kesehatan
penyakit 10. Mengetahui risiko individu dan
4. Evaluasi intervensi kesehatan peluang
5. Meramalkan masalah kesehatan 11. Melengkapi gambaran klinik,
dalam populasi pola penyebaran penyakit
6. Memperoleh gambaran upaya 12. Identifikasi sindrom
promotif, preventif, kuratif 13. Evaluasi gejala dan tanda
7. Penelitian sejarah terjadinya 14. Menganalisa keputusan klinik
penyakit
Konsep pendekatan epidemiologi
Host, Agent, Environtment saling mempengaruhi
1) Pengertian
• Sebagai penyediaan layanan kesehatan dasar yang mudah, cepat, dan murah dengan
memanfaatkan pengobatan “modern” dan pengobatan tradisional yang di teruji
kemanjuran dan keamanannya juga menyangkut kemandirian masyarakat untuk
mengorganisir lembaga swadaya masyarakat.
• Menekankan upaya promotif, preventif, tetapi ttp melihat kuratif dan rehabilitatif.
• Proses pemberian informasi terhadap individu atau kelompok secara kontinyu
mengikuti perkembangan agar terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu serta
mau dan mampu melaksanakannya.
• Merupakan intervensi stategis untuk perubahan perilaku
• Hasilnya : meningkatnya cakupan program di puskesmas indikator kerja puskesmas
• Pihak puskesmas juga harus mampu melakukan pengelolaan program ini
denganmenggerakan mitra potensial shg dapat berperan aktif.
2) Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
a) Tujuan Umum
Meningkatkan individu, keluarga atau masyarakat agar tahu, mau dan dapat mempraktikan
perilaku hidup bersih dan sehat shg dapat meningkatkan kesehatan dan berperan aktif di
masyakarat. Dan nantinya dapat mengatasi permasalahan kesehatan.
b) Tujuan khusus :
• Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran tntg kesehatan
• Meningkatnya kewaspadaan terhadap risiko gangguan kesehatan
• Meningkatnya peran aktif dlm upaya kesehatan
• Meningkatnya kemampuan untuk menerapkan PHBS
• Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam pembayaran kesehatan dgn jadi anggota
JKN
• Meningkatnya kemampuan masayarakat untuk menolong diri sendiri dlm hal kesehatan
• Meningkatnya peran serta masyarakat dlm pembangunan kesehatan
• Meningkatnya dukugan pemerintahan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa
4) Prinsip pemberdayaan masyarakat
3) Manfaat pemberdayaan masyarakat
Berorientasi pada proses pemberdayaan
a) Meningkatnya sumber daya masyarakat untuk mencapai kemandirian
promosi kesehatan di puskesmas melalui peran aktif masyarakat
b) Meningkatnya peran masyarakat a) Menumbuhkan kemampuan, peran
dlm pengembangan program masyarakat dan semangat gotong
kerja puskesmas royong dalam pembangunan kesehatan
c) Meningkatnya dukungan b) Melibatkan partisipasi masyarakat
kebijakan publik kesehatan dalam perencanaan maupun
d) Meningkatnya cakupan upaya pelaksanaan.
kesehatan c) Menggalang kemitraaan dengan
e) Meningkatnya kinerja puskesmas berbagai pihak
sbg pusat pemberdayaan d) Petugas harus lebih menempatkan diri
masyakaran sbg katalisator yang menghubungkan
antara pemerintah – masyarakat
e) Mengakomodir kearifan lokal yang
sesuai dengan sosial budaya
5) Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Kesehatan
a. Penggerak pemberdayaan : pemerintah, masyarakat dan swasta
yang mempunyai kompetensi memadai dan dapat membangun
komitmen
b. Sasaran pemberdayaan : individu, kelompok dan masyarakat
luas serta pemerintah
c. Kegiatan hidup sehat : dilakukan setiap hari oleh masyarakat -->
membentuk kebiasaan dan pola hidup.
d. Sumber daya : potensi yang dimiliki oleh seluruh penggerak yaitu
dana, sarana dan prasaran, budaya, pedoman dan media agar
proses pemberdayaan masyarakat dapat terselenggara
b. Bentuk Kegiataan Pemberdayaan Masyarakat
1) Pemberdayaan Individu
• Sasaran kegiatan pemberdayaan individu : individu yang datang
untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan puskesmas
• Tujuan : memperkenalkan PHS thdp individu tsb agar
termotivasi dan mampu mempraktikkannya
• Bentuk kegiatan pemberdayaan individu : melakukan
komunikasi interpersonal melalui kegiatan di dalam/luar
puskesmas
• Metode KIE : konsultasi, konseling, nasehat, bimbingan,
demonstrasi, dll
• Media kIE : lembar balik, leaflet, poster, model, dll
2) Pemberdayaan Keluarga
• Sasaran : keluarga yang menjadi target program pelayanan
puskesmas. Lalu kerluarga yang punya ibu hamil, anak balita,
keluarga yang anggotanya ada penyakit menular
• Tujuan : memperkenalkan perilaku PHBS thdp keluarga agar
mampu mempraktikkannya
• Bentuk kegiatan : kegiatan KIE melalui hove visit
• Metode KIE : konsultasi, konseling, nasehat, bimbingan,
demonstrasi, dll
• Media kIE : lembar balik, poster, model, dll
3) Pemberdayaan Kelompok
• Sasaran : kelompok sasaran program puskesmas (Contoh L
kelompok ibu hamil, lansia, dll)
• Tujuan : memperkenalkan PHBS agar dapat mempraktikkannya
serta mau berperan aktif dlm kegiatan promosi kesehatan
• Bentuk kegiatan : KIE melalui komunikasi kelompok
• Metode KIE : diskusi, bimbingan, demonstrasi
• Media kIE : lembar balik, leaflet, selebaran, film, poster, model, dll
4) Pemberdayaan Masyarakat
• Sasaran : tokoh masyarakat, kader, kelompok masyarakat setempat
• Tujuan :
• membantu mengenali masalah kesehatan
• menentukan prioritas masalah
• mengenali penyabab terjadinya
• menemukan solusi untuk mengatasi penyebab
• Melakukan kegiatan untuk mengatasi masalah
• Mengembangkan upaya kesehatan dgn sumberdaya masyarakat
• Melakukan pengorganisasian dalam melaksanakan kegiatan untuk mengatasi masalah
• Bentuk kegiatan : penggerakkan, dan perngorganisasian masyarakat. Peran
petugas adlh sbg fasilitator
• Metode : disksusi, studi mawas diri (SMD), musyawarah, studi banding, forum
• Media : leaflet, buku pedoman, instrumen
Pokok Bahasan 2. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Puskesmas
a. Peran dan fungsi petugas puskesmas sbg fasilitator
1) Peran
• Kegiatan pemberdayaan masyarakat : suatu proses pemberian informasi scr kontinyu dan
mengikuti perkembangan agar tjd perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan masyarakat
dapat melaksanakan perilaku tsb
• Fasilitator : agen perubahan yaitu seseorang atas nama pemerintah atau lembaga yang
memiliki kewajiban untuk proses pengambilan keputusa.
• Peran fasilitator :
1) Katalisator : Menjadi media yang subur untuk mencapai harapan
2) Pemberi bantuan dalam proses (process helper) : Membantu saat masyarakat mengalami
kesulitan
3) Penghubung dgn sumberdaya : Membantu untuk dihubungkan dengan sumber yang teat
jika masyarakat mengalami kesulitan sumber daya
4) Pemberi solusi : Memberi solusi jika masyarakat menemukan kesulitan
5) Pemantau dan evaluator : Pemantauan dan evaluator kegiatan dengan melakukan
pembinaan monitoring kontiyu
2) Fungsi
a) Melakukan pembianan
• Dapat dilaksanakan telaah mawas diri oleh tokoh masyarakat bersama kade
• Mengkaji fungsi kepemimpinan, organisasi dan pendanaan masyarakat
• Tujuan : untuk memelihara kelancaran kegiatann, meningkatkan hasil kegiatan masyrakat, dikenalnya
masalah oleh masyarakat
b) Melakukan advokasi
• Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui macam bentuk komunikasi
persuasif
• Fasillitator dapat membantu provide untuk melakukan advokasi shg mendapat dukungan
c) Melakukan pemantauan dan evaluator
• Mengumpulkan informasi untuk kebutuhan operasional manajemen hasil kerja monitoring dipakai
sbg bahan evaluasi
• Dapat mengetahui hambatan atau pencapaian dari kegiatan
d) Menggalang komunikasi
• Mencakup interaksi dengan orang lain untuk melakukan kemitraan/advokasi
e) Memberi kesempatan konsultasi
• Konsultasi : media berbagi yang berguna dengan memberikan masukan sesuai dengan peran dan
fungsinya;
• Fasilitator dapat memberikan saran, pembinaan, dll jika ada masalah
3) Fasilitas Siklus Pemecahan Masalah Kesehatan yang dihadapi
masyrakat
• Fasilitator berperan untuk memfasiltasi masyarakat dalam memecahkan
masalah kesehatan
• Langkah yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi siklus pemecahan masalah
Penjelasan Siklus Pemecahan Masalah Kesehatan
1. Pengenalan Kondisi Desa/Kelurahan
• Dilakukan mengkaji data Profil Desa/Kelurahan dan hasil analisis
sistuasi perkembangan desa
2. Identifikasi Masalah kesehatan dan PHBS
• Masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dan urutan prioritas
penangan
• Potensi dimiliki desa/kelurahan untuk mengatasi masalah
kesehatan
• UKBM apa saja yang udah ada atau harus dibentuk baru untuk
mengatasi masalah
• Bantuan/dukungan yang diharapkan
3. Musyawarah Desa/Keluarga
• Dapat dilakukan secara berjenjang dengan menyelenggarkan musyawarah Dusun atau Rukun
Warga (RW).
• Tujuan :
a) Sosialisasi tentang masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat
b) Mencapai kesepakatan urutan prioritas masalah
c) Mencapai kesepakatan tentang UKMB yang akan dibentuk
d) Memantapkan data keluarga sehat/informasi dan bantuan yang diperlukan
e) Menggalang semangat dan peran warga untuk mendukung pengembangan desa siaga.
4. Perencanaan Partisipatif
• Mengadakan pertemuan secara intensif untuk menyusun rencana pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif untuk dimasukkan ke dalam rencana pembangunan
• Rencanga pembangunan desa/keluarga siaga aktif mencakup :
a) UKBM yang dibentuk baru atau diaktifkan kembali
b) Sarana yang akan dibanugn baru atau direhabilitasi
c) Kegiatan yang akan dilaksanakan dan biaya operasionalnya serta jadwal pelaksanaannya,
• Yang dapat dilaksanakan dgn swadaya/donatur dokumen tersendiri
• Yang memerlukan dukungan pemerintah masuk ke dokumen Musrenbang Desa/Kelurahan
5. Pelaksanaan Kegiatan
a) Saat menunggu proses Musrenbang selesai dan menunggu alokasi dana
memulai kegiatan dengan membentuk UKBM yang diperlukan dan
menetapkan kade pelaksananya dan melakukan kegiatan swadaya.
b) kegiatan dilaksanakan secara swakelola oleh masyarat yang didampingi
perangkat pemerintahan
c) Tim pelaksana kegiatan bertanggung jawab mengenai realisasi, keuangan
dan administrasi sesuai rencana
d) Dinas Kesehatan dapat membantu masyarakat untuk menyediakan
barang/jasa melalui puskesmas
e) Catat dan lapor kegiatan yang dilaksanakan sesuai petunjuk teknis
f) Pelatihan teknis yang dibantu oleh Dinas Kesehatan Provinsi mengacu
petunjuk teknis yang dibuat oleh Kementrian dalam Negri & Kesehatan
6. Pembinaan, Pemantapan, Pelestarian dan Perluasan
• Tujuan dari tahap ini adalah agar kegiatan dapat terus berjalan dan
ditingkatkan kualitasnya
• Upaya petugas puskesmas bersama masyarakat :
o Menyelenggarakan lomba dan memberi penghargaan
o Mengajak tamu atau desa lain untuk ikut dan memberikan apresiasi
o Memberikan stimulan dana untuk UKBM
o Melakukan kegiatan penyegaran atau keterampilan melalui kegiatan
forum komunikasi desa lebih hidup.
• Pembinaan yang kontinyu diharapkan dapat mengembangkan
kegiatan masyarakar tsb.
b. Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Penilaian Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat
• Memerlukan tahapan kegiatan yang disinergikan dnegan pengelolaan kegiatan puskesmas
• Yang diperlukan untuk menyusun perencanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat :
a) Tahap persiapan
i. Peningkatan kapasitas petugas Puskesmas
Menyelenggarakan pertemuan untuk menyamakan pemahaman, meningkatkan
kemampuan melakukan komunikasi untuk edukasi, meningkatkan kemampuan
memilih media KIE
ii. Penyiapan data umum atau data kesehatan untuk dianalisis
iii. Melakukan analisis situasi (umum dan kesehatan)
Data umum :
• Jumlah desa dan kelurahan yang ada di kecamatan
• Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin
• Jumlah rumah tangga
• Data tentang geografi
• Data pendidikan, status ekonomi, sosial budaya
Data kesehatan :
• Data / Profil keluarga sehat (KS) puskesmas
• Cakupan program promosi kesehatan
• Cakupan program kesehatan lingkungan
• Cakupan program kesehatan ibu dan anak serta kB
• Cakupan program gizi masyarakat
• Cakupan program penanggulangan penyakit
• Cakupan program pengobatan dan penanggulangan kegawatdaruratan
• Angka kesakitan akibat penyakit menular
• Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular
• Angka kematian ibu dan anak
• Angka kesakitan dan kematian akibat KLB dan bencana
POKOK BAHASAN & SUB
POKOK BAB 6
Pengelolaan Data
Survei Lapangan Pemanfaatan Data Aplikasi Keluarga Sehat
Elektronik
Pelaporan Jejaring
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di Wilayahnya
Data perilaku kesehatan masyarakat yang terkait dengan sakit pemeliharaan kesehatan , pencegahan penyakit ,
pencarian pengobatan pemulihan kesehatan .
Data perilaku kesehatan masyarakat yang terkait dengan lingkungan : penggunaan jamban , air bersih , rumah sehat ,
lingkungan sehat , buang sampah , pembuangan limbah , pembersihan sarang nyamuk , dll
Data perilaku kesehatan masyarakat terkait dengan upaya peningkatan gizi masyarakat penggunaan garam beryodium ,
tinggi serat rendah lemak , menu aneka ragam makanan , cara mengolah makanan , kebersihan makanan , dll
Keberadaan dan kegiatan Forum Masyarakat Kecamatan , Forum Masyarakat Desa / Kelurahan
Dukungan dana atau sumberdaya lain yang mendukung upaya pemberdayaan masyarakat , melalui kegiatan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif
Peran serta masvarakat serta organisasi kemasyarakatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
Kebijakan publik berwawasan kesehatan yang mendukung upaya pemberdayaan masyarakat atau kegiatan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif
• Petugas puskesmas mengolah data.
• Hasil digunakan sebagai bahan untuk melakukan advokasi terhadap
data tokoh masyarakat, donatur atau pihak - pihak lain yang terkait.
• Dukungan dan kemitraan diperlukan dalam melakukan upaya
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas
Data masuk ke puskesmas staf puskesmas mengolah data menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar melakukan
advokasi , kemitraan serta mencari dukungan terhadap upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan kepada berbagai pihak
potensial lainnya.
Jenis kegiatan
Media yang
digunakan
Petugas pelaksana
Dana
Waktu
Matrix Rencana Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Nama program : ..............................
Menyusun rencana aksi atau program kerja kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan.
Lokakarya tingkat kecamatan
Pelaksanaan
Dibuka dan dipimpin oleh Camat sebagai Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakal atau Forum Masyarakat
Kecamatan.
Curah pendapat dan diskusi kelompok lentang masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat,
penyebabnya serta hal-hal yang positif dan sumber-daya vang ada dilapangan yang dapat
dimanfaatkan dalam pemecahan masalah kesehatan.
Penyajian data hasil analisis situasi dan masalah kesehatan serta peran aktif masyarakat dalam
berdasarkan catatan atau hasil anailisa yang telah dibuat oleh Puskesmas.
Rencana Aksil Program Kerja Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan/ pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif.
Presentasi Rencana Aksi/ Program Kerja terseb dan dibangun komitmen agar semua peserta Lokakarya terlibat
dan berperan aktif dalam melaksanakan rencana aksi.
Rencana
aksi Menyelenggarakan pertemuan
Meneliti masalah kesehatan yang
meliputi : ada di wilayah kerja termasuk
untuk membahas langkah-langkah
kegiatan pemberdayaan
Forum Masyarakat Desa /Kelurahan masalah perilaku masyarakat dan
masyarakat dalam upaya mengatasi
untuk tindak lanjut berdasarkan peran serta dalam kegiatan Desa-
masalah kesehatan masyarakat
hasil lokakarya. Kelurahan Siaga Aktif, menurut
termasuk pengembangan dan
tahapan pratama madya, purnama
peningkal status Desa dan
atau mandiri.
Kelurahan Siaga Aktif.
Menyelenggarakan pertemuan
Menyelenggarakan orientasi atau
sosialisasi kepada pemuka
Melaksanakan pertemuan tingkat pelatihan bagi para pemuka / tokoh
masyarakat yang tidak sempat
desa/ kelurahan untuk masyarakat, kader kesehatan (Tim
mengikuti Pertemuan atau Loka
menyamakan pemahaman tentang Penggerak PKK, Gerakan Pramuka,
Karya untuk memperoleh
masalah kesehatan dan upaya Ormas/LSM ) di desa/kelurahan
dukungan dan kemitraan dalam
mengatasinya. sesuai dengan permasalahan yang
melaksanakan kegiatan yang sudah
dijumpai.
direncanakan.
Melakukan pengorganisasian dan pembagian tugas Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat
Kecamatan, yang ditetapkan melalui kesepakatan bersama sesuai dengan fungsi sektoralnya.
Masing-masing anggota tim melaksanakan peran sesuai dengan tugas dan fungsinya atau
tugas yang disepakati pada lokakarya yang tercantum dalam Rencana Aksi/ Program Kerja.
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat:
Pertemuan Tingkat Desa dan Kelurahan Pertama
Diskusi
menentukanrencana kegiatan
Menyepakati Pembentukan
Kesepakatan untuk SMD dan pelaksanaannya
Forum Pemberdayaan
Kesepakatan upaya mengenali masalah pelaksanaannya di tiap
Masyarakat Dalam Desa dan
mengatasi masalah kesehatan prioritas, lebih RW/RT/dusun/dukuh, yang
Kelurahan Siaga Aktif Tingkat
kesehatan serta hambatan dalam lagi disetiap mencakup petugas pelaksana
Desa dan Kelurahan, dapat
melalui pengembangan kampung/dusun/dukuh SMD, jadwal, data yang perlu
membentuk Forum yang baru
dan pembinaan UKBM. dengan melakukan Survai dikumpulkan serta
atau menggunakan Forum
Mawas Diri (SMD). penyusunan kuesioner/cara
Masyarakat Desa yang ada.
pengumpulan data yang akan
digunakan dalam SMD.
Pertemuan Tingkat Desa dan Kelurahan Kedua
• diikuti para ketua RW/RT, Kepaia Dusun/Dukuh, •mempersiapkan pelaksanaan SMD di Desa dan
Kelompok PKK RW/RT. TP. PKK Desa dan Kelurahan
Kelurahan, Kader Posyandu, Pemuka atau Tokoh
Masyarakat, Tokoh adat, Tokoh agama, Tokoh •Membangun kesepakatan masalah kesehatan apa
Pemuda. yang menjadi prioritas untuk diatasi.
• dibuka dan dipimpın oleh Kepala Desa atau Lurah
sebagai pimpinan wilayah di desa dan kelurahan.
•Menyusun kuesioner atau instrumen SMD
•Tujuan
•Menyamakan pemahaman tentang cara
melakukan SMD.
Pelaksana SMD
oleh sekelompok warga masyarakat yang ditunjuk dalam pertemuan
tingkat desa, atau ditentukan kemudian yang diketuai oleh Ketua
RW/RT/Dusun/Dukuh, Ketua Kelompok PKK RW/RT atau Ketua
Kelompok Dasawisma.
Informasi masalah kesehatan di desa diperoleh dari Kepala Rumah
Tangga (KRT) dan hasil observasi dilapangan di desa tersebut.
Waktu pelaksanaan
Sesuai hasil kesepakatan pertemuan tingkat des dan disesuaikan kapan
akan diselenggarakannya Musyawaran Masyarakat Desa (MMD) untuk
membahas hasil SDM tersebut
Cara pelaksanaan SMD
Pengumpulan data dengan kunjungan rumah untuk wawancara atau
diskusi dengan anggota keluarga sekaligus melakukan pengamatan
(observasi) terhadap rumah/tempat-tempat umum dan lingkungannya.
Tujuan
Melakukan pengorganisasian
• diikuti oleh peserta yang terdiri dari para ketua RW/RT, Kepala
masyarakat dalam pelaksanaan
Dusun/Dukuh, Ketua Kelompok PKK RW/RT, Ketua TP.PKK Desa dan kegiatan yang ada dalam rencana aksi
Kelurahan Kader Posyandu/UKBM lainnya, Pemuka atau Tokoh tersebut.
Masyarakat Tokoh adat, Tokoh agama, Tokoh Pemuda, dll
• dibuka dan dipimpin oleh Kepala Desa dan Lurah sebagai pimpinan
di wilayah desa dan kelurahan. Membahas sumberdaya yang
diperlukan untuk melaksanakan
rencana aksi tersebut
Tujuan:
Menyepakati langkah-langkah pemecahan masalah dengan mendayagunakan
potensi yang ada dalam rangka pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
Penyajian hasil SMD oleh Ketua Tim pelaksana SMD atau kader dari masing-masing
RW/RT/Dusun/Dukuh.
Pelaksanaan MMD
Menggali dan mengenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Ada fasilitasi teknis dari petugas kesehatan dan sektor terkait di tingkat desa, kecamatan atau
kabupaten
Setiap seksi mengembangkan rencana kegiatan masing-masing yang mengacu pada rencana
kerja yang telah disepakati sebelumnya.
Pernyataan tekad bersama untuk melaksanakan kegiatan pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif.
Kegiatan apa yang akan dilaksanakan dalam
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
Pelaksanaan Kegiatan
Kapan dan berapa lama kegiatan ini berlangsung Sosialisasi rencana kerja pemecahan
masalah kesehatan oleh Tim Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Desa ke
Rencana kerja seluruh warga desa.
Bagaimana cara memantaunya
meliputi :
Sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan Semua pihak seksi melakukan kegiatan
kegialan ini (potensi yang ada di desa) sesuai tugas yang disepakati dalam
rencana kerja pemecahan masalah.
menyampaikan hasil kegiatan sesuai rencana yang telah ditelapkan dalam pertemuan ketiga
Setiap seksi menyajikan atau mengekspose kegiatan yang telah dilakukan beserta hambatan
Tujuan
permasalahannya.
Permasalahan yang ada dibahas dan upayakan untuk penyelesaiannya melalui penyusupan rencana tindak
lanjut.
Membahas upaya mengatasi masalah kesehatan prioritas lainnya yang belum diatasi.
Pertemuan ini merupakan pertemuan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut
Pemantauan dan Penilaian Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
• Sebagai salah satu fungsi manajemen pemberdayaan masyarakat yang harus dilaksanakan untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat berdasarkan rencana kegiatan yang sudah dijadwalkan dan disepakati, ada/tidak hambatan/permasalahan.
• Penilaian untuk mengetahui pencapaian hasil dari kegiatan pemberdayaan masyarakat disesuaikan dengan maksud dan tujuan
dilakukannya kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Agar proses pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat berjalan baik sesuai tujuan yang
telah ditetapkan. Jika ada masalah dapat segera ditemukan dan diatasi dan dilakukan revisi
Manfaat Pemantauan atau penyempurnaan perancanaan.
Bagi Kepala Puskesmas selaku penanggung jawab kinerja puskesmas bisa mendapatkan
informasi yang up to date tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di
puskesmas.
Hasil pemantauan dapat dipergunakan sebagai acuan untuk memberikan arahan dan
melakukan pengawasan agar upaya kesehatan masyarakat dapat berjalan dengan baik dan bila
ada permasalahan dapat segera diatasi atau dicarikan jalan keluarnya.
Manfaat Penilaian
Pengelola lintas program kesehatan di puskesmas serta Kepala Puskesmas Tau pengaruh
pemberdayaan masyarakat terhadap peningkatan sumberdaya yang berdampak pada peningkatan
cakupan program kesehatan di puskesmas.
Hasil penilaian upaya promosi kesehatan digunakan sebagai dasar acuan menyusun perencanaan
kegiatan di puskesmas tahun berikutnya berbasis evidensi.
Kepala puskesmas dapat menilai kemajuan dan tingkat keberhasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat
di puskesmas, efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan di puskesmas
serta menganalisis kekuatan upaya promosi kesehatan Keluarga Sehat dalam mempercepat proses
perubahan perilaku masyarakat dan petugas menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan mencapai
Indeks Keluarga Sehat yang sesuai standar
Metode Pemantauan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di
Puskesmas
Temu kerja dengan pengelola upaya kesehatan masyarakat di puskesmas, yang berasai
dari lintas program maupun lintas sektor atau jejaring kemitraan p:omos: kesehatan di
puskesmas.
1
Analisis situası masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas hingga penetapan masalah kesehatan
prioritas.
Kajian perilaku dan non perilaku (lingkungan, kebijakan dan potensi masyarakat) tentang masalah kesehatan
yang dilakukan oleh lintas program di puskesmas
Ruang Lingkup Pemantauan
Penyusunan perencanaan pemberdayaan masyarakat yang dibuat oleh lintas program puskesmas, yang
mengakomodir hasil kajian perilaku dan dan non perilaku yang dibuat berdasarkan strategi promosi kesehatan
puskesmas (advokasi, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan).
Lokakarya mini di puskemas yang membahas upaya kesehatan masyarakat yang terintegrasi secara lintas
program maupun lintas sektor.
Pengembangan jejaring kemitraan dengan individu, kelompok. Serta berbagai pihak potensial dalam
pelaksanaan program kesehatan puskemas.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh lintas program maupun lintas sektor/ jejaring kemitraan yang
terintegrasi dengan puskesmen yang diawali dengan SMD dan dilanjutkan dengan MMD.
2
Peningkatan kapasitas dan peran serta organısası kemasyarakatan, kader, tokoh masyarakat tokoh agama, dl
dalam upaya kesehatan masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan
peran serta masyarakat
Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kesehatan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, melalui
Ruang Lingkup Pemantauan
kegiatan di dalam dan di luar gedung puskemas dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatannya
Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat kecamatan untuk mendapatkan dukungan kebijakan
publik berwawasan kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan termasuk penanganan kejadian luar biasa,
dengan mengoptimalkan potensi dan peran jejaring kemitraan.
Penggerakan dan pengorganisasian peran serta masyarakat, melalui upaya pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan dan peningkatan kualitas pencapaian PHBS dan Indeks Keluarga Sehat yang ada di wilayah
kerja puskemas.
Pengembangan berbagai jenis upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) di tingkat Desa/Kelurahan
dalam mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatan masyarakat yang ada di wilayah
Desa/Kelurahan.
Indeks Keluarga Sehat
Cakupan PHBS
Cakupan kepesertaan KB
•Seluruh jajaran manajemen dan staf pelaksana upaya-upaya kesehatan, membangun satu kesepakatan bersama atas keputusan tentang kebijakan mutu dan
melaksanakan peraturan peraturan
•Kepala puskesmas menyusun kebijakan-kebijakan tentang mutu penyelenggaraan upaya puskesmas UKM dan UKP
•Kepala puskesmas menyusun peraturan-peraturan dalam implementasi kebijakan
•Memberikan arah arahan dan pemahaman tentang mutu, menjelaskan rencana program mutu yang akan dilaksanakan, memberikan petunjukbagaimana rencana
program mutu diimplementasikan pada bidang tugas tugasny amasing masing dengan memperhatikan keterpaduannya satu dengan lainnya.
Menyusun pedoman dan penetapan indikator mutu penyelengaraan upaya-upaya kesehatan dan manajemen di puskesmas
Menyusun pedoman dan penetapan indikator mutu penyelenghgaraan upaya upaya kesehatan dan manajemen di
puskesmas
Menyusun program mutu dan rencana pelaksanan kegiatan perbaikan dan peningkatan mutu berkesinambungan secara
terintegrasi
•setelah terdapat program/rencana mutu yang disusun kemudian rencana tersebut disepkati oelh semua petugas
• RKK TERMASUK
KARTU STATUS REGISTER-REGISTER
Dalam gedung • KTP PELAYAN DALAM RUJUKAN
• REG. KUNJUNGAN GEDUNG
• KARTU KB
YANKES
DINKES KABUPATEN/KOTA
PROGRAM TERKAIT TX
SUB BAG TU
KABUPATEN/KOTA
KEPALA PUSK
TATA USAHA
Laporan
adanya KLB
Konfirmasi (24jam) (W1)
Tejadi dugaan
dugaan KLB
KLB
(investigasi)
Penyelidikan
KLB
Penanggulang
an KLB
PWS penyakit
selama KLB
Survei Lapangan
• Untuk pemenuhan kebutuhan data, Puskesmas menyelenggarakan
survei lapangan.
• Survei lapangan dapat berupa pemantauan program.
• Survei lapangan dilaksanakan sesuai dengan perundangan.
• Hasil survei lapangan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Pelaporan Lintas Sektor Terkait
• Pengumpulan data yang bersumber dari lintas sector yang terkait.
• Data dari lintas sector berupa data demografi, data program, dan data
lain sesuai kebutuhan.
• Data dikelola dalam pelaporan terintegrasi dengan pelaporan
puskesmas.
Pelaporan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di Wilayah Kerjanya
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas wajib
menyampaikan laporan data kegiatan dan hasil kegiatan kepada
Puskesmas setempat.
• Terdiri atas data kelahiran, data kematian, data kesakitan, dan data
kunjungan pelayanan.
Analisis dan Pemanfaatan
Data
Analisis Data Puskesmas
Analisis data difokuskan agar data menjadi basis informasi yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan tindak
lanjut pemecahan masalah guna menunjang tugas dan fungsi
puskesmas.
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI KEBUTUHAN
M&E
Pemanfaatan Data Dalam Perencanaan
Puskesmas
• Perencanaan di tingkat Puskesmas perlu dilakukan untuk menjamin
pelaksanaan upaya kegiatan kesehatan yang meliputi (PERMENKES
NO.75 TAHUN 2014)
1. Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) esensial
2. Upaya kesehatan masyarakat (UKM) pengembangan
3. Upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama
Pemanfaatan dalam Monitoring dan Evaluasi
• Informasi yang diperolah dari kegiatan puskesmas dapat
dimanfaatkan untuk pemantauan.
• Pemantauan diperlukan untuk mengambil tindakan perbaikan.
• Pemantauan dilakukan pada saat kegiatan dalam fase pelaksanaan
dan biasa dilakukan secara periodic.
4. BAHAN BELAJAR
• Modul Pelatihan Promosi Kesehatan bagi petugas di Puskesmas 2015
B.2 Pemantauan Untuk Deteksi Wabah
penyakit yang harus diwaspadai kemungkinannya menjadi wabah sepeti diare, demam berdarah
dengue (DBD), campak dan malaria. Dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya wabah perlu
dilakukan monitoring harian atau mingguan. Data yang tercatat dalam registrasi kunjungan, registrasi
rawat inap dan beberapa registrasi penyakit menular dapat dimanfaatkan sebagai sumber data/
informasi untuk mendeteksi adanya wabah.
B.3 Pemantauan Masalah Kesehatan
data dan informasi untuk pemantauan masalah kesehatan, dapat berupa data mortalitas, data
kesehatn lingkungan, data cakupan layanan program, dan data lainnya. Analisis data untuk
pemantauan masalah kesehatan harus dilakukan secara terintegrasi, supaya didapatkan gambaran
yang utuh.
Analisis terintegrasi adalah analisis dari data SIP yang terintegrasi antara satu program dengan program
lainnya, termasuk dengan lintas sektor terkait. Untuk mengetahui lebih rinci latar belakang /penyebab
masalah kesehatan, mengetahui intervensi spesifik yang perlu dilakukan, dan mengetahui kesiapan
dalam menangani masalah kesehatann.
Contoh : analisis data morbiditas dan mortalitas pada anak balita dilakukan terintegrasi dengan analisis
program KIA dan program gizi serta program imunisasi didapatkan informasi yang komprehensif
tentang kesehatan anak yang berhubungan dengan kesehatan ibu
Analisis terintegrasi perlu dilakukan untuk melihat faktor yang berhubungan dengan tingkat
morbiditas dan mortalitas anak.
• Analisis terintegrasi dapat dilakukan secara deskriptif dan analitik pada setiap indikator program kesehatan, juga
dpat dilakukan pada setiap tingkat atau jenjang pelayanan, baik tingkat puskesmas, kabupaten, kota, provinsi atau
tingkat pusat.
Contoh analisis terintegrasi dengan menggunakan data pada surveilans morbiditas dan mortalitas pada anak balita
diatas sebagai berikut.
Contoh diatas hanya melihat capaian 4 program terkait dengan morbiditas dan mortalitas anak balita.
Selaian analisis terintegrasi, dapat pula dilakukan analisis continuum of care yaitu analiss berdasarkan
pelayanan yang berkelanjutan. Misalnya analisis morbiditas dan mortalitas pada anak balita yang
memperhatikan pelyanan kesehatan
Dengan melihat cakupan per indikator program tersesebut. Jika terdapat suatu kesenjangan dapat
dilakukan analisis secara berkesinambungan dapat diidentifikasi pada tahap mana terjadi perbedaan
cakupan dan adanya missed opportunity pelayanan kesehatan yang menyebabkan tingginya suatu
permasalahan morbiditas atau mortalitas bayi atau anak balita.
Pada gambar 1.4 adalah angka cakupan pelayanan kesehatan ibu dan balita tahun 2011 dan 2012.
terlihat peningkatan cakupan K4, tetapi cakupan TT2 menurun. Terlihat dada missed opportunity
pelayanan K4 . Pelayanan yang memenuhi standar K4 seharusnya sudah termasuk pemberian imunisasi
TT
• Terlihat bahwa persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan mencapai 83,03% namun imunisasi HB0
hanya 19,6%. Disini terlihat ada missed opportunity imunisasi.
• Penurunan cakupan tersebut dapat dibahas antar program untuk digali peganggaran, sumber daya
tenaga kesehatan, manajemen ataupun masalah yang berasal dari tingkat masyarakat.
Mekanisme penilaian dan evaluasi dapat dilakukan dengan melihat gambaran kesenjangan. Gambaran
kesenjangan pelayanan kesehatan dapat diketahui dengan cara membandingkan cakupan hasil
pelayanan dengan targetnya telah ditetapkan.
Misalnya dalam kegiatan pemberantasan DBD, peilaian dapat berupa kegiatan dalam mengamati angka
bebas jentik, angka kasus DBD dan angka kematian DBD kemudian membandingkannya dengan target
yang telah ditetapkan.
Apabila angka bebas jentik, angkas kasus DBD dan angka kematian DBD tidak sesuai dengan target yang
telah direncanakan, maka pengelola program dapat segera mencari penyebab mengapa tidak sesuai
dengan target dapat mencari solusi dan langkah penanganannya
Data dari LB-3 dan LB-4 dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk penyusunan laporan triwulan. Data
misalnya jumlah ibu hamil risti yang ditangani, jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan, jumlah
ketuarga beresiko yang dibina.
Tabel 4.1 jumlah pendrita DHF/DBD per bulan di puskesmas X kab Y tahun 2012-2014
Tabel 4.3 Rasio Bidan di Desa per Penduduk Sasaran (Ibu Hamil)
Pengolahan data dan informasi kesehatan meliputi pemrosesan, analisis dan penyajian.
1. Pemrosesan data dan informasi kesehatan harus dilakukan sesuai standar data yang meliputi
validasi, pengkodean, alih bentuk dan pengelompokan
2. Analisa data dan informasi kesehatan dapat berupa analisis deskriptif, komparatif, kecenderungan
maupun hubungan.
3. Penyajian data dan informasi kesehatan dilakukan dalam bentuktekstual, numerik, dan model lain
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bentuk penyajian data dan informasi
kesehatan harus disesuaikan dengan tipe dan karakteristik data serta pengguna sehingga mudah
dipahami.
Dalam penyajian data, dapat juga dilakukan pengelompokan dat sesuai dengan kriteria sebagai berikut :
a. Lokasi
b. Waktu
c. Kelompok umur
d. Latar belakang pekerjaan
e. Pendidikan
Penyimpanan data hasil kegiatan puskesmas dilakukan pada tempat yang aman dan tidak rusak atau
mudah hilang dengan menggunakan media penyimpanan elektronik/non elektronik
Penyimpanan data kesehatan dilakukan paling singkat 10 tahun untuk data non elektronik dan 25
tahun untuk data elektronik.
Berkas keluarga disusun berdasarkan nomor kepala keluarga menurut desa/kelurahan.
Data yang telah disimpan harus dipelihara. Pemeliharaan data dilakukan untuk menjaga agar data
selalu up to date dan terhindar dari kerusakan
Data dan informsi dapat bersifat terbuka dan tertutup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Data yang bersifat tertutup dapat diakses oleh masyarakat dengan izin dari dinas. Kesehatan
kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi dan kementrian kesehatan.
Pemberian izin akses data oleh masyarakat didasarkan pada pertimbangan aspek kerahasiaan
informasi dan kepentingan bagi pengguna data sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Data yang dirahasiakanmeliputi data kesehatan/kecacatan fisik, data kesehatan/kecacatan mental dan
data pelayanan kesehatan.
3.1 Pengelolaan Data Elektronik
Dilakukan dengan menggunakan sistem elektronik kesehatan yang memiliki kemampuan transaksi
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan sistem elektronik kesehatan
yang dikelola oleh menteri.
Pengelolaan data secara elektronik dan harus menganut prinsip kerahasian data juga mengacu pada
tentang informasi dan transaksi elektronik.
Pengelolaan data elektronik diperlukan standarisasi yang meliputi jenis, sifat, format, basis data, kode
data dan metode data
Pengelolaan database dari sistem elektronik dilakukan melalui.
a. Updating
b. Kompilasi atau rekapitulasi
c. Penyiapan data aktif yang mudah diakses
d. Pemeliharan database
Pemeliharaan database dilakukan dengan cara membuat cadangan data atau melakukan back-up
data secara rutin dan menjaga keamanan informasi
Pengelolaan data elektronik memudahkan dalam hal pencatatan dan pelaporan pemangku
kepentingan atau dinas kesehatan kabupaten/kota dapat dengan mudah mendapatkan akses
terhadap data dan informasi terkini.
Pengelolaan data elektronik harus didukung dengan perangkat teknologi informasi, baik perangkat
keras maupun perangkat lunak, jaringan komunikasi internet, dan kesiapan sumber daya manusia
sebagai pengelola data elektronik.
3.2 Pengelolaan Data Non Elektronik
Puskesmas yang belum mampu dari segi tenaga dan infrastruktur untuk melakukan pengelolaan data
secara elektronik dapat melakukan pengelolaan data secara non elektronik. Pengelolaan data secara non
elektronik menggunakan perangkat berupa :
•Kartu
•Formulir
•Registrasi sebagai alat pencatatan dan pengumpulan data
•Pengelolaan data non elektronik dilakukan secara manual, berbasis kertas dan cenderung lambat.
Kekurangan dan kelebihan pengelolaan data secara elektronik dan non elektronik adalah:
• Publish, edit atau hapus data menu yang sudah ada dapat
dilakukan pada tampilan ini. Apabila diklik button tambah pada
sebelah kanan atas, browser akan menampilkan tampilan berikut :
Gambar 3.6 – Tambah Data Menu
• Administrator cukup mengentrikan data menu baru kemudian klik
tombol simpan. Tombol reset dipergunakan untuk membatalkan
pengisian dengan cara mengosongkan form. Perlu diperhatikan untuk
pengisian parent dan menu order harus memperhatikan data menu yang
sudah dientrikan.
Pengaturan Akses Menu
• Publish, edit atau hapus data menu yang sudah ada dapat dilakukan
pada tampilan ini.
• Apabila diklik button tambah pada sebelah kanan atas, browser akan
menampilkan tampilan berikut :
• Edit atau hapus data rumah tangga yang sudah ada dapat dilakukan pada
tampilan ini. Apabila diklik button tambah pada sebelah kanan atas,
browser akan menampilkan tampilan berikut :
Gambar 5.2 - Tambah / Edit Data Rumah Tangga (Blok I – Pengenalan tempat)
• Pada tampilan Blok II (Keterangan Rumah Tangga) ini, beberapa field yang
harus diisi oleh pengguna, yaitu data nama kepala keluarga dan data jumlah
anggota rumah tangga (ART). Jika menggunakan opsi import KK, dimana
jumlah ART yang didapat dari hasil pencarian NKK ternyata tidak sesuai dengan
kondisi dilapangan saat pendataan maka data jumlah ART tersebut bisa
disesuaikan dengan jumlah sebenarnya saat pendataan.
• Contoh : data jumlah ART yang didapat dari pencarian KK adalah sejumlah 5 orang ART,
namun saat dilakukan pendataan, ART yang berdomisili di rumah tersebut ternyata hanya 3
orang ART, dimana 2 ART lainnya sudah pindah ke daerah lain maupun dengan alasan lainnya.
Maka pada Blok IV data 2 orang ART tadi bisa dihapus dengan cara klik ikon hapus (X)
kemudian klik tombol simpan dan pada Blok II ubah data jumlah ART dari 5 menjadi 3.
Begitupun sebaliknya jika ternyata jumlah ART yang didapat dari hasil pencarian KK kurang,
maka pada Blok II tambahkan jumlah ART nya, misal tambahkan 2 ART lagi dari 5 ART
menjadi 7 ART, kemudian pada Blok IV tambahkan 2 ART tersebut dengan cara masukkan NIK
jika ART tersebut memiliki NIK kemudian klik tombol cari untuk mendapatkan data individu
ART tersebut dari server dukcapil kemendagri, atau ketikkan kode 9 sebanyak 16 digit bagi
ART yang tidak memiliki NIK kemudian isi keterangan individu ART tersebut secara manual.
Jika sudah selesai klik tombol simpan ART.
• Pada tampilan ini pengguna juga bisa langsung mengisikan data
kuesioner keterangan rumah tangga.
Gambar 5.4 – Tambah / Edit Data Rumah Tangga (Blok III – Pengumpul Data)
• Pada bagian ini form yang dientrikan sudah otomatis terisi value dari
session sesuai dengan akun yang digunakan saat login dan statusnya
terkunci, jadi cukup direview dan dilewati saja.
Gambar 5.5 – Tambah / Edit Data Rumah Tangga (Blok IV – Anggota RuTa)
Cakupan Indikator :
{ Keluarga bernilai 1 untuk indikator ybs
x100
{ Seluruh Keluarga dipuskesmas { Keluarga bernilai N
TERIMA KASIH