Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN RIWAYAT KELUARGA DAN GAYA HIDUP

PASIEN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS


TIPE II DI RUANG POLIKLINIK INTERNA
RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

NAMA : MUSDALIFAH
NIM : S2015024
Tingginya jumlah penyandang Diabetes Mellitus antara
lain disebabkan karena faktor perubahan gaya hidup masyarakat,
tingkat pengetahuan, dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini
penyakit Diabetes Mellitus yang kurang, minimnya aktivitas
fisik, pengaturan pola makan tradisional yang mengandung
karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola makan ke barat-baratan
dengan komposisi makanan yang terlalu banyak protein, lemak,
garam, dan gula (Hasanah, 2018).
Berdasarkan data dari rekam medik RSUD Labuang
Baji Makassar, menunjukkan jumlah pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang Poliklinik
Interna pada tahun 2016 sebanyak 2.195 pasien
menurun pada tahun 2017 sebanyak 1.106 pasien
selanjutnya meningkat pada tahun 2018 sebanyak
1.351 pasien dan pada tahun 2019 dari bulan
Januari sebayak 64 pasien meningkat pada bulan
Februari sebanyak 76 pasien kembali meningkat
pada bulan Maret sebayak 85 pasien
Berdasarkan uraian singkat dalam latar
belakang masalah di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang: Hubungan Riwayat
Keluarga dan Gaya Hidup Pasien
dengan Kejadian Diabetes Mellitus
Tipe II di Ruang Poliklinik Interna
RSUD Labuang Baji Makassar?
Tujuan umum Tujuan khusus
a. Diketahuinya hubungan
Diketahuinya hubungan riwayat keluarga dengan
riwayat keluarga dan gaya kejadian Diabetes Mellitus
hidup pasien dengan Tipe II di RSUD Labuang Baji
kejadian Diabetes Makassar.
Mellitus Tipe II di ruang
b. Diketahuinya gaya hidup
poliklinik interna RSUD
pasien dengan kejadian
Labuang Baji Makassar.
Diabetes Mellitus Tipe II di
RSUD Labuang Baji Makassar.
Tinjauan tentang Diabetes mellitus

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit


gangguan metabolik menahun akibat pankreas
tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tubuh
tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
secara efektif (PERKENI, 2015).
 Faktor keturunan (Genetik)
 Obesitas
 Usia
 Gaya hidup
 Riwayat diabetes gestasional
Riwayat Keluarga
• Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak
di remeh untuk seseorang terserang penyakit Diabetes
Mellitus.

• Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit. Yang bisa


dilakukan untuk seseorang agar terhindar dari penyakit
Diabetes Mellitus karena sebab genetik adalah dengan
memperbaiki pola hidup dan pola makan.

• Penderita Diabetes Mellitus tidak mewarisi penyakit


diabetes itu sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi atau
kecenderungan genetik kearah terjadinya Diabetes
Mellitus.
Gaya hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia
yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya
yang menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup dapat di
pengaruhi oleh beberapa faktor sosial. Faktor sosial yang
berpengaruh terhadap konsumsi pangan adalah tingkat
pendapatan, pengeluaran, pendidikan dan pengetahuan
(Hasanah, 2018).

Gaya hidup juga berpengaruh terhadap kemunculan


Diabetes Mellitus. Perubahan gaya hidup tradisional ke
gaya hidup yang lebih modern, makanan cepat saji, makan
berlebihan, kurang olahraga, dapat meningkatnya resiko
jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia (Purwanti,
2016).
Kerangka teori

Faktor faktor penyebab Diabetes


Mellitus :

- Faktor keturunan (Genetik)


Diabetes Mellitus
- Obesitas Tipe II

- Usia
- Gaya hidup
- Riwayat diabetes gestasional
KERANGKA KONSEPTUAL
Riwayat keluarga

Diabetes
Mellitus tipe II

Gaya hidup

Keterangan :

: Variabel independen

: Variable dependen

: Hubungan antar variabel


HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis Alternatif (Ha) Hipotesis Nol (Ho)

 Ada hubungan riwayat  Tidak ada hubungan riwayat


keluarga dengan kejadian keluarga dengan kejadian
Diabetes Mellitus Tipe II Diabetes Mellitus Tipe II
 Ada hubungan gaya hidup  Tidak ada hubungan gaya
pasien dengan kejadian hidup pasien dengan kejadian
Diabetes Mellitus Tipe II Diabetes Mellitus Tipe II
Metode penelitian
Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan


cross sectional study
Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang
poliklinik Interna RSUD Labuang Baji Makassar yaitu 85 orang.
Sampel

Berdasarkan rumus slovin didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 45 orang
Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling


HASIL PENELITIAN

 Analisa univariat
a. Karekteristik responden
1) Umur

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Umur di Ruang Poliklinik Interna RSUD Labuang Baji
Makassar
Umur Frekuensi (n) Presentase (%)
35-45 9 20,0
46-55 13 28,9
56-65 12 26,7
66-75 11 24,4
Total 45 100,0
Sumber: Data Primer,2019
2) Jenis kelamin
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Jenis Kelamin di Ruang Poliklinik Interna
RSUD Labuang Baji Makassar
Jenis kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)
Laki-laki 21 46,7
Perempuan 24 53,3
Total 45 100,0
Sumber: Data Primer,2019
3) Pekerjaan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Pekerjaan di Ruang Poliklinik Interna RSUD Labuang
Baji Makassar
Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)
Wiraswasta 12 26,7
IRT 13 28,9
PNS 13 28,9
Pensiun PNS 7 15,6
Total 45 100,0
Sumber: Data Primer,2019
b) Variabel
1) Riwayat keluarga
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Riwayat Keluarga di Ruang Poliklinik Interna
RSUD Labuang Baji Makassar
Riwayat keluarga Frekuensi (n) Persentase(%)
Tidak ada riwayat keluarga 12 26,7

Ada riwayat keluarga 33 73,3

Total 45 100,0
Sumber: Data Primer,2019
2) Gaya hidup
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Gaya hidup di Ruang Poliklinik Interna
RSUD Labuang Baji Makassar
Gaya hidup Frekuensi (n) Presentase (n)
Baik 17 37,8
Kurang baik 28 62,2
Total 45 100,0
Sumber : Data Primer,2019
3) Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
kejadian DM Tipe II di Ruang Poliklinik Interna
RSUD Labuang Baji Makassar
Kejadian DM Frekuensi (n) Persentase (%)
Tipe II
Pasien berulang 24 53,3
Pasien baru 21 46,7
Total 45 100,0
Sumber : Data Primer,2019
Analisa Bivariat
a. Hubungan Riwayat keluarga dengan kejadian Diabetes Mellitus Tippe II di
Ruang Poliklinik Interna RSUD Labuang Baji Makassar

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Riwayat keluarga dengan kejadian Diabetes
Mellitus Tipe II di Ruang Poliklinik Interna
RSUD Labuang Baji Makassar
Riwayat Kejadian DM Tipe II
keluarga Pasien Pasien Total
berulang baru p
n % n % n %
Tidak ada 2 16,7 10 83,3 12 100,0
riwayat
keluarga 0,003

Ada riwayat 22 66,7 11 33,3 33 100,0


keluarga

Total 24 53,3 21 46,7 45 100,0


Sumber : Data Primer,2019
b. Hubungan gaya hidup pasien dengan kejadian Diabetes Mellitus Tippe II di
Ruang Poliklinik Interna RSUD Labuang Baji Makassar

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi gaya hidup pasen dengan kejadian Diabetes
Mellitus Tippe II di Ruang Poliklinik Interna
RSUD Labuang Baji Makassar
Kejadian DM Tipe II
Gaya hidup Pasien Pasien Total
berulang baru p
n % n % n %
Baik 17 100,0 0 0,0 17 100,0
0,000
Kurang baik 7 25,0 21 75,0 28 100,0

Total 24 53,3 21 46,7 45 100,0


Sumber : Data Primer,2019
PEMBAHASAN
a. Hubungan riwayat keluarga dengan kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang Poliklinik Interna RSUD
Labuang Baji Makassar

Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak di remeh untuk seseorang
terserang penyakit Diabetes Mellitus. Menghilangkan faktor genetik sangatlah sulit. Yang bisa
dilakukan untuk seseorang agar terhindar dari penyakit Diabetes Mellitus karena sebab genetik
adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang tidak ada riwayat
keluarganya berjumlah 12 responden, dimana terdapat 2 responden (16,7%) yang merupakan
pasien berulang dan 10 responden (83,3%) yang merupakan pasien baru. Sedangkan responden
yang ada riwayat keluarganya berjumlah 33 responden, dimana terdapat 22 responden (66,7%)
yang merupakan pasien berulang dan 11 responden (33,3%) yang merupakan pasien baru. Dari
jumlah responden yang ada riwayat keluarganya merupakan terbanyak menunjukkan bahwa
riwayat keluarga berpengaruh terhadap penyakit DM Tipe II.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Firdaus (2014),
menunjukkan responden dengan riwayat DM keluarga, sebagian besar hubungan responden adalah
dengan orang tua. Responden yang memiliki keluarga dengan DM harus waspada. Resiko
menderita DM bila salah satu orang tuanya menderita DM adalah 15%. Jika kedua orang tua
memiliki DM maka resiko untuk menderita DM adalah 75%. Resiko untuk mendapatkan DM dari
ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan DM. hal ini dikarenakan penurunan gen sewaktu
dalam kandungan lebih besar dari ibu.
b. Hubungan gaya hidup dengan kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang
Poliklinik Interna RSUD Labuang Baji Makassar

Gaya hidup berpengaruh terhadap kemunculan Diabetes Mellitus.


Perubahan gaya hidup tradisional ke gaya hidup yang lebih modern, makanan
cepat saji, makan berlebihan, kurang olahraga, dapat meningkatnya resiko jumlah
penderita Diabetes Mellitus di Indonesia (Purwanti, 2016).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang gaya hidupnya
baik berjumlah 17 responden, dimana terdapat 17 responden (100,0%) yang
merupakan pasien berulang dan 0 responden (0,0%) yang merupakan pasien baru.
Sedangkan responden yang gaya hidupnya kurang baik berjumlah 28 responden,
dimana terdapat 7 responden (25.0%) yang merupakan pasien berulang dan 21
responden (75,0%) yang merupakan pasien baru. Penelitian ini menunjukkan
masih ada pasien kontrol atau berulang yang gaya hidupnya kurang baik karena
kurangnya aktivitas fisik dengan pengaturan pola makan yang tidak teratur dan
stres. Tingginya gaya hidup kurang baik pada pasien baru disebabkan karena
kurangnya pengetahuan dan informasi
Penelitian ini sejalan dengan teori Soegondo yang menjelaskan bahwa,
DM Tipe II selain faktor genetik, juga bias dipicu oleh lingkungan yang
menyebabkan perubahan gaya hidup tidak sehat, seperti makan berlebihan
(berlemak dan kurang serat), kurang aktivitas fisik dan stres. Aktivitas fisik yang
kurang menyebabkan resistansi insulin pada DM Tipe II. DM Tipe II sebenarnya
dapat dikendalikan atau dicegah terjadinya melalui gaya hidup, seperti makanan
sehat dan aktitas fisik teratur (Darmayanti, 2015).
KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab


sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian
Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang poliklinik Interna RSUD
Labuang Baji Makassar
2. Ada hubungan antara gaya hidup pasien dengan kejadian
Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang poliklinik Interna RSUD
Labuang Baji Makassar

Anda mungkin juga menyukai