Anda di halaman 1dari 74

Curriculum Vitae

Nama : Prof. Dr. dr. Rozaimah Zain-Hamid, MS, Sp FK


Pekerjaan : * Guru Besar Tetap Departemen Farmakologi dan Terapeutik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara (USU)
* Staf Pengajar Prodi S1 & Pendidikan Dokter, ProdiS2 Biomedik
& Prodi S3 Kedokteran FK USU; Prodi S2 & PPDGS Orthodontie,
Periodontie, Prostodontie, Konservasi Gigi FKG USU; Prodi S2
Administrasi Kebijakan Kesehatan/ Epididemiologi, FKM USU.
* Ketua Pengembangan Organisasi Yayasan Asma Indonesia,
Sumatera Utara
* Anggota KomIsi Nasional Etik Penelitian Kesehatan
(masa bakti 2011-2015; 2016-2020)

Riwayat Pendidikan:
* Dokter (dr), dari Fakultas Kedokteran, USU. Medan
* Magister Sains (MS), dalam Bidang Ilmu Kedokteran Dasar (Basic Medical
Sciences), dari Fakultas Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta
* Ph.D (Dr), dalam Bidang Farmakologi Klinik (Clinical Pharmacology),
dari Institute of Postgraduated Studies, Universiti Sains Malaysia, Malaysia
* Spesialis Farmakologi Klinik (Sp.FK), dari Dewan Penilai Kepakaran
Persatuan Dokter Ahli Farmakologi Klinik Indonesia / Perdafki Pusat,
Jakarta.
Pengantar
Farmakologi Susunan Saraf Pusat

Rozaimah Zain-Hamid
&
M. Ichwan

Departmen Farmakologi dan Terapeutik


Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Neurofisiologi

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Kaidah azas neurofisiologi

Difusi ion
v

 Tergantung pada:
 Perbedaan konsentrasi (Concentration gradient)
 Perbedaan muatan listerik (Electrical gradient)

Dimodifikasi oleh:
 Gated ion channels

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Permeabilitas membran

+30

0 Threshold Potential

-50
Resting Membrane Potential

-70

Waktu (msec)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Excitatory synaptic potentials

-0

-mV

E E
  Threshold
- 60

- 70 EPSP Resting potential (postsynaptic cell)



Waktu
E: stimulasi jalur perangsangan  transient depolarization
E:  stimulasi jalur perangsangan    depolarisasi
 mencapai threshold  puncak reaksi
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Komponen Potential Aksi
Depolarisasi Potensial aksi Na+ equilibrium

+30

0 Threshold Potential

-50

-70

Waktu (msec)
Hyperpolarisasi Resting Membrane Potential

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Bila (Cl) berdesakan masuk ke dalam sel
pada saat repolarisasi membran

Terjadi
+30 hyperpolarisasi membran
0
Threshold Potential

-50

-70

Resting Membrane Potential


Waktu (msec)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Bila membran mengalami hyperpolarisasi

Frekuensi potensial aksi 


Potensial mmbran (mV)

+30

-50

-70

Waktu (msec)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Hyperpolarisasi
v

 permeabilitas membran yang selektif


terhadap masuknya ion (Cl) ke dalam sel,
semasa IPSP

Bila EPSP pada saat istirahat  menimbulkan


potensial aksi pada sel postsynaptic,
IPSP  menimbulkan potensial aksi
yang singkat
v

IPSP   potensial membran


jauh dari threshold  menimbulkan potensial aksi

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Penambahan laju aksi potensial
 menentukan fungsi neurologik
(ditentukan oleh frekuensi potensial aksi)

 masuknya (influx) (Cl)  hyperpolarisasi


( frekuensi potensial aksi)

 Aktivitas serangan
(seizure activity)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Farmakologi SSP

 Kanal ion

 Tempat kerja obat


& mekanisme transmisi sinap

 Neurotransmiter rangsangan dan hambatan


(excitatory and inhibitory neurotransmitter)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Kanal ion
(Ion Channels)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Membran sel saraf

Dua (2) jenis kanal  mengontrol mekanisme


buka & tutupnya kanal
v

1. Membrane voltage-sensitive gating


 Voltage-sensitive sodium channel
berperan penting pada SSP

2. Chemically activated gating

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Voltage-sensitive sodium channel

Pada sel saraf:


v

Terkonsentrasi pada intial segment & axon

Berperan pada potensial aksi yang cepat


meneruskan sinyal dari sel tubuh
ke terminal saraf
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Efek kanal ion  mekanisme kerja anti-seizure

 Kanal Na+:
Voltage-dependent Na+ channels
 tidak aktif setelah setiap
potensial aksi
v

Pemanjangan kondisi tidak aktif ini


 mekanisme kerja utama
phenytoin, carbamazepine
& lamotrigine (juga berkontribusi
terhadap kerja phenobarbital,
valprotate, dan topiramate)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Berbagai jenis:
Voltage-sensitive calcium & potassium channel,
pada sel tubuh, dendrit & initial segment
v

Bekerja  skala waktu lebih lambat


& memodulasi kecepatan neuron discharge
v

Beberapa jenis kanal K+


terbuka oleh depolarisasi sel,
 perlambatan depolarisasi selanjutnya
& bekerja sebagai rem  membatasi
action potential discharge selanjutnya
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Chemically activated channels
(Receptor – operated channels)

Terbuka oleh kerja berbagai neurotransmiter


atau agen kimia lainnya

 Merupakan bagian integral protein reseptor

 Tidak sensitif terhadap potensial membran

 Reseptor neurotransmiter & kanal ionnya


terkonsentrasi pada membran subsinaptik
(reseptor nikotinik neuromuskular
pada end plate otot rangka)
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Mekanisme transmisi sinaps

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Langkah-langkah transmisi sinaptik

1. Potensial aksi pada serabut presinaptik


menyebar ke terminal sinap & mengaktivasi
voltage-sensitive calcium channels
pada membran terminal

2. Ca++ masuk ke daerah terminal   konsentrasi


Ca++ intraterminal  fusi vesikel sinaptik dengan
membran presinaptik

3. Transmiter dalam vesikel dilepaskan ke celah


sinap & menyebar ke reseptor di membran
postsynaptic
4. Ikatan transmiter dengan reseptornya 
perubahan yang cepat dari konduksi membran
(permeabilitas terhadap ion) di sel postsynaptic
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
2 jalur yang terjadi pada motor neuron

Jalur perangsangan Jalur penghambatan


(excitatory pathway) (inhibitory pathway)

stimulasi

Small depolarization Durasi potensial ini


(Excitatory Postsynaptic sangat singkat
Potential / EPSP) (< 20 ms)

Akivasi transmiter  permeabilitas


perangsangan Na+ & K+
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Perubahan intensitas stimulus pada jalur
yang mengaktivasi sejumlah serabut presinaptik

Tingkatan perubahan depolarisasi

Menunjukkan  kontribusi serabut tunggal


(single fiber), sangat kecil
 menghasilkan EPSP

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Aktivasi jalur penghambatan
(inhibitory pathway)

Menghasilkan IPSP
(Inhibitory Postsynaptic Potential)
v

Sejumlah sinaps penghambatan


harus diaktivasi serentak
v

Mengubah potensial aksi  hyperpolarisasi

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Efek fungsi hambatan sinaps

Peningkatan hambatan
yang dimediasi oleh GABA
v

 Kerja langsung
pada reseptor GABA
(benzodiazepines, barbiturate, topiramate)

 Kerja tidak langsung GABA,


 pengambilan kembali (reuptake)
atau metabolisme
(gabapentin, tiagabine, vigabatrin)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Jalur penghambatan
(inhibitory pathway) lainnya

Penghambatan presinaptik
v

Pada SSP terbatas pada serabut sensoris


yang memasuki otak dan medula spinalis

Excitatory synaptic terminals


dari serabut sensoris ini, menerima sinaps
 axoaxonic synapses
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Jalur penghambatan
(inhibitory pathway) lainnya

Aktivasi axoaxonic synapses


v

 jumlah pembebasan transmiter


dari sinaps serabut sensoris

 Synaptic inhibition pada subyek


yang tidak dianaestesi
berakhir dalam puluhan msec

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Interaksi sinaps perangsangan & penghambatan

IPSP
E kiri: stimulus suprathreshold pada jalur perangsangan
I kanan: stimulus yang sama diberikan sesat setelah
stimulasi jalur penghambatan  mencegah
excitatory potential mencapai threshold
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter
perangsangan & penghambatan

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Mekanisme hambatan & rangsangan

 Neurotransmiter:
 Berbagai zat kimia
 aktivitas hambatan atau rangsangan
pada post-sinaptik membran sel saraf
(acetylcholine, norepinephrine, epinephrine,
dopamine, and serotonin)

 Neuromodulator:
 Berbagai hormon di otak
 Opiat endogen
 - endorphine, - endorphine dan enkephalin
 membantu menghilangkan rasa sakit
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Efek obat yang bekerja pada SSP

Modifikasi berbagai langkah


pada transmisi kimia sinaps

Aktivitas transmiter

Presinaptik Post-sinaptik

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Obat  mengubah penglepasan transmiter

 Stimulan amphetamine   penglepasan


catecholamine dari sinaps adrenergik

 Capsaicin  penglepasan substansi P


peptida dari neuron sensori
& toksin tetanus memblok penglepasan
neurotransmiter pada inhibitory interneuron

 Setelah penglepasan transmiter ke celah sinaps


 aktivitasnya diakhiri  pengambilan kembali
atau degradasi

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Obat  mengubah penglepasan transmiter

 Sebagian besar transmiter


 mengalami mekanisme pengambilan
ke dalam sinaps terminal & sekeliling neuroglia

 Cocaine  memblok pengambilan


catecholamine pada sinaps adrenergik
&  kerja cathecholamine

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Obat  mengubah penglepasan transmiter

 Acetylcholine diinaktivasi  degradasi enzimatik


Anticholinesterase  memblok degradasi
acetylcholine

 Kebanyakan peptida SSP


mekanisme pengambilan ()
 aktivitas transmiter peptida diakhiri
dengan degradasi oleh enzim spesifik

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Kerja obat pada SSP

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Kerja obat pada SSP

1. Neuron merupakan unit fungsional;


 Obat mempengaruhi transmisi sinaps
 Ada 9 tempat kerja obat pada sinaps

2. Spesifik  kebanyakan obat bekerja


pada sel target  ekspresi reseptor tertentu
 non-spesifik (methylxanthines)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Kerja obat pada SSP (lanjutan)

3. Mekanisme adaptasi
Penggunaan agonis jangka panjang:
 Down-regulation
 Toleransi ( respons dengan dosis sama)
 Ketergantungan fisik (physical dependence):
Penghentian tiba-tiba  gejala putus obat
(withdrawal syndrome)  menetap hingga SSP
kembali pada kondisi semula (pretreatment state)

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Tempat Kerja Obat SSP

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


1 Potensial aksi pada serabut presinaptik

Metabolisme 4

Tempat Kerja Obat


Sintesis transmiter pada SSP
2 3

Reuptake 6

5 7
Penglepasan Degradasi

8 Reseptor transmiter

9 Reseptor-induced  peningkatan /
penurunan konduktans ion

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Hambatan sintesis transmiter /
penyimpanan transmiter   transmisi sinaptik

 p-chlorophenylalanine menghambat
sintesis serotonin

 reserpine mengosongkan monoamine sinaps


 menggangu penyimpanan intraselular

 Hambatan katabolisme transmiter


 konsentrasi transmiter
  pembebasan transmiter/impuls

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Pada daerah postsinaptik
v

Reseptor transmiter  tempat primer


kerja obat

 Obat dapat bekerja


sebagai agonis neurotransmiter (opiat)
 menyerupai kerja enkephalin
atau dapat pula memblok fungsi reseptor

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Antagonis reseptor  mekanisme kerja
obat SSP yang lazim
vv

Strychnine  memblok inhibitory transmitter


glycine
vv

Hambatan ini mendasari aktivitas konvulsan


strychnine
v

Menunjukkan  hambatan proses penghambatan


 perangsangan / eksitasi

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


 Pada umumnya reseptor berhubungan
dengan satu dari dua mekanisme transduksi

 Reseptor pada kebanyakan sinaps di SSP,


berkaitan dengan kanal ion & aktivasi reseptor
membuka kanal ion

 Obat dapat bekerja langsung pada kanal ion


vv

Barbiturate memasuki & memblok kanal


yang berkaitan dengan banyak
excitatory neurotransmitter reseptors
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
 Pada kasus lain:
 reseptor berkaitan dengan enzim
& aktivasi reseptor perubahan proses
metabolik pada sel postsinaptik
Aktivasi reseptor
vv

Perubahan proses metabolik


vv

Mengubah fungsi neuronal


 memblok voltage-sensitive ion channels
vv

Efek ini dapat bertahan cukup lama,


sesudah transmiter meninggalkan reseptor
(10 detik- menit)
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Methylxanthine
vv

Contoh terbaik obat dapat memodifikasi


respon neurotransmiter melalui cAMP
vv

Pada konsentrasi tinggi,


methylxanthine  kadar cAMP
 memblok metabolismenya
 memperpanjang aktivitasnya
pada sel postsinaptik

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Neurotransmiter Sentral

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Neurotransmiter Sentral

 Asam amino (Amino acids):


 Neutral amino acids
 Acidic amino acids
 Acetylcholine
 Monoamines :
 Dopamine
 Norepinephrine
 5-hydroxytryptamine

 Peptida
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Asam amino (Amino acids)

Neutral amino acids Acidic amino acids


(transmiter penghambat) (transmiter perangsang)

 Glycine  Aspartate
 GABA  Glutamate
Semua substansi ini berada di SSP
dalam konsentrasi tinggi & merupakan pengubah
yang sangat poten bagi modulasi neuronal
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Neutral amino acids (glycine)


(transmiter penghambat)

  permeabilitas (Cl)  menyerupai IPSP


 Kadar glycine tinggi, terutama di gray matter
medula spinalis & destruksi neuron di area ini
  kadar glycine
 Strychnine (konvulsan poten medula spinalis)
antagonis selektif glycine & IPSP
v

Glycine dilepaskan dari inhibitory local circuit neuron


medula spinalis & terlibat dalam inhibisi postsinaptik
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Neutral amino acids (GABA)


(transmiter penghambat)

GABAA Reseptor GABA GABAB

Melalui G-protein coupling to


Membuka kanal (Cl) Ca++ or K+ chanels
di postsinaptik membran

Diantagonis oleh
picrotoxin & bicuculine Diaktivasi secara selektif
(keduanya konvulsan umum) oleh antispastik
baclofen
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Neutral amino acids (GABA)


IPS

Merupakan transmiter penghambat


yang memediasi

IPSP cepat IPSP lambat

Diblok oleh Diblok oleh


antagonis GABAA antagonis GABAB

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Neurotransmiter Sentral

Sejumlah besar neuron lokal


dan klas spesial sirkuit neuron lokal
yang berada di cornu dorsalis medula spinalis
IPS

Mensintesis GABA
Neuron-neuron ini membentuk axoaxonik sinaps
dengan ujung saraf sensori primer
IPS

Bertanggung jawab terhadap hambatan presinaptik

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Neurotransmiter Sentral

Acidic amino acids


(Glutamate & aspartate)
IPS

Merupakan transmiter perangsang

Aktivasi reseptor Aktivasi reseptor


ionotropic metabotropic
 glutamate
Agonis selektif:
 Kainate
 AMPA Bekerja pada enzim intraselular,
 NMDA bukan pada kanal ion
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral
Acidic amino acids
(Aspartate)
IPS

 Aktivasi kanal K+
& kanal AMPA (kanal non-NMDA)
IPS

 Permeabel terhadap Na+ & K+


 Subtipe tertentu juga permeabel terhadap Ca++

 Aktivasi kanal NMDA


IPS

 Sangat permeabel terhadap Na+, K+ & Ca++


Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Reseptor NMDA:
 Berperan penting dalam synaptic plasticity
 mendasari bentuk khusus “belajar & memori”
 Sangat selektif diblok oleh ketamine
(dissosiative anaesthetic) & phencyclidine
(halusinogen)
 Efeknya terjadi dengan memasuki
& memblok kanal yang terbuka
 Pada hewan percobaan:
 Obat yang memblok kanal reseptor ini
 poten antiepilepsi
 Memblok reseptor NMDA  kerusakan neuron
yang disebabkan oleh anoksia
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral
Acidic amino acids
(Glutamate)
IPS

 Diaktivasi secara selektif oleh 1-


Amino-1,3-dicarboxycyclopentane (ACPD)
IPS

 Permeabel terhadap Na+ & K+


 Subtipe tertentu juga permeabel terhadap Ca++

 Aktivasi kanal NMDA


IPS

 Sangat permeabel terhadap Na+, K+ &Ca++


Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Acetylcholine (Ach)
 Sebagian besar respon SSP
terhadap acetylcholine diperantarai
oleh G-protein coupled muscarinic receptors

 Pada sebagian kecil tempat kerjanya


Ach menyebabkan hambatan lambat
dari neuron, melalui aktivasi reseptor subtipe M2
membuka kanal K+

 Penyebaran yang luas dari aktivitas muskarinik


 menghasilkan respon terhadap Ach
 berupa rangsangan lambat yang dimediasi
oleh reseptor subtipe M1
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Acetylcholine (Ach)
IPS

 Efek muskarinik  jauh lebih lambat


dibandingkan efek nikotinik pada sel Renshaw
atau efek neurotransmiter asam amino
 Efek perangsangan dari muskarinik
tidak lazim, karena efek ini dihasilkan
oleh  permeabilitas kanal K+
(berlawanan dengan aktivitas konvensional transmiter)
 Jalur Ach  berperan penting
pada fungsi kognitif, khususnya memori
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Monoamine
IPS

1. Catecholamine:
 Dopamine
 Noerpinephrine
2. 5-hydroxytryptamine (5-HT)
IPS

 Jalur ini  tempat kerja banyak obat:


 Stimulan SSP (cocaine & amphetamine)
kerja utamanya di sinaps catecholamine
 Cocaine memblok pengambilan kembali
dopamine & norepinephrine
 Ampethamine  penglepasan transmiter ini
dari presinaps terminal
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Monoamine
(dopamine)
IPS

 Dopamine –containing neuron


di tuberobasal ventral  berperan penting
pada regulasi fungsi hipotalamus-hipofisa
 Secara umum  dopamine menyebabkan
aktivitas hambatan lambat pada neuron SSP
 Aktivitas ini  ciri-ciri dari
dopamine-containing substansia nigra neurons
 tempat aktivitas reseptor D2
 membuka kanal K+
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Monoamine
(norepinephrine)
IPS

 Pada sebagian besar daerah di SSP


norepinephrine  perangsangan
melalui aktivitas tidak langsung & langsung
IPS

 Aktivitas tidak langsung  disinhibisi


 menghambat inhibitory local circuit neurons
 Aktivitas langsung  memblok konduktans K+
 memperlambat neuronal discharge

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Neurotransmiter Sentral

Monoamine
(norepinephrine)
IPS

 Sebagian besar neuron noradrenergik


berada di lokus ceruleus
atau area tegmental lateral
dari reticular formation

 Menyebabkan hyperpolarisasi neuron


(penghambatan / inhibitory)   konduktans K+
IPS

 Efek ini dimediasi oleh reseptor 2-clonidine


& diantagonis oleh yohimbine
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Monoamine
(norepinephrine)
IPS

 Tergantung dari tipe neuronnya ,


mekanisme langsung & tidak langsung
di mediasi oleh reseptor 1 & 
 Fasilitasi dari perangsangan transmisi sinaps,
bersama dengan proses tingkah laku
(behavioral)
IPS

 Melibatkan jalur noradrenergik


 perhatian (attention), arousal, dll
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Monoamine
(norepinephrine)
IPS

 Reseptor 1 (Agonis: phenylephrine)


 perangsangan ( konduktans K+)
 antagonisnya: prazosin

 Reseptor 2 (Agonis: clonidine)


 penghambatan ( konduktans K+)
 antagonisnya: yohimbine

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Neurotransmiter Sentral

Monoamine
(norepinephrine)
IPS

 Reseptor 1 (Agonis: isoproterenol, dobutamine)


 perangsangan ( konduktans K+)
 dimediasi oleh cAMP
antagonisnya: atenolol, practolol

 Reseptor 2 (Agonis: salbutamol)


 penghambatan
(melibatkan  pompa Na+elektrogenik)
 antagonisnya: butoxamine
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neurotransmiter Sentral

Monoamine (5-hydroxytryptamine)

IPS

 Reseptor 5-HT1A, LSD, 8-OH DPAT


 penghambatan ( konduktans K+)
 antagonisnya: metergoline, spiperone

 Reseptor 5-HT2A, LSD, DOB


 perangsangan ( konduktans K+)
antagonisnya: ketanserine

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Neurotransmiter Sentral

Monoamine (5-hydroxytryptamine)
IPS

 Reseptor 5-HT3, 2-methyl 5-HT


(Agonis: phenylbiguanide)
 penghambatan ( konduktans kation)
 antagonisnya: ondansetron

 Reseptor 5-HT4
 perangsangan ( konduktans K+)
 dimediasi oleh cAMP

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Neurotransmiter Sentral

Monoamine (5-hydroxytryptamine)
IPS

 Jalur 5-HTmungkin terlibat pada halusinasi


yang diinduksi oleh LSD
 LSD tidak berperan sebagai antagonis 5-HT
pada SSP (mungkin berperan pada kerja di perifer)

 Fungsi regulasi 5-HT  tidur, suhu tubuh,


citarasa, kontrol neuroendokrin

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Neuromodulator

Peptida

IPS

 Peptida opioid (- endorphine, - endorphine


dan enkephalin), neurotensin, substansi P,
somatostatin, cholecystokinin,
polypeptida vasoaktif intestinal, neuropeptida Y,
thyrotropin-releasing hormone

 Peran peptida pada SSP hubungan substansi P


dengan saraf sensoris
Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.
Neuromodulator

Peptida
IPS

 Substansi P dijumpai
pada small unmyelinated primary sensory neurons
di medula spinalis & batang otak

 Stimulasi rasa sakit  neuron sensori


 penglepasan substansi P dari medula spinalis

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Keterangan singkatan

 K (Kainate)

 AMPA: -amino-3-hydroxy-5-methylisoxazole-4-
propionate

 NMDA: N-methyl-D-aspartate

 ACPD: trans-1-amino-cyclopentyl-
1,3-dicarboxylate

 8-OH DPAT: 8-hydroxy-2(di-n-propylamino)tetralin

 DOB: 5-bromo-2,5-dimethoxyamphetamine

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Terima Kasih

Zain-Hamid, R; Fakultas Kedokteran, USU.


Cl 
Gamma Amino Butyric Acid
Receptors

Reseptor
GABA

Exterior

Hyperpolarisasi

Interior
Cl 
GABA+Bz Complex
Reseptor Reseptor
Bz GABA

Exterior
Sangat
Hyperpolarisasi

Interior
Topik kuliah Farmakologi K9 blok BMS:
Kanal ion voltage gated & ligand gated

Sub bahasan:
1. Menjelaskan jenis kanal ion

2. Menjelaskan obat-obat yang bekerja


pada kanal ion

Anda mungkin juga menyukai