Anda di halaman 1dari 58

MODUL

PELATIHAN
PENGAWASAN
(SUPERVISI)
PELAKSANAAN
PEKERJAAN IPA
PAKET BAJA &
IPA BETON

Disusun Oleh :
Suryanto ST. MT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Jakarta November 2018
DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
CURRICULUM VITAE /
BIODATA
RIWAYAT PEKERJAAN :
Kepala Pusat Pengelolaan BMN Kem.PU
Kepala SubDit Investasi, Dit Pengembangan
NAMA : Air Minum, DJCK, Kem PU
DR.Ir. ALEX ABDI CHALIK, MM,MT Kepala Sub Dit. Perencanaan Teknis Air
Minum,
PENDIDIKAN : DJCK, Kem PU
S1 Teknik Lingkungan-ITB Kepala Sub Dit. Air Limbah, Dit PPLP, DJCK,
Bandung Kem PU
S2 Studi Pembangunan-ITB Analis Kebijakan Air Limbah, Kementerian
Bandung Negara PU
S2 Manajemen Keuangan, STIE Pemimpin Proyek CBUIM, Kem PU
Ganesha Jakarta Pemimpin Proyek Air Minum Prov. Sulut, DJCK,
Kem PU
S3 Pengelolaan Sumber Daya Alam
Pemimpin Proyek Air Minum Prov. Bali, DJCK,
&Lingkungan IPB Bogor Kem PU
Email : alexabdichalik@gmail.com Deputy PM/ Asisten Perencanaan Proyek Air
HP : 08170012188 Bersih,ALAMAT KANTOR
Jawa Timur, :
DJCK, Kem PU
Organisasi Provesi : IATPI DIKLAT PUPR BPSDM PUPR, Jln Sapta
taruna, Kompl. PU Pasar Jumat, Jakarta
Selatan
DESKRIPSI SINGKAT

Mata pelatihan ini bertujuan agar peserta mampu memahami


tentang penerapan pedoman dan standar dalam pelaksanaan
pekerjaan IPA paket baja dan beton
KOMPETENSI DASAR

Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta


diharapkan akan mampu memahami dan menjelaskan
Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton
INDIKATOR HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:


 Memahami dan Menjelaskan Acuan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton
 Memahami dan Menjelaskan Jenis Pekerjaan dalam
Pelaksanaan Pekerjaan IPA Paket Baja dan Beton
OUTLINE

ACUAN TEKNIS

DEFINISI

JENIS PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS
ACUAN TEKNIS

• Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Supervisi SPAM


• PERMEN PUPR No. 28-2016 Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum
• PERMEN PUPR No. 27-2016 Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum
• SNI 2827-2008 Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir
• SNI 4153-2008 Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan SPT
• SNI 03-2914-1992 Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
• SNI 03-3976-1995 Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran
• SNI 03-1972-1990 Uji Slump Beton
• SNI 1974-2011 Uji Tekan Beton Dengan Silinder
• SNI 07-2052-2017 Baja Tulangan Beton
Lanjutan…
ACUAN TEKNIS

• SNI 07-0601-2006 Baja Lembar Plat


• SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung
• SNI 7505-2011 Spesifikasi Material Baja Untuk IPA
• SNI 6773-2008 Spesifikasi Unit Paket IPA
• SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan
• SNI S-20-1990-2003 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
• SNI 06-4829-2005 Pipa Polietilena untuk air minum
• SNI 07-0822-1989 Spesifikasi Pipa Baja
• SNI 7830-2012 Pengendalian Mutu Pembangunan IPA
• SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
• Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
DEFINISI

• Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang


berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau
pembuatan wujud fisik lainnya.
(PERPRES NO.4 Tahun 2015)
• Supervisi adalah pengawasan dalam rangka mengarahkan
pelaksanaan suatu kegiatan terkait penyelenggaraan SPAM,
agar pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. (PP NO. 122 Tahun 2015)
• Pengawasan Teknis dimaksudkan untuk menilai penerapan
pedoman dan standar dalam penyelenggaraan SPAM dengan
standar mutu pelayanan yang berlaku.
(PERMEN PUPR No. 27 Tahun 2016)
DEFINISI
(lanjutan..)
• IPA adalah suatu unit yang dapat mengolah air baku melalui
proses fisika dan/atau kimia, dan/atau biologi tertentu
sehingga menghasilkan air minum (SNI 7830-2012)
• IPA Beton adalah unit instalasi pengolahan air yang terbuat
dari beton (SNI 7830-2012)
• IPA Paket Baja adalah unit instalasi pengolahan air yang
terbuat dari baja (SNI 7830-2012)
LATAR BELAKANG

• Instalasi Pengolahan Air (IPA) secara lengkap (konvensional)


terdiri dari 4 tahap proses pengolahan yaitu : Koagulasi
(pengadukan cepat), Flokulasi (pengadukan lambat),
Sedimentasi (pengendapan), dan Filtrasi (penyaringan)
• Baik pada IPA Beton maupun IPA Paket Baja tetap terdiri dari 4
unit pengolahan sebagaimana tersebut diatas, perbedaan
utama hanya dari material IPA saja
• Penjelasan materi selanjutnya berlaku sama untuk IPA Beton
maupun IPA Paket Baja kecuali bila disebut perbedaan secara
khusus
MEKANISME PENGAWASAN KONSTRUKSI
SPAM, (Petunjuk Pelaksanaan No.
DITPAM/SMM/PP/53/2015)
Siklus Request-Cek-Persetujuan (RCP)
IKLUS REQUEST-CEK-PERSETUJUAN (RCP)

Kontraktor mengajukan
permohonan pelaksanaan
(request) PELAKSANAAN

Menyiapkan data: kesiapan


alat,bahan,personil,dan uji
bahan/produk (sertifikasi)

Persetujuan dari Supervisi


dan PPK
A. BIDANG PEKERJAAN TEKNIK SIPIL
• Uji dan Perbaikan daya dukung tanah
• Pekerjaan Pondasi, dll

JENIS
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
IPA (BETON
& PAKET
B. BIDANG PEKERJAAN TEKNIK BANGUNAN
AIR MINUM BAJA)
• Bangunan IPA
• Reservoir

C. BIDANG PEKERJAAN TEKNIK MEKANIKAL &


ELEKTRIKAL
• Pompa,Genset, dll
A. Bidang
Pekerjaan Teknik
Sipil

Uji Tanah/Soil Test (sebaiknya dilakukan pada tahap perencanaan)


• Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah dan jenis
struktur geologis didalam tanah
• Analisis terhadap hasil uji tanah digunakan untuk menentukan tipe
pondasi IPA/Reservoir yang akan dibangun
• Secara umum uji tanah dilakukan dengan metode
- Uji Sondir (Cone Penetration Test)
- Uji Pengeboran (Standart Penetration Test)
• Dalam kondisi tertentu diperlukan uji kestabilan lereng

Sondir Tes SPT Tes


Lanjutan…
A. Bidang Pekerjaan
Teknik Sipil (Uji
Tanah…)

Uji Pengeboran (Standard Uji Sondir (Cone Penetration Test)


Penetration Test) SNI 2827-2008
SNI 4153-2008
berdasarkan metode uji ini akan diperoleh
nilai tahanan conus (qc)
Dengan metode uji ini akan diketahui (+) Pengolahan data untuk menentukan
secara spesifik karakteristik tanah pada daya dukung tanah relatif mudah
setiap lapisannya meliputi : berat (+) Lebih cocok untuk pengujian pada
jenis,Jenis batuan/Tanah, tanah yang lunak (Sulit diambil Sampel)
(+) Dapat dilakukan untuk semua jenis
tanah (-) Kedalam uji maksimum 30 meter
(+) Dapat digunakan untuk mendapatkan (-) Tidak cocok untuk pengujian tanah yang
parameter tanah secara kualitatif melalui berbatu/kerikil
korelasi empiris (-) Jenis Tanah tidak dapat diketahui secara
langsung
(-) Mobilisasi peralatan lebih sulit karena
varisai peralatan yang digunakan cukup
banyak.
A. Bidang Pekerjaan
Teknik Sipil (Daya
dukung tanah..)

Pekerjaan Pondasi dilaksanakan untuk mencapai nilai daya dukung tanah


yang memadai untuk selanjutnya dilakukan pekerjaan konstruksi
diatasnya (struktur atas)

Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (1983),


nilai daya dukung tanah ditetapkan :
Jenis Pondasi Tanah Pembebanan Tetap. Daya
dukung yang diizinkan
(Kg/cm²)
Keras ≥5
Sedang 2–5
Lunak 0.5 – 2
Amat Lunak 0 – 0.5
A. Bidang Pekerjaan
Teknik Sipil
(Pondasi)
Pondasi IPA terbuat dari beton bertulang dengan definisi sesuai SNI 2847-2013
tentang Persyaratan Beton Struktur Bangunan Gedung yaitu :

“Beton struktural yang ditulangi dengan tidak kurang dari jumlah baja prategang
atau tulangan non-prategang minimum yang ditetapkan”

a) Material Agregat Beton harus memenuhi syarat SNI 03-1750-1990 tentang


Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (melalui Uji Lab)
b) Besi Tulangan Beton harus memenuhi syarat SNI 2052-2017 tentang Baja
Tulangan Beton (melalui Uji Lab)

• Pengecoran pondasi beton bertulang mengikuti pedoman SNI 03-3976-1995


tentang Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton
• Safety Factor untuk perhitungan Pondasi :
Beban Tapak/ujung (Pile) = 3, Mengandalkan Friksi (Pile) = 5
• Spesifikasi beton pondasi untuk pompa dan genset memiliki nilai kuat tekan
beton minimum f’c = 22,5 MPa setara K=275 (PERMEN PUPR No. 27 Tahun
2016 Ttg Penyelenggaraan SPAM)
A. Bidang Pekerjaan
Teknik Sipil
(Pondasi..)

Pada Prinsipnya Pondasi terdiri dari Struktur Atas dan Struktur Bawah
• Struktur Atas
Struktur atas dalam konstruksi merupakan rancang bangun dari
struktur Beton bertulang dan/atau struktur Baja
• Struktur Bawah
Struktur bawah adalah bagian pondasi atau bangunan yang berada didalam
tanah
Tipe Pondasi Secara Umum Berdasarkan Karakteristik Tanah (Standar Nilai
Daya Dukung Tanah untuk Bangunan)
a) Pondasi Dangkal (Rakit/tapak/jalur) : Bila tanah keras terletak pada 2-3
meter
b) Pondasi Sumuran (Caisson) : Bila tanah keras terletak pada kedalaman 5-6
meter
c) Pondasi Bor Pile (Strauss) : Bila tanah keras terletak hingga kedalaman 10-
20 meter
d) Pondasi Tiang Pancang : Bila Tanah Keras terletak pada kedalaman > 20
meter
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan Air
Minum (IPA Beton &
Baja)
• PERSYARATAN UMUM IPA :
1. Produk Unit IPA Baja harus mendapat pengesahan dari
instansi/Lembaga yang berwenang (Tersertifikasi)
2. Unit Paket IPA harus mampu mengalirkan air sebagai air minum,
sesuai Permenkes RI No. 492/MENKES/Per/IV/2010 tentang
Persayaratan Air Minum
3. Harus dipasang/dibangun diatas tanah yang stabil
4. Permukaan Bagian Luar dan dalam tidak cacat dan kedap air
5. Pemilihan jenis proses pengolahan berdasarkan kualitas air baku
terutama kekeruhan dan warna
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum (IPA
Beton)

IPA BETON :
Konstruksi beton bertulang untuk bangunan air mengikuti pedoman
SNI 03-2914-1992 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air

Istilah:
Mengacu SNI 03-2914-1992 & SNI 03-2834-2000 tentang Tata cara
pembuatan rencana campuran beton normal
1. Agregat Halus
Pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu atau pasir
yang dihasilkan dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir
terbesar 5,0 mm
2. Agregat Kasar
kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran
butir antara 5 mm – 40 mm
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
3. Faktor Air Semen
angka perbandingan antara berat air bebas dan berat semen dalam
beton;
4. Kuat Tekan Beton yang disyaratkan f’c
kuat tekan rata rata yang diharapkan dapat dicapai yang lebih besar
dari f’c
5. Kandungan Butir Halus
fraksi-fraksi dari campuran beton yang lulus ayakan 0,30 mm. Fraksi
tersebut dapat terdiri dari semen, butir halus dalam agregat dan
bahan pengisi
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)

KETENTUAN MINIMUM BETON BERTULANG KEDAP AIR


Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air memiliki nilai kuat tekan beton Minimum
f’c = 20 MPa setara K=250 (SNI 03-2914-1992 dan PERMEN PUPR No. 28-2016)
di uji dengan SNI 1974-2011 Ttg Uji Tekan Beton Dengan Silinder
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)

UJI TEKAN BETON DENGAN SILINDER


B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
BAJA TULANGAN BETON (SNI 2052-2017)

Baja karbon atau baja paduan yang berbentuk batang berpenampang bundar dengan
permukaan polos atau sirip/ulir dan digunakan untuk penulangan beton. Baja ini
diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling)

Sifat Tampak :
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang,
cerna dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan

Baja Tulangan Polos :


Batang baja tulangan beton berpenampang bundar dan permukaan harus rata tidak
bersirip/berulir

Baja Tulangan Berulir/Sirip :


Permukaan batang baja tulangan beton harus bersirip/berulir secara teratur.
Setiap batang dapat mempunyai sirip/ulir memanjang yang searah tetapi harus
mempunyai sirip-sirip dengan arah melintang terhadap sumbu batang
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
BAJA TULANGAN BETON (SNI 2052-2017)

Baja tulangan beton yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai
SNI 2052-2017 tentang Baja Tulangan Beton, diantaranya memenuhi Karakteristik
(melalui Uji Lab) :

Toleransi Dimensi Baja Tulangan :


B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
BAJA TULANGAN BETON (SNI 2052-2017)

a.) Dimensi Baja Tulangan Polos : b.) Dimensi Baja Tulangan Ulir/Sirip :
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
BAJA TULANGAN BETON (SNI 2052-2017)
Sifat Mekanis Baja Tulangan :
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
PENGECORAN BETON

Pengecoran pondasi beton bertulang mengikuti pedoman SNI 03-3976-1995 tentang


Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton
• Sebelum pengecoran dilakukan kualitas kekentalan beton harus diuji dengan
metode slump beton sesuai SNI 1972-2008 tentang Cara Uji Slump Beton. Nilai
kekentalan beton disesuaikan dengan peruntukan konstruksi yang akan dibangun
sebagaimana tabel di bawah ini :
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
SLUMP BETON
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
PENGECORAN BETON

Beton yang telah memenuhi ketentuan slump beton kemudian digunakan dalam proses
pengecoran konstruksi. Untuk menguji kekuatan beton tersebut maka dilakukan tes
dengan metode benda uji silinder sesuai SNI 1974-2011 tentang Cara Uji Kuat Tekan
Beton dengan Benda Uji Silinder. Beton akan mencapat kekuatan Optimumnya pada
usia 28 hari

• Water stop harus memiliki kekakuan yang baik (tidak terlipat atau berubah bentuk
saat pengecoran) dan dapat menahan rembesan air pada sambungan pengecoran.
B. Bidang Pekerjaan
ACUANTeknikTEKNIS
Bangunan
Air Minum (IPA
Baja)
IPA PAKET BAJA :
Konstruksi IPA Baja berpedoman pada SNI 03-1729-2002, Tata cara perencanaan
struktur baja untuk bangunan gedung
• Pelat Baja IPA
SNI 7505-2011 Tentang Spesifikasi Material Baja Untuk IPA
Pelat baja yang digunakan minimum memiliki spesifikasi seperti Mild Steel
SS-400 atau yang setara dengan karakteristik :
• Sifat Kimia Baja :
Komposisi kimia material harus mempunyai kandungan carbon maksimum
0,25%,
phosphorus maksimum 0,04%, sulfur maksimum 0,05%, silicon maksimum 0,40%
dan copper minimum 0,20%.
• Sifat Mekanis Baja :
B. Bidang Pekerjaan
ACUAN TeknikTEKNIS
Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
Sifat mekanis lainnya dari baja struktural untuk perencanaan ditetapkan sebagai berikut:
1) modulus elastisitas : E = 200.000MPa;
2) modulus geser : G = 80.000MPa;
3) nisbah poisson : µ = 0,3;
4) koefisien pemuaian : α = 12.10-6 / 0C.

Kapasitas IPA dengan Ketebalan Pelat Baja :


Lanjutan…
ACUAN TEKNIS
B. BIDANG TEKNIS AIR
MINUM (Pengelasan)

• Pengelasan :
Pengelasan IPA Baja berpedoman pada ketentuan SNI 03-1729-2002 Tentang tata cara
perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung

Tebal bagian paling tebal, t (mm) Tebal minimum las sudut, tw (mm)
t≤7 3
7 ≤ t ≤ 10 4
10 ≤ t ≤ 15 5
15 ≤ 6
Lanjutan…
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN MINUM
TEKNIS
(Pelapisan/Coating)

• Pelapisan Pelat Baja SNI 6773-2008

1. Pelat baja harus dibersihkan dengan pasir bertekanan/sand blasting


(belum diatur didalam SNI)
2. Pelapisan bagian dalam IPA menggunakan jenis epoxy yang diperuntukan untuk air
minum (food grade) dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100 mikron.
3. Pelapisan bagian luar
(a) pelapisan ini menggunakan cat dasar zinchromat dengan ketebalan 50
mikron,
(b) pelapisan akhir (Finished coat) menggunakan jenis epoxy dengan ketebalan 50
mikron dan diwarnai biru.
4. Apabila unit IPA dibuat sesuai dengan standar ini dan pelapisan pelat dilakukan
dengan epoxy sesuai yang ditetapkan, maka umur pakai unit IPA mencapai minimum
15 tahun
5. Pengukuran ketebalan Lapisan Coating epoxy dilakukan dengan alat Elcometer
seperti terlihat pada gambar di bawah ini
Lanjutan…
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN MINUM
TEKNIS
(Pelapisan/Coating)

Gambar Elcometer :
Prinsip kerja alat ini adalah memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk
mengukur ketebalan lapisan coating pada pelat baja/ pipa
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUMTEKNIS
(Alat Ukur
Aliran)

Alat Ukur Aliran :

• IPA dilengkapi alat ukur aliran (flow meter) minimum pada posisi aliran air baku masuk
ke IPA dan pada posisi aliran air hasil pengolahan keluar dari IPA / Reservoir untuk
memastikan debit pengolahan dan debit distribusi

• Secara umum meter air yang digunakan berpedoman pada SNI 2547 : 2008 tentang
Spesifikasi Meter Air Minum

• Kriteria Akurasi & daya tahan terhadap tekanan Meter air yang digunakan berpedoman
pada SNI 2547-2008 tentang Spesifikasi Meter Air Minum yaitu :
 Tahan terhadap Tekanan kerja 1 Mpa (10 bar) untuk meter air DN<500 mm &
0,6 Mpa (6 bar ) untuk meter DN≥500 mm dengan temperatur maksimum 500C
 Kesalahan pengukuran pada debit minimum yang diizinkan positif atau negatif
terhadap volume yang mengalir adalah 5%.
 Kesalahan pengukuran pada debit maksimum yang diizinkan positif atau negatif
terhadap volume yang mengalir adalah 2% pada suhu air ≤ 30 0 C, dan 3% pada
suhu air > 300 C
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUMTEKNIS
(Alat Ukur
Aliran)

Pemilihan jenis meter air dipengaruhi oleh karakteristik air dan posisi meter air di
IPA :
1. Woltman/ Turbine/ Vane meter
(+) : Tetap akurat terhadap variasi perubahan debit & tekanan air, mudah
didapat di pasaran dengan harga terjangkau
(-) : Komponen bergerak relatif cepat aus sehingga perlu kalibrasi rutin setiap
±5 tahun, bila terdapat kotoran dalam air pengukuran mudah terganggu
(tidak cocok utk air baku), bila terdapat gelembung udara dalam air
akurasi pengukuran dapat terpengaruh, sensitif terhadap getaran
sehingga sebaiknya meter air dipasang pada pipa yang cukup kaku
seperti pipa besi/GIP
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUMTEKNIS
(Alat Ukur
Aliran)

2. Ambang/ Pelimpah/ Weir : (V-Notch, Cipoletti, U-Notch)


(+) : Sederhana, dapat dibuat sendiri (pedoman Permen PUPR No. 27 thn
2016), biaya rendah, cocok untuk air baku
(-) : Berdimensi cukup besar, bila dimensi tidak sesuai ketentuan akurasi
pengukuran diragukan,
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUMTEKNIS
(Alat Ukur
Aliran)

3. Model Katup/ Flap :


(+) : Akurat untuk air yang tekanan nya sering berubah, konstruksi meter
sederhana tidak mudah terpengaruh kotoran dalam air, cocok untuk air
baku
(-) : Relatif sulit ditemui karena masih jarang digunakan di IPA, harga cukup
tinggi karena belum diproduksi di dalam negeri
Model ini dapat ditemui pada IPA buatan WKE (model Kerucut/ Cone) karena
aliran air baku masuk dari bagian bawah IPA sehingga tidak bisa
menggunakan meter air baku model ambang/weir
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUMTEKNIS
(Alat Ukur
Aliran)

4. Electromagnet flow meter: (Gelombang Elektromagnet)


(+) : Tidak mudah terpengaruh suhu, kekentalan air, tidak terpengaruh
kotoran dalam air, tidak ada komponen bergerak, cocok untuk air baku
(-) : Gelembung udara dalam air mempengaruhi akurasi, harga relatif mahal
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUMTEKNIS
(Alat Ukur
Aliran)

5. Ultrasonic flow meter: (Gelombang suara frekuensi tinggi)


(+) : Tidak ada komponen bergerak, cocok untuk air baku
(-) : Relatif Terpengaruh suhu, kekentalan air, kurang cocok untuk air yang
kontaminasinya tinggi, Gelembung udara dalam air mempengaruhi
akurasi, harga relatif mahal
Lanjutan…
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUM TEKNIS
(Pelat dan
Perpipaan..)

• Katup dan Aksesoris Lainnya


1. Untuk Katup berulir dengan bahan kuningan mengacu pada SNI 05-0166-1998 dan
SNI 05-0168-1998
2. Untuk Katup dan Aksesoris lainnya belum diketahui apakah sudah diatur dalam SNI

• Perpipaan
1. Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC
bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk Air Bersih dan SK SNI S-20-1990-2003
tentang Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum.
2. Spesifikasi pipa HDPE mengikuti standar SNI 06-4829-2005 tentang Pipa Polietilena
untuk Air Minum
Lanjutan…
ACUAN TEKNIS
B. BIDANG TEKNIS AIR
MINUM (Perpipaan..)

3. Standar BS 1387-67 untuk pipa baja kelas medium.


4. Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.
C. BIDANG
ACUAN TEKNIS
PEKERJAAN TEKNIK
MEKANIKAL DAN
ELEKTRIKAL

• Kabel-kabel
Semua instalasi kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan
dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam langsung berjenis NYF GBY
sedangkan kabel yang terpasang dalam air harus jenis submarine. Dan sebelum dipasang
ada persetujuan terlebih dahulu dari supervisi.
IPA Beton

BEBERAPA CONTOH PAKET IPA BETON DENGAN BERBAGAI KAPASITAS


IPA Baja

BEBERAPA CONTOH PAKET IPA BAJA DENGAN BERBAGAI KAPASITAS


TERIMA
KASIH

TORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM


FORMAT KESIAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
(Petunjuk Pelaksanaan No. DITPAM/SMM/PP/53/2015)

49
INSTRUKSI KERJA

50
FORMAT PENGENDALIAN MUTU KONSTRUKSI (BETON)

51
FORM KETIDAKSEMPURNAAN PEKERJAAN

52
FORMAT HARIAN

53
FORMAT MINGGUAN (ALAT, MATERIAL, PERSONIL)

54
FORMAT MINGGUAN (PROGRESS)

55
FORMAT BULANAN (ALAT, MATERIAL, PERSONIL)

56
FORMAT BULANAN (PROGRESS)

57
KESIAPAN (CEK FISIK) M & E

58

Anda mungkin juga menyukai