PELATIHAN
PENGAWASAN
(SUPERVISI)
PELAKSANAAN
PEKERJAAN IPA
PAKET BAJA &
IPA BETON
Disusun Oleh :
Suryanto ST. MT
ACUAN TEKNIS
DEFINISI
JENIS PEKERJAAN
SPESIFIKASI TEKNIS
ACUAN TEKNIS
Kontraktor mengajukan
permohonan pelaksanaan
(request) PELAKSANAAN
JENIS
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
IPA (BETON
& PAKET
B. BIDANG PEKERJAAN TEKNIK BANGUNAN
AIR MINUM BAJA)
• Bangunan IPA
• Reservoir
“Beton struktural yang ditulangi dengan tidak kurang dari jumlah baja prategang
atau tulangan non-prategang minimum yang ditetapkan”
Pada Prinsipnya Pondasi terdiri dari Struktur Atas dan Struktur Bawah
• Struktur Atas
Struktur atas dalam konstruksi merupakan rancang bangun dari
struktur Beton bertulang dan/atau struktur Baja
• Struktur Bawah
Struktur bawah adalah bagian pondasi atau bangunan yang berada didalam
tanah
Tipe Pondasi Secara Umum Berdasarkan Karakteristik Tanah (Standar Nilai
Daya Dukung Tanah untuk Bangunan)
a) Pondasi Dangkal (Rakit/tapak/jalur) : Bila tanah keras terletak pada 2-3
meter
b) Pondasi Sumuran (Caisson) : Bila tanah keras terletak pada kedalaman 5-6
meter
c) Pondasi Bor Pile (Strauss) : Bila tanah keras terletak hingga kedalaman 10-
20 meter
d) Pondasi Tiang Pancang : Bila Tanah Keras terletak pada kedalaman > 20
meter
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan Air
Minum (IPA Beton &
Baja)
• PERSYARATAN UMUM IPA :
1. Produk Unit IPA Baja harus mendapat pengesahan dari
instansi/Lembaga yang berwenang (Tersertifikasi)
2. Unit Paket IPA harus mampu mengalirkan air sebagai air minum,
sesuai Permenkes RI No. 492/MENKES/Per/IV/2010 tentang
Persayaratan Air Minum
3. Harus dipasang/dibangun diatas tanah yang stabil
4. Permukaan Bagian Luar dan dalam tidak cacat dan kedap air
5. Pemilihan jenis proses pengolahan berdasarkan kualitas air baku
terutama kekeruhan dan warna
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum (IPA
Beton)
IPA BETON :
Konstruksi beton bertulang untuk bangunan air mengikuti pedoman
SNI 03-2914-1992 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
Istilah:
Mengacu SNI 03-2914-1992 & SNI 03-2834-2000 tentang Tata cara
pembuatan rencana campuran beton normal
1. Agregat Halus
Pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu atau pasir
yang dihasilkan dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran butir
terbesar 5,0 mm
2. Agregat Kasar
kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dan mempunyai ukuran
butir antara 5 mm – 40 mm
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
3. Faktor Air Semen
angka perbandingan antara berat air bebas dan berat semen dalam
beton;
4. Kuat Tekan Beton yang disyaratkan f’c
kuat tekan rata rata yang diharapkan dapat dicapai yang lebih besar
dari f’c
5. Kandungan Butir Halus
fraksi-fraksi dari campuran beton yang lulus ayakan 0,30 mm. Fraksi
tersebut dapat terdiri dari semen, butir halus dalam agregat dan
bahan pengisi
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
Baja karbon atau baja paduan yang berbentuk batang berpenampang bundar dengan
permukaan polos atau sirip/ulir dan digunakan untuk penulangan beton. Baja ini
diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling)
Sifat Tampak :
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang,
cerna dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan
Baja tulangan beton yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai
SNI 2052-2017 tentang Baja Tulangan Beton, diantaranya memenuhi Karakteristik
(melalui Uji Lab) :
a.) Dimensi Baja Tulangan Polos : b.) Dimensi Baja Tulangan Ulir/Sirip :
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
BAJA TULANGAN BETON (SNI 2052-2017)
Sifat Mekanis Baja Tulangan :
B. Bidang Pekerjaan
Teknik Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
PENGECORAN BETON
Beton yang telah memenuhi ketentuan slump beton kemudian digunakan dalam proses
pengecoran konstruksi. Untuk menguji kekuatan beton tersebut maka dilakukan tes
dengan metode benda uji silinder sesuai SNI 1974-2011 tentang Cara Uji Kuat Tekan
Beton dengan Benda Uji Silinder. Beton akan mencapat kekuatan Optimumnya pada
usia 28 hari
• Water stop harus memiliki kekakuan yang baik (tidak terlipat atau berubah bentuk
saat pengecoran) dan dapat menahan rembesan air pada sambungan pengecoran.
B. Bidang Pekerjaan
ACUANTeknikTEKNIS
Bangunan
Air Minum (IPA
Baja)
IPA PAKET BAJA :
Konstruksi IPA Baja berpedoman pada SNI 03-1729-2002, Tata cara perencanaan
struktur baja untuk bangunan gedung
• Pelat Baja IPA
SNI 7505-2011 Tentang Spesifikasi Material Baja Untuk IPA
Pelat baja yang digunakan minimum memiliki spesifikasi seperti Mild Steel
SS-400 atau yang setara dengan karakteristik :
• Sifat Kimia Baja :
Komposisi kimia material harus mempunyai kandungan carbon maksimum
0,25%,
phosphorus maksimum 0,04%, sulfur maksimum 0,05%, silicon maksimum 0,40%
dan copper minimum 0,20%.
• Sifat Mekanis Baja :
B. Bidang Pekerjaan
ACUAN TeknikTEKNIS
Bangunan
Air Minum
(lanjutan..)
Sifat mekanis lainnya dari baja struktural untuk perencanaan ditetapkan sebagai berikut:
1) modulus elastisitas : E = 200.000MPa;
2) modulus geser : G = 80.000MPa;
3) nisbah poisson : µ = 0,3;
4) koefisien pemuaian : α = 12.10-6 / 0C.
• Pengelasan :
Pengelasan IPA Baja berpedoman pada ketentuan SNI 03-1729-2002 Tentang tata cara
perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
Tebal bagian paling tebal, t (mm) Tebal minimum las sudut, tw (mm)
t≤7 3
7 ≤ t ≤ 10 4
10 ≤ t ≤ 15 5
15 ≤ 6
Lanjutan…
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN MINUM
TEKNIS
(Pelapisan/Coating)
Gambar Elcometer :
Prinsip kerja alat ini adalah memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk
mengukur ketebalan lapisan coating pada pelat baja/ pipa
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUMTEKNIS
(Alat Ukur
Aliran)
• IPA dilengkapi alat ukur aliran (flow meter) minimum pada posisi aliran air baku masuk
ke IPA dan pada posisi aliran air hasil pengolahan keluar dari IPA / Reservoir untuk
memastikan debit pengolahan dan debit distribusi
• Secara umum meter air yang digunakan berpedoman pada SNI 2547 : 2008 tentang
Spesifikasi Meter Air Minum
• Kriteria Akurasi & daya tahan terhadap tekanan Meter air yang digunakan berpedoman
pada SNI 2547-2008 tentang Spesifikasi Meter Air Minum yaitu :
Tahan terhadap Tekanan kerja 1 Mpa (10 bar) untuk meter air DN<500 mm &
0,6 Mpa (6 bar ) untuk meter DN≥500 mm dengan temperatur maksimum 500C
Kesalahan pengukuran pada debit minimum yang diizinkan positif atau negatif
terhadap volume yang mengalir adalah 5%.
Kesalahan pengukuran pada debit maksimum yang diizinkan positif atau negatif
terhadap volume yang mengalir adalah 2% pada suhu air ≤ 30 0 C, dan 3% pada
suhu air > 300 C
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUMTEKNIS
(Alat Ukur
Aliran)
Pemilihan jenis meter air dipengaruhi oleh karakteristik air dan posisi meter air di
IPA :
1. Woltman/ Turbine/ Vane meter
(+) : Tetap akurat terhadap variasi perubahan debit & tekanan air, mudah
didapat di pasaran dengan harga terjangkau
(-) : Komponen bergerak relatif cepat aus sehingga perlu kalibrasi rutin setiap
±5 tahun, bila terdapat kotoran dalam air pengukuran mudah terganggu
(tidak cocok utk air baku), bila terdapat gelembung udara dalam air
akurasi pengukuran dapat terpengaruh, sensitif terhadap getaran
sehingga sebaiknya meter air dipasang pada pipa yang cukup kaku
seperti pipa besi/GIP
B. BIDANG TEKNIS AIR
ACUAN
MINUMTEKNIS
(Alat Ukur
Aliran)
• Perpipaan
1. Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC
bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk Air Bersih dan SK SNI S-20-1990-2003
tentang Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum.
2. Spesifikasi pipa HDPE mengikuti standar SNI 06-4829-2005 tentang Pipa Polietilena
untuk Air Minum
Lanjutan…
ACUAN TEKNIS
B. BIDANG TEKNIS AIR
MINUM (Perpipaan..)
• Kabel-kabel
Semua instalasi kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan
dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam langsung berjenis NYF GBY
sedangkan kabel yang terpasang dalam air harus jenis submarine. Dan sebelum dipasang
ada persetujuan terlebih dahulu dari supervisi.
IPA Beton
49
INSTRUKSI KERJA
50
FORMAT PENGENDALIAN MUTU KONSTRUKSI (BETON)
51
FORM KETIDAKSEMPURNAAN PEKERJAAN
52
FORMAT HARIAN
53
FORMAT MINGGUAN (ALAT, MATERIAL, PERSONIL)
54
FORMAT MINGGUAN (PROGRESS)
55
FORMAT BULANAN (ALAT, MATERIAL, PERSONIL)
56
FORMAT BULANAN (PROGRESS)
57
KESIAPAN (CEK FISIK) M & E
58