Anda di halaman 1dari 21

POLITIK EKONOMI

KEBANGSAAN

Seminar Nasional
Reaktifasi Nilai-nilai Hukum dan Ekonomi dalam Rangka Menjaga
Eksistensi NKRI

USM, 16 Mei 2017


Ironi Pertumbuhan dan
Kesenjangan
7.00

6.00

5.00
Pertumbuhan Ek.(%)

4.00

3.00

2.00

1.00

-
- 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450
Rasio Gini, 2002-2013

Ratio Gini_Pertumbuhan Linear (Ratio Gini_Pertumbuhan)


Dilema: Kemiskinan dan
Kesenjangan
20

18

16

14
Tk Kemiskinan (%)

12

10

0
- 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450
Rasio Gini, 2002-2013

Rasio Gini_Kemiskinan Linear (Rasio Gini_Kemiskinan)


Pertumbuhan Tidak Cukup Kuat
Menjawab Persoalan Kemiskinan
20

18

16

14

12
Tk. Kemiskinan

10

0
- 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00
Pertumbuhan Ek., 2002-2013

Pertumbuhan Ek._Kemiskinan Linear (Pertumbuhan Ek._Kemiskinan)


Korelasi antar Indikator Kesejahtaraan

Korelasi Gini-Gw 02-15 0.324


Korelasi Gini-Gw 02-10 0.599
Korelasi Gini-Gw 10-15 -0.467
Korelasi Gini-Miskin 02-15 -0.923
Korelasi Gini-Miskin 02-10 -0.707
Korelasi Gini-Miskin 10-15 -0.864
Korelasi Gini_IPM 10-15 0.640
Korelasi Gw-Miskin 02-15 -0.182
Korelasi Gw-Miskin 02-10 -0.203
Korelasi Gw-Miskin 10-15 0.795
Korelasi Gw_IPM 10-15 -0.967
* sejak 2010 metode baru
Sumber: BPS, berbagai tahun
Sratetegi Mengatasi TRILEMA

Growth

Dev.
Strategy

In-
Poverty
equality
Perlukah SEN
 UUD belum mengatur secara jelas Sistem
Ekonomi Nasional (SEN) dan belum ada UU
organiknya
 UUD mengamanatkan pengaturan SEN dalam
bentuk UU (UUD 1945, pasal 33 ayat 5)
 Ada tujuan yang akan dicapai bersama sebagai
suatu bangsa
 Merasa perlu adanya arah yang sama, sehingga
tidak ada penafsiran yang berbeda diantara
aktor-aktor dalam suatu perekonomian
Pengertian SISTEM EKONOMI

• System: a set of principles or procedures according


to which something is done; an organized scheme or
method (Oxford Dictionary)
• SEN: serangkaian prinsip-prinsip tentang dengan
cara bagaimana ekonomi nasional dikelola
– Prinsip: dasar sesuatu
– Cara: teknik – etik
– Ekonomi: kelangkaan – efisiensi, produksi - distribusi
– Nasional: nilai-nilai kebangsaan
– Dikelola: apa – siapa
KONSTRUKSI BERPIKIR
Filosofi
- Teori

Sistem Sistem
Idiologi
Ekonomi Nilai

Aktor
DESAIN KEBIJAKAN EKONOMI
Tujuan Bernegara

AKTOR AKTOR

SISTEM
IDEOLOGI: TEORI
NILAI

SISTEM EKONOMI: KAPITALISME – SOSIALISME - KOMUNISME

KEBIJAKAN
EKONOMI
SISTEM EKONOMI

• Watak: Dinamis (mengikuti perkembangan) –


Fleksibel (memberi ruang gerak)
• Cakupan:
– Tujuan yang akan dicapai
– Pelaku
– Tata-cara mencapai
SISTEM EKONOMI INDONESIA MENURUT
UUD 1945

• UUD 1945 pasal 33 ayat 4:


“Perekonomian Nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi, dengan prinsip
kebersamaan (1), efisiensi berkeadilan (2),
berkelanjutan (3), berwawasan lingkungan (4),
kemandirian (5), serta menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional (6)”
6 Prinsip SEN
1. Kebersamaan,
2. Efisiensi berkeadilan
3. Berkelanjutan
4. Berwawasan lingkungan
5. Kemandirian
6. Menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional
Catatan tentang Frasa Prinsip
Efisiensi Berkeadilan
• Frasa efisiensi berkeadilan mempunyai makna bahwa
ekonomi harus dikelola secara efisien yang sekaligus
mempunyai waktak adil. (Efisien ini sendiri sesungguhnya
kata sifat tetapi dalam frasa tersebut menjadi kata benda,
sedang berkeadilan adalah kata sifat)
• Dalam pemaknaan dan konteks , efisien adalah frasa yang
selalu melekat pada mekanisme pasar yang bekerjanya
mendasarkan asas-asas optimalitas.
• Jadi, konstitusi sudah secara tegas mengamanatkan
ekonomi kita adalah ekonomi yang berbasis pada prinsip
pasar yang dikendalikan oleh asas-asas keadilan
Catatan tentang Frasa Prinsip
Efisiensi Berkeadilan
• Sementara, asas keadilan kadang harus bertentangan
dengan asas efisiensi. Bahkan, John Rawl secara tegas
mengatakan, betapapun efisiennya teori atau hukum, dia
haruslah diganti jika tidak adil. Pandangan ini bisa
bermakna dua hal:
– Efisiensi bisa bertentangan dengan keadilan
– Keadilan harus lebih diutamakan dibanding efisiensi
• Jadi, efisiensi lebih berdimensi “pencapaian output (teknik,
ekonomi positif)” sementara berkeadilan lebih berdimensi
“pencapaian manfaat (etik, ekonomi normatif)”. Apabila
pemaknaan ini disetujui, maka efisiensi haruslah selalu
dikoreksi dan dikontrol oleh keadilan.
• Dengan demikian, “efisiensi berkeadilan” haruslah built-in
dalam sistem ekonomi ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
• Hakekatnya: menciptakan keadilan (justice)
• Teori Keadilan:
1. Asas Manfaat Tebesar (Utilitarian, the greatest good
for the greatest number)
2. Asas Keadilan Komutatif:
1. Peluang dan hak yang sama
2. Menghindarkan kehancuran (no harm)
3. No intervention
4. Fairness
3. Prinsip Perbedaan dalam keadilan distributif (genetic
capacity berbeda)
1. Perlindungan bagi yang tidak beruntung
2. Memberi kesempatan dan peluang sama
Relasi Peran Pemerintah - Swasta
• Peran Pemerintah – Swasta harus diatur
dalam UU
• Non dikotomis antagonistik
• Sinergi dinamis dan saling memperkuat
Catatan tentang Pasar dan
Pemerintah
• Pasar sebagai sistem
• Pasar sebagai medium
• Jika pasar dilihat sebagai sistem sesungguhya sudah secara
implisit tercakup dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 4
• Tugas Pemerintah: membuat kerangka legal, termasuk
sistem
Konsekuensi dan Implentasi Prinsip
Efisiensi Berkeadilan
• Pengelolaan Ekonomi secara efisien bersifat imperatif dan tidak
terkait dengan siapa yang mengelola atau pelakunya. Satu-
satunya kontrol terhadap pengelolaan ini adalah “apakah
menciptakan keadilan atau tidak”. Siapaun pelakunya;
pemerintah ataupun swasta, harus tunduk dan menjalankan
prinsip tersebut. Konsekuensinya, pengalihan peran
pengelolaan atau kepemilikan, harus hanya dilihat dalam
konteks mencapai prinsip tersebut.
• Pasar harus selalu dikontrol dalam kebebasannya.
• Selain itu, proteksi oleh negara terhadap yang tidak beruntung
justru diperlukan untuk menjamin terciptanya keadilan
• Konsekuensinya, pelaku dalam sistem private perorangan,
private institusi, kepemilikan pemerintah dan pemerintah
EKONOMI KEADILAN
• Kebijakan Ekonomi yang Adil:
– Menghargai adanya persaingan (kompetisi)
sebagai bentuk kebebasan secara fair
– Melakukan kebijakan Proteksi secara tepat
– Melakukan kebijakan Pemberdayaan secara
dinamis
• Bagaimana Praksisnya
– Menjamin hak-hak dasar individu dan sosial
– Menciptakan peluang agen-agen ekonomi untuk
berkembang menjadi mandiri
– Melakukan proteksi dan pemberdayaan untuk
memyiapkan kearah persaingan yang fair
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai