Anda di halaman 1dari 21

SKENARIO 9

Seorang laki-laki berusia 25 tahun, karyawan baru, datang ke puskesmas, dengan keluhan
sesak napas yang sering timbul saat ia sedang menghadapi tugas pekerjaan baru dan
dirasakannya berat
Wawancara psikiatri

PF dan PP
Identifikasi istilah yang tidak
diketahui : tidak ada
WD dan DD

Konsep biopsikososial
dan epidemiologi
Rumusan masalah : laki-laki 25
tahun keluhan sesak napas yang
RM Patofisiologi sering timbul saat ia sedang
menghadapi tugas pekerjaan baru
Kriteria diagnosis dan
manifestasi klinis

Gangguan spesifik
Hipotesis : laki-laki 25 tahun mengalami
gangguan psikosomatik
Prognosis dan
preventif

Tatalaksana
WAWANCARA PSIKIATRI
• Identitas pasien Laki-laki 25 tahun, karyawan baru

• Keluhan utama Sesak napas


• Stressor (organobiologik dan psikologik)
Stressor yaitu pekerjaan baru
• Gangguan fungsi
1. Fungsi pekerjaan/akademik/sekolah
2. Fungsi sosial
Banyak bertanya
3. Fungsi sehari-hari selalu khawatir takut
• Riwayat penyakit dahulu dikeluarkan

1. Penyakit fisik
2. Penyakit mental
3. Gangguan penggunaan zat psikoaktif
• Riwayat kehidupan pribadi
1. Riwayat perkembangan kepribadian
2. Riwayat pernikahan dan kehidupan psikoseksual
3. Riwayat kehidupan beragama
• Riwayat keluarga
• Riwayat kehidupan sosial Status mental (6P+1T)
1.Penampilan
2.Pembicaraan
3.Perilaku/sikap
4.Perasaan (mood dan afek)
5.Pikiran (proses pikir dan isi pkir)
6.Persepsi
7.Tilikan (derajat 1-6)
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
• Kesadaran
• TTV
• Pemeriksaan khusus sistem pernapasan :
1. Inspeksi : pasien terlihat gelisah, sesak (napas cuping hdung, napas cepat, retraksi sela
iga, retraksi epigastrium, retraksi suprasternal)
2. Palpasi : biasanya tidak ditemukan kelainan
3. Perkusi : biasanya tidak ditemukan kelainan
4. Auskultasi : ekspirasi memanjang dan mengi

Pasien ditemukan tanda-tanda


asma bronkiale
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan fungsi/faal paru dengan alat spirometer
• Uji alergi (tes tusuk kulit/skin prick test) untuk menilai ada tidaknya alergi
• Foto toraks, pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyakit selain asma.
DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan Penyesuaian dengan Afek Cemas

• Suatu reaksi maladaptif terhadap suatu


stresor yang dikenali dan berkembang
beberapa bulan sejak munculnya stresor,
yang ditandai dengan adanya tanda-tanda
distres emosional yang lebih dari biasa.

• Dalam PPDGJ-III, gangguan penyesuaian


termasuk dalam kriteria diagnosis Reaksi
Terhadap Stres Berat dan Gangguan
Penyesuaian.
2. Gangguan Somatoform
• Ciri utama :
1. Adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang-ulang
2. Disertai permintaan pemeriksaan medik
3. Tidak ada kelainan fisik/lab
• Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan antara
keluhan fisiknya dengan problem dalam kehidupan yang dialaminya, meskipun
didapatkan gejala-gejala anxietas dan depresi.
DIAGNOSIS KERJA
• Gangguan Psikosomatik

• Psikosomatik : “psiko” yang artinya psikis dan “somatik” yang artinya tubuh
• Dalam DSM IV istilah psikosomatik telah digantikan dengan kategori diagnostik faktor
psikologis yang mempengaruhi kondisi medis
• Keluhan psikosomatik paling banyak dialami oleh pasien yang menderita cemas dan
depresi.
KONSEP BIOPSIKOSOSIAL
• Biologis, gangguan pada kondisi kesehatan jiwa seseorang diakibatkan karena
ketidakseimbangan sistem hormon dan neurotransmiter di otak.
• Psikologis, gangguan kondisi kesehatan jiwa disebabkan oleh mekanisme adaptasi
psikis individu yang tidak bekerja dengan baik.
• Sosial, kondisi gangguan kesehatan jiwa dapat dipicu oleh lingkungan yang tidak
nyaman, serta penuh dengan tekanan dan ketakutan.
EPIDEMIOLOGI
• Puskesmas di Jakarta Barat : pasien yang datang dengan keluhan fisik ternyata 30%
lebih di antaranya mengalami gangguan kesehatan jiwa dan yang paling besar adalah
gangguan depresi, cemas dan psikosomatik (28,5%)
• Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera : pasien yang datang dengan keluhan
psikosomatik, ternyata lebih dari 50% di antaranya, diagnosis dasarnya adalah Gangguan
Cemas Panik dan hanya sekitar 10% yang murni sebagai gangguan Somatisasi
• 50% pasien dengan keluhan fisik yang tidak mempunyai penyebab objektif dari
keluhannya itu. Keluhannya bisa dari kelelahan, nyeri dada, batuk, nyeri punggung, napas
pendek, hingga berbagai keluhan yang melibatkan organ tubuh
PATOFISIOLOGI
• Proses emosi di otak disalurkan melalui serabut saraf outonom vegetatif ke alat-
alat viseral, seperti : kardiovaskular, traktus digestivus, respiratorius, sistem endokrin,
traktus urogenitalis

Ketidakseimbangan
vegetatif

• Manifestasi ketidakseimbangan vegetatif dapat berupa gejala


1. Hipertoni simpatis, tonus simpatis yang berlebihan dan berlangsung terlampau lama
mengakibatkan penurunan ambang rangsang yang sangat banyak.
2. Hipertoni parasimpatik, meliputi seluruh badan yang jarang istirahat. Ini
disebabkan oleh sifat desentralisasi sistem parasimpatik.
3. Amfotoni, merupakan keadaan patologis dengan saling bergantinya sindrom simpatis
dan parasimpatis yang hipertoni.
KRITERIA DIAGNOSIS

• Tidak didapatkan adanya gejala-gejala psikotik


• Tidak ditemukan adanya desintegrasi kepribadian
• Keluhan yang yang timbul berganti-ganti dari satu sistem ke sistem
• Ada hubungannya dengan emosi dan perasaan negatif tertentu
• Adanya riwayat hidup yang penuh tekanan
• Kriteria klinis ini tidak perlu semuanya ada, tetapi bila ada kelainan organ maka disebut
gangguan psikosomatik
MANIFESTASI KLINIS
• Didapatkan adanya kondisi medis umum yang dicantumkan pada aksis III
• Faktor psikologis mempengaruhi kondisi medis
1. Faktor psikologis mempengaruhi perjalanan penyakit, ditunjukkan dengan adanya
hubungan sementara antara faktor psikologis dan munculnya penyakit, eksaserbasi
penyakit, atau penyembuhan yang lambat dari suatu penyakit.
2. Faktor psikologis mempengaruhi pengobatan suatu penyakit.
3. Faktor psikologis menimbulkan tambahan risiko terjadinya suatu penyakit pada
suatu individu.
4. Respons fisiologis akibat stres mencetuskan atau mengeksaserbasi gejala suatu
penyakit
GANGGUAN SPESIFIK PADA PSIKOSOMATIK
• Sistem Pernapasan

Asma bronkialis

Faktor genetik, alergik, infeksi, stress akut dan kronis semuanya berperan dalam
menimbulkan penyakit. Stimuli emosi+alergi penderita menimbulkan konstriksi
bronkioli bila sistem saraf vegetatif juga tidak stabil dan mudah terangsang.
• Kardiovaskuler (keluhan jantung berdebar-debar, cepat lelah)
• Gastro-intestinal (keluhan ulu hati nyeri)
• Dermatologi (gatal, eksim)
• Muskuloskeletal ( pegal, kejang)
• Endokrinologi (hipertiroidi, hipotiroidi, dismenorea)
• Urogenital (gangguan gairah seks)
• Serebrovaskuler (pusing, sering lupa, sukar konsentrasi)
TATALAKSANA
• Non-farmakoterapi
a) hubungan dokter pasien yang kuat di antara keduanya,
b) edukasi pasien tentang sebab dan asal mula keluhan somatik, serta
c) dukungan dan bantuan yang menenangkan pasien
• Farmakoterapi
a) Obat anti cemas golongan benzodiazepin (alprazolam, clonazepam, lorazepam, dan
diazepam). Dosis alprazolam : 0,5-1,5 mg
b) Obat antidepresan golongan serotonin selective reuptake inhibitor (SSRI) yaitu sertralin
dan paroxetin.
c) Obat golongan trisiklik yang efektif untuk mengobati gangguan cemas panik (Imipramin,
amitriptilin). Dosis amitriptilin : 12,5-50 mg
d) Obat asma : Obat pengontrol golongan steroid inhalasi yaitu flutikason propionat
budesonide. Obat pelega golongan agonis beta-2 kerja cepat yaitu salbutamol
PREVENTIF
• Berperilaku yang baik dan benar, jujur, dan sadar akan potensi diri
• Memperbaiki kondisi lingkungan dalam keluarga, sosial ekonomi, dan juga di lingkungan
pekerjaannya.
• Dengan adanya sosialisasi yang baik, seseorang akan mudah untuk berpikir terbuka dan
berpikir positif, yang secara otomatis akan menjadikannya lebih sehat,baik fisik maupun
psikis.
PROGNOSIS
• Sebagian besar gangguan psikosomatik dialami oleh pasien yang mengalami
gangguan kecemasan. Pada beberapa pasien dengan gangguan kecemasan bisa
disembuhkan segera, tapi untuk pasien lainnya seperti: pasien dengan riwayat
penggunaan narkotika dan pasien dengan stressor yang belum teratasi dengan baik,
sering kali butuh waktu bertahun-tahun untuk tetap menggunakan obat agar
menjaga masalah kecemasannya.
• Dubia ad bonam
KESIMPULAN
Penyakit-penyakit saluran pernapapasan merupakan gangguan yang
disebabkan terganggunya saluran napas kita. Selain itu, faktor psikologis ternyata sangat
mempengaruhi dan berdampak besar atas gangguan-gangguan tersebut. Sindrom fungsional
pada gangguan saluran pernapasan yang dipengaruhi oleh faktor psikologis adalah asma
bronkialis. Menjaga kesehatan fisik juga harus bersamaan dengan menjaga kesehatan
psikis. Karena kesehatan yang hakiki akan tercipta apabila kesimbangan antara fisik dan
psikis terjaga.

Anda mungkin juga menyukai