Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN QUALITY OF WORK LIFE

TERHADAP KESEHATAN MENTAL


PENERBANG MASKAPAI X TAHUN 2020
OLEH:
OLOAN HASIHOLAN
NPM: 1306352484
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu sektor penting dari
pembangunan nasional.
Dengan adanya tingkat kesehatan yang tinggi maka dapat meningkatkan
status kesehatan manusia yang dapat menjadi modal dasar
pembangunan.
Kenyataan yang ada saat ini adalah status kesehatan penduduk
Indonesia masih dapat dikatakan tertinggal dibanding negara lain.
• Pembangunan kesehatan  Tata kelola SDM yang baikkualitas
kesehatan SDM meningkat  kinerja karyawan meningkat.
• Kualitas Kehidupan Karyawan (QWL)  kinerja karyawan.
• Profesi penerbang memerlukan tingkat kerumitan dan kompetensi
yang tinggi.
• Kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan potensi yang dimiliki
seseorang sehingga dapat memberikan manfaat yang tinggi di tempat
dirinya bekerja.
• Pada penelitian yang dilakukan oleh Juarez di Meksiko (Juarez)
ditemukan bahwa terdapat hubungan antara rasa tidak aman
terhadap role job utama terhadap tingkat kesehatan mental
seseorang.
1.2. Rumusan Masalah
- Peneliti melakukan penelitian tentang tingkat kesehatan
mental penerbang.
- Teori Cascio  9 komponen kualitas kerja yang
mempengaruhi kondisi kesehatan mental penerbang dan
akhirnya mempengaruhi kinerja.
- Dengan demikian dapat dirumuskan suatu masalah belum
diketahuinya gambaran dan hubungan antara kualitas
kehidupan kerja terhadap kesehatan mental penerbang di
Maskapai X.
1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat kesehatan mental penerbang di Maskapai X.

2. Bagaimana hubungan antara komponen keterlibatan penerbang dengan kesehatan mental penerbang di Maskapai X.

3. Bagaimana hubungan antara komponen penyelesaian konflik dengan kesehatan mental penerbang di Maskapai X.

4. Bagaimana hubungan antara komponen rasa bangga terhadap institusi dengan kesehatan mental penerbang di Maskapai X.

5. Bagaimana hubungan antara komponen pengembangan karier dengan kesehatan mental penerbang di Maskapai X.

6. Bagaimana hubungan antara komponen kompensasi yang seimbang dengan kesehatan mental penerbang di Maskapai X.

7. Bagaimana hubungan antara komponen komunikasi dengan kesehatan mental penerbang di Maskapai X.

8. Bagaimana hubungan antara komponen fasilitas yang tersedia dengan kesehatan mental penerbang di Maskapai X.

9. Bagaimana hubungan antara komponen rasa aman terhadap pekerjaan dengan kesehatan mental penerbang di Maskapai X.

10. Bagaimana hubungan antara komponen keselamatan lingkungan kerja dengan kesehatan mental penerbang di Maskapai X.
1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kualitas kehidupan
kerja penerbang terhadap kesehatan mental penerbang di Maskapai X tahun 2020

1.4.2. Tujuan Khusus

1. 1. Diketahuinya tingkat kesehatan mental penerbang penerbang di Maskapai X.

2. 2. Diketahuinya hubungan antara komponen keterlibatan karyawan dengan tingkat


kesehatan mental apenerbang di Maskapai X.

3. 3. Diketahuinya hubungan antara komponen penyelesaian konflik dengan tingkat


kesehatan mental di Maskapai X.
4. Diketahuinya hubungan antara komponen rasa bangga terhadap institusi
dengan tingkat kesehatan mental penerbang di Maskapai X.
5. Diketahuinya hubungan antara komponen pengembangan karier dengan
tingkat kesehatan mental penerbang di Maskapai X.
6. Diketahuinya hubungan antara komponen kompensasi yang seimbang
dengan tingkat kesehatan mental penerbang di Maskapai X.
7. Diketahuinya hubungan antara komponen komunikasi dengan tingkat
kesehatan mental penerbang di Maskapai X.
8. Diketahuinya hubungan antara komponen fasilitas yang tersedia dengan
tingkat kesehatan mental penerbang di Maskapai X.
9. Diketahuinya hubungan antara komponen rasa aman terhadap pekerjaan
dengan tingkat kesehatan mental penerbang di Maskapai X.
10. Diketahuinya hubungan antara keselamatan lingkungan kerja dengan
tingkat kesehatan mental penerbang di Maskapai X.
1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Peneliti  dapat mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan dalam


melakukan analisis QWL
1.5.2. Bagi Institus Pendidikan  Akan memperoleh tambahan koleksi hasil
penelitian untuk pengembangan ilmu.
1.5.3. Bagi RS  Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
maskapai
1.6.. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan di Maskapai X Jakarta.
2. Penelitian dilakukan terhadap penerbang yang bekerja di Maskapai X.
3. Penelitian dilakukan pada periode 2020.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
• 2.1 Perawat
• Definisi : Bagolz (2010)  profesi yang difokuskan pada perawatan
individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat
mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang
optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati.
• Fungsi perawat :
• Fungsi Independen  Mandiri
• Fungsi Interdependen  berkolaborasi dengan perawat lain
• Fungsi Dependen  membantu dokter dalam pelayanan medis
(Hickey dalam Praptianingsih, 2006)
2.2 Kinerja
• Definisi :merupakan penampilan hasil karya personel baik
kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. (Ilyas, 2012)
• Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok
kerja personel.
• Tujuan kinerja : merupakan kondisi ideal yang diharapkan untuk
dicapai oleh seseorang, sekelompok orang dalam suatu rentang
tertentu.
• Dalam proses manajemen penetapan tujuan organisasi menjadi
penting  setiap pekerja mengetahui peran yang harus dilakukan
• Dapat bersifat personal atau atau work related.
• Penilaian Kinerja : proses evaluasi dari kerja karyawan serta
potensi yang dimiliki
• Tujuan penilaian kinerja  penilaian kemampuan dan
pengembangan personal
2.3 Kinerja perawat
• Adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sebagai bagian
dalam pencapaian tujuan dari keperawatan, yaitu penerapan
standar asuhan keperawatan itu sendiri yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, implementasi, evaluasi, dan catatan waktu
keperawatan (Tuswulandari,2006)
• Evaluasi Kinerja Perawat  menilai berbagai hal yang berkaitan
dengan pekerjaan yang dilakukan perawat, (kuantitas,kualitas,
inisiatif, ketepatan, dll)
2.4 Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life)
• Definisi : Cascio
1. Upaya organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi
seperti kebijakan promosi, supervisi yang demokratis,
keterlibatan karyawan, dan kondisi kerja yang aman
2. Persepsi karyawan tentang sejauh mana mereka
merasa puas, aman, terhadap pekerjaan mereka serta
mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia.
• Terdiri atas Sembilan komponen : Partisipasi,
Pengembangan karir, Rasa bangga, Kompensasi yang
seimbang, Rasa aman pada pekerjaan, Fasilitas,
Keselamatan, Penyelesaian masalah, komunikasi
2.5 Pengaruh Komponen Kualitas kehidupan kerja Dengan Kinerja
Karyawan
• Dalam organisasi peran departemen sumber daya manusia
memiliki konstribusi yang besar dalam mengatur strategi para
pekerja.
• Menurut Wibowo (2011) organisasi modern menghendaki
kerterlibatan pekerja dalam setiap kegiatan.
• Keterlibatan pekerja membuat mereka merasa dihargai sehingga
nantinya akan meningkatkan tanggung jawab pengupahan dengan
system merit dan bonus dapat memberi pekerja insentif untuk
memperbaiki kualitas.
• SDM merupakan modal institusi atau organisasi bukan beban.
BAB III : GAMBARAN UMUM
• RS JHC didirikan pada tanggal 5 Juli 2013, berlokasi di
Matraman Raya No.23 Jakarta Timur.
• Fasilitas yang dimiliki antara lain: Unit perawatan (IGD, rawat
inap, rawat jalan, ICU), Unit pemeriksaan penunjang jantung,
Unit operasi pembedahan.
• Visi : Menjadikan RS JHC sebagai solusi tepat untuk
penanganan kasus jantung dan pembuluh darah.
• Misi : Meningkatkan peranan RS JHC sebagai sarana kesehatan
unggulan, memberdayakan segenap potensi RS untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan holistic yang terjangkau semua lapisan
masyarakat, meningkatkan penelitian & pengembangan IPTEKKES dan
IPTEKDOK.
• Motto : “Fasilitas RS jantung terlengkap dengan kecepatan,
ketepatan, kecanggihan, namun tetap terjangkau”
BAB IV KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI
OPERASIONAL
4.1 Kerangka Konsep
• Menguraikan Sembilan konsep kualitas kehidupan kerja  Kinerja Perawat
4.2 Definisi Operasional
1. Variabel Independen :  Sembilan komponen QWL
2. Variabel Dependen : Kinerja
Hasil Ukur
No Variabel Definisi Operasional Skala Ukur Alat Ukur

1. Kinerja perawat Pencapaian hasil dengan melakukan upaya atau Ordinal Kuesioner Skor (Untuk kepentingan
pelaksana tindakan dalam melaksanakan tugas dan analisis maka hasil
kewajibannya sebagai perawat ruang rawat inap dikategorikan menjadi:
Baik:n>
median,Kurangn<1
median)

2. Fasilitas yang tersedia Persepsi perawat pelaksana terhadap organisasi Ordinal Kuesioner Skor (Untuk kepentingan
dalam memberikan fasilitas untuk menunjang analisis maka hasil
kesejahteraan pegawai baik berupa material dikategorikan menjadi:
(fasilitas fisik diantaranya peralatan, ruangan dan Baik:n> median, Kurang n<1
perlengkapan) ataupun non material (rekreasi median)
dan fasilitas kesehatan)
3. Keselamatan Persepsi perawat pelaksana terhadap Ordinal Kuesioner Skor (Untuk kepentingan
lingkungan kerja lingkungan kerja yang aman dan kondusif analisis maka hasil
untuk mendukung keselamatan karyawan. dikategorikan menjadi:
Baik:n> median, Kurang
n<1 median))

Skor (Untuk kepentingan


analisis maka hasil
Perawat yang memiliki keterlibatan terhadap dikategorikan menjadi:
4 Keterlibatan karyawan Ordinal Kuesioner
goal rumah sakit. Baik:n> median, Kurang
n<1 median)

5 Kompensasi yang Pendapatan yang berbentuk uang, barang Ordinal Kuesioner Skor (Untuk kepentingan
seimbang langsung maupun barang tidak langsung analisis maka hasil
yang diterima karyawan sebagai imbalan dikategorikan menjadi:
atau jasa yang diberikan rumah sakit. Baik:n> median, Kurang
n<1 median)

6 Komunikasi Suatu proses penyampaian informasi Ordinal Kuesioner Skor (Untuk kepentingan
(pesan,ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak analisis maka hasil
lain. dikategorikan menjadi:
Baik:n> median, Kurang
n<1 median)
7 Pengembangan karir Aktivitas kepegawaian yang membantu Ordinal Kuesioner Skor (Untuk kepentingan
pegawai-pegawai merencanakan karir masa analisis maka hasil
depan di rumah sakit agar rumah sakit dan dikategorikan menjadi:
pegawai data mengembangkan diri secara Baik:n> median, Kurang
maksimal. n<1 median)
8 Penyelesaian masalah Persepsi perawat pelaksana terhadap upaya Ordinal Kuesioner Skor (Untuk kepentingan
rumah sakit dalam hal membantu analisis maka hasil
menyelesaikan masalahnya. dikategorikan menjadi:
Baik:n> median, Kurang
n<1 median)
9 Rasa aman terhadap Persepsi perawat pelaksana terhadap Ordinal Kuesioner Skor (Untuk kepentingan
pekerjaan perasaan terlindungi setiap menjalankan analisis maka hasil
pekerjaan dan mendapatkan jaminan dikategorikan menjadi:
kesehatan. Baik:n> median, Kurang
n<1 median)
10 Rasa bangga terhadap Persepsi perawat pelaksana terhadap rasa Ordinal Kuesioner Skor (Untuk kepentingan
institusi memiliki dan loyal terhadap rumah sakit analisis maka hasil
sebagai tempat karyawan tersebut bekerja. dikategorikan menjadi:
Baik:n> median, Kurang
n<1 median)
4.3 Hipotesis
• Diduga ada hubungan fasilitas yang tersedia terhadap kinerjaperawat
ruang rawat inap Rumah Sakit Jakarta Heart Center tahun 2016.
• Diduga ada hubungan keselamatan lingkungan kerja terhadap kinerja
perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Jakarta Heart Center tahun
2016.
• Diduga ada hubungan keterlibatan karyawan terhadap kinerja
perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Jakarta Heart Center tahun
2016.
• Diduga ada hubungan kompensasi yang seimbang terhadap kinerja
perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Jakarta Heart Center tahun
2016.
• Diduga ada hubungan komunikasi terhadap kinerja perawat ruang
rawat inap Rumah Sakit Jakarta Heart Center tahun 2016.
• Diduga ada hubungan pengembangan karir terhadap kinerja perawat
ruang rawat inap Rumah Sakit Jakarta Heart Center tahun 2016.
• Diduga ada hubungan penyelesaian masalah terhadap kinerja
perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Jakarta Heart Center tahun
2016.
• Diduga ada hubungan rasa aman terhadap pekerjaan terhadap kinerja
perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Jakarta Heart Center tahun
2016.
• Diduga ada hubungan rasa bangga terhadap institusi terhadap kinerja
perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Jakarta Heart Center tahun
2016.
BAB V : METODOLOGI PENELITIAN
5.1 Desain Penelitian
Yaitu penelitian eksplanatif artinya menjelaskan hubungan kausal
antara variable-variable melalui pengujian hipotesa dengan
pendekatan kuantitatif.
5.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RS JHC bulan November tahun 2016.
5.3. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel sebanyak 42 responden
5.4. Tehnik Pengumpulan Data
5.4.1. Sumber Data
Yaitu data primer yang diperoleh langung dari responden dengan uji
kuesioner
5.4.2. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan berupa kuesioner terstruktur yang
berupa pertanyaan.
5.5. Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data pada
variable independen dan data variable independen.
5.6. Pengolahan Data
Data yang diambil menggunakan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan program SPSS dengan proses : pemeriksaan Data,
pengkodean, memasukkan data, dan pembersihan data.
5.7. Analisis Data
5.7.1. Analisis Data Univariat, Bivariat, Mutivariat

Anda mungkin juga menyukai