Anda di halaman 1dari 17

ANTIBIOTIK

Oleh Kelompok 1 :

Aimee Haslim XII-MIPA 4 / 01

Alicia Amaris XII-MIPA 4 / 02

Axel Arthur Y XII-MIPA 4 / 03

Billy Sudarsono XII-MIPA 4 / 04


SEJARAH ANTIBIOTIK

Antibiotik yang pertama kali dikenal adalah penicillin. Penicillin ditemukan


oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 secara tidak sengaja.
Suatu hari, Fleming melakukan penelitian menggunakan bakteri
Staphylococcus. Dia sempat meninggalkan laboratoriumnya dan ketika
kembali, Fleming mendapati ada kultur bakteri yang terkontaminasi oleh
jamur. Kemudian Fleming menumbuhkan jamur tadi pada media murni.
Ternyata, jamur tersebut memproduksi suatu senyawa yang dapat
membunuh bakteri. Selanjutnya Fleming berhasil mengidentifikasi jamur
tersebut berasal dari genus Penicillium.
Pada tanggal 7 Maret 1929 senyawa tersebut diberi nama Penicillin.
DEFINISI ANTIBIOTIK

Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik


yang mempunyai efek monekan atau menghentikan suatu proses
biokimia di dalam organisme, khususnya dalam prosesinfeksi oleh
bakteri
MEKANISME KERJA ANTIBIOTIK

1. Antibiotik yang menghambat metabolism sel kuman


Contoh: sulfonamide, trimetophrim
2. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel kuman
Contoh: Penicillin, Sefalosprin
3. Antibiotik yang mengganggu keutuhan membran sel kuman
Contoh: Polimiksin
4. Antibiotik yang menghambat sintesa protein sel kuman
Contoh: Makrolid, Aminoglikosid
Jenis-jenis Antibiotik

- PENISILIN -
– Penisilin digunakan untuk banyak kondisi akibat adanya infeksi bakteri,
beberapa di antaranya adalah infeksi Streptococcus, meningitis, gonore,
faringitis, dan juga untuk pencegahan endocarditis. Terutama pada penderita
atau memiliki riwayat gangguan ginjal, akan lebih baik penggunaan penisilin
melalui anjuran dan pengawasan dokter.
– Penisilin tersedia dalam berbagai bentuk, seperti kaplet, sirop kering, dan
suntikan. Masing-masing bentuk obat dapat digunakan untuk kondisi yang
berbeda. Baca keterangan yang ada di kemasan dan konsultasikan penggunaan
obat dengan dokter.
Jenis-jenis Antibiotik

- SEFALOSPORIN -
– Sefalosforin tersedia dalam bentuk suntik, tablet, dan sirop kering.
Konsultasikan dengan dokter terkait cara penggunaan obat, karena beda bentuk
obat dapat berbeda pula kondisi yang ditangani.
– Beberapa kondisi yang diobati menggunakan sefalosporin, di antaranya adalah
infeksi tulang, otitis media, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih. Obat ini
berpotensi menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, nyeri pada dada,
bahkan syok. Penggunaan sefalosporin harus dengan anjuran dan pengawasan
dokter
Jenis-jenis Antibiotik

- AMINOGLIKOSIDA -
– Aminoglikosida adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi banyak
penyakit infeksi bakteri, seperti otitis eksterna, infeksi kulit, dan peritonitis.
Penggunaan aminoglikosida harus dengan anjuran serta pengawasan dokter,
karena obat ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa gangguan
kesadaran.
– Aminoglikosida tersedia dalam banyak bentuk, di antaranya adalah salep, tetes
mata, dan suntik. Masing-masing bentuk obat dapat diresepkan untuk kondisi
yang berbeda. Sebelum menggunakan obat, pasien disarankan untuk membaca
keterangan cara penggunaan yang ada di kemasan obat.
Jenis-jenis Antibiotik

- TETRASIKLIN -
– Tetrasiklin tersedia dalam berbagai macam bentuk obat, yakni salep, salep
mata, kapsul, dan suntik.
– Tetrasiklin digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi yang muncul
akibat adanya infeksi bakteri. Beberapa di antaranya adalah sifilis, anthrax, tifus,
brucellosis, dan jerawat. Tetrasiklin tertentu tidak dapat digunakan pada anak
usia di bawah 12 tahun. Jangan menggunakan tetrasiklin tanpa anjuran dokter.
Jenis-jenis Antibiotik

- MAKROLID -
– Beberapa kondisi yang diobati menggunakan antibiotik makrolid adalah
bronkitis, servisitis, penyakit Lyme, pemfigus, dan sinusitis. Makrolid sendiri
tersedia dalam banyak bentuk, yakni tablet, kaplet, sirop kering, dan suntik.
– Beberapa jenis makrolid tidak dapat digunakan bersamaan dengan obat
seperti cisapride. Dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
sebelum menggunakan makrolid atau mengombinasikannya dengan obat lain
Jenis-jenis Antibiotik

- QUINOLONE-
– Quinolone memiliki bentuk yang berbeda, dan dengan indikasi yang berbeda.
Bentuk obat ini, di antaranya adalah tablet, suntik, dan kaplet.
– Quinolone digunakan untuk mengatasi banyak kondisi yang disebabkan oleh
infeksi bakteri. Beberapa di antaranya adalah infeksi tulang, cystitis, servisitis,
dan infeksi kulit. Penggunaan quinolone dapat menimbulkan efek samping
berupa gangguan pada sistem saraf pusat. Maka dari itu, jangan gunakan obat
ini tanpa anjuran dokter.
Manfaat Antibiotik

1. Mengobati infeksi kulit karena bakteri dan jamur


Infeksi kulit merupakan gangguan yang umum terjadi pada segala jenis usia, anak-anak
hingga orang tua. Masalah kulit bisa disembuhkan dengan antibiotik seperti penisilin.
Akan tetapi terkadang gangguan ini bisa sembuh dengan sendirinya. Gejala munculnya
infeksi ini antara lain, timbulnya benjolan berisi cairan pada kulit yang disertai dengan
ruam kemerahan, rasa pedih, sakit, dan panas.
2. Mengobati infeksi saluran kemih
Infeksi ini lebih sering terjadi pada wanita daripada kaum lelaki. Penyebabnya adalah
karena adanya bakteri yang bersarang pada saluran kemih. Infeksi ini mudah diobati
dalam jangka waktu pendek dengan menggunakan antibiotik seperti penisilin, namun
jika dalam dua hingga tiga hari belum sembuh, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjut
oleh tenaga medis. Gejala infeksi ini antara lain adalah dengan timbulnya rasa terbakar
saat sedang buang air kecil atau bisa juga ditandai dengan seringnya buang air kecil
yang disertai rasa nyeri yang kuat.
Manfaat Antibiotik

3. Mengobati meningitis (radang selaput otak)


Meningitis adalah infeksi yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang.
Meningitis yang disebabkan oleh bakteri perlu diobati dengan manfaat antibiotik
seperti sefalosporin, aminoglikosida maupun tindakan lanjut oleh pihak medis.
Gejala yang dialami penderita antara lain muntah ,demam, kaku di leher, gangguan
penglihatan, ruam di kulit, sakit kepala yang parah.
4. Pengobatan septicaemia (keracunan darah)
Penyakit ini disebabkan bakteri yang masuk ke dalam aliran darah. Penggunaan
antibiotik seperti sefalosporin merupakan langkah awal untuk mengobati penyakit
ini. Untuk selanjutnya dapat dilakukan tindakan sesuai dengan penyebab dan
adanya komplikasi.
Manfaat Antibiotik

5. Pengobatan jerawat
Jerawat merupakan gangguan kulit yang tak bisa disembuhkan, karena ia bisa muncul
kapan saja. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana cara menghilangkan jerawat dan
melakukan pencegahan agar ia tidak muncul lagi.
6. Mengobati infeksi lambung
Infeksi lambung merupakan salah satu penyakit kronis yang menyerang organ tubuh
pada bagian lambung.
7. Mengobati pneumonia karena bakteri
Jenis penyakit yang terjadi karena infeksi bakteri yang menyerang paru-paru. Gejalanya
antara lain batuk, nyeri pada dada, demam, sulit bernafas.
Dampak/efek samping antibiotik

1) Mengganggu sistem kekebalan tubuh – Antibiotik dapat mengakibatkan


seseorang akan lebih mudah terserang penyakit.
2) Infeksi pada organ intim – Infeksi ini biasanya terjadi pada wanita, dimana
penggunaan antibiotik justru dapat mengakibatkan gangguan keputihan, gatal-
gatal, munculnya cairan dan bau pada daerah V.
3) Dapat mengakibatkan gangguan pencernaan – Konsumsi antibotik yang tidak
wajar dapat menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan, seperti kembung,
mual, kram perut, diare, mual, dan muntah. Selain itu, penggunaan antibiotik juga
dapat mengganggu perkembangan flora normal usus karena dapat mematikan
bakteri baik serta jamur yang digunakan pada proses pencernaan dan penyerapan
makanan dalam tubuh.
Dampak/efek samping antibiotik

4) Dapat meningkatkan resiko alergi – Bagi beberapa orang, penggunaan


antibiotik justru akan menimbulkan berbagai macam alergi seperti gatal-gatal
atau terjadinya pembengkakan di mulut dan di tenggorokan.
5) Meningkatkan resiko gangguan jantung – Penggunaan antibiotik yang tidak
tepat, bisa ditandai dengan jantung berdebar-debar dan sakit kepala.
6) Gangguan darah – Beberapa jenis antibiotik seperti kloramfenikol dapat
beresiko menekan sumsum tulang sehingga produksi sel-sel darah menurun.
7) Resiko kelainan hati – Pemakaian antibiotik seperti eritromisin, flucloxacillin,
nitrofurantoin, trimetoprim, dan sulfonamid dapat meningkatkan resiko
kelainan pada hati seperti resiko penyakit kuning.
Dampak/efek samping antibiotik

8) Berbahaya pada anak-anak – Penggunaan antibiotik yang berlebihan pada


anak-anak dapat mengakibatkan si anak kekurangan manfaat vitamin K yang
berguna untuk mencegah perdarahan.
9) Resistensi antibiotik – Terlalu sering mengkonsumsi antibiotik dapat berakibat
tubuh lebih kebal terhadap antibiotik itu sendiri nantinya. Sehingga jika ia
terkena kembali jenis penyakit yang sama, penggunaan antibiotik sejenis tak
akan mampu lagi melawan penyakit tersebut. Sehingga dibutuhkan dosis yang
lebih tinggi untuk menanggulanginya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai