Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS MANAJEMEN

PELAYANAN
KEPERAWATAN:
FUNGSI
PENGENDALIAN DI
BANGSAL CENDANA II
RSUP DR SARDJITO
Di Susun Oleh:
1. Diana Anjar Sari
2. Ety Wahyuningsih
3. Ilham Wahyu Sasongko
4. Retnaning Tyas
5. Sufi Mualifah
Pengertian
Pengawasan atau pengendalian adalah fungsi
yang terus menerus dari manajemen keperawatan
yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian,
ketenagaan, pengarahan (Swanburg, 2000).
Huber (2006) menyatakan bahwa fungsi
pengawasan atau pengendalian adalah fungsi yang
digunakan untuk memantau dan mengatur
perencanaan, proses, dan sumber daya manusia yang
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah direncanakan sebelumnya.
Visi cendana 2 Misi cendana 2

Menjadi • Memberikan layanan kesehatan yang


rumah sakit prima, berstandar internasional dan
pendidikan dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
rujukan nasional melalui pembinaan, akuntabilitas,
yang terkemuka korporasi, dan profesi.
berstandar • Melaksanakan pendidikan dan pelatihan
internasional pada dibidang kesehatan untuk menghasilkan
tahun 2019. SDM yang berkualitas.
• Menyelenggarakan penelitian dan
pengembangan ilmu pengeahuan,
teknologi kedokeran, dan kesehatan (IPTEK
DOKKES) yang berwawasan global.
• Meningkatkan kesejaheraan karyawan.
Model dan tujuan di ruang Cendana 2
Di ruang cendana 2 ini menggunakan model praktik
MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional)
modifikasi primer dan tim

Tujuan
• Menyelenggarakan pelayanan pasien pre operasi, post
operasi yang bermutu, dan aman.
• Menyelenggarakan atau menfasilitasi pendidikan,
penelitian.
HASIL PENGAMATAN
Indikator Mutu Umum
1. Kepuasan pelanggan

• Rata – rata indikator kepuasan pelanggan eksternal pada tahun


2016 adalah 83,5 % dari standar yang ditetapkan adalah 90%,
sehingga pelayanan kesehatan harus ditingkatkan. Kemudian
untuk beberapa masukan antara lain kebersihan kamar mandi,
kecepatan dalam menanggapi keluhan, keramahan petugas,
penyediaan ruang tunggu, koordinasi antara perawat dan dokter.
• Rata – rata indikator kepuasan pelanggan internal pada tahun
2016 adalah 84,24% dari target yang ditetapkan 75%. Tingkat
kepuasan di RSUP DR Sardjito perlu ditingkatkan karena sudaah
melebihi target yang telah ditetapkan.
• Bentuk komplain pasien atau keluarga pasien tahun 2016 0,08%
dengan target tidak lebih dari 2,5%. Komplain ini tentang
keinginan keluarga dalam mengetahui konsultasi dokter.
• BOR(Bed Occupancy • LOS(Length of Stay)
Rate) Pada tahun 2016 nilai
LOS di ruang Cendana 2
Pada tahun 2016 nilai rata-rata 10,35% dari
BOR di ruang Cendana 2 standar RS 7%-10%.
rata-rata 80,15% dari • TOI (Turn Over Internal)
standar RS 75%-80%.
Pada tahun 2016 nilai
Kemudian BOR bulan LOS di ruang Cendana 2
Januari sampai Maret rata-rata 2,37 hari dari
tahun 2017 rata – rata standar RS 1-3 hari.
83,1%. • BTO (Bed Turn Over)
Pada tahun 2016 nilai
LOS di ruang Cendana 2
rata-rata 30,70 kali dari
standar RS 40-50 kali.
Indikator Klinik
a. sasaran keselamatan pasien
b. Indikator kepatuhan pemeliharaan alat
c. Indikator assesment awal
d. Kebutuhan tenaga keperawatan
e. Jumlah pasien yang dirawat/ icm
f. Kasus terbanyak dari 10 penyakit
g. Evaluasi dokumentasi dengan open medikal
record review
a. Sasaran keselamatan pasien

• Identifikasi dan identitas


• Pelabelan pasien resiko jatuh
• Penandaan operasi
• High alert
• Resiko infeksi
• Insident keselamatan pasien
Identifikasi dan identitas
Pada tahun 2016 Jumlah pengunaan gelang identitas
pasien 100% dilaksanakan oleh perawat.
Sedangkan pada bulan Januari sampai Mei tahun 2017
didapatkan data sebagai berikut.
Dokter Perawat Target
Sebelum tindakan 61,8% 96% 100%
Sebelum memberikan obat 100% 99% 100%

Sebelum pemberian darah 100% 98,4% 100%

Sebelum mengambil specimen 93,4% 96,8% 100%


• Pengunaan gelang identitas pada pasien bulan
Januari sampai Mei 2017 100% dilaksanakan oleh
perawat.
• Hasil pengamatan penggunaan gelang identitas dan
identifikasi terdapat 10 pasien baru dan seluruhnya
dipasang gelang identitas dengan warna sesuai jenis
kelamin dan di gelang identitas tertera nama pasien,
tanggal lahir, dan No.RM.
• Hasil pengamatan identifikasi pasien, terdapat 11
perawat yang dijumpai telah melakukan identifikasi
pasien sebelum tindakan, sebelum memberikan
obat, sebelum pemberian darah, dan sebelum
mengambil specimen.
Pelabelan pasien resiko jatuh

• Pada tahun 2016 rata-rata 97,25%.


• Pada tahun 2017 bulan Januari sampai Mei jumlah
pasien yang diberi pelabelan 100% dilakukan
pelabelan.
• Pengamatan didapatkan 3 pasien yang memiliki
resiko jatuh telah dilakukan tindakan sesuai dengan
skor resiko jatuh, misalnya dengan melakukan
pemasangan handrail, memberikan tanda kuning
pada rekam medis dan pemasangan segitiga kuning
di tempat tidur pasien, serta edukasi keluarga pasien
untuk selalu mendampingi pasien.
Penandaan operasi
• Hasil data yang di dapatkan dari studi dokumen tentang
penandaan sebelum tindakan operasi pada tahun 2016 rata
–rata 77,7% dari target 100%. Penandaan sebelum
tindakan operasi pada pasien bulan Januari sampai Mei
2017 yang dilaksanakan oleh dokter ahli mencapai 81,66%
dari target 100%.
• Pasien batal operasi pada tahun 2016 rata – rata 4,5%. Pada
bulan Januari sampai Mei 2017 rata – rata pasien batal
operasi atau menunggu lebih dari 24 jam mencapai 3,9%.
• Pengamatan penandaan operasi yang dilakukan selama 2
minggu didapatkan hasil terdapat 11 pasien yang akan
operasi, seluruh pasien telah dilakukan penandaan operasi
oleh dokter bedah.
High alert

• Hasil data yang didapatkan dari studi dokumen


tentang high alert pada tahun 2016 rata –rata
100% dilakukan penandaan. Pada bulan Januari
sampai Mei 2017 penandaan high allert 100%
dilakukan.
Resiko infeksi
Dari hasil studi dokumen mengenai resiko infeksi dengan
melakukan cuci tangan menggunakan hand rub dan hand
wash pada bulan Januari sampai Mei 2017 didapatkan data
sebagai berikut

No. Nakes % Target

1 Dokter ahli 79,61% 85%


2 Resident 65,12% 85%
3 Perawat 99,35% 85%
4 Mahasiswa 98,94% 85%
5 Pekarya 95,32% 85%
6 Cleaning service 98% 85%
7 Lain – lain 98,1% 85%
b. Indikator kepatuhan pemeliharaan alat
• Di ruang Cendana 2 RSUP DR Sardjito terdapat
beberapa indicator kepatuhan pemeliharaan alat, antara
lain kepatuhan pengelolaan troly emergency dan uji
fungsi alat defibrilator rata-rata 98% dilakukan.
• Kepatuhan pengisian checklist suhu penyimpanan obat,
suhu kulkas, dan kelembaban ruangan 94,5% dilakukan.
• Kepatuhan pengisian checklist pemeliharaan alat medis
dan non medis hanya dilakukan 60-70% karena
kurangnya kepedulian pramuhusada dan overlap tugas
perawat. Meskipun sudah dimonitor, dievaluasi, dan
dibina kepatuhannya belum mencapai standar .
c. Indikator assesment awal

• Di ruang Cendana 2 RSUP DR Sardjito juga


menetapkan indicator assasment awal, dari data
yang diperoleh pada tahun 2016 Indikator
assesment awal keseluruhan masih sangat
rendah, rata-rata 9,66 %. Dari sisi keperawatan
pencapaiannya 100% tetapi dari sisi medis
sangat rendah.
d. Kebutuhan tenaga keperawatan
• Dalam buku laporan tahunan di ruang Cendana
2 RSUP DR Sardjito kebutuhan tenaganya masih
kurang. Di ruang cendana 2 dibutuhkan 24
orang tenaga, sedangkan tahun 2016 tenaga
yang tersedia 15 tenaga kesehatan. Sedangkan
pada tahun 2017 bertambah 2 tenaga
keperawatan. Tenaga yang dibutuhkan di ruang
cendana 2 adalah S2 keperawatan/menejemen,
S1 keperawatan dan D3 keperawatan.
e. Jumlah pasien yang dirawat

• Di ruang Cendana 2 RSUP DR Sardjito jumlah


pasien yang dirawat mengalami kenaikan dan
penurunan, tergantung pada penerapan
kebijakan BPJS, dengan jumalah pasien pada
tahun 2016 sebanyak 967 pasien. Kemudian,
pada bulan Januari sampai Mei tahun 2017
jumlah pasien yang dirawat di ruang Cendana 2
sebanyak 377 pasien.
f. Kasus terbanyak dari 10 penyakit

Pada tahun 2016 kasus terbanyak adalah bedah


onkologi, dengan meningkatnya penyakit-
penyakit neoplasma dapat ditunjukkan pada
urutan pertama. Kasus terbanyak selanjutnya
adalah bedah digestif dan untuk kasus yang
tidak terenskripsi sebanyak 327 yang
menunjukkan variasi kasus yang di rawat di
ruang Cendana 2 semakin kompleks.
g. Evaluasi dokumentasi dengan open
medikal record review
• Di Ruang Cendana 2 RSUP DR Sardjito OMRR(
Open Medical Record Reviee) pada tahun 2016
mengenai kepatuhan pengisian dokumentasi
medik dan keperawatan menunjukakan nilai
91,2% dari target 90%. Pada bulan Januari –
Maret 2017 rata – rata kepatuhan pengisian
dokumentasi medic, yaitu 71,3 %, dengan target
1 tahun >80%.
PEMBAHASAN

Dari data yang telah dikumpulkan, masih terdapat


penyimpangan dalam:
a. Indikator mutu umum
b. Indikator mutu klinik
Indikator Mutu Umum
1. Kepuasan pelanggan
• Dari hasil studi dokumen mengenai kepuasan pelanggan
internal di ruang cendana 2 didapatkan hasil dari
pengisian angket pasien sebelum pulang. Untuk
kepuasan pelanggan eksternal didapatkan dari persepsi
residen terhadap pelayanan yang dilakukan oleh staf
yang ada di ruang. Untuk kepuasan pelanggan masih
terdapat beberapa komplain, yaitu mengenai keinginan
keluarga dalam mengetahui konsultasi dokter.
• Menurut hasil observasi selama 2 minggu di ruang
kelolaan 9 dan 10 sebanyak 10 pasien yang pulang serta
seluruhnya diberikan form pengisian kepuasan
pelanggan.
BOR dan LOS TOI dan BTO

Untuk perhitungan BOR dan Untuk perhitungan TOI dan


LOS di ruang Cendana 2 BTO di ruang Cendana 2 ini
selama Januari sampai didapatkan hasil yang sesuai
dengan Mei mengalami dengan target yang
kelebihan dari standar yang ditetapkan oleh RSUP Dr
ditentukan oleh RSUP Dr. Sardjito
Sardjito.
Indikator Mutu Klinik
1. Sasaran keselamatan pasien

a. Identitas dan identifikasi


Dari hasil studi dokumen didapatkan hasil pasien telah diberi gelang
yang berisi nama, no.RM, tanggal lahir, jenis kelamin dan warna
sesuai dengan jenis kelamin pasien. sedangkan untuk identifikasi
sebelum melakukan tindakan dan sebelum mengambil spesimen
perawat lebih patuh dari pada dokter serta identifikasi sebelum
memberikan obat dan pemberian darah dokter yang lebih patuh.
Dari observasi selama 2 minggu terdapat 10 pasien baru yang telah
diberikan gelang identitas.kemudian dari identifikasi terdapat 11
perawat yang jaga. Dalam berkolaborasi pemberian obat dan
transfusi dengan dokter dan sebelum mengambil specimen
perawat selalu melakukan identifikasi
b. Resiko jatuh

Dari studi dokumen, pelabelan resiko jatuh sudah dilakukan oleh


perawat dan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Dimulai
dengan assessment awal saat penerimaan pasien baru maupun
setelah pasien operasi menggunakan blangko yang telah
tersedia, yaitu MORSE, dengan skor 0-24 resiko rendah, 25-50
resiko sedang, dan >51 resiko tinggi. Setelah didapatkan skor
tersebut, perawat melakukan pemasangan handrail, diberikan
pelabelan di tempat tidur (segitiga kuning) maupun di rekam
medis, perawat juga melakukan edukasi terhadap keluarga
pasien untuk selalu mendampingi pasien.

Dari hasil observasi yang didapatkan sebanyak 3 pasien berresiko


jatuh telah dilakukan tindakan sesuai dengan skor resiko jatuh
seperti hasil studi dokumen.
c. Penandaan Operasi d. High Alert
• Dari hasil studi dokumen, • Dari hasil studi dokumen
penandaan operasi yang penandaan high alert sudah
dilakukan oleh dokter ahli di dilakukan penandaan baik obat
ruang cendana 2 sudah pasien maupun rekam medis,
karena rute dan golongan obat
dilakukan pada pasien
sangat berpengaruh terhadap
maupun di Rekam Medik
pasien
pasien.
• Dari hasil observasi didapatkan
• Dari observasi didapatkan penandaan obat – obatan high
hasil sebanyak 11 pasien allert dengan memberikan label
yang akan operasi dan tulisan high allert berwarna
seluruhnya telah dilakukan merah, dan obat-obatan high
penandaan operasi oleh allert seperti obat emergency di
tempatkan di troly emergency
dokter bedah.
e. Resiko infeksi
• Dari hasil studi dokumen pencegahan resiko infeksi dengan
melakukan cuci tangan yang dilakukan oleh dokter ahli, resident,
perawat, mahasiswa, pekarya, Cleaning Service, dan lain-lain
sudah dilakukan dengan baik dan memenuhi target yang telah
ditetapkan oleh RSUP Dr. Sardjito, kecuali Dokter Ahli dan
Resident masih berada jauh dibawah target yang telah
ditentukan oleh RSUP Dr Sardjito.
• Dari hasil observasi pencegahan resiko infeksi dengan melakukan
cuci tangan hand rub dan hand wash yang dilakukan oleh 30
residen, sebanyak 23 residen melakukannya. Sebanyak 19
perawat didapatkan hasil semua perawat melakukannya,
sebanyak 15 mahasiswa didapatkan hasil semua mahasiswa,
sebanyak 4 pekarya didapatkan hasil semua melakukannya, dan
4 cleaning service didapatkan hasil semua melakukan cuci tangan
dengan hand rub dan hand wash.
3. Kepatuhan
2. keselamatan pasien pemeliharaan alat

Dari hasil observasi selama 2 Dari hasil observasi terhadap


minggu ini tidak pernah kepatuhan perawat dan pekarya
terjadi kesalahan yang terhadap penggunaan alat ini
membahayakan keselamatan sudah diterapkan dan sesuai
pasien. Namun pernah terjadi dengan SOP, misalnya
pengelolaan troli emergency dan
incident keselamatan pasien uji fungsi alat defibrilator,
dari kejadian nyaris cidera dimana setiap pagi perawat akan
(KNC) sampai kejadian tidak mengecek, memonitor dan
diharapkan, seperti salah mengatur alat defibrillator.
obat, perawat lupa Sedangkan alat – alat medis
memberikan obat, dan sudah selalu dicek
sebagainya. kelengkapannya sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
keperawatan
5. Kebutuhan tenaga
4. Assasament Awal
keperawatan
Dari hasil Observasi assasment Dari hasil observasi tentang
awal untuk pasien baru sudah kebutuhan tenaga
dilaksanakan, tetapi keperawatan ini sangat
terkadang ada yang kurang kurang sekali. Di ruangan
tentang data atau infomasi sendiri terkadang keteteran
yang ada di assasment awal dalam melakukan tindakan
keperawatan, karena
banyak tindakan medikasi
yang membutuhkan waktu
lama dan satu perawat
harus memegang pasien
minimal 5 pasien.
6. Jumlah pasien yang 7. Kasus terbanyak dari 10
dirawat penyakit
Dari hasil observasi untuk Dari hasil data yang di dapatkan
jumlah pasien yang ada di untuk kasus penyakit
ruang cendana 2 ini terbanyak adalah bedah
mengalami peningkatan. onkologi dan digesif. Dimana
Dimana setiap ada pasien banyak pasien yang
keluar, langsung ada mengalami cancer dan ada
pasien baru yang masuk, juga yang sudah
baik itu pasien baru bermetastasis
maupun pindahan dari
ruangan yang lain.
8. Evaluasi dokumentasi dengan
open medical record revew

Dari hasil observasi masih banyak


pengisian dokumentasi mediknya tidak
lengkap, terkadang dokter atau perawat
hanya menuliskan tindakan saja dan
tidak melengkap identitas dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai