Anda di halaman 1dari 51

Pemicu 3

Cindy Leonie
Blok penginderaan
2016
Telinga luar
• Daun telinga (auricula)
• Terdiri dari: Helix,
Tuberculum auriculae,
Antihelix, Tragus.
• Perdarahan:
• A. Temporalis
superficialis
• A. Auricularis posterior
• Liang telinga (Meatus
Acusticus Externus)
• Dasar cavum conchae s/d
membrana tympani (2,5 cm
pada dewasa).
• 1/3 lateral  tulang rawan
berbentuk huruf S.
• 2/3 medial  tulang + kulit
tipis, sedikit kelenjar tanpa
folikel rambut.
Membrana tympani

 Membran fibrosa tipis


dilapisi kulit tipis di lateral dan
Pars flaccida mukosa di medial, bentuk elips,
permukaan konkaf, diameter ±
Pars tensa 1 cm, warna putih mutiara
mengkilat.

Umbo

Cone of light
Telinga tengah
• Ruang sempit di pars petrosa ossis temporalis yang
mengandung:
• Udara
• Tulang2 pendengaran:
- Malleus
- Incus
- Stapes
• Otot:
• M. Tensor tympani
• M. Stapedius
• Chorda tympani  mengandung saraf parasimpatis.
Telinga dalam
• Berada di pars petrosa ossis temporalis.
• Terdiri dari:
• Labyrinthus osseus
• Panjangnya 17 mm
• Terdiri dari Canales semicirculares, Vestibulum dan Cochlea
• Labyrintus membranaceus
• Mengikuti bentuk Labyrinthus osseus, berisi endolympha
• Terdiri dari Ductus semicirculares, Utriculus dan Sacculus, dan Ductus cochlearis
• Diperdarahi oleh A. labyrinthi
Saccule and semicircular canal
Macula of saccule
Crista of semicircular canal
Koklea
Koklea
Organ Corti
Spiral ganglion
Histologi Telinga Luar
• Meatus auditorius eksternus:
• Epitel berlapis skuamosa
• Saluran agak gepeng dari permukaan sampai ke dalam tulang temporalis
• Terdapat folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar seruminosa
• Dinding ditunjang tulang rawan elastis di 1/3 luar, tulang temporalis di bagian
dalam

13/08/2014 17
Telinga Luar
• Membran timpani:
• Permukaan luarnya dilapisi epidermis tipis
• Permukaan dalamnya dilapisi epitel selapis kuboid
• Di antara kedua lapisan tsb terdapat lapisan jaringan ikat kasar, terdiri atas
serat2 kolagen dan elastin dan fibroblas

13/08/2014 18
Telinga Tengah
• Anterior berhubungan dengan faring melalui tuba auditorius
• Posterior berhubungan dengan rongga prosesus mastoid
• Dilapisi epitel selapis gepeng, dekat tuba auditorius dan bagian
dalamnya berubah menjadi epitel bertingkat silindris bersilia

13/08/2014 19
Telinga Dalam
• Labirin membranosa
• Sejumlah rongga berlapis epitel yang kontinu dan berasal dari ektoderm
• Epitel pelapisnya menjadi epitel khusus membentuk struktur sensorik seperti
makula di utrikulus dan sakulus, krista duktus semisirkularis dan organ corti di
duktus koklearis
• Mengandung endolimf

13/08/2014 20
Telinga Dalam
• Labirin oseosa
• Koklea membentuk 2.5putaran yang mengelilingi pusat tulang, dikenal
sebagai modiolus
• Modiolus memiliki celah2 dengan pembuluh darah dan badan2 sel serta
cabang nervus akustikus dari N.VIII
• Berisi perilimf

13/08/2014 21
Faal Pendengaran
Fisiologi Pendengaran
Mechanism of hearing:

23
FISIOLOGI PENDENGARAN
• Daun telinga menangkap energi bunyi dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
kokleamenggetarkan membran tymphanitelinga tengah,
melalui rangkaian tulangdiamplifikasimenuju
stapestingkap lonjong bergerakperilimfa
bergerakmembrana Reissnermendorong endolimfa
sehingga menimbulkan gerak relatif antar membran basilaris
dan membran tektoria.
• Kejadian di atas adlh rangsang mekanikdefleksi strereosilia
sel rambutmelepaskan neurotransmitter ke
sinapspotensial aksi pd saraf auditoriusnukleus
auditoriuskorteks pendengaran di lobus temporalis
Ada 2 jalur
Jalur pendengaran sentral
• Setiap daerah di membran basilaris berhubungan
dengan daerah tertentu di lobus temporalis
• N. VIII membawa sinyal dari organ pendengaran ke
pusat pendengaran di otak
• Sinyal pendengaran dari kedua telinga disalurkan ke
kedua lobus temporalis sehingga gangguan pada
salah satu jalur pendengaran tidak akan menggangu
pendengaran kedua telinga
Mekanisme pendengaran
Air Condaction
• Mengubah gelombang suara dari hantaran udara menjadi getaran cairan di telinga dalam.
• Telinga luar (Pinna, meatus auditorius eksternus dan membrana timpani)
Pinna
(mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar)

Masuk ke kanalis telinga (saluran telinga) terdapat rambut-rambut halus untuk menyaring partikel-paartikel asing

Membrana timpani sebagai pintu masuk ke telinga tengah bergetar

Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membrana timpani ke cairan telinga dalam  dibantu oleh osikula
(maleus,inkus,stapes)

Tekanan membrana timpani dan efek pengungkit dari osikuler

Mengenai jendela oval (pintu masuk koklea)

Pergerakkan cairan koklea

Getarana membrana basalis (terdapat organ corti)

Sel rambut organ corti mengubah gerakan cairan menjadi sinyal saraf

Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius d lobus temporalis otak untuk presepsi suara
Bone condaction
• berjalan melalui penghantar tulang  getaran sumber suara
menggetarkan tulang kepala menggetarkan perylimph
pada skala vestibuli  skala tympani  penghantaran udara
• penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan
percobaaan rine, sedangkan penghantaran bunyi melalui
tulang kemudian dilan-jutkan melalui udara dapat dilakukan
dengan percobaan weber
• kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia
makin berkurang daya tangkap suara atau bunyi yang
dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/detik
Transmisi Gelombang Suara
• Gelombang suara  getaran membran timpani  gerakan tulang2
telinga tengah  getaran jendela oval  gerakan cairan koklea
• Melalui 2 jalur :
• Melalui skala vestibuli  helikotrema  skala timpani 
jendela bundar bergetar
penghamburan energi (tidak ada persepsi suara)
• Skala vestibuli  membrana basilaris  pembengkokan sel2
rambut reseptor organ corti  perubahan posisi membran
tektorial perubahan potensial  pembentukan potensial
aksi  perambatan potensial aksi ke korteks auditorius di
lobus temporalis otak untuk persepsi suara
2 Jalur Transmisi Suara
Transmisi Gelombang Suara
• Sel-sel rambut meghasilkan sinyal saraf jika rambut di
permukaannya secara mekanis mengalami perubahan
bentuk karena gerakan cairan di telinga dalam
• Rambut-rambut ini secara mekanis terbenam di dalam
membrana tektorial
• Transmisi gelombang tekanan melalui membrana
basilaris menyebabkan membran ini bergerak ke atas-
bawah atau bergetar secara sinkron  sel-sel rambut
bergerak naik-turun  membrana basilaris bergeser
terhadap membrana tektorial  sel-sel rambut
terbuka dan tertutup bergantian  perubahan
potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi
Gerakan Sel Rambut  Potensial Aksi
Transmisi Gelombang Suara
• Perubahan bentuk mekanis rambut  pembukaan dan
penutupan saluran di sel reseptor  perubahan potensial
berjenjang  perubahan kecepatan pembentukan
potensial aksi yang merambat ke otak

• Depolarisasi sel rambut:


Saat membrana basilaris bergeser ke atas meningkatkan
kecepatan pengeluaran zat perantara  menaikkan
kecepatan potensial aksi di serat aferen

• Hiperpolarisasi sel rambut:


Membrana basilaris bergerak ke bawah penurunan
pengeluaran zat perantara  kecepatan potensial aksi
berkurang
Diskriminasi Nada
• Diskriminasi nada adalah kemampuan membedakan berbagai
frekuensi gelombang suara yang datang
• Bergantung pada bentuk dan sifat membrana basilaris
• Ujung membran (pendek & kaku)  bergetar maximum pd nada
frekuensi tinggi
• Daerah Helikotrema ( lebar & lentur) bergetar maximum pd nada
frekuensi rendah
Membrana Basilaris Bergetar pada
Frekuensi yg Berbeda
Korteks Pendengaran
• Setiap daerah di membrana basilaris berhubungan dengan
daerah tertentu di korteks pendengaran dalam lobus
temporalis
• Neuron korteks hanya diaktifkan oleh nada-nada tertentu
• Neuron aferen menangkap sinyal auditorius dari sel rambut
keluar dari koklea melalui saraf auditorius
• Jalur saraf antara organ corti dan korteks pendengaran
melibatkan beberapa sinaps terutama sinaps di batang otak
dan talamus
• Batang Otak  masukan pendengaran untruk kewaspadaan
& arousal
• Talamus  menyortir & memancarkan sinyal ke atas
Organ corti
• Mengandung sel rambut auditori yg merupakan reseptor suara.
• Ada 15000 sel rambut di setiap koklea, disusun menjadi 4 baris pararel (1
baris sel rambut dalam dan 3 baris sel rambut luar)
• Menonjol dari setiap sel rambut sejumlah 100 rambut yg disebut
stereocilia
• Sel rambut merupakan mekanoreseptor, menghasilkan signal neural ketika
permukaan rambut tertekan secara mekanik karena gerakan cairan di
telinga dalam
• Sel rambut dalam mentrasformsikan kekuatan mekanik suara menjadi
impulse elektrik pendengaran, mengirim signal pendengaran ke otak
melalui jalur aferen
S Rasa nyeri, gatal, keluar cairan (purulen) dan debris, bengkak dan kemerahan
pada liang telinga. Hal ini disebabkan adanya ketidakseimbangan lipid/asam pada
telinga.
O Berdasarkan anamnesa, temuan klinis, dan pemeriksaan fisik.

A Otitis Eksterna: kondisi umum pada kulit di daun dan liang telinga yang bengkak
dan merah menyeluruh diasosiasikan dengan rasa gatal yang tidak nyaman dan
biasanya disertai keluarnya cairan telinga. Hal ini disebabkan adanya
ketidakseimbangan lipid/asam pada telinga. Hal ini bisa dikarenakan perubahan
kelembaban (adanya air berlebih) yang memengaruhi bakteri gram positif flora
normal kulit daun dan liang telinga. Etiologi lainnya y.i infeksi bakteri sekunder
oleh Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Etiologi lainnya bisa
dikarenakan saat mandi, air masuk ke dalam telinga. Namun, tidak semua air
yang masuk dapat menyebabkan otitis eksterna.
P Aural toilet (irigasi telinga untuk membersihkan debris), medikamentosa topikal
(wick, gliserol dan ichtammol (90:10 persen)), AB sistemik (digunakan hanya jika
didapatkan bukti bahwa ada hubungan dengan penyakit sistemik), pencegahan
rekurensi (hindari masuknya air pada saat mandi, jaga kelembaban telinga luar)

Scott's Brown 7th Edition ch. 236h


S Lokal: Otalgia, gg pendengaran (+), otorrhea, tinitus.
Umum: demam, iritabilitas, agitasi nokturnal, tanda2 gg GI (nyeri perut, diare, muntah,
anoreksia)
O Berdasarkan anamnesa (keluhan pasien), dan pemeriksaan fisik (kedua telinga) hasilnya:
N: membran timpani berwarna abu seperti mutiara
Kemungkinan adanya kelainan jika: ada injeksi membran timpani yg tidak sama pada
kedua telinga, kemerahan intens membran timpani, membran timpani terlihat terdorong
(bulging), perforasi dan ada otorrhea
A Otitis media akut : infeksi virus atau bakteri pada batas mukosa telinga tengah dan dan
sistem air-cell pada mastoid.
P AB: tidak memberikan bukti adanya perbaikan bermakna
Analgesik u/ otalgia .

Scott's Brown 7th Edition ch. 237a


S tidak ada abses (tapi jika berlanjut, abses dapat terbentuk di regio post aurikula, di atas
atau di depan pinna, abses zigomatikum dan abses Bezold), post-auricular crease mungkin
penuh, pinna terdorong ke depan, bengkak ringan, kemerahan, nyeri tekan pada regio post
aurikula, otorrhea ada pada 30% kasus pada fase lebih lanjut, yg tersisa rasa sakit dan
demam (tanda lain hilang)
O Anamnesis, pemeriksaan fisik, CBC, CRP, kultur darah
A Mastoiditis: peradangan pada mastoid yang terjadi pada masa kanak2, biasanya didahului
OMA
DD: OMA, otitis eksterna, furunkulosis, limfadenopati reaktif
P Miringotomi dgn atau tanpa penempatan tuba ventilasi, kultur dari aspirat, AB dosis tinggi
IV

Abses Bezold: terjadi karena adanya perforasi korteks mastoid medial, menyusuri sternomastoid
menuju triangle posterior

Scott's Brown 7th Edition ch.73


S Ruam vesikular herpetic pada konka, saluran telinga luar atau pinna disertai kelmpuhan
LMN dari N. Facialis ipsilateral, Vertigo
O berdasarkan klinis, MRI, analisis CSF
A Herpes Zoster oticus, Infeksi virus bisa pada telinga luar, tengah atau dalam. Penyebab
umum kedua unilateral facial palsy
P Acyclovir oral 5x800 mg/hari
Prednisolone 1 mg/kg/hari
Prognosis:
Tidak diobati complete facial paralysis
Lansia  prognosis buruk
Early treatment  full recovery to House-Brackmann grade 1

Scott's Brown 7th Edition Ch 236o


http://emedicine.medscape.com/article/1952189-overview#a1
S Telinga sakit atau tidak nyaman  terasa penuh, Demam, Pus-like drainage
dari telinga, Hilang pendengaran (adanya defek pada membran timpani,
perforasi membran timpani, atau erosi tulang-tulang pendengaran),
Gangguan keseimbangan
O Kultur cairan, CT scan of the head or mastoids  terlihat infeksi menyebar
ke telinga tengah, Hearing tests
A Otitis Media Kronik
Defek membran timpani : retraksi, atelektasis, dan perforasi sekunder terhadap
infeksi, trauma, atau operasi
Etiologi: disfungsi tuba eustachius, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Moraxella catarrhalis, and group A streptococci.
Patogenesis: Obstruksi tuba eustachius fungsional atau mekanis (misalnya,
sekresi berlendir, edema, neoplasma, hipertrofi adenoid) abnormal tekanan
telinga tengah  transudasi cairan serosa ke katup tengah telinga  tuba
eustachius blokage persist  perubahan kronik dalam jaringan di telinga tengah

P antibiotik, surgery (perbaiki membran timpani)


Komplikasi: Mastoiditis, Kolesteatoma, Timpanosklerosis, Abses epideral,
Hearing loss
Ballenger’s Otorhinolaryology Head and Neck Surgery 17ed Ch 17
S Asimtomatik/nyeri/discharge , terasa berisik dan seperti ada yang bergeraktidak
nyaman
*biasa terjadi pada anak-anak (memasukan mainan kecil ke telinga) dan pada orang
dengan liang telinga yang lapang dan elastis
O Anamnesa dan pemeriksaan fisik  terlihat adanya benda asing di liang telinga (kapas
cotton bud, patahan tusuk gigi, serangga kecil, dsb)
A Benda asing di liang telinga
Komplikasi: laserasi dinding liang telinga, perforasi membran timpani, dislokasi tulang-
tulang pendengaran/ fraktur
P Living insectsfirst kill with oil
Irregular/graspable objects remove with crocodile forceps
Organic/vegetable, button batteries do not syringe
Round, hard, smooth, non-graspable syringe/remove with wax hook/removal under
anaesthetic

Scott's Brown 7th Edition ch. 236l


S Rasa sangat nyeri pada telinga, timbul mendadak, terasa seperti berdenyut, biasanya
unilateral. Sedang atau baru saja mengalami ISPA. Keluar cairan berdarah dari telinga
(dlm bbrp jam). Gangguan pendengaran (konduktif dan/atau sensorineural)
O Otoskopi : lepuhan berisi darah, cairan serosa atau serosanginous pada membran
timpani (kadang bisa jg pada MAE bag medial), Membran timpani intact. Pada anak-anak
(97%) terdapat cairan pada telinga tengah
Pemeriksaan penunjang: Inspeksi dgn mikroskop, Pneumatic otoscopy & tympanometry
: utk melihat apakah ada cairan di telinga tengah, Pure-tone audiogram : utk deteksi
gangguan pendengaran sensorineural, Serologi HZ : utk menyingkirkan DD HZ
A Miringitis bulosa: vesikel pada lapisan superfisial membran timpani (antara epitel luar
dan lamina propria membran timpani)
Predileksi umur : anak-anak, remaja, dewasa muda
P Jika tanpa keterlibatan telinga tengah & gangguan pendengaran sensorineural:
Analgesik
Jika telinga tengah terlibat :
Antibiotik (amoxicilin, amox-asam klavulanat)
Pada anak-anak <2 tahun :
tatalaksana seperti pada OMA
Jika ada gangguan pendengaran sensorineural :
Antibiotik (amoxicilin, amox-asam klavulanat)

Scott's Brown 7th Edition ch. 236b


S Gangguan pendengaran konduktif, Tuli pada kedua telinga pada usia tahun-tahun pertama kehidupan
→ mengganggu perkembangan bicara (produksi suara, bahasa, pemahaman, ekspresi bahasa),
Gangguan kognitif, Gangguan perilaku, Gangguan keseimbangan, Penurunan kualitas hidup

O Otoskopi
Jika membran timpani tertutup earwax : timpanometri, audiometri
Membran timpani menjadi kekuningan/kebiruan
Pneumatic otoscopy
Dilakukan jika ada keraguan ada OME atau tidak
Video otoscopy
Untuk merekam & kepentingan belajar dan penelitian
Timpanometri :
Audiometri (tingkat pelayanan sekunder)

A Otitis Media dengan cairan: akumulasi kronik mukus di telinga tengah, kadang di sistem sel udara
mastoid. Sinonim : “glue ear”. Berkaitan dgn OMA yg dipicu oleh virus yg merusak epitel tuba
eustachius & hipotimpanum → retensi cairan di telinga tengah → infeksi bakteri
Etiologi : Virus, Bakteri, Disfungsi tuba, Abnormalitas craniofacial (cleft palate)
P Konseling orangtua :
Pada keadaan ringan dpt sembuh spontan, tanpa sekuele. Gangguan bisa bervariasi dari ringan-
berat. Kebanyakan gangguan terjadi pada pendengaran
Medikamentosa : Antibiotik (tidak > 6 minggu)
Autoinflasi, Bedah : dgn pipa ventilasi, Alat bantu dengar : utk anak dgn OME persisten

Scott's Brown 7th Edition ch. 72


S Ketidaknyamanan, Gangguan pendengaran, Tinnitus, Vertigo, Batuk kronis.

O OtoskopPenumpukan serumen
di external auditory canal

A Serumen prop
P Irigasi ( dengan atau tanpa ceruminolytic )
Manual removal
Ceruminolytic

S Terdengar suara bersiul saat bersin, penurunan pendengaran, Discharge purulent, Nyeri
telinga
O Otoskopi
Audiometri
A Perforasi membran timpani
Disebabkan oleh
Infeksi -> infeksi akut telinga tengah, ear canal (Aspergillus niger), Trauma, Perawatan
medis
P AB sistemik : Trimethoprim-sulfamethoxazole, Amoxicillin. Bedah. Jaga telinga tetap kering

http://www.aafp.org/afp/2007/0515/p1523.html
http://emedicine.medscape.com/article/858684-
overviewl
S Penurunan pendengaran
O Otoskop

A Tympanosclerosis: Deposisi hialin aseluler didalam TM/ submucosa telinga tengah.


Disebabkan oleh TM/trauma
P Timpanoplasty, Rekontruksi osikular

S Adanya lubang di daerah depan telinga


O Pemeriksaan fisik
Jika ada cairan kultur cairan
USG  menggambarkan fistula preaurikular & menunjukan hubungan dgn A.temporalis
superficial, crus anterior helix & tragus.
Pemeriksaan histopatologi:Fistula preauricular sering penuh keratin dan dikelilingi oleh
jaringan ikat padat.
A Fistula pre-aurikular (biasanya kongenital)
P Jika terjadi infeksi, dapat diberikan AB. Jika infeksi masih berlanjut, dapat dilakukan bedah.
Prognosis umumnya baik.

ballenger's otolaringology 17 ed
http://emedicine.medscape.com/article/1118768-overview
S Discharge telinga, Gangguan pendengaran, Nyeri (jarang)
O Inspeksi Membran timpani. Audiologi: kemampuan mendengar mungkin
bisa berubah (baik/buruk) setelah operasi  jadi periksa pre operasi juga.
Pemeriksaan dengan anestesi: untuk periksa bagian atap membran
timpani.

A Kolesteatoma: terakumulasinya epitel skuamosa & keratinosit di telinga


tengah.
Klasifikasi:
-Congenital cholesteatoma
-Acquired cholesteatoma
-Iatrogenic cholesteatoma
P Terapi bedah. Tujuan bedah kolesteatoma:
Membuang semua kolesteatoma
Mencegah kolesteatoma yg akan datang
Untuk mendapat telinga yg kuat dan bebas infeksi setelah terpapar dari
air
Pengembalian pendengaran
Scott's Brown 7th Edition ch. 73, 74, 236f

Anda mungkin juga menyukai