Anda di halaman 1dari 17

Penentuan

Kalor Pembakaran Zat


Kelompok 3 :
Cindy Novita Devi (180331616041)
Furqona Khairunnisa Zuhri (180331616106)
Tujuan
Percobaan
⦁ Dapat menentukan kalor
pembakaran zat dengan
menggunakan Parr Adiabatic
Bomb Calorimeter

2
Dasar Teori

Untuk mengetahui kalor pembakaran suatu zat


digunakan alat Parr Adiabatic Bomb Calorimeter (Kalorimeter
Bomb). Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada
pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa,
bahan makanan, dan bahan bakar. Proses yang terjadi di
dalam kalorimeter terjadi secara adiabatik. Kalor yang
dilepaskan dalam proses pembakaran digunakan untuk
menaikkan suhu Kalorimeter.

3
Berdasarkan kenaikan suhu kalorimeter bom ini dapat
ditentukan kalor pembakarannya. Dalam percobaan ini akan
ditentukan ∆𝑈𝑇 , yaitu perubahan energi dalam yang dialami
sistem atau bahan yang dibakar. Sehingga ∆𝑼𝑻 = −𝐂 × ∆𝐓
Sampel yang akan ditentukan kalor pembakarannya
dibakar dengan kondisi yang sama dengan pembakaran zat
standar. Dengan mengukur kenaikan suhu (T2-T1) yang
dihasilkan pada proses pembakaran, dan menggunakan
harga C yang telah ditentukan pada pembakaran zat standar,
∆𝑈𝑇 setiap sampel dapat diketahui.

4
Pada penentuan kalor pembakaran ini perlu dilakukan
koreksi, karena terdapat kalor yang dilepas akibat terjadi
pembentukan asam nitrat dan pembakaran kawat
pemanasnya. ∆𝑈1 adalah koreksi terhadap pembentukan
asam nitrat dan ∆𝑈2 adalah koreksi terhadap kalor
pembakaran kawat pemanas dengan persamaan reaksi :

∆UT = −(C. ∆T − ∆U1 − ∆U2 )/m

*rumus diatas digunakan apabila pada


percobaan m gram zat terbakar dan
menimbulkan kenaikan suhu sebesar ∆𝑇.
5
Peralatan yang digunakan
⦁ Parr Adiabatic Bomb Calorimeter
⦁ Neraca analitik
⦁ Stopwatch
⦁ Botol semprot
⦁ Termometer
⦁ Erlenmeyer
⦁ Buret

6
Bahan yang digunakan
⦁ Air
⦁ Asam benzoat
⦁ Naftalena
⦁ Gas oksigen
⦁ Larutan standar Na2CO3 0,0725 N
⦁ Indikator metil merah
⦁ Aquades

7
Prosedur Kerja
1. Penentuan Kapasitas Kalor Bomb Calorimeter

1 tablet Asam benzoat


• Ditimbang dengan neraca analitik
• Dimasukkan ke dalam mangkuk sampel dalam bom.
• Dipasang kawat pemanas (10 cm) pada kedua elektroda tepat
menyentuh permukaan asam benzoat.
• Ditutup dengan rapat, lalu bom diisi dengan gas oksigen sampai
tekanan menunjukkan 20 atmosfer.
• Diisi ember kalorimeter dengan air sebanyak 2000 ± 0,5 gram.
• Diatur suhu dalam ember ± 1,5 °C di bawah suhu kamar
• Dimasukkan ember ke kalorimeter, lalu bom dimasukkan ke dalam
ember kemudian dipasang termometer
• Dibiarkan kalorimeter selama 4-5 menit
8
⦁ Diatur suhu mantel agar seimbang dengan suhu air dalam ember.
⦁ Dijalankan arus listrik untuk membakar cuplikan.
⦁ Dicatat suhu air tiap menit sampai harga maksimum yang konstan
tercapai.
⦁ Dibuka kalorimeter, kemudian putar drei untuk mengeluarkan gas
hasil reaksi.
⦁ Dikeluarkan bom dari ember.
⦁ Dicuci bagian dalam bom dengan botol semprot.
⦁ Ditampung hasil cucian dalam labu Erlenmeyer.
⦁ Dititrasi larutan tersebut dengan Na2 CO3 0,0725 N dengan
indikator metil merah. (Volume Na2 CO3 0,0725 N yang diperlukan
untuk menghitung faktor koreksi ∆U1

9
⦁ Dilepaskan kawat pemanas yang tidak terbakar dan diukur
panjangnya lalu ditentukan panjang kawat yang tidak terbakar untuk
menghitung faktor koreksi ∆U2 .
⦁ Dihitung kapasitas kalor kalorimeter menggunakan persamaan
∆UT = −(C. ∆T − ∆U1 − ∆U2 )/m

Hasil

10
Bomb Calorimeter

11
2. Penentuan Kalor Pembakaran zat

1 gram naftalena
• Dipres menjadi tablet jika naftalena berupa padatan.
• Ditimbang dengan neraca analitik.
• Dimasukkan ke dalam kapsul kaca tipis jika naftalena berupa cairan
mudah menguap dan diberi sedikit parafin pada bagian luar.
• Dimasukkan ke dalam mangkuk sampel dalam bom.
• Dipasang kawat pemanas (10 cm) pada kedua elektroda tepat
menyentuh permukaan naftalena.
• Ditutup dengan rapat, lalu bom diisi dengan gas oksigen sampai
tekanan menunjukkan 20 atmosfer.
• Diisi ember kalorimeter dengan air sebanyak 2000 ± 0,5 gram.
• Diatur suhu dalam ember ± 1,5 °C di bawah suhu kamar
• Dimasukkan ember ke kalorimeter, lalu bom dimasukkan ke dalam
ember kemudian dipasang termometer
• Dibiarkan kalorimeter selama 4-5 menit
12
⦁ Diatur suhu mantel agar seimbang dengan suhu air dalam ember.
⦁ Dijalankan arus listrik untuk membakar cuplikan.
⦁ Dicatat suhu air tiap menit sampai harga maksimum yang konstan
tercapai.
⦁ Dibuka kalorimeter, kemudian putar drei untuk mengeluarkan gas
hasil reaksi.
⦁ Dikeluarkan bom dari ember.
⦁ Dicuci bagian dalam bom dengan botol semprot.
⦁ Ditampung hasil cucian dalam labu Erlenmeyer.
⦁ Dititrasi larutan tersebut dengan Na2 CO3 0,0725 N dengan
indikator metil merah. (Volume Na2 CO3 0,0725 N yang diperlukan
untuk menghitung faktor koreksi ∆U1

13
⦁ Dilepaskan kawat pemanas yang tidak terbakar dan diukur
panjangnya lalu ditentukan panjang kawat yang tidak terbakar untuk
menghitung faktor koreksi ∆U2 .
⦁ Dihitung kapasitas kalor kalorimeter menggunakan persamaan
∆UT = −(C. ∆T − ∆U1 − ∆U2 )/m

Hasil

14
Pengolahan Data
⦁ Kalor pembakaran zat dalam percobaan m gram zat dan
menimbulkan kenaikan suhu sebesar ∆𝑻
∆UT = −(C. ∆T − ∆U1 − ∆U2 )/m
⦁ ∆U1 = volume (mL) larutan Na2 CO3 0,0725 N yang
diperlukan untuk menetralkan asam nitrat x (-1 kal/mL)
⦁ ∆U2 = panjang kawat yang terbakar (cm) x (-2,3 kal/cm)

15
⦁ Massa diperoleh dari penimbangan secara teliti
menggunakan neraca analitik.
⦁ T1 diperoleh dari temperatur air dalam ember yang sudah
konstan.
⦁ T2 diperoleh dari temperatur air setelah dijalankan arus
listrik untuk membakar cuplikan.
⦁ Sehingga ∆𝑻 dapat dihitung dari T2-T1
⦁ ∆U1 diperoleh dari volume larutan standar Na2 CO3
0,0725N hasil titrasi x (-1 kal/mL)
⦁ ∆U2 diperoleh dari panjang kawat yang terbakar (cm) x
(-2,3 kal/cm)

16
THANK YOU

17

Anda mungkin juga menyukai