Anda di halaman 1dari 30

SUPLEMENTASI TTD

PADA REMAJA PUTRI DI


JAWA BARAT
Pertemuan Manajemen TTD Rematri Kab. Garut
18 November 2019
Stunting
↘Gagal Tumbuh
↘Gagal Kembang
↘Gagal Metabolik
Butuh upaya memutus
mata rantai stunting
DAMPAK STUNTING
PADA PERKEMBANGAN OTAK
Stunting Normal
• “Otak Kosong” bersifat • Anak cerdas dan
Penam- permanen/irreversible produktif
(tak terpulihkan) • Sehingga : mutu SDM
pang • Sehingga : mutu SDM tinggi
otak rendah • Kondisi jangka panjang :
• Risiko jangka panjang : Aset negara
Beban negara

• Sel Otak Rusak • Sel Otak Normal


Jaringan • Cabang yang • Dengan Cabang-
otak Terbatas/Terputus Cabang Panjang
• Abnormal, Cabang
terlihat Pendek

Source: Cordero E et al, 1993


PROPORSI ANEMIA
MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN, RISKESDAS 2013
Kelompok Umur %
• Prevalensi
Balita: Laki-laki 29.7
Perempuan 26.5
anemia rematri
Kadar Hb
(g/dL) tahun 2018 di Kab
Anak 6-12 thn: Laki-laki 28.0
Non Anemia 12 Perempuan 27.4 Garut 26,8% (dari
Anemia Ringan 11,0 – 11,9 Perempuan ≥ 15 thn (tidak hamil) 22.7 20 Puskesmas)
Anemia Sedang 8,0 - 10,9 Laki-laki ≥ 15 thn
16.6
Anemia Berat <8,0
Ibu Hamil 37.1
Laki-laki 18.4
Perempuan 23.9
Anemia
Anemia remaja
remaja putri
putri termasuk
Kategori Masalah Prevalensi termasuk
masalah
kesehatan
Berat ≥40% masalah
remaja sedang.
Sedang 20,0-39,9% kesehatan
Ringan 5,0-19,9% sedang.
Normal ≤4,9%
Penyebab Anemia
1. Menstruasi Rata-rata Umur Rematri
Pertama Kali Menstruasi di
Wanita kehilangan zat besi sekitar 0,8 Kab. Garut
mg/hari + kehilangan saat menstruasi 
Kehilangan 2x di banding laki-laki 12,93 Tahun
(Riskesdas, 2018)
2. Kebutuhan zat besi meningkat (Pubertas)

3. Diet yang keliru


• Kebiasaan makan tidak baik
(Ingin kurus → Diet ekstrim)

5
Dampak Anemia bagi Remaja
Perbedaan kemampuan kognitif antara anak
1. Menurunnya fungsi kognitif  sekolah yang kekurangan zat besi dan tidak
kekurangan zat besi (skor lebih besar).
turun 5 – 10 IQ point
2. Konsentrasi belajar rendah 
prestasi di sekolah turun
3. Merasa cepat letih, lemah,
lesu, lelah dan lalai
 malas dan lamban
melakukan aktivitas serta
kurang produktif
4. Kekebalan tubuh menurun 
lebih mudah terinfeksi penyakit Kosakata
Pemahaman bacaan

NEMO study group, American Journal Clinical Nutrition 2007

Modifikasi dari Presentasi Prof. Endang Achadi, 2018


Posisi Tingkat Kompentesi Anak
Indonesia secara Global
(bidang Science, Matematika, dan Membaca)

Hasil asesmen yang dilakukan oleh OECD PISA (the Organization


for Economic Co-operation and Development – Program for
International Student Assesment)

Indonesia Negara lain

Singapura : 2
2012 Urutan 64dari Vietnam : 17
65 negara Thailand : 50
Malaysia : 52

2015 Urutan 62dari


Singapura : 1
Vietnam : 8
70 negara Thailand : 54

Kompas, 30 April 2018


Bagaimana Mencegah Anemia pada Remaja Putri?

Besi Heme • Pada kondisi normal, penyerapan 25%


(pangan hewani) • Pada kondisi anemia, penyerapan >35%

Besi Non Heme


• Penyerapan 1-5%
(pangan nabati)
Perencanaan Kebutuhan
Data sasaran:
Puskemas Data Pokok Pendidikan (DAPODIK)
dan terbaru / Data hasil Penjaringan
dari SMP/SMA/ sederajat
Sekolah

Hitung Kebutuhan TTD :


Perhitungan
Kebutuhan TTD = (Jumlah Sasaran x 52 minggu ) + 10% buffer
dalam 1 Tahun
Studi Kasus : Menghitung Kebutuhan TTD
• SMAN 5 Sukabumi memiliki 334 siswi. Hari minum TTD
adalah hari Jumat. Sesuai kesepakatan dengan sekolah,
Puskesmas akan mendistribusikan TTD setiap 3 bulan sekali
ke sekolah. Berapa banyak TTD yang didistribusikan
Puskemas pada bulan Januari-Maret 2019?

Jawab :
TTD = (Jumlah Sasaran x jumlah minggu) + 10% buffer
= (334 x (4 + 4 + 5)) + 10%
= (334 x 13) + 10%
= 4.342 + 434
= 4.776 tablet
Cara Pemberian TTD

1 tablet setiap
Diberikan ke Menentukan
minggu
rematri 12-18 hari minum
sepanjang
tahun bersama
tahun

Saat libur TTD TTD tidak diberiukan pada rematri yang


diberikan : thalasemia, hemosiderosis, dan atas
sebelum libur indikasi dokter lainnya
Sudah Sejauh
Apa
Implementasi
Pemberian
TTD Rematri?
Persentase Remaja Putri Umur 10-19 Tahun yang
Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) dalam 12 Bulan
Terakhir menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat,
100 Riskesdas 2018 93.16
88.4488.44 88.76
90 83.3
79.65 79.71 80.19 80.34 81.02 81.26 81.54
80 76.94
71.65 73.6 74.72 75.03
69.74 69.93
67.6 67.8
70
61.93 63.39
58.34
60
52.98 54.09
50
46.54
%

50

40

30

20

10

Kabupaten/Kota
15

Persentase Rematri dapat TTD di Kab Garut Tahun 2019


%
50.0
45.0
40.0
35.0
30.0
Axis Title

25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
FEBRUA AGUSTU SEPTEM
JANUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI GARUT
RI S BER
% 28.8 38.8 42.9 37.9 38.7 41.9 44.7 41.6 41.0 39.6
16

Persentase Remaja Puteri Umur 12 – 18 Tahun


Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Riskesdas, 2018
Remaja putri Remaja putri mendapat
mendapat TTD
Pada 2018,
TTD di sekolah

peningkatan distribusi
TTD sudah signifikan
(76,2%),

Tapi yang
mengonsumsi secara
KONSUMSI TTD
REMAJA PUTRI
rutin hanya 1,4%
• < 52 butir = 98.6
• ≥ 52 butir = 1.4
Proporsi Alasan Utama Tidak Minum/Menghabiskan TTD
yang Diperoleh dari Sekolah
pada Remaja Putri umur 10-19 Tahun menurut Kelompok Umur

45
40
35
30
25
%

20
15
10
5
0
Hanya Lupa Rasa dan bau Ada efek Belum Merasa tidak Lainnya
diminum tidak enak samping waktunya perlu
ketika haid habis
10-11 1.5 17.1 41 7.2 3.2 18.7 11.2
12-15 3.2 20.2 32.1 9.3 2.7 20.1 12.3
16-18 3.9 18.4 30.1 11.2 1.8 20.9 13.7
19 0.2 14.4 38.6 6.5 4.7 24.6 11
Apa yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan
kualitas program
suplementasi TTD
Rematri?

Pemantauan Kepatuhan
Minum Tablet Tambah Darah
melalui kartu monitoring TTD
Pencegahan &
Penanggulangan
Anemia bagi
Rematri
http://bit.ly/pedomanrematri
Duta REMBULAN April 2019
Pencatatan dan Pelaporan
Dilakukan oleh tim pelaksana UKS (guru UKS) di sekolah
Tingkat Sekolah
Tingkat Puskesmas
Tingkat Puskesmas
Pelibatan Lintas Program dan Lintas Sektor
Setelah dilatih, secara
Pelibatan Kader Kesehatan Remaja mandiri mereka membuat
10 program kerja. Berjalan
dengan baik dan
mendukung penilaian
Sekolah Sehat.

Senam bersama Minum susu bersama


Penyuluhan Distribusi TTD Pengecekan kedaluarsa
TTD

Makan bubur ‘anti Pengabdian


Kartu Pemantauan Minum TTD Bersama anemia’ (kacang hijau) Masyarakat
bersama 25
Sharing SMPN 1 Pasawahan Purwakarta
•Sosialisasi TTD
rematri kepada siswi

Sekolah mengundang
Puskesmas untuk
sosialisasi kepada
Komite Sekolah pada
tahun ajaran baru

Srikandi Gizi Purwakarta Komite Sekolah dan


Kader Pemantau Minum orangtua menyepakati
untuk mendanai
TTD di Sekolah
pengecekan Hb 2x
Peran Guru adalah Kunci dalam setahun
sebagai Teladan dan “Power”
Sharing SMAN 1 Cilaku Cianjur Guru UKS sosialisasi program
TTD rematri ke seluruh guru
saat rapat

• Guru Jam Pertama :


Membantu memantau
Guru kepatuhan minum
• Guru Jam Pelajaran Kedua :
Memantau kepatuhan
minum dan pencatatan
• Guru Wali Kelas :
Perpanjangan tangan
informasi ke ortu
PMR
• Mendisitribusi TTD
dan • Mencatat dan memantau
OSIS minum TTD
• Melaporkan hasil minum Fe
Guru UKS setiap hari Senin saat
latihan mingguan
Indikator Keberhasilan Program

• Kebijakan • Advokasi dan


• Komitmen yang sosialisasi
kuat di berbagai • Pengelolaan
tingkatan program
• Peningkatan • Cakupan Menurunkan
• Sumber daya (man,
kapasitas petugas (coverage) prevalensi anemia
money, material) :
• Peningkatan • Kepatuhan pada remaja putri
Termasuk SDM
kapasitas (compliance) dan WUS
yang cukup,
kelompok sasaran mengonsumsi
alokasi
• Integrasi dalam TTD
APBN/APBD,
logistik TTD, media surveilans
KIE.
INPUT PROCESS OUTPUT IMPACT

3/4/2020 28
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
Nomor 14 Tahun 2019
tentang
Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi
Pasal 2
• (1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan Surveilans Gizi secara terpadu, berjenjang, dan
berkesinambungan.
Pasal 4
• (1) Indikator masalah gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) meliputi:
• persentase remaja putri anemia;
• (2) Indikator kinerja program gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) meliputi:
• cakupan remaja putri (Rematri) mendapat Tablet Tambah Darah;
Rekomendasi
• Mencatat terima dan minum TTD
• Pelibatan guru dan KKR dalam
distribusi, pemantauan kepatuhan,
pencatatan, dan pelaporan
• Libatkan orangtua untuk mendukung
perubahan pola makan dan
konsumsi TTD secara rutin
• Pengecekan Hb secara berkala
• Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas
Program
”Kolaborasi adalah
membagi tugas
dan mengkalikan
kesuksesan”

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai