Anda di halaman 1dari 47

STRATEGI NASIONAL

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ANEMIA


PADA REMAJA PUTRI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


Disampaikan pada Pengelolaan Suplementasi Tablet Tambah Darah
Pada Remaja Putri
Hotel Harmoni, 18 November 2019
PETA STUNTING JABAR HASIL
PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG)
TAHUN 2017
4
DAMPAK STUNTING
Dampak Dampak Dampak
Kesehatan Pertumbuhan Ekonomi
Jumla
h
2010 Penduduk
Jumlah
Pendu
2030 Potensi kerugian
Pendu duk:
duk: 296,4 ekonomi setiap tahunnya:
238,5 Juta
Juta 2-3% dari GDP
201,8 Jika PDB
juta R Indonesia
pendu
duk p Rp 13.000 Triliun
usia Potensi Kerugian
produk
Perkembangan Otak Perkembangan tif Rp 260-390
Anak Stunting Otak Anak Sehat Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki (15-64 Triliun/tahun
tahun)
Rasio Rasio
ketergantungan: ketergantungan:
50,5 46,9
Sumber: Proyeksi Penduduk, 2010- The Worldbank, 2016
Gagal tumbuh (berat lahir rendah, 2045
kecil, pendek, kurus)
Stunting pada Balita:
Hambatan perkembangan kognitif •15 tahun mendatang menjadi generasi Potensi keuntungan
dan motorik penduduk usia produktif
•Menurunkan produktivitas SDM ekonomi dari investasi
Gangguan metabolik pada saat •Bonus Demografi tidak termanfaatkan penurunan stunting di
dewasa  risiko penyakit tidak dengan baik
menular (diabetes, obesitas, stroke, Indonesia:
jantung) Perbaikan kualitas SDM:
48 kali lipat
Sumber: • investasi pendidikan dan kesehatan
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan
pada anak  pencegahan stunting
Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains Hoddinott, et al, 2013
in Economic Productivity with Investments in Nutrition. International Food Policy
Washington, DC: World Bank Group • peningkatan kesehatan perempuan
• www.GlobalNutritionSeries.org Research Institute
Bukan semata-mata stunting-nya
yang menjadi masalah
Yang lebih penting adalah:
proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses
terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan
semua organ lainnya seperti Otak, Jantung, Ginjal dan
Pankreas

 Periode didalam kandungan dan dalam


2 tahun pertama usia anak: 1000 HPK
dikutip dari slides Prof. Endang Ahadi
PELAYANAN GIZI SESUAI SIKLUS KEHIDUPAN ~ TERINTEGRASI~ KOLABORASI

UKM:
UKK (Usaha Kesehatan Kerja): Anak Usia SMP/A & remaja
Lansia
Deteksi dini penyakit dan norma sehat
dalam bekerja: wujud Germas di • Kespro remaja UKM Anak Usia Sekolah
UKS

tempat kerja
PUS & WUS
Konseling: Gizi HIV/AIDS,
NAPZA dll
UKS/ M (Usaha Kesehatan
Sekolah/ Madrasah) 
LOGISTIK
• Suplementasi Fe dan Transformasi UKS/ M:
UKM: UKP: Folat merupakan wujud Germas di
• Konseling •
Posbindu Lansia: • Konseling dan Upaya Kes Sekolah institusi sekolah/madrasah/
penanggulangan • Pelayanan
pelayanan gizi Pesantren
PTM, senam KB
lansia
• PKRT
bersama, dll) • Lansia sehat, Anak Usia SD
 integrasi ke • UKK
bugar,
Rumah Desa Sehat produktif CONTINUUM OF •Penjaringan
• P4K •Bulan Imunisasi Anak Sekolah
• Buku KIA CARE •Upaya Kes Sekolah UKS
• ANC terpadu •PMT-AS
ANC Ibu Hamil
• Kelas Ibu Hamil
• ASI eksklusif
•Promosi MJAS di sekolah
• Suplementasi besi
LOGISTIK folat • Imunisasi dasar
lengkap Balita
UKM: UKP: • PMT ibu hamil KEK
• • Pemantauan
Kelas ibu • IMD Suplementasi Kalsium
• pertumbuhan dan UKM: UKP:
hamil, • Vit K 1 inj Penanggulangan
Rumah • Imunisasi Hep B kecacingan perkembangan Posyandu • Pemantauan
• PMT/MP-ASI
Tunggu • Kemitraan Bidan • TT ibu hamil
• Zink untuk
(Penimbangan,
PMT, Imunisasi,
pertumbuhan &
perkembangan
POSYANDU
Kelahiran Dukun • Rumah tunggu
PMT Bumil • KB pasca kelahiran manajemen diare Pendidikan gizi, dll) • PMT/MP-ASI PAUD
 integrasi • Vit A PAUD (Pendidikan • Fortifikasi besi dan
persalinan
ke Rumah • PONED-PONEK
• MTBS Anak Usia Dini) kegiatan suplementasi TAGB/MTBS
• Promosi ASI Bayi  Integrasi ke (Taburia)
Desa Sehat
Eksklusif Rumah Desa Sehat • Vit A LOGISTIK
• Konseling • MTBS
Menyusui • Pemberian obat cacing
• Zink untuk manajemen
Ibu Bersalin, 1000 HPK diare
• Imunisasi
Nifas dan Neonatal
• PAUD

7
GAMBARAN ANEMIA REMATRI DI INDONESIA
PROPORSI ANEMIA MENURUT UMUR,
JENIS KELAMIN DAN TEMPAT TINGGAL, RISKESDAS 2013
Kelompok Umur %
46.0
Balita: Laki-laki 29.7
Perempuan 26.5
Anak 6-12 thn: Laki-laki 28.0
34.2
Perempuan 27.4
28.1
26.4
Perempuan ≥ 15 thn (tidak hamil) 22.7
25.0 23.9 22.8
Laki-laki ≥ 15 thn
20.1 20.6 21.7 16.6
18.4 18.3 18.4
16.9 Ibu Hamil 37.1
Laki-laki 18.4
Perempuan 23.9

Kategori Masalah Prevalensi


Berat ≥40%
Sedang 20,0-39,9%
Ringan 5,0-19,9%
*) Nilai rujukan menurut WHO/MNH/NHD/MNN/11.1,2011 dan Normal ≤4,9%
Kemenkes,1999
Persentase Remaja Puteri Umur 12 – 18 Tahun
Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Indonesia, 2016 - 2017

11
Persentase Remaja Puteri Umur 12 – 18 Tahun
Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Menurut Provinsi, 2017

12
CAPAIAN 20 INDIKATOR
PROGRAM GIZI th 2018
NO INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN %
1. KASUS GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN 262.003 77 0,03

2 BALITA YG DITIMBANG BB (D) 26.2003 233.499 89,12


3. BALITA ,6 BLN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF 19.596 12.130 61,89
4. RT MENGKONSUMSI GARAM BERIODIUM 10.250 10.014 97,70
5. BALITA MENDAPAT VIT. A
BIRU 6- 11 BLN : 40.663 40.182 98,33
MERAH 12-59 BLN 201.542 179.538 89,08
6. BUMIL MENDAPAT TTD MINIMAL 90 TBT 61.637 58.869 95,51
7. BUMIL KEK MENDAPAT PMT 61.637 3.407 5,53
8. JUMLAH KASUS IBU HAMIL KEK 61.637 3.407 5,53
9. BALITA KURUS YG DI TEMUKAN 262.003 228 0,09
10. BALITA KURUS YG MENDAPAT PMT 262.003 228 0,09
LANJUTAN INDIKATOR GIZI
NO INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN %
11. REMAJA MENDAPAT DAN MENGKONSUMSI TTD 127.388
98.960 77,68

12 IBU NIFAS MENDAPAT KAPSUL VIT A 58.811 48.329 82,18


13 BBL MENDAPAT IMD 262.003 41.709 15,92
14 BB BAYI LAHIR RENDAH < 2500 GRAM 262.003 1.249 0,48
15. BALITA MEMILIKI BUKU KIA/KMS 262.003 247.000 94,27
16. BALITA DITIMBANG NAIK BB NYA 262.003 191.949 82,21
17. BALITA DITIMBANG TIDAK NAIK BB NYA 262.003 17.830 7,64

18. BALITA DITIMBANG TIDAK NAIK BB NYA 2X 262.003 21.578 9,24


BERTURUT TURUT
19. BALITA DI BAWAH GARIS MERAH 262.003 4.251 1,82
20. IBU HAMIL ANEMIA 61.637 5.843 9,48
Prevalensi Anemia Menurut Usia Anemia Pada Ibu Hamil
(Riskesdas 2013) (SKRT 2001, Riskesdas 2013)
50 46
45 42.1
40 34.2
28.1
30 26.4
20.1
25 40 37.5
36.4
37.8
18.4 16.9 18.3 2001
20
10 35 2013
0 30
12-59 5-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 >75
Bulan tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Urban Rural

Merupakan masalah Kesehatan Tidak ada perubahan yang


Masyarakat signifikan sejak 2001
Hasil Pemeriksaan Hb pada Remaja Putri di 12 Kab/ Kota tahun 2017
JUMLAH
JUMLAH YG
No Kab/ Kota REMATRI % ANEMIA Ket
DIPERIKSA
Hb< 12 gr%
1 Sumedang 1,694 219 12.93
2 Purwakarta 2,847 1,273 44.71
3 Kt Sukabumi 7,228 387 5.35
4 Kab Tasik 24,183 856 3.54
5 Garut 2,343 628 26.80
6 Kota Bogor 5,801 555 9.57
7 Kota Bekasi 1,608 265 16.48
8 Kab Bogor 675 197 29.19
9 Subang 2,120 533 25.14
10 Kt Cimahi 3,834 868 22.64
11 Kt Bandung 2,442 379 15.52
12 Kota Depok 365 134 36.6
PENYEBAB ANEMIA

Defisiensi zat besi


dan anemia gizi
besi

Kurangnya
asupan dibanding Kecacingan Penyebab
kebutuhan Langsung

Makanan kurang Menstruasi, Kurangnya akses


zat besi, zat ke pelkes, Penyebab yang
penghambat kehamilan usia sanitasi yang
dini mendasari
penyerapan zat besi buruk

Nelson, Textbook of Pediatrics 2nd edition, Vol. 1. Chapter : Anemia Treatment and Causes
TANDA FISIK ANEMIA
DAMPAK ANEMIA

Daya
tahan
tubuh
menurun

Infeksi Kebugaran
meningkat fisik
menurun
ANEMIA

Produktivit Prestasi
as belajar
menurun menurun

Kemenkes, 2016
KENAPA ANEMIA PERLU
DICEGAH SEDINI MUNGKIN ?

1. Risiko Pertumbuhan Janin Terhambat MENINGKAT


2. Bayi lahir PREMATUR (belum cukup bulan)
3. Berat badan bayi saat lahir RENDAH (<2500 gram)
4. Gagal tumbuh kembang, diantaranya STUNTING
5. Gangguan neurokognitif
6. MEMPERPARAH perdarahan pada saat melahirkan, sehingga
MEMPERBESAR risiko kematian ibu dan bayi
7. Bayi lahir dengan cadangan besi rendah -> berlanjut pada masa
anak-anak
8. Risiko kesakitan dan kematian bayi baru lahir dan anak
MENINGKAT
KENAPA ANEMIA PERLU
DICEGAH SEDINI MUNGKIN ? (2)

Remaja putri
Remaja putri
memasuki usia
defisiensi besi
reproduktif
serta Hb
dengan kadar
rendah +
zat besi
menstruasi
rendah

Anemia tidak
Wanita hamil
terkoreksi
dengan
pada masa
anemia
kanak-kanak

Bayi dengan
defisiensi zat
besi dan Hb
rendah
PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN
ANEMIA

1. Peningkatan asupan gizi seimbang termasuk


makan makanan kaya zat besi
2. Fortifikasi makanan
3. SUPLEMENTASI TABLET TAMBAH DARAH
4. Pengobatan penyakit penyerta lain
KEBIJAKAN PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMATRI
SASARAN PEMBINAAN GIZI DALAM RPJMN
DAN RENSTRA KEMKES 2015-2019

TARGET KETERKAITAN
BASE
KEGIATAN SASARAN INDIKATOR DENGAN
LINE
NAWACITA
2015 2016 2017 2018 2019
Pembinaan Meningkatnya
Persentase Ibu hamil KEK 3.2; 4,8; 5.2
Perbaikan Gizi pelayanan gizi 1 13% 50% 65% 80% 95%
mendapat PMT
Masyarakat masyarakat
Persentase Ibu hamil yang
2 mendapat Tablet Tambah Darah 82% 82% 85% 90% 95% 98% 3.2; 4,8; 5.2
(TTD)

Persentase Bayi usia s/d 6 bulan


3 38% 39% 42% 44% 47% 50% 3.2; 4,8; 5.2
yang mendapat ASI eksklusif
Persentase bayi baru lahir
4 mendapat Inisiasi Menyusu Dini 35% 38% 41% 44% 47% 50% 3.2; 4,8; 5.2
(IMD)
Persentase balita kurus yang
5 0 70% 75% 80% 85% 90% 3.2; 4,8; 5.2
mendapat makanan tambahan
Persentase remaja puteri yang
6 mendapat Tablet Tambah Darah 0 10% 15% 20% 25% 30% 3.2; 4,8; 5.2
(TTD)
Target Pembinaan Gizi Jawa Barat 2015-2019
2015 2016 2017 2018 2019
Indikator
Nas Jabar Nas Jabar Nas Jabar Nas Jabar Nas Jabar
Bumil KEK dapat 13 11 50 27.2 65 33.6 80 39.9 95 46.5
PMT
Bumil dapat 90 82 86 85 88 90 90 95 95 98 98
TTD
Bayi < 6 bulan ASI 39 46 42 47.2 44 49.4 47 51.8 50 51.9
Eksklusif
Bayi Lahir IMD 38 42.4 41 44.6 44 47 47 49.3 50 51.9
Balita Kurus dapat 70 22.7 75 29.2 80 32.1 85 34.8 90 37.8
PMT
Rematri dapat TTD 10 10 15 12.1 20 16.3 25 20.6 30 24.9

Cak s/d Sept 2019 : Garut Fokus


80,2 % Stunting : 100 %
STRATEGI PENCEGAHAN ANEMIA

Pilar 1 Pilar 4
Mengonsumsi Pangan Mempertahankan dan Memantau
Beraneka Ragam Berat Badan Normal

POLA HIDUP
SEHAT
DENGAN GIZI
SEIMBANG
Pilar 2
Membiasakan Perilaku Pilar 3
Hidup Sehat Melakukan Aktivitas Fisik
1
IMPLEMENTASI GIZI SEIMBANG
DALAM “ISI PIRINGKU”

ISI PIRINGKU

27
Isi Piringku

Perlu diperhatikan bahan makanan yang dikonsumsi untuk hidup sehat

50% dari jumlah makanan setiap kali makan adalah sayur dan buah
50% lagi adalah makanan pokok dan lauk pauk
Porsi sayur lebih banyak dari porsi buah
Porsi makanan pokok lebih banyak dari porsi lauk pauk
Anjuran minum setiap kali makan
STRATEGI PENCEGAHAN ANEMIA

2 FORTIFIKASI MAKANAN 3 SUPLEMENTASI TTD

Contoh bahan makanan yang Mengandung sekurangnya 60 mg


difortifikasi adalah tepung elemental besi dan 400 mcg asam
terigu dan beras dengan zat folat.
besi, seng, asam folat, vitamin
B1 dan B2.

Pemberian suplementasi ini dilakukan


Manajemen Jumlah TTD sesuai di beberapa tatanan yaitu fasyankes,
SATU pintu dengan sasaran institusi pendidikan dan tempat
(2018: 25% rematri) kerja.
STRATEGI PENCEGAHAN ANEMIA
PENGOBATAN PENYAKIT PENYERTA
• Kurang Energi Kronik (KEK)/Kurus
Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Jika menderita KEK/ Kurus, perlu dirujuk ke puskesmas. 4
• Kecacingan
Apabila menderita kecacingan, maka dirujuk ke puskesmas dan ditangani sesuai dengan Pedoman Pengendalian Kecacingan di Indonesia.
Rematri dan WUS yang tinggal didaerah endemik kecacingan, dianjurkan minum 1 tablet obat cacing setiap 6 bulan.

• Malaria
Di daerah endemik malaria dianjurkan menggunakan kelambu dan dilakukan skrining malaria. Apabila positif malaria, maka ditangani
sesuai dengan Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Suplementasi TTD pada penderita malaria dapat dilakukan
bersamaan dengan pengobatan malaria.

• Tuberkulosis (TBC)
Rematri dan WUS yang menderita TBC dilakukan pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) sesuai Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia.

• HIV/AIDS
Pada rematri dan WUS yang dicurigai menderita HIV/AIDS dilakukan Voluntary Counselling and Testing (VCT) untuk diperiksa ELISA.
Bila positif menderita HIV/AIDS mendapatkan obat Antiretroviral (ARV) sesuai Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan HIV/AIDS di
Indonesia.
UU NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN

SALAH SATU UPAYA YANG


DILAKUKAN ADALAH
DENGAN SUPLEMENTASI
GIZI
SUPLEMENTASI GIZI
TABLET TAMBAH DARAH
SURAT EDARAN BUPATI TTG PEMBERIAN TTD
PADA REMATRI DAN WUS
Tablet Tambah Darah mengandung 60 mg besi
elemental dan 0.4 mg asam folat

Diberikan secara blanked approach

TTD sangat aman dikonsumsi dan sangat dianjurkan bagi remaja putri untuk
mencegah kekurangan zat besi dan asam folat
Blanket Approach

* Prevalensi defisiensi zat besi =


2.5 x Anemia Gizi Besi
* Lebih cost-effective

37
SKEMA PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN ANEMIA
Sekolah

Sumber: Modifikasi Endang A, dkk


PEMBERIAN TTD PADA REMAJA PUTRI DAN WUS
(SE Nomor HK.03.03/V/0595/2016)
 1 tablet per minggu sepanjang tahun
 Pemberian TTD di sekolah dilakukan pada remaja
putri usia 12-18 tahun dengan menentukan hari
minum bersama di sekolah
 Pemberian TTD pada WUS di tempat kerja
mengacu pada Program GP2SP (Gerakan Pekerja
Perempuan Sehat Produktif) menggunakan TTD
yang disediakan oleh institusi atau mandiri
PEMETAAAN PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
PEMANGKU KEBIJAKAN MASING-MASING TINGKATAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

a) Menetapkan kebijakan
c) Mendorong pemerintah
teknis dalam b) Merumuskan dan d) Menyusun pedoman
daerah melaksanakan
pengembangan dan menyusun standar, pendidikan kesehatan yang
pelatihan bagi guru
pengembangan UKS/M prosedur, dan pedoman dibutuhkan untuk proses
pembina UKS/M dan kader
melalui kurikuler dan pelaksanaan UKS/M; kegiatan belajar mengajar
kesehatan;
ekstrakurikuler:

e) Mengembangkan f) Membantu pelaksanaan g) Melaksanakan h) Mendorong pemerintah


metodologi pendidikan dan penjaringan kesehatan dan komunikasi informasi dan daerah untuk pengadaan
pembudayaan perilaku pemeriksaan berkala di edukasi (KIE) tentang sarana dan prasarana
hidup sehat: semua sekolah: UKS/M; UKS/M;

j) Melaksanakan pendidikan
i) Mengembangkan model
faktor risiko lingkungan di
sekolah sehat
sekolah
KEMENTERIAN KESEHATAN
2) Memfasilitasi gerakan 4) Menyediakan prototype
1) Menetapkan masyarakat, sekolah, 3) Melaksanakan media KIE, pedoman
kebijakan yang pembinaan UKS/M bagi tenaga
maupun kampanye komunikasi informasi dan
kesehatan, dan memfasilitasi
mendukung kegiatan kesehatan yang edukasi (KIE) tentang dinas kesehatan provinsi dan
UKS/M; mendukung gerakan UKS/M; kabupaten/kota untuk
pelaksanaan UKS/M; penggandaan media KIE;

7) Memonitor,
5) Meningkatkan akses 6) Meningkatkan kapasitas mengendalikan, mengelola 8) Melakukan persiapan
terhadap media KIE, tenaga kesehatan dalam agar penjaringan kesehatan penyelenggaraan dan
pedoman, dan buku-buku pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan pelaksanaan ulan Imunisasi
tentang materi kesehatan; sekolah; dapat terlaksana dengan Anak Sekolah (BIAS);
baik;

9) Melaksanakan 10) Melakukan monitoring 12) Mengembangkan


11) Menyelenggarakan
pembinaan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan metode promosi kesehatan
pelayanan kesehatan untuk
faktor risiko lingkungan di pengendalian faktor risiko di sekolah yang
anak sekolah;
sekolah/madrasah lingkungan secara terpadu; mendukung UKS/M.
KEMENTERIAN AGAMA
4) Menyusun, menggandakan, dan
1) Menetapkan kebijakan 3) Mengembangkan mendistribusikan pedoman
teknis dalam pengembangan 2) Menetapkan standar, metodologi pendidikan dan pendidikaN kesehatan dan buku-
dan pembinaan UKS/M prosedur, dan pedoman kebudayaan perilaku hidup buku UKS/M lainnya untuk
melalui kurikuler dan pelaksanaan UKS/M; bersih dan sehat melalui memenuhi kebutuhan madrasah
ekstrakurikuler; pendekatan agama; dan pondok pesantren umum di
bawah binaan Kemenag;

5) Menyediakan fasilitas 6) Membantu pelaksanaan 8) Melaksanakan


7) Melaksanakan
UKS/M yang meliputi penjaringan kesehatan dan komunikasi, informasi dan
pengendalian faktor risiko
sarana dan prasaran berupa pemeriksaan berkala di komunikasi (KIE) tentang
lingkungan di madrasah dan
ruang UKS/M beserta semua madrasah dan lingkungan madrasah dan
pondok pesantren;
peralatan yang dibutuhkan; pondok pesantren; pondok pesantren sehat

9) Mengembangkan model
Madrasah dan Pondok
Pesantren Sehat.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

3) Mendorong pemerintah daerah


2) Mendorong pemerintah daerah
1) Memfasilitasi penyusunan untuk memasukkan UKS/M ke
kabupaten/kota untuk membuat
norma, standar, prosedur, dan dalam perncanaan daerah di
peraturan daerah tentang
kriteria program UKS/M; tingkat kecamatan,
penyelenggaraan UKS/M;
kabupaten/kota dan provinsi;

5) Mendorong daerah untuk


membentuk dan mengoptimalkan
4) Mendorong daerah untuk fungsi dan peran TP UKS/M dan
mengalokasikan pembiayaan sekretariat TP UKS/M provinsi,
pelaksanaan UKS/M; dan sekretariat TP UKS/M
kabupaten/kota dan sekretariat
TP UKS/M kecamatan.
 Mendorong pemda untuk pengadaan
sarana/prasarana dan melaksanakan
pelatihan/peningkatan Kapasitas
TUGAS Guru/Murid
PENDIDIKAN/  Pengembangan metodologi pendidikan
AGAMA dan pembudayaan PHBS
 Membantu pelaksanaan penjaringan
kesehatan dan pemeriksaan berkala
 KIE tentang UKS/M
 Mengembangkan model sekolah/
madrasah sehat

PELAYANAN KESEHATAN
 Penjaringan Kesehatan
PELAYANAN
KESEHATAN  Pemeriksaan Berkala
 BIAS
 PMTAS
 Pemberian TTD
PENDIDIKAN KESEHATAN  Pemberian obat cacing
• Pendidikan kesehatan melalui Buku Rapor
Kesehatanku TRIAS PEMBINAAN LINGKUNGAN
• Penyuluhan kesehatan pada Masa Orientasi PENDIDIKAN UKS PEMBINAAN
LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT
Siswa (MOS) KESEHATAN
SEKOLAH • Pembinaan sanitasi dan hygiene
• Penyuluhan kesehatan melalui Muatan Lokal SEHAT
Kantin
(kesenian daerah) • Pemanfaatan pekarangan sekolah
• Kampanye HIV-AIDS: Aku Bangga Aku Tahu • Pembinaan Kawasan sekolah bebas asap
(ABAT) rokok
• Pencegahan kekerasan, tawuran,
PELAYANAN
KESEHATAN

PENDIDIKAN PEMBINAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
SEKOLAH SEHAT

TUGAS
KEMENDIKBUD

KEMENAG

46
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai