Anda di halaman 1dari 13

KEBIDANAN KOMUNITAS

PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA NON


KESEHATAN
 

Kelompok 5
 
Alvy Noer M 19153020006
Elok Reskina Arvy 19153020014
Intan Soraya 19153020023
Musawamah 19153020031
Nur Imamah 19153020034
Rizki Firdausya 19153020040
Suci Murni 19153020049
LATAR BELAKANG
Definisi
Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu
proses persalinan yang di bantu oleh tenaga non kesehatan yang
biasa di kenal dengan istilah dukun bayi atau nama lainnya
dukun beranak, dukun bersalin, dukun peraji. Dalam lingkungan
dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang
terkait dengan reproduksi wanita. Ia selalu membantu pada masa
kehamilan, mendampingi wanita saat bersalin, sampai persalinan
selesai dan mengurus ibu dan bayinya dalam masa nifas
Di Jawa Timur, hasil penelitian Pramono, dkk. (2012)
menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara
AKB dengan persentase penolong persalinan terakhir oleh
tenaga kesehatan. Meskipun demikian, terjadi disparitas
yang cukup tinggi terkait persentase penolong persalinan
terakhir oleh tenaga kesehatan di Jawa Timur. Di Madura
dan beberapa kabupaten di derah pandalungan (probolinggo,
jember dan Bondowoso) penolong persalinan oleh tenaga
kesehatan adalah sangat minim yaitu berkisar antara 31–
60%.
Sedangkan Sedangkan Menurut
Menurut Nuraini, Nuraini,
2019 2019 Berdasarkan
Berdasarkan studi pendahuluan
studi pendahuluan yang
dilakukan
yang di wilayah Daleman
dilakukan di wilayahkota bangkalan
Daleman kota 3bangkalan
bulan terakhir dari terakhir
3 bulan bulan dari
Mei –bulan
Juli 2019
Mei terdapat 34 orang
– Juli 2019 ibu34bersalin
terdapat orang 14
ibu orang 41%
bersalin 14yang
orang 41% yang
memiih bersalin oleh dukun dan 20 orang ibu memilih bersalin ke tenaga
memiih bersalin oleh dukun dan 20 orang ibu memilih bersalin ke tenaga
kesahatan.
kesahatan.

Ada beberapa faktor yang mnejadi pencetus persalinan oleh tenaaga non medis yaitu
:faktor predisposing yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan,
sosial ekonomi, tingkat pendidikan, faktor pendukung yang terwujud dalam kemampuan
seseorang untuk memperoleh fasilitas kesehatan baik dari kemampuan membayar secara
finansial maupun dari ketersediaan fasilitas kesehatan dan faktor pendorong yang
terwujud dalam sikap dan perilaku orang-orang terdekat seperti keluarga/kerabat
Upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan RI dalam
mempercepat penurunan AKI adalah dengan mendekatkan
pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya.
Hasil survei SDKI 2007 menunjukkan bahwa persalinan yang
ditolong oleh tenaga medis profesional adalah sebesar 73%.
Kemudian laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2010 menunjukkan kenaikan menjadi sebesar 82,3%. (Indriyani
dkk,2010).
CARA-CARA PERTOLONGAN OLEH TENAGA
NON-MEDIS

Tak berbeda dengan seorang bidan, dukun


beranak melakukan pemeriksaan kehamilan melalui
indra raba (palpasi). Biasanya perempuan yang
mengandung, sejak mengidam sampai melahirkan
selalu berkonsultasi kepada dukun, bedanya
dibidan perempuan yang mengandunglah yang
datang ketempat praktek bidan untuk berkonsultasi
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENGAPA
MASYARAKAT LEBIH MEMILIH PENOLONG
BERSALIN DENGAN TENAGA KESEHATAN
NON-MEDIS

• Kemiskinan
• Masih langkanya tenaga
medis di daerah-daerah
pedalaman
• Aksesibilitas/keterjangkaua
n fasilitas pelayanan
kesehatan terutama di
pedesaan
 
MASALAH YANG DAPAT DITIMBULKAN
APABILA PERSALINAN DITOLONG
OLEH NON-MEDIS

Menurut sinyalemen Dinkes AKI cenderung tinggi


akibat pertolongan persalinan tanpa fasilitas
memadai, antara lain tidak adanya tenaga bidan
apalagi dokter obsgin. Karena persalinan masih
ditangani oleh dukun beranak atau peraji, kasus
kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi.
Pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus
perdarahan atau infeksi yang diderita ibu yang
melahirkan, tidak dapat dilakukan.
PELAYANAN YANG DAPAT DIBERIKAN
OLEH TENAGA NON-MEDIS

 Dukun mau mendatangi setiap ibu


hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan.
 Dukun mematok harga murah,
kadang bisa disertai atau diganti
dengan sesuatu barang misalnya
beras, kelapa, dan bahan dapur
lainnya.
 Dukun beranak dapat melanjutkan layanan untuk
1-44 hari pasca melahirkan dengan sabar
memanjakan ibu dan bayinya misalkan dia
mencuci dan membersihkan ibu setelah
melahirkan.
 Dukun menemani anggota keluarga agar bisa
beristirahat dan memulihkan diri, sebaliknya
bidan seringkali tidak bersedia saat dibutuhkan
atau bahkan tidak mau datang saat dipanggil.
UPAYA MENGURANGI PERSALINAN OLEH
TENAGA NON KESEHATAN

• Dengan diadakan program penempatan bidan di desa


yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kematian ibu
hamil, bayi dan balita. Kecuali hal-hal yang berhubungan
dengan adat dan kebiasaan masyarakat setempat, dengan
menjalin hubungan kemitraan antara keduanya.
• Dalam meningkatkan mutu pelayanan kita bisa
melakukan pelatihan-pelatihan kepada dukun sehingga
para dukun diharapkan bisa mengetahui tentang tanda-
tanda bahaya kehamilan dan persalinan. Selain itu
kemitraan antara bidan dan dukun bayi sangat diperlukan .
• Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan
sesuai standar, antara lain bidan desa di polindes/pustu,
puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Dasar), Rumah sakit PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Kualitas) 24 jam.
• Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi keguguran, antara lain dalam bentuk
KIE untuk mencegah terjadinya 4 terlalu, pelayanan KB
berkualitas pasca persalinan dan pasca keguguran, pelayanan
asuhan pasca keguguran, meningkatkan partisipasi aktif pria.
MATOR SAKALANGKONG

Anda mungkin juga menyukai