Anda di halaman 1dari 54

Strategi Intervensi

Penanggulangan Stunting di
Tingkat Masyarakat
Prof. Veni Hadju, MSc, PhD
FKM- Unhas
Biodata singkat:
• Prof. dr. Veni Hadju, MSc, PhD.
• Lahir di Gorontalo, 18 Maret, 1962
• Menamatkan Sekola Dasar dan Menengah di
Gorontalo.
• Menyelesaikan Dokter (dr,1987) di Unhas, Master
(MSc,1991) dan Doktor (PhD,1996) di Cornell
University, New York, USA.
• Menikah, 6 anak, 6 menantu, 11 cucu.
• Hobi: membaca, menulis, dan meneliti
• Visi: Mulia di dunia dan mulia di akhirat
• Pekerjaan saat ini: Dosen FKM dan Staf Ahli
TGUPP Sulsel.
Outline Presentasi
• Pendahuluan
• Perencanaan Intervensi Gizi
• Strategi Pelaksanaan Intervensi
• Belajar dari Negara Lain
• Penutup
Surveilance Gizi
• Pengumpulan data yang dilakukan secara
periodik pada kelompok populasi yang sama
• Dilakukan dengan cara yang cepat dan akurat
• Dilaporkan secara langsung kepada para
pengambil kebijakan
• Digunakan untuk suatu PERUBAHAN
Kraisid Tontisirin 2008, Mahidol University
PRELIMINARY

6
Source: Riskesdas, 2007-2018
KECENDERUNGAN
NEW
MASALAH GIZI SULSEL
23
UNDERWEIGH 12.9

T
(Cut Off Poin : RISKESDAS 2018 E-PPGBM 2019

10%)
35.6
26.1
STUNTING
(Cut Off Poin :
20%) RISKESDAS 2018 E-PPGBM 2019

10
WASTING
6.9
(Cut Off Poin :
5%)
RISKESDAS 2018 E-PPGBM 2019
PREVALENSI STUNTING (TB/U) 24 KAB/KOTA
PROVINSI SULAWESI SELATAN; PSG TAHUN 2017
Interpretasi anak stunting(TB/U)

• Terlihat 7 Kabupaten dengan prevalensi anak pendek


yang sangat tinggi yaitu Enrekang, Sinjai, Tana Toraja,
Toraja Utara, Pangkep, Maros, dan Bone.
• Terdapat lima belas kabupaten yang masih mempunyai
prevalensi anak pendek yang tinggi.
• Kota Makassar dan Kabupaten Luwu Timur
memperlihatkan wilayah sudah ringan, namun belum
mencapai target yang diharapkan
• Di tingkat propinsi, belum terlihat perbaikan yang berarti
dalam 10 tahun terakhir.
Perencanaan
Gizi
Membuat Perencanaan Gizi

• Analisis data primer dan interpretasinya


• Memperhatikan Strategi Nasional
• Memperhatikan Visi Misi Pembangunan Kesehatan oleh
Pemda.
• Melihat mana yang telah berjalan dengan baik mana yang
kurang baik atau gagal.
• Memperhatikan Bukti ilmiah (Hasil penelitian)
STRATEGI NASIONAL
PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

Tim TA-Pool
Ditjen Bina Bangda,
Kemendagri
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting

PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5

Kampanye
Nasional
Berfokus pada Konvergensi,
Komitmen dan Koordinasi, dan Mendorong
pemahaman,
Visi Pimpinan Konsolidasi Kebijakan Pemantauan
perubahan Program Nasional, “Nutritional dan Evaluasi
Tertinggi
perilaku, Daerah, dan Food Security”
Negara
komitmen Masyarakat
politik dan
akuntabilitas
Kerangka Penanganan Stunting

Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam


1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan
ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan.
1 Intervensi Gizi Spesifik
(berkontribusi 30%) Intervensi spesifik bersifat jangka pendek,
hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif
pendek.

Intervensi yang ditujukan melalui berbagai


Intervensi Gizi

2
kegiatan pembangunan diluar sektor
Sensitif
kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat
(berkontribusi 70 %)
umum, tidak khusus untuk 1.000 HPK.
Intervensi Gizi Spesifik
Kelompok Sasaran Intervensi Prioritas Intervensi Penting Intervensi Sesuai Kondisi
Remaja dan wanita usia  Suplementasi tablet tambah darah
subur
Ibu hamil  Pemberian makanan tambahan bagi  Suplementasi kalsium  Perlindungan dari
ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)  Pemeriksaan kehamilan malaria
 Suplementasi tablet tambah darah  Pencegahan HIV

Ibu menyusui dan anak 0-23  Promosi dan konseling menyusui  Suplementasi kapsul vitamin A  Pencegahan kecacingan
bulan  Promosi dan konseling pemberian  Suplementasi taburia
makan bayi dan anak (PMBA)  Imunisasi
 Tata laksana gizi buruk akut  Suplementasi zinc untuk
 Pemberian makanan tambahan pengobatan diare
pemulihan bagi anak gizi kurang akut  Manajemen terpadu balita
 Pemantauan pertumbuhan sakit (MTBS)

Anak 24-59 bulan  Tata laksana gizi buruk akut  Suplementasi kapsul vitamin A  Pencegahan kecacingan
 Pemberian makanan tambahan  Suplementasi taburia
pemulihan bagi anak gizi kurang akut  Suplementasi zinc untuk
 Pemantauan pertumbuhan pengobatan diare
 Manajemen terpadu balita
sakit (MTBS)
Intervensi Gizi Sensitif
Jenis Intervensi Program/Kegiatan Intervensi
Peningkatan penyediaan  Akses air minum yang aman
air minum dan sanitasi  Akses sanitasi yang layak

Peningkatan akses dan  Akses pelayanan Keluarga Berencana (KB)


kualitas pelayanan gizi  Akses Jaminan Kesehatan (JKN)
dan kesehatan  Akses bantuan uang tunai untuk keluarga miskin (PKH)
Peningkatan kesadaran,  Penyebarluasan informasi melalui berbagai media
komitmen, dan praktik  Penyediaan konseling perubahan perilaku antar pribadi
pengasuhan dan gizi ibu  Penyediaan konseling pengasuhan untuk orang tua
dan anak
 Akses Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pemantauan tumbuh-
kembang anak
 Penyediaan konseling kesehatan dan reproduksi untuk remaja
 Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Peningkatan akses  Akses bantuan pangan non tunai (BPNT) untuk keluarga kurang mampu
pangan bergizi  Akses fortifikasi bahan pangan utama (garam, tepung terigu, minyak goreng)
 Akses kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
 Penguatan regulasi mengenai label dan iklan pangan
Konvergensi Multi Sektor
dalam Upaya Percepatan Pencegahan dan Penurunan
Stunting
INTERVENSI SPESIFIK | Sektor Kesehatan DINAS DINAS INTERVENSI SENSITIF | Sektor
PERKIM &
PU & TR LH Non-Kesehatan
1) Layanan PMT untuk bumil KEK
dan balita kurus
10)Penyediaan sanitasi yang
2) Pemberian tablet tambah DINAS
KESEHATA
DINAS
SOSIAL,PP,P
DINAS
PENDIDIKA layak
darah untk bumil dan N A & KB N

remaja putri 11) Penyediaan air minum yang


DINAS DINAS layak
3) Layanan bumil K4 KETAHAN
AN
PERTANIAN,
PETERNAKA
PANGAN & N& 12) Konseling gizi dan Bina
4) Pemberian vitamin A untuk PERIKANA PERKEBUNA
keluarga balita
N N
balita (6 bulan – 59 bulan)
13) Layanan Pendidikan anak
5) Imunisasi dasar lengkap DINAS PM & usia dini (PAUD)
PEMDES
6) Pelayanan ibu Nifas 14)Program perlindungan
7) Pemberian zinc balita diare sosial : JKN/ Jamkesda,
8) Balita gizi mendapat KEPALA DAERAH KEPALA
ENABLIN & DPRD DAERAH
(Komitmen
&& program
Kebijakan
DPRD (Komitmen keluarga harapan
& Kebijakan

perawatan G FACTOR
BAPPEDA (Koordinator Program)
BAPPEDA 15) Kawasan
(Koordinator Program) rumah pangan
Intervensi Gizi
dan
Keberhasilannya
Intervensi pada Remaja Putri
• Remaja Putri (Rematri), ada yang berada di Sekolah dan ada juga yang
tidak.
• Program pemberian TTD pada Rematri di sekolah, melibatkan lintas
sektor Diknas dan Depag.
• Edukasi Gizi pada remaja putri di sekolah dan di luar sekolah
• Menerapkan daerah KTR pada setiap sekolah sangat penting.
• Pengukuran antropometri (BB, TB, dan Lila) serta Hemoglobin.
Intervensi pada Pra-konsepsi
• Asupan Gizi yang adekuat sangat penting pada Pra-konsepsi
• Program pemberian TTD dan Edukasi Gizi pada pra-konsepsi
• Pengukuran antropometri (BB, TB, dan Lila) serta Hemoglobin.
• Intervensi gizi kepada Pra-konsepsi yang mengalami KEK (Lila dibawah
23,5cm)
Intervensi pada Ibu Hamil
• Fokus pada Bumil berasal dari keluarga miskin dan tingkat sosek
rendah.
• Program pemberian TTD dengan memperhatikan keinginan ibu untuk
mengkonsumsinya.
• Edukasi yang difokuskan pada asupan gizi, perawatan kehamilan, dan
persiapan menyusui.
• Kunjungan Antenatal Care (ANC) harus diperhatikan
• Pengukuran kadar Hemoglobin.
Intervensi pada Ibu Menyusui
• Fokus pada Busui yang berasal dari keluarga miskin dan pendidikan
rendah.
• Program pemberian TTD dengan memperhatikan keinginan ibu untuk
mengkonsumsinya.
• Edukasi yang difokuskan pada asupan gizi, perawatan bayi, dan
kelangsungan menyusui.
• Dorongan untuk memberikan ASI plus MP-ASI dari anak 6 bulan
sampai 2 tahun
• Edukasi untuk perencanaan Keluarga
Intervensi pada Bayi 0-6 bulan
• Fokus pada ASI Eksklusif (HANYA ASI)
• ASI Eksklusif adalah intervensi gizi yang paling murah dan memberikan
dampak yang sangat besar.
• Edukasi kepada seluruh keluarga dan anggota masyarakat.
• Menerapkan 10 Langkah Menyusui di semua institusi pelayanan
kesehatan.
• Low enforcement– Perda ASI.
Intervensi pada Bayi 6-24 bulan
• Praktek pemberian MP-ASI yang tepat
• Kualitas MP-ASI dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dan daya beli
keluarga
• Pilihan MP-ASI, frekuensi pemberian dan kemauan anak dalam
mengkonsumsi.
• Maternal Self-Efficacy (kepercayaaan diri ibu). Praktek pemberian MP-
ASI yang buruk karena ibu punya ekspektasi yang rendah
• Faktor sosial dan lingkungan juga mempengaruhi praktek pemberian
MP-ASI
Determinan utama terjadinya stunting pada anak di
Indonesia :

 ASI tidak Eksklusif pada 6 bulan pertama,


 Status ekonomi keluarga yang rendah,
 Kelahiran prematur
 Panjang badan baru lahir yang pendek,
 Ibu yang pendek
 Tingkat pendidikan orangtua rendah
 Anak yang tinggal di daerah miskin perkotaan dan di
daerah pedesaan
Belajar dari
negara lain
Penurunan Stunting di Beberapa Negara
State/country Maharashtra (India) 2006- Nepal Bangladesh 1996/97 -
2001-2011
2012 2011
Decrease in Stunting 39 % to 23.7 % 57% to 41 % 28 to 15%

Programme Focus Under twos, IYCF IYCF IYCF


Special Intervention • ANC - Adequate weight • Pregnant women-IFA • Maternal care
promotion supplement

• Family planning
• Monitoring LBWs for “catch • Family/age at first marriage
up”
• Health Nutrition • Secondary education of
• Adolescent girls - Nutrition Education girls
education
Edukasi pada Remaja Putri
Kraisid Tontisirin 2008, Mahidol University
Program Berbasis Masyarakat butuh:*
• Kepemilikan oleh masyarakat
• Cakupan menyeluruh
• Punya target
• Bantuan dari pusat atau institusi lainnya
seperti pelatihan, pengadaan bahan, dan
informasi.
*From John Mason
Kraisid Tontisirin 2008, Mahidol University
Gerakan Berbasis Masyarakat:

• Adalah program terintegrasi yang


diimplementasikan di tingkat kecamatan atau di
bawahnya.
• Aktivitas di masyarakat: pelayanan dasar, mobilisasi
massal, tindakan bersama antara petugas dan
masyarakat untuk menjangkau seluruh masyarakat
dalam mencegah dan menanggulangi masalah gizi.

Kraisid Tontisirin 2008, Mahidol University


SURVEI GIZI & KESEHATAN IBU DAN ANAK
BADUTA
JENEPONTO 2014

DAN RENCANA INTERVENSI


No Desa/Kelurahan
1 BONTORAMBA
2 BALUMBUNGAN
3 BANGKALALOE
4 BULUSIBATANG
5 BULUSUKA
6 BATUJALA
7 BARAYA
8 DATARA
9 MAERO
10 LENTU
11 KARELOE
12 TANAMMAWANG
Sambutan Pemerintah Jeneponto

Penyambutan Oleh:
Dr. Syafruddin Nurdin, M.Kes (Kadiskes Jeneponto)
• Drs. H. Iksan Iskandar, M.Si (Bupati Jeneponto)
• Hasanuddin, M. SE, MH (Camat
• Prof. dr. Veni Hadju, M.Sc. PhD (Guru Besar Unhas) Bontoramba)
• Hasruddin, SKM, M.Kes (Kepala
Puskemas Bontoramba)
BONTORAMBA-JENEPONTO 2014

CHILDREN UNDER 2
Stunting : 58,5%
Wasting : 21,7%
Overweight : 9,8%
Low birth weight : 7,6%
Exclusive breastfeeding : 53,6%
Grafik 4.96
Masalah Gizi Baduta Kec. Bontoramba tahun 2014
n=410
70

60 58,5%
50

40 31,9%
40.5%
21,7%
30

20 24.1%
16.1%
10 18%
7.8% 5.6% 9.8%
0
Kurang Pendek Kurus Gemuk
Perbandingan Persentase Balita Kurang
Gizi
35

30

25

20

15 31.9
25.6 25.6
10
19.6

Kec.Bontoramba Jeneponto Sulawesi Selatan Indonesia


Perbandingan Persentase Panjang Badan <48 cm
Bayi baru lahir

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%
55.6%
20.0%

10.0% 22.6% 20.2%


16.6%

0.0%

Kec.Bontoramba Jeneponto Sulawesi Selatan Indonesia


Perbandingan Balita Pendek
70

60

50

40

30 58.5

20 40.9 40.9 37.2


10

0
Kec.Bontoramba Jeneponto Sulawesi Selatan Indonesia
Perbandingan Balita Kurus
25

20

15

10
21.7

13.7
5 11 12.1

Kec.Bontoramba Jeneponto Sulawesi Selatan Indonesia


Status Gizi Indikator BB/U
Survei Jeneponto 2014

-0.29±1,21
Z-Score -1.69 ±1,14

-0,87 ±1,2 Berat Badan Menurut Umur


Kelompok % Berat % Berat Sangat
n % Berat
Umur Sangat Kurang +
Kurang
Kurang Kurang
-1.69±1,14 0-5 Bulan 58 0 3,4 3,4
6-11 Bulan 144 2,8 14,6 17,4
12-23 Bulan 208 13,5 36,5 50,0
Total 410 7,8 24,1 31,9
atus Gizi Indikator TB/U
rvei Jeneponto 2014

-0.13 ±1,84 Semakin Bertambah


Umur Semakin
-0.98 ±1,93
Banyak yang Pendek
Tinggi Badan Menurut Umur
-2,18 ±1,45 % %
Kelompok Umur n
Sangat % Pendek Sangat Pendek
Pendek dan Pendek
0-5 Bulan 58 6,9 10,3 17,2
6-11 Bulan 144 13,9 31,3 45,2
12-23 Bulan 208 24 55,3 79,3
Total 410 18 40,5 58,5
Status Gizi Indikator BB/TB
Survei Jeneponto 2014

-0.15 ±2,08

-1.33 ±1,62

-1.84±1,41 Kelompok Berat Badan Menurut Tinggi Badan


n
Umur %<-3 SD %<-2 SD %>2 SD %>3 SD

0-5 58 5,2 15,5 15,5 6,9

6-11 144 4,9 12,5 9,7 3,5

12-23 208 6,3 18,8 3,8 0


Jumlah 410 5,6 16,1 7,6 2,2
Siswa SD, SMP, SMA
Tinggi Badan Pelajar SD, SLTP, SMA

Umur TB/U (%)


n
(tahun) Mean SD % < -3SD % < -2SD
8 4 0,23 0,45 0 0
9 12 -0,41 1,24 0 0
10 34 -1,49 0,9 5,9 17,6
11 33 -1,27 0,9 0 21,2
12 38 -1,53 1,11 10,5 36,8
13 32 -1,65 1,01 15,6 31,3
14 25 -1,54 0,8 4 20
15 37 -1,63 0,72 0 35,1
16 21 -1,9 0,73 4,8 42,9
17 22 -1,88 0,9 13,6 36,4
18 1 -2,13 0 0 100
8-18 Tahun 259 -1,51 0,98 6,2 28,2

Sekolah Dasar SMP SMU


Tinggi Badan Pelajar SD, SLTP, SMA

Semakin
Meningkat umur
semakin banyak
anak sekolah yang
pendek

SD SMP SMU
Rekomendasi
1. Melakukan intervensi masalah Gizi kronik dan Akut baduta dengan
Intervensi sensitif bagi Remaja Perempuan
2. Pelatihan bidang gizi dan kesehatan bagi remaja perempuan dalam
rangka persiapan calon pengantin.
3. Pendidikan Gizi Masyarakat; Promosi menyusui (konseling individu
dan kelompok) untuk mencegah progresif penggunaan susu formula
bagi bayi baru lahir.
4. Mengingat masyarakat lebih banyak mengakses posyandu dan masih
rendahnya pengetahuan kader tentang 1000 HPK maka perlu
pelatihan kader tentang 1000 Hari Pertama Kelahiran.
5. Melakukan Kegiatan yang mendukung 1000 HPK
Bentuk Intervensi
No Nama Topik penelitian intervensi
.
1. Fahmi Hafid Membangun model edukasi dalam meningkatkan
ketrampilan kader Posyandu untuk pencegahan anak
baduta kurus dan pendek di Kab. Jeneponto
2. Fadilah Pengaruh Edukasi Gizi di Poli Gizi Puskesmas terhadap
perbaikan status gizi ibu Hamil dan Menyusui KEK di
Kabupaten Jeneponto.
3. Nur Nikmah Pengaruh pemberian bubur tepung daun kelor pada
Baduta Gizi Kurang terhadap perbaikan status gizi di
Kabupaten Jeneponto.
4. A. Fatwa Pengaruh pemberian ekstrak kapsul daun kelor pada
Tenriawaru Remaja Putri terhadap perbaikan status gizi di
Bentuk Intervensi
No Nama Topik penelitian intervensi
.
6. Renni Meliasari Pengaruh pemberian Edukasi Gizi pada Ibu hamil dan
menyusui terhadap perubahan Pengetahuan dan Sikap
di Kabaputen Jeneponto.
7. Rahmah Pengaruh konseling laktasi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi 0-6 bulan di Kabupaten Jeneponto
8. Chairul Amal Pengembangan menu makanan tambahan anak sekolah
berasal dari Kacang Gude (organoleptik).
9. Resti Samben Pengaruh pemberian PMTAS dari Kacang Gude pada
anak sekolah terhadap peningkatan status gizi di
Kabupaten Jeneponto
10. Nur Asmi Pengaruh pemberian VCO terhadap tingkat morbiditas
Why Moringa oleifera?

Source: Fuglie LJ (1999), The Miracle Tree: Moringa oleifera:


Moringa oleifera Leaf Powder
Capsules

1. Kapsul Tepung Daun


Kelor 500mg per
kapsul
2. Rekomendasi 2 kapsul
per hari (pagi dan
sore)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai