Anda di halaman 1dari 22

Bagian Obstetri & Ginekologi

Fakultas Kedokteran Laporan Kasus


Universitas Muhammadiyah Makassar Januari 2020

Oleh :
Nurfitria Wulandari D, S.Ked 1054050913
Pembimbing:
Dr. dr. H. Nasrudin A. Mappaware, Sp.OG(K), MARS
LAPORAN KASUS ...
Resume

P6A1 74 tahun datang ke IGD RS Sitti Khadijah 1 tanggal 27 November 2019


jam 10.30 WITA dengan keluhan utama keluar benjolan dari vagina. Keluar benjolan dari
vagina dirasakan pasien sejak 3 tahun sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh
Benjolan yang keluar sangat membuatnya tidak nyaman saat beraktifitas. Pasien juga
memiliki kebiasaan mengangkat benda berat. Buang air besar biasa, Menopause sejak 26
tahun yang lalu. Hari pertama haid terakhir (Lupa).

Riwayat penyakit jantung, hipertensi, paru, hati, dan ginjal disangkal penderita.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum cukup dan kesadaran kompos mentis.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada status ginekologik inspeksi tampak
massa berasal dari vagina pada vulva dengan ukuran 9cm x 5cm.
DIAGNOSIS
• P6A1, 74 tahun dengan prolaps uteri gr. IV+ sistokel gr. IV +
rektokel gr. IV

RENCANA TINDAKAN

• Rencana Total Vaginal Histerektomi + Kolpokleisis


PEMBAHASAN
Case based ANALYSIS
Pada kasus diatas pasien masuk di
RSIA SITTI KHADIJAH 1 sehingga tidak
perlu dirujuk dan pasien langsung
• A. Definisi Prolaps Uteri ditangani oleh dokter spesialis
Prolaps uteri adalah adalah
turunnya uterus kedalam introitus • Prolapsus Uteri merupakan
vagina yang diakibatkan oleh kompetensi 3A, yang dimana dokter
kegagalan atau kelemahan dari membuat diagnosis klinik dan
ligamentum dan jaringan penyokong memberikan terapi awal yg bukan
(fasia). 1 gawat darurat dan melakukan rujukan

Pada kasus diatas didapatkan


turunnya uterus kedalam introitus
vagina
Epidemiologi Prolapsus Uteri

Geneva : 5,7%

Italy : 6,4 %

Hambrug : 5,4 %

Insiden Prolapsus Uteri :


 Mesir, India, Jepang : cukup tinggi
 Negro, Amerika & Indonesia : Kurang
ETIOLOGI

• Partus yang berulang kali dan Pada kasus ini, pasien


sering, memiliki riwayat partus yang
• partus dengan penyulit,. berulang kali dan sering.
Diketahui dari banyaknya
• tarikan pada janin pada kehamilan pada pasien yaitu
pembukaan belum lengkap, 6x dengan jarak yang
• prasat crede yang berlebihan berdekatan 2-3 tahun. Hal
untuk mengeluarkan plasenta, ini sesuai bila dilihat dari
dan sebagainya. segi etiologi.

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014


Klasifikasi Sistem Baden-Walker

Klasifikasi prolapses Uteri


Stadium 0 : posisi normal
untuk tiap lokasi

Stadium 1 : penurunan
sampai dengan setengah jarak
(Halfway) menuju himen
Pada kasus ini, bila dinilai
berdasarkan klasifikasi menurut
Stadium 2 : turun sampai Baden-Walker prolpsus uteri berada
dengan himen
pada stadium 4 yaitu penurunan
maksimum, dimana lebih dari
setengannya ada diluar vagina.
Stadium 3 : Turun setengah
jarak (Halfway) sampai diluar
vagina

Source : Williams Gynecology.


Stadium 4 : Penurunan
maksimum, lebih dari
setengahnya ada diluar vagina
Faktor Resiko Prolaps Uteri

1. Multiparitas
Persalinan pervaginam adalah yang
paling sering dikutip sebagai faktor
risiko untuk prolaps uteri.
Pada pasien ini, berdasarkan
anamnesis adalah seorang
multiparitas dengan riwayat 6 kali
partus, ini sesuai dengan teori yang
mengatakan bahwa wanita
multiparitas lebih meningkat
resikonya dibandingkan dengan
wanita yang nulipara.

Williams Gynecology.
Usia
Pada kasus ini, pasien diketahui berusia 74 tahun
yang mana pasien merupakan usia lanjut yang masuk dalam
Penuaan adalah proses yang
faktor resiko terjadinya prolaps organ pelvis dalam hal ini
kompleks.
(uterus). dalam hal ini pada wanita yang telah menopause,
hormon estrogen telah berkurang, sehingga otot dasar
panggul menjadi atrofi dan melemah. Sehingga besar
kemungkinan memicu terjadinya prolapse uteri.

Peninggian tekanan intraabdomen


• obesitas, Pada kasus ini, pasien diketahui sering mengerjakan
• sembelit kronis, pekerjaan yang berat dengan usianya yang sudah tua.
• batuk kronis, dan Pasien sering mengangkat benda-benda yang berat
• angkat berat berulang-ulang. . 9 sehingga sering membuat pasien merasa nyeri pada
area pinggang dan lututnya.
PATOFISIOLOGI PROLAPS
UTERI

Prolaps uteri terjadi ketika dasar pelvis yaitu


otot dan ligamentum mengalami peregangan, terjadi
kerusakan, dan kelemahan sehingga mereka tidak
sanggup untuk menyokong organ pelvis, sehingga
uterus dan organ pelvis lainnya jatuh ke introitus
vaginae.
1) Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol
di genitalia eksterna.3
Manifestasi Klinis

2) Rasa sakit di panggul dan pinggang (backache). Biasanya jika Pada kasus ini berdasarkan
penderita berbaring, keluhan menghilang atau menjadi kurang.3 anamnesis diketahui bahwa, pasien
datang dengan keluhan adanya
benjolan yang keluar dari jalan lahir
yang sudah di rasakan sejak 3 tahun
3 Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita
waktu berjalan dan bekerja. Gesekan portio uteri oleh celana yang lalu. Benjolan tersebut
menimbulkan lecet sampai luka dan dekubitus pada portio membuat pasien merasa tidak
uteri.10 nyaman saat beraktivitas karena
adanya pergesekan.

4) Leukorea karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks


dan karena infeksi serta luka pada portio uteri.10
DIAGNOSIS

1. Anamnesis Pada kasus ini berdasarkan


anamnesis diketahui bahwa, pasien
Keluhan-keluhan penderita dan datang dengan keluhan adanya
pemeriksaan ginekologik umumnya benjolan yang keluar dari jalan lahir
dengan mudah dapat menegakkan yang sudah di rasakan sejak 3 tahun
diagnosis prolapsus genitalis. Pasien yang lalu. Benjolan tersebut
dengan prolaps uteri biasanya membuat pasien merasa tidak
mengeluhkan adanya benjolan yang nyaman saat beraktivitas karena
keluar dari alat kelaminnya.3 adanya pergesekan.
Lima stadium untuk prolaps.2,11

• Stadium 0: Tidak ada prolaps.


• Stadium I: Sebagian besar portio distal mengalami prolaps > 1 cm di
atas himen.
• Stadium II: Sebagian besar portio distal mengalami prolaps ≤ 1 cm di
proksimal atau distal himen.
• Stadium III: Sebagian besar portio distal mengalami prolasp > 1 cm
dibawah himen tetapi benjolan tidak lebih 2 cm dari panjang vagina.
• Stadium IV: Prolaps komplet termasuk bagian dari vagina.

Pada kasus ini, bila dinilai berdasarkan klasifikasi menurut


Baden-Walker prolpsus uteri berada pada stadium 4 yaitu
penurunan maksimum, dimana lebih dari setengannya ada
diluar vagina.
Respect for Autonomy Beneficence
Pada pasien ini, melalui informed consent, pasien menyetujui Seperti pada kasus ini, kondisi pasien dengan
untuk dilakukan rawat inap di rumah sakit untuk bisa
memantau keadaan pasien., dan melakukan tindakan operatif prolaps uteri mempunyai resiko tinggi untuk
terhadap pasien. Informed consent dapat dicapai setelah terjadinya infeksi, sebab uterinya sudah sampai
diberikan penjelasan mengenai keadaan pasien bahwa grade IV yaitu uterinya keluar dari vagina. Maka
prolapsus uteri Grade IV+ sistokel Grade IV+Rektokel Grade diberikan segera penangan awal yaitu antibiotik
IV dimana terlihat massa ukuran 9cm x 5cm berada diluar
vagina sehingga diperlukan perhatian khusus terhadap dan antinyeri serta segera di jadwalkan operasi.
keadaan ibu.

DASAR BIOETIK

Justice
Non-Malifcience
Dalam kasus ini pasien usia 74 tahun dengan P6A1 didiagnosis memberikan penanganan yang sama pada semua
prolaps uteri grade IV, dengan kondisi pasien sudah monopause pasien yang menderita penyakit yang sama dalam
sejak 27 tahun yang lalu dan hastrat seksualnya berkurang, dokter
merencanakan tindakan Total Vaginal Histerektomi +
hal ini pasien prolaps uteri grade IV dengan
Kolpokleisis, tindakan ini bertujuan untuk mengangkat penanganan obat-obatan serta rencana tindakan
keseluruhan uteri dan menutup liang vagina agar tidak terjadi operasi sesuai dengan protab yang ada tanpa
kembali prolaps uteri. Ini mungkin pilihan tindakan yang terbaik
untuk pasien ini melihat umur dan produktifitas sudah menurun
membedakan SARA, status sosial, dan
sebagainya.
Medical Indication Patient Preference
Pemberian pengetahuan kepada pasien mengenai Memperhatikan nilai dan penilaian tentang manfaat
dan beban yang akan diterimanya. Pasien secara
diagnosis, terapi, serta prognosis. Prolapsus uteri mental mampu dan kompeten secara legal dalam
grade IV harus segera di tindaki dengan menyadari dan memahami kondisi klinis yang saat ini
pengobatan Operatif serta menejalaskan dialaminya. Pasien menyetujui tindakan setelah
prosedur dan tujuan dilakukannya tindakan. dilakukan informed consent sebelumnya.

Etika klinik
Jonsen-Sleger
W
Contextual features
Quality of life Loyalty and fairness. Tidak ada faktor religius,
Menjaga dan meningkatkan kualitas hidup. budaya, dan kepercayaan pada pasien dimana pasien
Tindakan Operatif diharapkan bisa memperbaiki pun menganut agama Islam yang mengajarkan
keadaan pasien, walaupun tidak serta bisa setiap umatnya untuk terus berusaha dan tidak
mengembalikan fungsi organ yang ada. mudah menyerah karena segala penyakit
diturunkan bersama dengan obatnya.
Kaidah dasar bioetik islam

Kaidah Niat (Qaidah • Pada kasus ini tindakan medis dilakukan oleh dokter semata-mata untuk
Niyyat) menyelamatkan pasien.

• Dalam kasus ini, dokter mengambil kesimpulan diagnosis berdasarkan


Kaidah Kepastian
(Qaidah al yaqiin)
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dirujuk berbasis evidencebased
medicine.

• Dalam kasus ini, petugas medis telah memaksimalkan keuntungan yang dapat
Kaidah Kerugian
(Qaidah al dharar)
diperoleh pasien dibanding kerugiannya dengan memberikan penanganan
berupa tindakan operatif dengan mengangkat seluruh Uteri pasien.

Kaidah Kesulitan /
• Dalam kasus ini, segala bentuk komplikasi yang dapat terjadi di minimalisir
Kesukaran (Qoidah al
Masyaqqat)
untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental pada pasien.

Kaidah Kebiasaan • Terkait dengan kasus, tindakan medis yang dilakukan dokter telah sesuai
(Qoidah al urf) dengan SOP yang telah ada
Prolapsus Uteri DALAM PERSPEKTIF

ِ‫وَ أ َ ْج َُر ُه ْم‬ َّ ‫ِإنَّ َما يُ َوفَّى ال‬


َِ ‫صاِِب ُُر‬
Allah subhânahû wa ta’âlâ berfirman
di dalam Surat Az-Zumar ayat 10
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang
bersabar akan dipenuhi pahala mereka ِ‫ساب‬ َ ‫ُْر ِح‬ ِِ ‫ِبغَي‬
tanpa hitungan.” :

Sebuah hadits riwayat Imam Muslim

ِ ‫ فَ َما‬،ْ‫َما ِمنْ ُمس ِلمْ يُ ِصيبُهُْ أَذًى ِمنْ َم َرض‬


menuturkan sabda Rasulullah shallallâhu
‘alaihi wa sallam: ُْ‫س َواه‬
Artinya: “Tidaklah seorang muslim terkena
suatu penyakit dan lainnya kecuali karenanya
Allah menggugurkan kejelekan-kejelekannya ‫ش َج َر ْةُ َو َرقَ َْها‬
َ ‫ َك َْما ت َ ُحطْ ال‬،‫س ِيئَاتِ ِْه‬
َ ‫للاُ ِب ِْه‬
ْ ‫ط‬ َْ ‫ِإ َّْل َح‬
sebagaimana sebuah pohon menggugurkan
daunnya.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
Daftar pustaka
1. Szymanowski, P., Szepieniec, W. K., Gruszecki, P., & Netzer, I. Laparoscopic hysterosacropexy in case of total uterus
prolapse – case report. Vol 53, 120–126. International Journal of Surgery Case Reports, 2018.

2. Aji Patriajati, Erwinanto. Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Angka Kejadian Prolaps Organ Panggul di RSUP
DR KARIADI Semarang. PIT POGI XXIV, Vol 27(1), 67–229. Reproduksi, E. (2019)

3. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. Edisi IV, Cetakan lima. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2016. Hal: 9-11,432,433,436,437.

4. Kirby, A. C., & Lentz, G. M. Vaginal and Abdominal Reconstructive Surgery for Pelvic Organ Prolapse. In Campbell-
Walsh Urology (Eleventh E). Elsevier . 2018. hal : 443-473

5. Shrestha B, Onta S, Choulagai B, Poudyal A, Pahari DP, Uprety A, et al. Women’s experiences and health care-seeking practices in
relation to uterine prolapse in a hill district of Nepal. Journal BMC Women's Health. 2014 : 14:20
Daftar pustaka
6. Nizomy IR, Prabowo RP, Hardianto G. Correlation between Risk Factors and Pelvic Organ Prolapse in Gynecology Outpatient
Clinic, Dr. Soetomo Hospital Surabaya. Department of Obstetric & Gynecology Faculty of Medicine, Airlangga University. 2013. Vol
21(2):61-66

7. Cunningham, F. Gary. William Obstetric Study Guide 25th Edition. McGraw-Hill : New York 2018

8. Wibisono, J., & Hermawan, G. Prolaps Organ Panggul. Elsevier, Vol 7(1), Page 27. (2019)

9. Rane, A., & Iyer, J. Prolapse and disorders of the urinary tract. In Essential Obstetrics and Gynaecology (Sixth Edition). Elsevier.
page : 342-355. 2013

10. Mappaware, Nasrudin Andi. Konep Dasar Bioetika-Hukum Kedokteran dalam Penerapan Masa Kini dan Kesehatan sebagai Haka
Asasi Manusia. Makassar. 2007.

11. Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2016. Bandung. Departement Agama RI.


TERIMA KASIH .....

Anda mungkin juga menyukai