Anda di halaman 1dari 65

SOSIALISASI PERMENKES 67 TAHUN 2015

DAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS


SANTUN LANJUT USIA

dr. Wira Hartiti, M.Epid


Kasie Kualitas Kesehatan Lanjut Usia

Sosialisas Pedoman Kesehatan Lanjut Usia di DKI Jakarta


Hotel Wyndham, 16 April 2019
Analisa Situasi
1
1
Kesehatan Lanjut Usia
INDONESIA MENUJU STRUKTUR PENDUDUK TUA
(PENUAAN POPULASI)
PIRAMIDA PENDUDUK , 2010-2035

2010 2015 2020 2025 2030 2035

Sumber : Bappenas, dkk. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035

PROYEKSI PENDUDUK LANSIA TAHUN 2010-2035

3
UHH DAN HALE DI INDONESIA TAHUN 2017
72,9

Sumber : Litbangkes, Kemenkes RI


Rasio ketergantungan penduduk tua semakin meningkat

RASIO KETERGANTUNGAN LANSIA tahun 2018 : 14,49%


TAHUN 2010-2018

Sumber : BPS, Susenas 2018


5
6
Sumber: Balitbangkes, 2018
MASALAH KESEHATAN LANJUT USIA

Sumber : Riskesdas 2018

Sumber : Riskesdas 2018


DEMENSIA

 Dampak dari peningkatkan kasus penyakit tidak menular


menyebabkan terjadinya peningkatan kasus DEMENSIA.
 Jumlah orang yang Demensia di dunia tahun 2015 sebesar 46.8 juta
orang dan akan terus meningkat menjadi 131.5 juta orang pada
tahun 2050
 Jumlah orang yang Demensia di Indonesia adalah 1,2 juta tahun 2015
dan akan meningkat menjadi 4 juta tahun 2050.
 Prevalensi Demensia di D.I.Yogyakarta : 20,1% (Survey Meter, 2016)
Sumber : Alzheimer Disease International (ADI) 8
CEDERA PADA LANSIA

Proporsi
Cedera
pada
Lansia
8.2%

Sumber : Riskesdas Tahun 2018


PROPORSI LANSIA MENURUT
KOMBINASI PENYAKIT YANG DIDERITA

Sumber : Kajian Kes Lansia di Indonesia 2013- Riskesdas Tahun 2007


TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA

Sumber : Kemenkes, Riskesdas 2018


Sumber : Kemenkes, Riskesdas 2018

3,7% -- > sekitar 941.478 lansia Paling banyak menyebabkan tingkat


membutuhkan PJP kemandirian sedang, berat dan total
TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DI INDONESIA

Sumber : Kemenkes, Riskesdas 2018


TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DI INDONESIA
(SEDANG, BERAT DAN TOTAL)

Sumber : Kemenkes, Riskesdas 2018


JAMINAN KESEHATAN LANSIA

24% dari Total Biaya


Klaim BPJS

Sumber : BPJS, 2017


 PBI : (19,74%)
 Non PBI : (19,19%)
 Jamkesda (14,03%)
 Asuransi Swasta (0,63%)
 Perusahaan : (1,22%)
Sumber : BPS, Susenas 2018
Sumber : BPS, SUSENAS Maret 2018
Kebijakan
2 Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia

16
MENUA YANG SUKSES
Terwujud :

Meningkatkan derajat kesehatan lansia


untuk mencapai Lansia yang sehat,
mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna
bagi keluarga dan masyarakat

Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan


bagi lansia di fasyankes primer dan rujukan serta
pemberdayaan potensi lansia
18
REGULASI
UU NO 13 / 1998 UU NO 39 / 1999 UU NO 11 / 2009 UU NO 36 / 2009
Kesejahteraan Lansia HAM Kesejahteraan Sosial tentang Kesehatan

Kepmenkes RI No. HK.01.07/MENKES/144/2018


tentang
Pokja Kesehatan Lansia di Lingkungan Kemenkes

20
Permenkes Nomor 67 tahun
3 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lansia di
Puskesmas
PASAL 2

Pengaturan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di


Puskesmas bertujuan untuk:
1.Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM di puskesmas dalam
pelayanan kesehatan Lanjut Usia
2.Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM di puskesmas dalam
merujuk pasien Lanjut Usia
3.Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM
4.Menyelenggarakan pelayanan secara terkoordinasi dengan LP, Ormas dan
dunia usaha
PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA DI
PUSKESMAS
PASAL 4

Pelayanan kesehatan bagi Lanjut


Usia meliputi:
1.Pengkajian Paripurna Lanjut Usia;
2.Pelayanan Kesehatan bagi Lanjut
Usia sehat; dan
3.Pelayanan kesehatan bagi Pasien
Geriatri
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
A. Lansia yang berkunjung ke Puskesmas pada kontak pertama dengan petugas kesehatan dilakukan:
Pengkajian Paripurna Geriatri (P3G) -- > penilaian menyeluruh terhadap lansia dari aspek biologis, kognitif
dan sosial untuk menentukan permasalahan dan rencana penatalaksanaan. Dilakukan oleh tim yang dipimpin
oleh dokter

• Keluarga
UKBM dengan Pembinaan • Perkesmas
Puskesmas • Puskesmas
• Rumah Sakit
KOMPONEN P3G
a. Anamnesis e. Status Nutrisi
b.Status Fisik - Mini Nutritional Assessment (MNA)
c. Status fungsional, f. Status Sosial Ekonomi
- Activity Daliy Living (ADL) dari barthel, Meliputi keluarga, lingkungan fisik,
- Instrumen Activities of Daily Living (IADL) masyarakat sekitar, ekonomi dan aspek
hukum yang dapat terkait dengan pasien
Lawton
lanjut usia.
- Risiko Jatuh Pasien Lansia
g. Pemeriksaan Penunjang
d. Status mental
h. Diagnosa dan Tata laksana
• Geriatric Depression Scale (GDS)
d. Status kognitif
• Abbreviated Mental Test (AMT)
• Mini Cog dan clock drawing test (CDT4)
• Mini Mental State Examination (MMSE)
ALUR PELAYANAN
BAGI LANJUT USIA DI PUSKESMAS

LANJUT USIA

Loket Pendaftaran
Rawat Jalan (Poliklinik)
•Asesmen
•Asesmen dan konsultasi
Ruangan Pemeriksaan Lanjut
•Kuratif primer
Usia
•Intervensi psikososial
Pengkajian Paripurna Pasien •Rehabilitasi primer
Lansia

Masalah Kesehatan Lansia Ruang kegiatan Lanjut Usia


•Terapi terpadu (promotif,
preventif, rehabilitatif)
Rencana Tatalaksana •dll
Komprehensif oleh
Dokter
Rawat Inap

Home Care

Rujuk ke RS
B. Pelayanan kepada lansia sehat
Tujuan: mempertahankan derajat status fungsionalpaling optimal.
Aktivitas:
• Latihan fisik (senam Lanjut Usia, senam osteoporosis, senam poco2, dll) sesuai
kebutuhan
• Stimulasi kognitif
• Pemberian makanan tambahan
• Penyuluhan kesehatan primer
• Berinteraksi sosial
• Menggali potensi untuk diberdayakan secara optimal bagi keluarga dan masyarakat

• Posyandu Lansia
• Pemberdayaan Lansia
C. Pelayanan kepada lansia sakit (Geriatri)
• Karakteristiknya berbeda dari dewasa muda
• Perlu pemahaman dan perhatian khusus agar tidak terjadi
salah-kelola (mismanagement / mistreatment)
IK
TE RI ST Multipatologi
A R AK SIA ♦ Lebih dari satu penyakit
K LAN ♦ Polifarmasi
♦ Penyakit degeneratif, kronik

Daya Cadangan Faali Menurun


Faal organ / sistem organ menurun
Normal untuk usianya ; cadangan faali menipis
Mudah gagal pulih (failure to thrive)

Gangguan status fungsional


♦ Tanda penyakit akut
♦ Fase penyembuhan lambat
ISTIK
TE R
R AK SIA Gejala & tanda penyakit klasik berubah
KA LAN
♦ Anamnesis  ungkapan tidak eksplisit,
keluhan tidak jelas, faal kognitif
mungkin 
♦ Pemeriksaan  perubahan kesadaran
Infeksi : suhu tak meningkat
♦ Penyakit tumpang tindih ; [polifarmasi]

Gangguan status nutrisi


•Sering tak terdeteksi secara dini
•Sangat berpengaruh terhadap respon terapi
dan penyembuhan
MASALAH KESEHATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA LANJUT USIA

B. Sindroma Geriatri (14 i)


A. Penyakit yang sering 1. Immobilisasi (berkurangnya kemampuan gerak);
Dijumpai pada Lanjut Usia: 2. instabilitas postural (mudah jatuh);
1. Diabetes Melitus 3. inkontinensia urine (mengompol);
2. Hipertensi 4. infection;
3. Pneumoni 5. impairment of senses (gangguan fungsi indera);
4. Penyakit Paru Obstruktif 6. Inanition (gangguan gizi);
Kronis 7. Iatrogenik (masalah akibat tindakan medis);
5. Gagal Jantung Kongestif 8. Insomnia (gangguan tidur);
6. Osteoartritis 9. intelectual impairment (gangguan fungsi kognitif);
7. Infeksi Saluran Kemih 10.Isolation (menarik diri);
11.Impecunity (brkurangnya kemampuan keuangan);
12.Impaction (konstipasi);
13.immune deficiency (gangguan sistem imun);
14.Impotence (gangguan fungsi seksual)
MASALAH KESEHATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA LANJUT USIA

C. Masalah Gizi pada Lanjut Usia E. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Kurang Energi Kronik 1. Karies gigi dan karies pada akar gigi.
2. Gizi lebih (obesitas)
2. Keausan email dan dentin (disebabkan
3. Anemia
proses penuaan atau bruxisem)
D. Masalah Kesehatan Mental 3. Gingivitis dan periodontitis
1. Depresi ~ GDS (Geriatric Depresion Scale) 4. Edentulous (gigi hilang)
2. Demensia ~ MMSE (Mini Mental State 5. Xerostomia (mulut kering)
Examination) F. Masalah Kesehatan Reproduksi
3. Delirium
4. Insomnia 1. Menopause
5. Gangguan cemas 2. Andropause
PRINSIP PENATALAKSANAAN PASIEN
GERIATRI
1. Prinsip pemberian obat
♦ Start Low and Go Slow kecuali Ab
♦ Hindari Polifarmasi -- > menghindari risiko iatrogenic
♦ Perlu peninjauan berkala terhadap obat-obat yang diberikan

2. Farmakokinetik
•Penurunan komposisi cairan tubuh dan peningkatan komponen lemak sentral -- >
mempengaruhi kosentrasi obat (memprepanjang waktu paruh)
Lipofilik : dosis dijarangkan, hidrofilik : dosis diturunkan
•Metabolisme obat di hepar : melalui jalur konyugasi dan oksidasi. Jalur oksidasi dengan
enzim sitokrom P-450 menurun dgn pertambahan usia
•Setelah dimetabolisme ; obat akan diekskresikan melalui ginjal. Pertambahan usia -- >
penurunan glomerolus dan faal ginjal

3. Farmakodinamik
Kegiatan di Luar Gedung PASAL
6
1. Posyandu Lansia / Posbindu
 Posyandu lansia merupakan salah satu
bentuk UKBM sebagai wadah pelayanan
kepada Lansia di masyarakat
 Proses pembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama LSM,
LS, swasta, organisasi sosial, ormas, dll
 Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kader
dengan pendampingan dari tenaga
kesehatan Puskesmas dengan pelayanan
kesehatan yang menitik beratkan pada
upaya promotif dan preventif serta
deteksi dini

34
Kegiatan di Luar Gedung
(lanjutan)
2. Home Care dan Perawatan Home Care
Jangka Panjang (PJP)
Home Care adalah: bentuk pelayanan kesehatan komprehensif
Ditujukan bagi Lansia yang tidak
kepada lansia yang bertujuan memandirikan lansia dan
mampu secara fungsional untuk keluarganya yang dilakukan di rumah dengan melibatkan lansia dan
mandiri di rumah namun tidak ada keluarga sebagai subyek untuk berpartisipasi dalam kegiatan
indikasi untuk dirawat di RS dan perawatan yang dilakukan oleh tim petugas kesehatan
secara teknis sulit untuk berobat puskesmas.
jalan.
PJP
Sistem kegiatan-kegiatan terpadu yang dilakukan oleh caregiver
informal atau profesional untuk memastikan bahwa lanjut usia yang
tidak sepenuhnya mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga
kualitas tertinggi kehidupannya, sesuai dengan keinginannya, dan
dengan kemungkinan terbesar memiliki kebebasan, otonomi,
partisipasi, pemenuhan kebutuhan pribadi serta kemanusiaan
(WHO)
KEGIATAN LUAR GEDUNG (LANJUTAN)
Pelayanan perawatan lansia di rumah home care dan PJP
Kasus Prioritas :
1.Lansia dengan masalah kesehatan : penyakit degeneratif; penyakit kronis; gangguan fungsi atau
perkembangan organ; kondisi paliatif
2.Lansia Risti dengan faktor usia dan masalah kesehatan
3.Lansia terlantar
4.Lansia pasca pelayanan rawat inap (hospitalisasi)

Proses Asuhan :
1.Pengkajian
2.Merumuskan Masalah/Diagnosis Keperawatan
3.Menentukan Tindakan/Intervensi Keperawatan
4.Menetapkan tujuan pelayanan
5.Menentukan strategi intervensi
GAMBARAN WAHANA PJP DI INDONESIA

Panti / Residensial
Home Care Tempat /
Ditujukan untuk masyarakat
Sesuai budaya Indonesia yang Wahana
yang memiliki ketidakmampuan
masih mempertahankan model PJP secara finansial atau tidak
keluarga besar (extended mampu dalam merawat lansia
family).

Nursing Home Transitional Care / Sub


Untuk Lansia yang memiliki acute Care
ketergantungan berat hingga
total dan menyediakan Sebagai fasilitas transisi
fasilitas perawatan antara RS dengan
profesional dari tenaga perawatan di keluarga
kesehatan
Kegiatan di Luar Gedung
3. Pemberdayaan Lansia

Pemberdayaan Lansia dalam meningkatkan kesehatan


keluarga dan masyarakat: proses pemberian informasi,
kemampuan dan motivasi bagi Lansia agar Lansia berperilaku
sehat, berperan dalam mengembangkan perilaku sehat dan
mampu memberi solusi apabila ada permasalahan kesehatan
dalam keluarga dan masyarakat.

Tujuan :
Mengoptimalkan peran lansia dalam mengatasi
permasalahan kesehatan keluarga dan masyarakat, serta
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dengan lingkungan yang kondusif.

38
Kegiatan di Luar Gedung (lanjutan)

4. Pelayanan Lansia di Panti Lansia (panti


wredha)

Puskesmas harus melakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara


berkala ke panti lansia yg ada di wilayah kerjanya, minimal 1 kali dalam
sebulan.

39
PASAL 5

1. Pelayanan kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas dilakukan di


ruangan khusus Lanjut Usia.
2. Dalam hal Puskesmas tidak memiliki ruangan khusus Lanjut
Usia, pelayanan kesehatan Lanjut Usia dapat menggunakan
ruangan pemeriksaan umum dan ruangan pelayanan lain sesuai
dengan pelayanan yang diberikan.
PENGERTIAN
Dilaksanakan secara komprehensif meliputi upaya promotif, preventif kuratif, rehabilitatif dan rujukan kepada Lanjut Usia,
yang dilakukan secara proaktif, baik,sopan, memberikan kemudahan dan dukungan bagi Lanjut Usia

PRINSIP 1

6
SUMBER DAYA

Sebaiknya tenaga ini sudah mendapatkan


pelatihan teknis atau OJT terkait pelayanan
kesehatan Lansia di Puskesmas
SUMBER DAYA
2. Sarana prasarana
Ruangan, terdiri dari:
a. Ruangan; 1.Ruangan Pendaftaran
Sesuai dengan standar ruangan ruangan tersebut sebaiknya memenuhi syarat 2.Ruangan Tunggu
dari segi keamanan dan kenyamanan Lanjut Usia yaitu : 3.Ruangan Pemeriksaan
• Ruangan mudah dijangkau, nyaman dan aman misalnya ada di lantai satu 4.Ruangan untuk Kegiatan Lanjut Usia
• Aliran udara / ventilasi optimal 5.WC/Toilet Khusus Lanjut Usia
• Sinar matahari dapat memasuki ruangan dengan baik (pencahayaan
cukup)
• Pintu masuk cukup lebar untuk kursi roda
• Lantai rata, mudah dibersihkan tidak licin, bila ada undakan harus dengan
warna ubin yang berbeda agar jelas terlihat
• Jika terdapat tangga, disediakan juga ramp atau pegangan di dinding
b. Alat
Sesuai standar peralatan yang ada di Puskesmas ditambah dengan peralatan khusus
untuk lansia termasuk untuk fisioterapi dan latihan fisik
STRATA PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN SANTUN LANSIA
Puskesmas yang Strata I (Pratama) Strata II (Madya) Strata III (Paripurna)
menyelenggarakan pelayanan
santun lanjut usia
1. Memberikan pelayanan yang baik
dan berkualitas -- > Petugas terlatih
v v Terlatih/Terorientasi
atau memahami pelayanan kesehatan
lansia dan geriatri
2. Memberikan prioritas pelayanan • Sudah memberikan • Sudah memberikan • Sudah punya sarana
kepada lanjut usia dan penyediaan prioritas mulai dari prioritas mulai dari tersendiri, loket, poli,
sarana yang aman dan mudah diakses loket, poli, lab dan loket, poli, lab dan apotik dan lab.
apotik, tetapi belum apotik, dan sudah • Atau one stop service
punya poli punya poli tersendiri dengan poli tersendiri
tersendiri. • Sarana mulai • Sarana lain sudah
• Mulai memperhatikan memenuhi sesuai standar
memperhatikan keamanan Lansia keamanan bagi lansia
keamanan Lansia
3. Melakukan pelayanan secara pro- 50% 60% 70%
aktif --- > minimal 50% desa
mempunyai Posyandu Lansia
4. Melakukan koordinasi dengan lintas v v v
program dengan pendekatan siklus 44
hidup
PUSKESMAS SANTUN LANSIA - PUSKESMAS KEBON JERUK
(PROV. DKI JAKARTA)
PUSKESMAS SANTUN LANSIA - PUSKESMAS KEBON
JERUK
(PROV. DKI JAKARTA)
KOORDINASI DAN KEMITRAAN PAS
AL
A. Koordinasi Lintas Program 8

 Lansia sehat, aktif dan mandiri  dipersiapkan sejak dini 


pendekatan siklus hidup Koordinasi Lintas Program
dan Lintas Sektor
• perilaku hidup sehat mulai ketika ibu mengalami
kehamilan, masa bayi, remaja sampai lanjut usia.
• Identifikasi faktor risiko (lingkungan dan perilaku) yang
diikuti tindakan pencegahan .
• Pencegahan penyakit dengan imunisasi, deteksi dini
faktor risiko serta pengendalian lingkungan.
• Pendekatan yang dilakukan berhubungan dengan
kesehatan fisik, kejiwaan dan psiko-sosial.
• Pencegahan dan intervensi dini kecacatan akibat
berbagai hal dapat ditunda sampai selanjut mungkin
• Pelayanan kepada lanjut usia dilakukan secara terintegrasi
yang melibatkan lintas program : kes jiwa, keperawatan,
PTM, kes gigi dan mulut, intelegensi kesehatan , gizi, kes
tradisional, kes olah raga, dll
 
KOORDINASI DAN KEMITRAAN
B. Kemitraan
• Pembinaan dan pelayanan kesehatan lanjut usia memerlukan penanganan terpadu
melalui peningkatan kemitraan dengan LS, LSM, ormas, toga, toma, serta partisipasi
aktif dari masyarakat.
• Kemitraan dilakukan sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing, dengan
prinsip kesetaraan dan keterbukaan
• Dapat dibentuk kelompok kerja tetap pembinaan lanjut usia di tingkat kecamatan yang
terdiri dari unsur lintas sektor, LSM, generasi muda, tokoh masyarakat, kader dsb.
• Pokja Lansia di kecamatan ini bertugas :
• Melakukan koordinasi pada setiap kesempatan dalam upaya pembinaan lanjut usia
• Mendorong terbentuknya kelompok/posyandu lanjut usia di masyarakat
• Memantau permasalahan lanjut usia dimasyarakat dan memberi masukan kepada
pelaksana program
• Di tingkat desa/kelurahan dapat dibentuk tim pelaksana pembinaan lansia
KOORDINASI LINTAS SEKTOR

Tim pelaksana pembinaan Lanjut Usia di kelurahan/desa


bertugas:
•Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan Posyandu Lanjut Usia
•Melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan
•Memfasilitasi kegiatan olah raga/senam
•Menjadi penghubung antara masyarakat dengan petugas di
puskesmas/kecamatan
Buku Kesehatan Lansia

Buku Kesehatan Lanjut Usia : Buku bagi Pra Lansia (45-59 tahun)
dan Lansia (60 tahun ke atas) yang berisi catatan kesehatan serta
berbagai informasi cara memelihara kesehatan Pra Lansia/Lansia,
sehingga kesehatan Pra Lansia/Lansia dapat terpantau dengan baik.

MANFAAT BUKU KESEHATAN LANSIA


MANFAAT BUKU KESEHATAN LANSIA •Sebagai Instrumen Pemantauan Kesehatan Lansia
OUT LINE
• Sebagai Instrumen Pemantauan •Sebagai
Kesehatan Lansia
dokumen pencatatan pelayanan
• Sebagai dokumen pencatatan pelayanankesehatan
kesehatanPraPra
Lansia dan Lansia
Lansia dan Lansia
•Sebagai Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi
• Sebagai Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi
MONITORING DAN EVALUASI
PASAL 11
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
• Monitoring-evaluasi merupakan salah satu
upaya untuk melihat sejauh mana program
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan,
tujuan, prosedur dan peraturan yang ditetapkan
• Monitoring dan evaluasi kegiatan dapat
dilakukan dengan cara :
• Memanfaatkan data hasil pencatatan dan
pelaporan berkala, yang meliputi aspek
masukan, proses dan luaran.
• Pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan kegiatan pelayanan untuk
mengtetahui kemajuan dan hambatan yang
ada.
• Studi atau penelitian khusus, untuk
mengetahui dampak dari pembinaan
kesehatan usia lanjut yang sudah
dilaksanakan
INDIKATOR DAN HASIL
4 PENGEMBANGAN PROGRAM
KESEHATAN LANJUT USIA
TAHUN 2018
INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
(TINGKAT PUSKESMAS)
INDIKATOR DAN CAPAIAN PELAYANAN
KESEHATAN LANJUT USIA

NO INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentase Puskesmas TARGET 10% 20% 30% 40% 50%


yang
menyelenggarakan CAPAIAN 8,45% 24,9% 37,10% 50,5%
pelayanan santun (824) ( 2.432) (3.645) (5.008)
lanjut usia
2 Jumlah RS yang TARGET 10 12 20 34 60
menyelenggaran
layanan geriatri
terpadu CAPAIAN 10 14 17 In
progress

3 Persentase Lansia TARGET - 25% 35% 50% 75%


yang mendapatkan
pelayanan
CAPAIAN NA NA 44,8 55,8
PUSKEMAS YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN SANTUN LANSIA
DAN POSYANDU LANSIA/POSBINDU TAHUN 2018
2017 2018
TOTAL PKM : 9.825
TOTAL PKM : 9.917
TOTAL PKM SANTUN LANSIA: 3.645 (37,10%)
TOTAL PKM SANTUN LANSIA: 5.008 (50,5%)
TOTAL POSYANDU LANSIA/POSBINDU : 80.353 TOTAL POSYANDU LANSIA/POSBINDU : 81.064
2.740
142 PKM 265
76
40,8 % 27PKM
12 PKM 55,1 %
2,1 % 644
375
ACEH 210 1.290 62 PKM
35 PKM 66,7% 1.058
191 PKM 757
2 PKM 47,3 % 56PKM
0,9 % 78,9 % KALTARA 174 PKM
137 PKM 41,8 % 91
SUMUT 92,1 %
76,5%
18 PKM
64 MALUT 11,6 %
RIAU KEPRI 652 KALTIM SULUT 1.075
KALBAR GORONTALO
51 PKM 43 PKM
126 PKM 81,0 % 51 PKM 44 PKM
SUMBAR 10,9 %
45,8 % KALTENG 54,3 % SULTENG 22,8 % PAPUA
JAMBI BABEL 667 BARAT
398 2.030
138 PKM 220 PKM SULBAR
67,1 % KALSEL MALUKU
70,8 % SUMSEL 160 PKM
3548 SULSEL SULTRA 252 PKM PAPUA
BENGKULU 3418 1.720 81,6 %
107 PKM 88,7 %
LAMPUNG 735
121 PKM 200 PKM 46,5 % 299 PKM 1.493 5 PKM
67.2 % DKI JKT 59,0 % 2.5 %
262 PKM 1.621 66,0 %
1.197 85,6.% 1.227 970
2.677 BANTEN JABAR
JATENG
481 PKM JATIM BALI NTB
DIY
133 PKM 45.5 % 364 PKM 415 PKM NTT
57,1 % 9.774 41,3 % 48,1 %
1233 18.645 12.489 87 PKM 91 PKM 181 PKM
72,5 % 53,5 % 48.7 %
107 PKM 2.172
1.322 517
88,4 %
3.914

Sumber: Data Laporan Program Dit. Kesga Kemenkes RI, 2018 55


Data Pelayanan pada Pra Lansia/Lansia berdasarkan Provinsi Tahun 2018
Tingkat Kemandirian
Lansia Yang Dilayani
No Propinsi Sasaran Lansia A B C
Abs % Abs % Abs % Abs %
1 ACEH 359,226 50,061 13.94 0 0 0
2 SUMUT 1,101,953 756,511 68.65 144,420 76% 16,130 8% 29,536 16%
3 SUMBAR 512,821 315,889 61.60 91,299 67% 18,396 14% 26,007 19%
4 RIAU 375,742 192,597 51.26 109,082 53% 37,131 18% 60,897 29%
5 JAMBI 262,387 219,226 83.55 313,580 90% 18,225 5% 16,523 5%
6 SUMSEL 648,824 343,241 52.90 206,812 82% 39,565 16% 5,326 2%
7 BENGKULU 141,825 74,213 52.33 56,717 81% 8,012 12% 4,897 7%
8 LAMPUNG 722,500 417,633 57.80 502,627 84% 61,490 10% 34,369 6%
9 Kep. BABEL 109,848 79,196 72.10 148,095 96% 4,825 3% 1,929 1%
10 Kep. RIAU 97,239 63,906 65.72 50,550 79% 12,143 19% 1,309 2%
11 DKI JAKARTA 793,201 668,247 84.25 508,524 94% 28,557 5% 6,513 1%
12 JABAR 4,376,473 2,178,126 49.77 1,941,459 78% 452,808 18% 81,388 3%
13 JATENG 4,492,440 1,483,930 33.03 0 0 0
14 DIY 535,509 335,507 62.65 271,881 86% 40,444 13% 3,288 1%
15 JATIM 4,993,633 3,749,764 75.09 1,681,243 78% 275,849 13% 187,098 9%
16 Banten 770,753 472,855 61.35 273,470 79% 42,757 12% 29,773 9%
17 Bali 470,361 311,338 66.19 178,079 92% 6,073 3% 10,245 5%
18 NTB 413,600 330,407 79.89 362,913 85% 45,666 11% 16,620 4%
19 NTT 421,655 258,404 61.28 25,749 36% 10,221 14% 35,301 50%
20 KALBAR 379,227 207,792 54.79 185,250 81% 39,176 17% 5,065 2%
21 KALTENG 154,343 43,358 28.09 10,679 76% 2,672 19% 614 4%
22 KALSEL 304,337 117,872 38.73 320,985 87% 17,766 5% 31,518 9%
23 KALTIM 221,905 77,687 35.01 42,551 76% 1,756 3% 11,789 21%
24 KALTARA 45,042 46,095 102.34 49,629 63% 2,720 3% 26,438 34%
25 SULUT 268,178 65,937 24.59 0 0 0
26 SULTENG 238,707 184,522 77.30 55,580 85% 5,958 9% 3,785 6%
27 SULSEL 823,384 429,121 52.12 340,905 80% 56,476 13% 28,319 7%
28 SULTRA 150,036 52,124 34.74 13,879 86% 1,746 11% 579 4%
29 GORONTALO 92,696 27,300 29.45 32,540 80% 5,637 14% 2,391 6%
30 SULBAR 89,069 50,849 57.09 8,838 90% 606 6% 338 3%
31 MALUKU 124,957 97,021 77.64 84,550 81% 12,087 12% 7,486 7%
32 MALUT 75,819 56,366 74.34 58,784 84% 5,370 8% 6,155 9%
33 PAPBAR 42,593 16,121 37.85 1,674 56% 167 6% 1,128 38%
34 PAPUA 113,742 26,628 23.41 93,753 91% 4,722 5% 4,749 5%
NASIONAL 24,724,025 13,799,844 55.82 8,166,097 81% 1,275,151 13% 681,373 7%
sumber: data komdat kesga 2018
Data Pelayanan pada Pra Lansia/Lansia Triwulan I DKI Jakarta
Tahun 2019
Data Komdat tgl 16 April 2019

Lansia > 60thn Dilayani


Nama_Lokasi_Wilayah Lansia > 60thn Puskesmas Kelas Ibu Hamil

Abs % Abs % Abs


3101 Kepulauan Seribu 1794 0 0.00 6 6 100.00 6 1
3171 Kota Jakarta Selatan 193406 0 0.00 74 0 0.00 0
3172 Kota Jakarta Timur 225387 0 0.00 86 0 0.00 0
3173 Kota Jakarta Pusat 95642 0 0.00 37 0 0.00 0
3174 Kota Jakarta Barat 191997 0 0.00 73 58 79.45 41
3175 Kota Jakarta Utara 134606 0 0.00 45 47 104.44 47 1
Total 842832 0 0.00 321 111 34.58 94
http://komdatkesga.kemkes.go.id/
5 SPM KESEHATAN LANJUT USIA
SPM PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

Lingkup pelayanan sesuai standar :


1.Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2.Skrining faktor risiko penyakit menular dan
penyakit tidak menular :
a. Pengukuran TB, BB dan Lingkar Perut
b. Pengukuran tekanan darah.
c. Pengukuran gula darah
d. Pengukuran kadar kolesterol dalam darah
e. Pemeriksaan gangguan mental
f. Pemeriksaan gangguan kognitif
g. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
h. Anamnesa Perilaku berisiko

Target : 100% Tindak lanjut hasil skrining :


•Melakukan rujukan jika diperlukan
•Memberikan penyuluhan kesehatan 60
Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Skrining Faktor Risiko
KOMPONEN P3G
a. Anamnesis f. Status Nutrisi
b. Status Fisik - Mini Nutritional Assessment (MNA)
c. Status fungsional, g. Status Sosial Ekonomi
- Activity Daliy Living (ADL) dari barthel, Meliputi keluarga, lingkungan fisik,
masyarakat sekitar, ekonomi dan
- Instrumen Activities of Daily Living
aspek hukum yang dapat terkait
(IADL) Lawton
dengan pasien lanjut usia.
- Risiko Jatuh Pasien Lansia
h. Pemeriksaan Penunjang
d. Status mental
i. Diagnosa dan Tata laksana
- Geriatric Depression Scale (GDS)
e. Status kognitif
• Abbreviated Mental Test (AMT)
• Mini Cog dan clock drawing test (CDT4)
• Mini Mental State Examination (MMSE)
Anamnesa Perilaku Berisiko
Menggunakan Buku Kesehatan Lansia

Anda mungkin juga menyukai