Anda di halaman 1dari 32

PENDAHULUAN

Ilmu Alamiah Dasar / Kealaman Dasar (IAD):


IAD adalah Ilmu yang mempelajari Alam Semesta beserta isinya, baik aspek
biotik (Flora, Fauna, manusia, Mikroorganisme) maupun Abiotik (air, tanah,
udara, temperatur, planet, tata-surya,), perilaku alam semesta.

Fungsi belajar IAD :


Membentuk manusia lulusan perguruan tinggi yang ahli dalam bidangnya serta
memiliki Sikap Ilmiah. Memecahkan masalah yang dihadapi manusia pada saat
berinteraksi dengan sesama manusia maupun dengan lingkungannya. Yaitu
dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang ada dengan
memperhatikan dampak yang terjadi (positif dan negatif), shg meningkatkan
kesejahteraan (Lahir & Batin) Manusia.
1
Pokok bahasan yang akan diuraikan adalah sebagia berikut :
1. Mengenal IPA terdiri dari :

- Perkembangan Pola Pikir Manusia :


Rasa Ingin Tahu, Mitos, Penalaran, Pengetahuan sebagai
Pangkal Timbulnya IPA.
- Metode Ilmiah sebagai ciri IPA.
- IPA Klasik dan IPA modern.
- IPA dan Perkembangan Daya Abstraksi Manusia.

2. Mengenal Ruang Lingkup IPA, terdir dari :

- Terjadinya alam semesta.


- Sistem tata surya.
- Bumi.
- Biologi dan perkembangannya.
- Fisika dan kimia serta perkembangannya. 2
3. Mengkaji Perkembangan IPA dan Teknologi terdiri dari :
- Perkembangan IPA dan teknologi bagi kehidupan
manusia  Sejarah IPA, perkembanganan IPA ditinjau dari perubahan
tingkat teknologi dan produk bagi manusia .
- Perbandingan IPA dan teknologi di berbagai Negara dalam perspektif
sejarah.

4. Mengenal Dampak Perkembangan IPA dan Teknologi

terhadap Kehidupan Manusia, terdiri dari :


- Dampak terhadap pencapaian kemakmuran dan
perluasan kemudahan.
- Dampak terhadap pendayaguanaan SDA
- Dampak terhadap transpotasi, komunikasi dan formasi.
- Dampak terhadap sumber daya manusia.
- Relevansi perkembangan IPA dan teknologi dalam 3

kehidupan manusia..
5. Mengenal kaitan IPA, teknologi dan masalah

kelangsungan hidup manusia, terdiri dari :


- Pemanfaatan sumber daya alam non konvensional.
- Jantera genetika  Genetika Engineering .
- Perluasan ruang lingkup.
- Perluasan Informatika.

4
1.1. Perkembangan Pola Pikir /Pengetahuan Manusia
A. Rasa Ingin Tahu (RIT),
Benda Mati tdk memiliki RIT. Mereka (Api, Air & Udara) bergerak karena
pengaruh alamiah yang kekal (Sunatullah). Atau jika digerakan oleh pihak
lain.
RIT hanya dimiliki oleh hewan,
RIT Pada hewan selain manusia akan tetap selamanya (Iddle
Curiousity = Instinct). RIT-nya hanya untuk mempertahankan hidupnya
(Makan, reproduksi, melindungi diri). Tumbuhan juga punya instink untuk
mempertahankan hidupnya. Tumbuhan (daun dan akar)
Binatang (ubur-2, ikan, burung, harimau, monyet, kambing, dll) bergerak
hanya untuk mempertahankan hidupnya. (Makan, reproduksi, melindungi diri).
Pengetahuannya tidak berubah dari waktu ke waktu. Burung sarangnya tidak
pernah berubah, Tempat tinggal hewan-hewan lain yang liar/alami juga tidak
pernah berubah. Cara reproduksi hewan secara alami juga tidak berubah 6
Issac Asimov (1920), mengatakan bahwa binatang sebagai Idle
Curiosity (keingintahuan yang terbatas). Manusia justru daya pikirnya
lebih berperan daripada daya fisiknya.
IPA Bermula dari rasa ingin tahu (RIT).
RIT Pada manusia berkembang seolah tanpa batas, karena manusia
mempunyai Instinct dan kemampuan berpikir yang juga berkembang;
(apa bagaimana mengapa), Mampu menggunakan pengetahuan
yang sebelumnya untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang lebih
baru, serta mampu mensintesis pengetahuan baru.
Manusia dengan RIT nya yang terus berkembang, tidak hanya untuk
mempertahankan diri (Makan, Reproduksi, melindungi diri), tapi juga sampai
keindahan dan peningkatan kesejahteraan

Manusia purba (hidup di pohon), manusia sekarang tempat


hidupnya sangat bervariasi, makanan dan aktivitas
reproduksinya juga lebih bervariasi. 7
. Manusia dengan pengetahuannya mampu
menciptakan alat-alat, yang selanjutnya dengan alat-
alat yang diciptakannya juga dapat menghasilkan dan
mengembangkan pengetahuan. Proses demikian
akan terus berlangsung. Akibatnya, terjadi akumulasi
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Perbedaan Manusia dengan binatang :
Manusia dapat berpikir (homo sapien)
Manusia dapat membuat alat (homo faber)
Manusia dapat berbicara (homo lenguage)
Manusia hidup bermasyarakat (homo socius)
Manusia dapat berdagang (homo economicus)
Manusia sadar ada kekuatan diluar dirinya (homo
religius).
B. MITOS : Timbulnya & Kepuasan Terhadapnya

Manusia tidak hanya memenuhi kebutuhan fisiknya, tetapi juga kebutuhan


non-fisik atau kebutuhan alam pikiran dan perasaannya. RIT manusia
ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya. Untuk memuaskan alam pikirannya, manusia mereka-reka
sendiri jawabannya, sesuai kemampuannya saat itu. Maka muncul
pengetahuan2 baru.
Contoh:
Pelangi selendang bidadari,
Gunung meletus penguasa marah,
Gempa bumi raksasa bergerak, dst.
Pengetahuan-2 baru yang dibuat & merupakan gabungan dari pengamatan,
pengalaman, & kepercayaan disebut Mitos.
9
Mitos muncul karena keterbatasan alat Indra manusia;
- Pendengar : mampu mendengar suara dengan frekuansi
getaran : 30 - 30.000 Hertz
- Penglihat : Benda bergerak terlalu cepat, ukuran partikel terlalu kecil, posisi
terlalu jauh maka tidak bisa melihat / membedakan
- Pengecap : hanya bisa membedakan 4 rasa : Manis, Masam, Asin, Pahit
- Pencium : hidung hanya bisa mencium bila konsentrasinya di udara > 0,1 ppm
- Perasa : Kulit hanya membedakan panas/dingin tapi relatif, tidak bisa sebagai
alat observasi.

Kemampuan alat indra bervariasi diantara individu manusia, dan bisa ditingkatkan
melalui latihan,
. namun tetap sangat terbatas kemampuannya.
Pendengaran Orang buta lebih tajam dr yang tidak buta. Ini karena terlatih
sejak kecil dan kebesaran Tuhan.
Usaha lain untuk Meningkatkan ketepatan adalah : menciptakan alat dan
memperbanyak mengulang pengamatan. 10
Mitos dapat diterima masyarakat karena :
- Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman,
disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengindraan (langsung
ataupun dengan alat).
- Keterbatasan penalaran & pemikiran pada masa itu.
- Hasrat ingin tahunya terpenuhi.

Jadi Mitos merupakan jawaban paling memuaskan terhadap rasa ingin tahu
manusia yang terus berkembang. Mencari jawaban atas masalah dengan
menghubungkannya dengan mahluk gaib disebut berpikir secara irasional.

Manusia dalam tahap mitos ini menanggapi realitas dengan mengadakan


selamatan, tari-tarian, menyanyikan lagu-lagu yang mengandung cerita. Lewat
cerita ini manusia merasa aman, dapat terhindar dari keganasan alam.
Cerita yang berdasar pada Mitos disebut Legenda. 11
Mitos merupakan pengetahuan / kesimpulan / jawaban yang
didasarkan pada 50% berasal dari pengamatan dan Pengalaman,
sedangkan yang 50% lainnya dari dugaan, imajinasi, persepsi dan
kepercayaan, dan ini merupakan Puncak hasil pemikiran pada Zaman
Babylonia (700 - 600 SM); Pengetahuan orang-orang babylonia
tersebut disebut "Pseudo Science" /mirip tapi bukan IPA (Science)

Beberapa contoh Pengetahuan Orang Babylonia


-Alam semesta seperti ruangan dibawah belahan bola yang telungkup, bumi
datar sebagai lantainya, langit dengan bintang-bintang sebagai atap dan
ada jendela sehingga air hujan sampai bumi.
-Aneka ragam benda di alam diciptakan oleh Dewa-dewa seperti apa adanya.
-Telah mengenal Ekliptika (bidang edar matahari); satu kali matahari
beredar dan kembali ke tempatnya adalah satu tahun = 365,25 hari.
-Telah menggunakan horoskop / ramalan nasib manusia berdasar rasi bintang;
dipakai juga oleh sebagian masyarakat sekarang. 12
Pengetahuan Pada Orang-orang zaman Yunani
Karena kemampuan berpikir manusia semakin maju dan disertai perlengkapan
pengamatan yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai Legendanya makin
ditinggalkan orang. Orang-orang zaman Yunani (600 - 200 SM) selangkah lebih maju dari
orang Babylonia. Mereka menggabungkan antara pengamatan, pengalaman dan akal
sehat / rasional.
Tokoh-tokohnya adalah :
Thales (624 - 546 SM); Astronom, Ahli matematika & Teknik.
Pendapat dia antara lain :
(1) Bintang-bintang mengeluarkan sinarnya sendiri, sedangkan bulan hanya sekedar
memantulkan cahaya dari matahari (orang pertama yang berpendapat tentang ini)
(2) Bumi merupakan piring datar yang terapung di atas air.
(3) Adanya beraneka ragam benda di alam raya sebenarnya merupakan gejala alam saja,
bahannya amat sederhana dan sama, yang merupakan unsur dasar, yaitu AIR, karena
mengalami suatu proses.
Pendapat Thales merupakan perubahan dasar dalam pemikiran manusia pada saat itu,
karena kebanyakan manusia pada saat itu berpendapat bahwa aneka ragam benda13 di

alam diciptakan oleh Dewa seperti apa adanya.


Anaximander (610 - 546 SM), berpendapat :
Alam semesta berbentuk seperti bola, dan bumi sebagai pusatnya, langit beserta
isinya mengelilingi bumi (Geosentris). Dia membuat "jam Matahari": Tongkat
ditegakkan di atas bumi yang datar, maka bayangan tongkat menjadi petunjuk
waktu.
Aneximenes (560 -520 SM) berpendapat :
Unsur dasar pembentuk semua benda adalah Air. Air dapat meregang menjadi api
(gas), memadat menjadi tanah (padat). Ini menjadi toeri pertama tentang
Transmutasi unsur-unsur.
Herakleitos (560 -470 SM), berpendapat :
Api lah yang menjadi penyebab adanya Transmutasi. Tanpa api benda akan tetap
Pythagoras (+ 500 SM) berpendapat :
sepertidasar
Unsur apa adanya.
ada 4 yaitu Tanah, Api, Udara dan Air. Jadi bukan satu yang bisa
berubah kedalam 3 bentuk unsur lainnya.
Bumi bulat dan berputar, tampaknya seolah-olah alam berputar mengelilingi bumi
(Geosentris)
Matematika : Dalil Pythagoras : c² = a²+ b²
14
9. Aristoteles (348 - 322 SM); Pemikir terbesar di Zamannya.
Dia membukukan intisari ajaran orang-2 sebelumnya. Menajadi buku :
Ensiklopedi Pengetahuan. Dia membuang hal-hal yang tidak masuk akal dan
menambahkan pendapatnya sendiri. Pendapatnya itu diantaranya zat tunggal
(unsur dasar) pembentuk semua benda disebut ”Hule”. Zat tunggal ini
tergantung dari kondisinya, dapat berbentuk tanah, air, udara atau api. Adanya
transmutasi ini disebabkan oleh keadaan dingin, lembab, panas dan kering. :
Hule” udara (lembab dan panas), api (panas dan kering), tanah (kering dan
dingin). Dia percaya tidak ada ruang hampa, bila di suatu tempat tidak ada
apa-2, disitu ada sesuatu yang immaterial yang disebut ETHER (bukan senyawa
kimia). Dia mempunyai pahan Geosentris (Bumi Bulat dan menjadi pusat dari
alam semesta yang beredar mengelilinginya). Aristoteles memperoleh
kebenaran berdasarkan logika Deduktif (menarik kesimpulan dari hal-hal
yang umum menuju yang khusus).

15
Contoh :
Semua yang bernyawa pasti mengalami mati (Premis Mayor)
Gajah bernyawa (Premis Minor)
Oleh karena itu gajah pasti mengalami mati (kesimpulan).
Semua benda kering dipanaskan akan berubah jadi api
Arang adalah benda kering
Arang bila dipanaskan akan berubah jadi api.

Buku yang ditulisnya dan diberi nama "Physica" belum selesai saat dia meninggal,
oleh sekretarisnya diberi Judul "Metaphysica", dan oleh orang Yunani disebut
Philosophia (berisi tentang Pengetahuan Alam Semesta). Pengaruh buah pikiran
Aristoteles dapat bertahan sampai 1500 tahun.

16
10. Ptolomeus (127 - 151 M), Orang Hebat 450 tahun setelah Aristoteles,
berpendapat :
Bumi adalah pusat dari jagat raya, berbentuk bulat, diam, setimbang tanpa
tiang penyangga (Geosentris). Bintang-2 menempel tetap pada langit dan
berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam. Planet beredar melalui
orbitnya sendiri, terletak di antara bumi dan bintang.
Jadi pemikir orang-2 Yunani dari Thales sampai Ptolomeus mempunyai
kesamaan pendapat bahwa Bumi adalah pusat jagat raya =
GEOSENTRIS.

Perkembangan pola pikir terjadi pada pandangan orang Zaman Babylonia sampai
zaman Yunani :
Tentang bumi : dari bumi datar (Babylonia), kemd Seperti piring mengapung diatas
air (Thales), sampai bumi Bulat (Thales, Pythagoras, Ptolomeus).
Tentang Unsur/Elemen Dasar: semua benda diciptakan oleh Dewa-dewa seperti apa
adanya (Babylonia), Semua benda terjadi dari unsur dasar (yang sederhana)
melalui suatu proses menjadi beraneka ragam benda (Yunani)

17
D. Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Berkat makin sempurna alat bantu indra (Teleskop) dan makin meningkatnya
kemampuan berpikir manusia, maka tahun 1500 – 1600 M terjadi perubahan
besar atas ajaran Aristoteles & Ptolomeus, berubah dari berpikir Deduktif
menjadi berpikir Induktif/Eksperimentatif

Pelopornya adalah :
1. Nikolas Copernicus (1473 - 1543) ; Astronom, ahli Matematik & Pengobatan. Tahun
1507 tulisannya berjudul "De Revolutionibus Orbium Caelestium" = Peredaran
Alam Semesta. Dia berpendapat bahwa pusat dari sistem solar solar adalah
matahari, dan dalam sistem itu bumi merupakan salah satu planetnya
mengelilingi matahari (HELIOSENTRIS). Bumi berputar dari barat ke timur pada
potrosnya sehingga ada siang dan malam. Bulan beredar mengelilingi bumi dan
18
bersama bumi mengelilingi matahari
Pengikut Copernicus :

1. Bruno (1548 - 1600) : Jagat raya tidak ada batasnya dan bintang tersebar
diseluruh jagat raya.
2. Johanes Kepler (1571 - 1630) : Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada
garis edar berbentuk elips dengan suatu fokus. Luas bidang yang ditempuh
pada jangka waktu yang sama selalu sama. Pangkat dua dari waktu yang
dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari secara penuh adalah
sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet tsb terhadap matahari.
3. Galileo (1564 - 1642); orang Italia. Dengan teleskopnya dia
membenarkan teori Copernicus tentang Heliosentris yang jelas berbeda
dengan pandangan penguasa saat itu. Dia juga menyatakan bahwa : ada 4
buah bulan yang mengelilingi Yupiter, ada gunung-gunung di bulan, dan
suatu bintik hitam di matahari yang sangat penting untuk menghitung
kecepatan rotasi matahari. Kelompok taburan bintang yang disebut
"Milky Way" = Bima Sakti terdiri dari bermilyar bintang, dan
ditemukannya cincing saturnus.
19
Peranan Matematika : Pada tanggal 21 Juni di Syene Mesir tepat matahari ada di atas
kepala. Saat yang sama di Alexandria yang berjarak 500 mil di sebelah utara Syene satu
garis sinar matahari membentuk sudut 7,5 derajat. Dengan asumsi bumi itu bulat maka
keliling bumi 24.000 mil dan garis tengahnya ada = 8.000 mil Eathotenes. Hipparcus
150 SM menghitung besarnya jarak bumi dengan bulan berdasarakan gerhana bulan,
diperkirakan jaraknya = 24.000 mil.
Penemuan tersebut dilandasi pengamatan empiris dengan metode induksi
yang obyektif bukan berdasarkan metode deduksi philosofik seperti pada zaman
yunani atau mitos zaman Babylonia. Penemuan tersebut dikatakan sebagai IPA yang
sifatnya kualitatif dan ini tidak mampu menjawab pertanyaan yang sifatnya kait
mengkait kausal sehingga ilmu ini hanya mampu menjawab pertanyaan yang
sifatnya faktual saja. Yang mampu menjawab pertanyaan kausal harus bersifat
kuantitatif yaitu dengan mengadakan percobaan dan data percobaan berdasarkan
induksi serta deduksi yaitu perhitungan matematika dan statistika akan menghasilkan
sebab dan akibat permasalahan. Jadi IPA kuantitatif dihasilkan oleh metode ilmiah
yang didukung oleh data kuantitatif dengan bantuan statistika.
20
IPA juga berkaitan dengan daya abstraksi manusia dimana untuk menjawab
pertanyaan yang selalu timbul dalam alam pikirnya berusaha mendapatkan
jawaban yang memuaskan dan meyakinkan harus berupa kenyataan bukan
abstrak atau mengambang. Dalam bentuk yang nyata mudah membuktikan
namun untuk itu harus dibantu pemecahannya dengan perhitungan matematika
atau statistika.

Ilmu matematika kuno itu seperti halnya ilmu hitung sedang matematika modern
sekarang ini sudah berkembang demikian kompleksnya dan bersama dengan statistika
mampu membantu sekaligus memecahkan persoalan yang tadinya abstrak menjadi
kenyataan dan terealisasikan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam ini
maka beberapa fenomena alam dapat dijawab dan diterangkan secara runtut dan
berkaitan keberadaanya seperti dapat kita lihat beberapa contoh yang tadinya berupa
angan-angan atau bayang-bayang abstrak akhirnya menjadi nyata.

21
misalnya :
1. Perjalanan ke ruang angkasa bolak-balik
2. Terjadinya gerhana matahari, bulan yang tepat
3. Penemuan benda-benda angkasa baru
4. Menipisnya lapisan ozon di ruang angkasa
Sejak5.Copernicus sampai
Waktu rotasi bumi, Galileo : Permulaan
matahari, abad
planet-planet lain.Ilmu Pengetahuan Modern;
menetapkan kebenaran berdasar induksi / eksperimentasi

Manusia secara terus menerus selalu mengembangkan pengetahuannya tidak


hanya untuk memenuhi kebutuhan menyangkut kelangsungan hidupnya. Mereka
berusaha untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, menentukan
mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang indah dan mana yang jelek.
Mereka harus berpikir dan harus merasakan sedemikian rupa sehingga dapat
menarik kesimpulan dan memperoleh pengetahuan. Jadi pada hakekatnya
manusia merupakan mahluk berpikir, merasa, bersikap dan bertindak.
22
Berpikir adalah suatu kegiatan untuk memperoleh / menemukan
pengetahuan yang benar. Proses berpikir dan menarik kesimpulan yang berupa
pengetahuan yang benar ini disebut penalaran. Pengetahuan yang dihasilkan
penalaran ini hasil kegiatan berpikir, bukanlah hasil perasaan. Perlu disadari bahwa
tidak semua kegiatan berpikir merupakan penalaran. Penalaran merupakan
kegiatan berpikir yang mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu logis dan analis. Tidak
semua kegiatan berpikir merupakan berpikir logis dan analis, dan yang demikian
tidak termasuk penalaran.

23
Terdapat berbagai cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak
berdasarkan penalaran, diantaranya :
1. Prasangka; Anggapan bahwa sesuatu benar. Prasangka hanya berguna untuk
mencari kemungkinan suatu kebenaran.
2. Pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan. Merasa, merupakan suatu cara
menarik kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran.
3. Intuisi : intuisi merupakan kegiatan berpikir yang tidak analistis, tidak berdasarkan
pada pola berpikir tertentu. Pendapat yang berdasarkan intuisi timbul dari
Pengetahuan-pengetahuan yang terdahulu melalui suatu proses berpikir yang tidak
disadari. Seolah-olah pendapat itu muncul begitu saja tanpa dipikir. Intuisi dapat
juga timbul pada saat seseorang tidak sepenuhnya sadar, jawaban yang ditemukan
tidak pada waktu ia sadar sedang memikirkan masalah tersebut. Ia dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya tetapi tidak bisa menjelaskan bagaimana
ia sampai pada pemecahan masalah tsb. Pengetahuan intuitif tidak dapat
diandalkan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur.
Pengetahuan ini dapat digunakan sebagai hipotesis dan selanjutnya perlu
dilakukan analisis untuk menentukan kebenarannya. 24
4.Wahyu; wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan
kepada manusia, disalurkan lewatt nabi-Nya
5.Trial and error; Trial and error adalah suatu cara untuk memperoleh
pengetahuan secara coba-coba atau untung-untungan. Dengan cara ini
ada yang bermanfaat, misal penemuan vitamin C dan B serta obat
malaria, namun memerlukan waktu yang lama sehingga merupakan
cara tidak efisien untuk mencari kebenaran.

Metode Ilmiah & Langkah-langkah Operasionalnya


Pengetahuan yang didapat oleh orang zaman Babylon dan Yunani bukan termasuk

pengetahuan yang ilmiah, karena didapat melalui: Prasangka, perasaan dan


intuisi.

25
Pengetahuan dikatakan Ilmiah apabila pengetahuan itu memenuhi 4 syarat :
Obyektif : pengetahuan itu harus sesuai dengan obyeknya, dibuktikan dengan hasil
pengindraan atau empiris/percobaan. Perintisnya Galileo.
Metodik : diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan
terkontrol.
Sistematik: tersusun dalam suatu sistem, satu dengan lainnya saling berkaitan dan
saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan kesatuan yang utuh.
Berlaku Umum: Semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan
memperoleh hasil yang sama / konsisten.

26
Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah :
Perumusan Masalah : pertanyaan apa ? , Mengapa ?, dan Bagaimana ? tentang obyek yang
diteliti. Harus jelas batas-2-nya & dikenali faktor-2 yang mempengaruhinya.
Penyusunan hipotesis : pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan
jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.
Pengujian Hipotesis : pengumpulan fakta-2 yg relevan dengan hipotesis tsb dan dapat
memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung atau tidak Pada
umumnya fakta diperoleh dengan pengamatan langsung atau menggunakan alat
bantu atau uji coba/eksperimentasi dan fakta-fakta itu diperoleh melalui pengindraan.
Penarikan Kesimpulan : penarikan kesimpulan didasarkan pada penilaian melalui analisis
fakta/data-2 untuk mengetahu apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau
ditolak.. Hipotesis diterima bila fakta-2 yang terkumpul itu mendukung pernyataan
hipotesis. Hipotesis yang telah diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya
telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari Pengetahuan Ilmiah.
Keempat Langkah tersebut harus ditempuh secara urut dan teratur.
27
Keterbatasan Metode Ilmiah :
Meskipun pengetahuan itu telah menjadi ilmu pengetahuan yang ilmiah tetapi data yang
diambil berdasarkan pengamatan yaitu indera mata atau pendengaran namun dijumpai
adanya keterbatasan menyebabkan timbulnya kekurangan atau tidak lengkapnya data,
yang dapat menyebabkan kesimpulan yang diambil menjadi tidak sempurna, bahkan
keleru. Apabila hal tersebut terjadi berarti kekeliruan kesimpulan yang sifatnya ilmiah
tetap dapat terjadi juga sepanjang data itu kurang lengkap, sehingga kebenaran ilmiah
atau kebenaran ilmu pengetahuan mempunyai sifat tentatve (Sebelum ada kebenaran
ilmu yang menolak kesimpulan itu, maka kesimpulan itu dianggap benar). Metode ilmiah
juga tidak menjamin kebenaran untuk menjangkau kesimpulan berkenaan dengan
baik buruknya atau sistem nilai, termasuk tentang seni dan keindahan.

28
Kelemahan Metode Ilmiah

Berdasarkan data hasil pengamatan, namun terbatasnya


kemampuan alat indera dlm pengamatan/penangkapan
fakta (data)

Ilmu Pengetahuan bersifat “tentatif”


Keunggulan Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah

Metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah akan


membimbing kita pada sikap ilmiah yang terpuji, Sbb :
Jujur dan Pemberani: seorang ilmuwan wajib melaporkan hasil
pengamatan secara obyektif, dan berani melawan ketidakbenaran serta
kepura-puraan.
Mencintai kebenaran yang obyektif, bersikap adil - bahagia
Sadar bahwa kebenaran tidak absolut, sehinga terpacu untuk terus
mencari kebenaran dan mamacu kita untuk tahu lebih banyak
Skeptis : Membimbing kita untuk tidak percaya begitu saja pada
kesimpulan tanpa ada bukti-bukti nyata, Sikap hati-hati
Tidak percaya pada takhayul dan untung-untungan, karena segala
sesuatu di alam terjadi melalui proses yang teratur.
Membimbing untuk tidak berpikir secara prasangka, tetapi berpikir
terbuka, menerima pendapat orang lain/toleran
Membimbing untuk bersikap optimis, teliti, berani menyatakan benar
tentang sesuatu yang menurut kita benar.

30
Peran Matematika terhadap Perkembangan IPA

Kemampuan manusia menulis sama tuanya kemampuan berhitung,


yaitu + 10.000 th SM. Berhitung awalnya merupakan
korespondensi per satuan obyek (untuk mengingat banyaknya obyek,
satu krikil simbul satu ekor ternak, kelapa, batang kayu, dsb ).
Sejak awal kehidupan manusia maka matematika berperan sebagai
alat bantu mengatasi masalah manusia. Perkembangan IPA
selalu mutlak ditunjang matematika, karena IPA menggantungkan
pada metode Induksi, yaitu berdasarkan pengamatan (empiris).
Hanya dengan metode induksi klasik IPA tidak mampu menjawab
jarak benda langit satu dengan yang lain.
Dengan mengkombinasikan metode Induksi dan Deduksi
Matematika maka: Orang Yunani : Erathotenes (204 SM) bisa
menghitung keliling bumi 24.000 mil dan diameter bumi 8.000 mil.
Hipparchus (150 SM) menghitung jarak Bumi – Bulan 24.000 mil.
Aristarchus berkesimpulan bahwa besarnya matahari 7 kali bumi.
Ahli matematika yang banyak sumbangannya pada IPA :
Pythagoras, Apollonius, Kepler (1609), Galileo (1642). Pada
zaman modern fungsi matematika lebih banyak lagi : Pembuatan
mesin-2, jembatan, pabrik-2, perjalanan ke luar angkasa, dsb. 31
IPA Kualitatif dan Kuantitatif

IPA Kualitatif : di bulan terdapat gunung-2., Yupiter mempunyai 4 bulan, di


matahari ada bercak hitam dll. IPA kualitatif tidak bisa menjawab pertanyaan yang
bersifat kausal, hanya bisa untuk hal-hal yang Faktual.
IPA Kuantitatif = IPA Modern : IPA yang dihasilkan oleh metode Ilmiah yang

didukung oleh data kuantitatif dengan menggunakan statistik. Dengan perhitungan


kuantitatif dikombinasikan dengan Induksi (eksperimentasi) dan deduksi matematika
maka bisa menjawab hal-hal yang sifatnya kausal (sebab-akibat).

Contoh :
Peternak bebek dengan memberi pakan tambahan produksi telurnya
bertambah (kasus). Bila percobaannya diulang dan lebih dari 90% bebeknya
menunjukkan kenaikan produksi telur yang sama maka (berlaku umum) dan
dapat disimpulkan bahwa tambahan pakan dapat meningkatkan produksi telur.

32

Anda mungkin juga menyukai