Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK

ANGGOTA:

1. ALIFAH MUHTI (02)


2. DWI RAHMA. A (08)
3. RIAYATUL QIROMAH
4. DWI RAHMAWATI(07)
5. KHOIRUL LATIF

“KERAJAAN ISLAM DI JAWA”


KERAJAAN DEMAK
1. Sejarah Kerajaan Demak
Demak adalah kerajaan islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan
yang didirikan oleh Raden Patah ini pada awalnya adalah sebua
wilayah dengan nama Glagah atau Bintoro yang berada dibawah
kekuasaan Majapahit. Majapahit mengalami kemunduran pada akhir
abad ke-15. Berkat bantuan para wali sanga Demak berkembang
menjadi pusat penyebara agama islam di Jawa dan wilayah Timur
Nusantara.
Demak didirikan oleh Raden Patah (1500-1581) setelah naik
tahkta bergelar Sultan Alam Akbar Al- Fatah. Menurut Babad tanah
Jawa, Raden Patah adalah putra Brawijaya V (Raja Majapahit
terakhir) dengan putri dari Campa pada masa
pemerintahannya,Demak berkembang pesat. Raden Patah
memperkuat armada lautnya,dengan itu Demak mencoba
menyerang Portugis yang pada saat itu menguasai Malaka.Namun
serangan itu gagal.
Kemudian Raden Patah digantikan oleh Adipati Unus
(1518-1521) Adipati Unus meninggal tanpa meninggalkan
putra sehingga digantikan oleh adiknya, Pangeran Sekar Seda
Lepen. Kini akhirnya Pangeran Trenggana menggantikan takhta
kerajaan Demak dan dibawa pemerintahannya Kerajaan
Demak mencapai puncak kejayaan. Wilayah kekuasaannya
sangat luas, meliputi Jawa Barat (Banten, Jayakarta, dan
Cirebon), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.
Sepeninggalan Sultan Trenggono Demak
mengalami kemunduran. Terjadi perebutan
kekuasaan Arya Panangsang anak Pangeran Sekar
Sedo Lepen dengan Sunan Prawoto, putra sulung
Sunan Trenggono. Sunan Prawoto kemudian
dikalahkan oleh Arya Panangsang
Namun Arya Panangsang kemudian berhasil
dibunuh oleh Jaka Tingkir, menamtu Sultan Trenggono
yang menjadi Adipati Pajang. Jaka Tingkir kemudian
bergelar Sultan Hadi Wijaya memindahkan pusat
Kerajaan Demak ke Pajang.
Gambar Peta Wilayah Kerajaan
Demak
2. Raja-Raja Kerajaan Demak

A. Raden Patah (1500- Setelah menjadi


1518) pendiri Kerajaan Demak,
dan mendapat gelar
Sultan Alam Akbar Al-
Fatah Kerajaan Demak
menjadi kerajaan besar
dan menjadi pusat
penyebaran agama islam
yang penting. Raden
Patah membangun Masjid
Agung Demak yang
letaknya ditengah alun-
alun kota Demak.
Kedudukan Demak semakin penting
setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
Pada tahun 1513 Raden Patah mengutus
putranya sendiri yaitu Pati Unus dan para
armadanya diutus untukk menyerang
Portugis di Malaka. Walau serangan ke
Malaka sudah dibantu oleh Aceh dan
Palembang tetapi gagal diakarenakan kualitas
persenjataan yang kurang memadai
dibanding Portugis di Malaka.
B. Pati Unus (1518-1521)
Pada tahun 1518 ketika
Raden Patah sudah wafat
kemudian pemerintahan
Kerajaan Demak digantikan
putranya sendiri yaitu Pati
Unus.Pati Unus sangat terkenal
sebagai panglima perang yang
gagah berani dan pernah
memimpin perlawanan
terhadap Portugis yang telah
menguasai Malaka. Karena
keberaniannya itu Pati Unus
mendapatkan julukan Pangeran
Sebrang Lor. Ia juga mengirim
Katir untuk mengadakan
blokade terhadap portugis di
Malaka, hal itu mengakibatkan
Portugis kekurangan bahan
makanan.
C. Sultan Trenggono(1521-
1546)
Ketika Pati Unus
wafat,pati unus tidak
memiliki putra. Jadi tahta
kerajaan digantikan oleh
adiknya yang bernama
Raden Trenggono dan
dibawah pemerintahan
Sultan Trenggono inilah
pemerintahan Demak
mencapai masa
kejayaannya. Raden
Trenggono dikenal
sebagai raja yang sangat
bijaksana dan gagah
berani.
Pada tahun 1522 Sultan Trenggono mengirim
tentaranya ke Sunda kelapa dibawah pimpinan Fatahillah,
dan pada tahun 1527 fatahillah dan para pengikutnya
berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa dan sejak
saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya menjadi
Jayakarta atau saat ini dikenal dengan Jakarta.
Sultan Trenggono ingin menyatukan pulau Jawa
dibawah kekuasaan Demak. Kemudian ia mengambil
langkah cerdas yaitu:
• Menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur (Kerajaan
Hindu Supit Urang) dipimpin oleh Sultan Trenggono.
Tetapi rencananya gagal karena Sultan Trenggono
meninggal.
• Menyerang Jawa Barat yang dipimpin oleh Fatahilah
dengan mengadakan perkawinan politik. Misalnya:
o Pangeran Hadiri dijodohkan dengan puterinya
Adipati Jepara.
o Fatahilah dijodohkan dengan adiknya.
o Pangeran Pasarehan dijodohkan dengan puterinya
(menjadi Raja Cirebon).
o Jaka Tingkir dijodohkan dengan puterinya Adipati
Pajang.
3. Peniggalan Kerajaan Demak
Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1475.
Beberapa bukti berupa peninggalan
bersejarah yang masih ada hingga
sekarang.Beberapa bangunan atau benda
peninggalan kerajaan Demak yaitu sebagai
berikut:
1. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak didirikan oleh
Walisongo pada tahun 1479 dan masih berdiri
kokoh hingga saat ini meskipun mengalami
beberapa renovasi. Bangunan tersebut
merupakan salah satu bukti bahwa Kerajaan
Demak pada masa islam telah menjadi pusat
pengajaran dan penyebaran islam di Jawa.
2. Pintu Bledek

Pintu bledek bisa diartikan sebagai pintu petir. Pintu ini dibuat
oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1446 dan menjadi pintu utama dari
Masjid Agung Demak. Pintu ini dinamai pintu bledek tak lain karena
Ki Ageng Selo membuat nya dari petir yang menyambar. Saat
ini,pintu bledek sudah tak lagi digunakan sebagai pintu masjid. Pintu
bledek dimuseumkan karena sudah lapuk dan tua dan disimpan di
dalam Masjid Agung Demak.
3. Soko Tatal dan Soko Guru

Ada 4 buah soko guru yang digunakan masjid ini, berdasarkan


cerita semua soko guru tersebut dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga.
Beliau mendapat tugas untuk membuat semua tiang tersebut
sendiri,saat baru membuat 3 buah tiang setelah masjid siap berdiri.
Dengan sangat terpaksa kemidian beliau menyambungkan semua tatal
atau potongan kayu sisa pembuatan 3 soko guru dengan kekuatan
spiritualnya dan ia mengubahnya menjadi soko tatal alias soko guru
yang terbuat dari tatal.
4. Bedug dan kentongan

Bedug dan kentongan merupakan peninggalan


bersejarah Kerajaan Demak.Benda tersebut terdapat di
Masjid Agung Demak.Alat ini digunakan untuk memanggil
masyarakat sekitar masjid untuk melaksanakan shalat.
Kentongan tersebut menyerupai tapal kuda memiliki
filosofi bahwa jika kentongan tersebut dipukul, maka warga
sekitar harus segera datang untuk melaksanakan shalat 5
waktu secepat orang naik kuda.
5. Situs Kolam Wudlu

Situs kolam wudlu dibuat seiring berdirinya bangunan


Masjid Demak. Situs ini dulunya digunakan sebagai tempat
berwudlu para santri atau musyafir yang berkunjung ke Masjid
untuk melaksanakan sholat. Namun,saat ini situs tersebut sudah
tidak digunakan lagi untuk berwudlu hanya boleh dilihat sebagai
benda peninggalan sejarah.
6. Maksurah Maksurah

Yaitu dinding berukir kaligrafi tulisan Arab yang menghiasi


bangunan Masjid Demak. Maksurah tersebut dibuat sekitar tahun
1866 Masehi, tepatnya pada saat Aryo Purbaningrat menjabat sebagai
Adipati Demak. Adapun tulisan dalam kaligrafi tersebut bermakna
tentang ke-Esa-an Allah.
7.Dampar Kencana

Dampar kencana adalah singgasana para Sultan


yang kemudian dialih fungsikan sebagai mimbar
khutbah di Masjid Agung Demak. Dampar
kencana hingga saat ini masih terawat rapi di
Masjid Demak.
8.Piring Campa

Piring campa adalah piring pemberian seorang putri


dari Campa yang tak lain adalah ibu dari Raden
Patah.Piring Ini jumlahnya ada 65 buah. Sebagian
dipasang sebagai hiasan di dinding masjid, sedangkan
sebagian lain dipasang di tempat imam.
Kejayaan Kerajaan Demak
Dibawah pimpinan Pati Unus(Pangeran Sebrang Lor)
Demak menjadi kerajaan maritim yang besar. Pada masa
kepemimpinannya, Demak merasa terancam dengan
pendudukan Portugis di Malaka. Kemudian ia
mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis
di Malaka.
Dibawah Pimpinan Sultan Trenggana Demak mulai
menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut
Sunda Kelapa,Tuban,Surabaya dan Pasuruan dari tentara
Portugis yang akan mendarat disana(1527). Trenggana
meninggal(1546) dalam sebuah pertempuran
menaklukan Pasuruan, kemudian digantikan oleh
Sunan Prawoto.
Runtuhnya Kerajaan Demak
Setelah Sultan Trenggana meninggal, terjadi konflik
perebutan kekuasaan diantara anggota kerajaan. Pengganti
Sultan Trenggana adalah Pangeran Sedo Lepen yaitu
saudara dari Sultan Trenggana sendiri. Ia dibunuh oleh anak
dari SultanTrenggana(Pangeran Prawoto). Perebutan tahta
terus berlanjut hingga terjadi perang saudara.
Putra Pangeran Sedo Lepen(Arya Panangsang)
membunuh Pangeran Prawoto dan mengambil alih tampuk
kekuasaan. Arya Panangsang berhasil dikalahkan dan
dibunuh oleh anak angkat Joko Tingkir(Sultan Wijaya).
Setelah itu tahta kerajaan Demak jatuh ke tangan Joko
Tingkir(1568) Masehi.Ia memindahkan ibu kota Demak ke
Pajang,dengan ini kesultanan demak telah berakhir.

Anda mungkin juga menyukai