Anda di halaman 1dari 26

INTERPROFESSIONAL

COLLABORATION PERAWAT
DENGAN LABORATORIUM

Kelompok 5
Pengertian Interprofessional
Collaboration

Kolaborasi adalah bentuk kerjasama,


interaksi, kompromi beberapa elemen
yang terkait baik individu, lembaga atau
pihak-pihak lain yang terlibat secara
langsung dan tidak langsung yang
menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai
yang mendasari sebuah kolaborasi
adalah tujuan yang sama, persamaan
persepsi, kemauan untuk berproses,
saling memberi manfaat, kejujuran,
kasih sayang serta berbasis masyarakat.
Next.....
Kolaborasi ini mengacu pada kerjasama
Tim Kesehatan dalam pemberian
pelayanan kesehatan di rumah sakit atau
dimasyarakat. Kerjasama tim (teamwork)
adalah interaksi atau hubugan dari suatu
tim (dua atau lebih rekan kerja),
dikhususkan disini adalah anggota
profesional kesehatan yang saling
bergantung, berbagi informasi, sehingga
dapat mengambil keputusan bersama
dengan tujuan untuk memberikan
layanan kesehatan kepada pasien secara
optimal.
Definisi Perawat dan Peran Perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus


pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dengan kata lain orang disebut perawat
bukan dari keahlian turun temurun,
malainkan dengan memalui jenjang
pendidikan
Keputusan Menteriperawat.
Kesehatan Nomor
1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik
Perawat pada pasal 1 ayat 1.’
Peran perawat menurut konsorsium ilmu
kesehatan tahun 1989 terdiri dari:
Apa
si h p
seor eran
pera ang
wa t
......
?
Pemberi
Asuhan
Peneliti / Keperawata
Pembaha n
ru
Advoka
t Klien

Konsu
ltan

Eduka
tor
Kolab
orator
Koordi
nator
Definisi Laboratorium
Laboratorium adalah sarana
kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan
pengujian terhadap bahan yang
berasal dari manusia atau bahan
bukan berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebab
penyakit, kondisi kesehatan atau
faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan
kesehatan masyarakat. Dalam
laboratorium terdapat petugas
laboratorium yang disebut sebagai
analis kesehatan.
Peran Petugas
Laboratorium
Pelaksana teknis dalam pelayanan laboratorium
kesehatan

Penyediaan teknis operasional laboratorium


kesehatan

Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan

Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan


(promotion health laboratory)
Fungsi petugas
laboratorium/analis
1. Mempersiapkan proses operasional
di laboratorium kesehatan
2. Melaksanakan penanganan peralatan
dan bahan penunjang laboratorium
3. Melaksanakan pemeriksaan
laboratorium kesehatan
4. Melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan pemantapan mutu
5. Menjaga kesehatan dan melakukan
keselamatan kerja di laboratorium
dan lingkungannya
6. Melakukan penelitian dalam bidang
laboratorium kesehatan
Next....
7. Mempersiapkan dan melakukan
kegiatan administrasi
laboratorium.
8. Memberikan penilaian (judgment)
terhadap proses teknis
operasional laboratorium.
9. Melakukan komunikasi terhadap
pengguna jasa laboratorium yang
bersifat spesifik kelaboratoriuman.
10. Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat yang berkaitan
dengan laboratorium kesehatan.
Kolaborasi perawat dan petugas
laboratorium

Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi


keperawatan atau perawat klinik bekerja
dengan dokter untuk memberikan pelayanan
kesehatan dalam lingkup praktek profesional
keperawatan, dengan pengawasan dan
supervisi sebagai pemberi petunjuk
pengembangan kerjasama atau mekanisme
yang ditentukan oleh perturan suatu negara
dimana pelayanan diberikan. Perawat dan
analis merencanakan dan mempraktekkan
sebagai kolega, bekerja saling
ketergantungan dalam batas-batas lingkup
praktek dengan berbagi nilai-nilai dan
pengetahuan serta respek terhadap orang
lain yang berkonstribusi terhadap perawatan
individu, keluarga dan masyarakat.
Contoh kolaborasi perawat dengan
petugas laboratorium

Tuan AN. 47 th, datang kerumah sakit dengan keluhan


luka pada kakinya yang semakin hari semakain parah
dan berbau busuk, pasien juga mengeluhkan jika ia
sering buang air kecil, cepat haus dan juga merasa
lelah yang berlebihan. Setelah diperiksa oleh dokter,
dokter meminta perawat agar pasien diakukan
pengeceken kadar gula darah di ruang laboratorium
oleh petugas analis, setelah itu pasien dibawa ke
ruang laboratorium. Perawat ruangan melakukan
serah terima pasien dengan petugas laboratorim.
Petugas laboratorium melakukan pengecekan kadar
gula darah pada pasien, setelah dilakukan
pengecekan tersebut, ternyata pasien memiliki kadar
gula darah yang tinggi yang berarti pasien menderita
Penyelesaian Konflik
1. Penghindaran atau penyangkalan dari
keadaan konflik
2. Kolaborasi atau terus menerus berusaha
mencari sesuatu secara bersama sama
dengan yang lain untuk mencapai tujuan
bersama.
3. Kompromi atau negoisasi, masing-masing
memberikan dan menawarkan sesuatu
pada saat yang bersamaan, saling
member dan menerima serta
meminimalkan kekurangan semua pihak
Contoh Kasus
Dugaan Salah Transfusi Darah Pada Pasien
Ny . An 34 th, dilarikan kerumah sakit dalam keadaan
tidak sadarkan diri karena kecelakan tunggal yang
dialaminya. Pasien mengalami luka pada bagian kepala,
setelah dilakuakn pemeriksaan, ternyata pasien
mengalami kehilangan banyak darah, dokter segera
menginstrusikan kepada perawat untuk melakukan
pemeriksaan golongan darah pasien, untuk melakukan
tindakan transfusi darah, kemudian perawat mengambil
sampel darah pasien untuk diserahkan kepada petugas
laboratorium, dari hasil pemeriksaan transfusi darah
tersebut, menunjukan bahwa pasien memiliki golongan
darah O dengan rhesus (-). Petugas laboratorium segera
memberikan hasil pemeriksaan golongan darah
Next....
Setelah dilakukan transfusi darah pada pasien ≤ 4
jam, pasien mengalami kejang-kejang dan koma.
Setelah dilakukan pemeriksaan kembali pada
pasien diduga ada kesalan pada saat
pemeriksaan golongan darah dari petugas
laboratorium, yang seharusnya golongan darah
pasien B- menjadi O-. Karena kejadian tersebut
petugas laboratorium dinonaktifkan karena lalai
dalam tugasnya yang menyebabkan pasien
mengalami koma, dan perawat di bebas
tugaskan karena ia lalai, tidak menanyakan
golongan darah pasien pada keluarga pasien
tersebut sebelum melakuakan transfusi darah
untuk pencocokan bahan diagnosa keperawatan
Analisis Kasus
1. Penyebab Langsung Insiden
Lalainya perawat karena kurangnya komunikasi
antara perawat dengan anggota keluarga,
sebelum melakukan diagnosa keperawatan,
perawat tidak menanyakan apa golongan darah
pasien pada keluarga dan langsung memberikan
sampel darah pada petugas laboratorium yang
tidak terduga petugas laboratorium salah dalam
melakukan pemeriksaan golongan darah karena
kurang telitinya petugas lab dalam melakukan
tugasnya.
2. Tindakan Tranfusi Darah
Pengertian Transfusi Darah
Transfusi Darah adalah proses
pemindahan darah dari
seseorang yang sehat (donor)
ke orang sakit (respien). Darah
yang dipindahkan dapat berupa
darah lengkap dan komponen
darah. Transfusi darah hanya
dilakukan atas dasar indikasi
dan kedaruratan, jika dilakukan
secara tidak tepat dan tidak
rasional dapat menimbulkan
berbagai akibat yang fatal.
3. Tujuan Transfusi Darah 4. Mengganti
1. Memelihara dan kekurangan
mempertahankan komponen seluler
kesehatan donor. atau kimia darah.
2. Memelihara keadaan
5. Meningkatkan
biologis darah atau oksigenasi jaringan
komponen 6. Memperbaiki fungsi
-komponennya agar Hemostatis
tetap bermanfaat.
3. Memelihara dan

mempertahankan
volume darah yang
normal pada peredaran
darah (stabilitas
peredaran darah).
4.Reaksi yang ditimbulkan akibat kesalahan tranfusi darah
Reaksi transfusi adalah semua kejadian ikutan yang terjadi
karena transfusi darah. Setiap respon negatif terhadap
komponen transfusi darah dianggap sebagai reaksi transfusi.
Kebanyakan reaksi transfusi terjadi dalam waktu 15 menit di
awal pemberian transfusi karena itu pemantauan ketat
tanda-tanda dan status vital dapat mencegah reaksi yang
lebih parah.  
Reaksi transfusi membutuhkan pengenalan gejala yang
cepat, penyelidikan laboratorium, dan manajemen klinis. Jika
diduga terjadi reaksi transfusi selama pemberian darah, 
penanganan pertama yang paling aman adalah
menghentikan transfusi dan menjaga jalur intravena terbuka
dengan infus cairan natrium klorida 0,9% (normal saline). 
Sebelum dilakukan transfuse, informasi pada label  darah 
dan identitas pasien harus disesuaikan, hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa unit darah diberikan kepada
pasien tepat.
5. Macam Macam Reaksi
Secara umum reaksi transfusi dapat dibagi
dalam beberapa cara, yaitu menurut jenis dan
waktu terjadinya. Berdasarkan jenisnya, reaksi
transfusi dibagi menjadi :
1. Reaksi imunologi dan reaksi non imunologi
2. Reaksi infeksius dan non infeksius.
Berdasarkan waktu terjadinya, reaksi transfusi
dibedakan menjadi reaksi akut dan reaksi
lambat. Reaksi akut adalah reaksi yang terjadi
selama transfusi atau dalam 24 jam setelah
transfusi, reaksi lambat terjadi antara 24 jam
sampai 2 minggu setelah transfusi. Kebanyakan
reaksi terjadi pada awal atau selama transfusi.
6. Dampak yang di Timbulkan Akibat Adanya
Kesalahan Saat Melakukan Tranfusi Darah
Kesalahan transfusi golongan darah pada
pasien yang fisiknya tidak kuat, bisa
berdampak fatal yaitu meninggal atau
mengalami luka yang tak bisa disembuhkan
lagi. Sedangkan bagi pasien yang mengalami
daya tahan tubuh kuat, meskipun tidak fatal,
tapi tetap berdampak buruk bagi pasien
tersebut. Atas dugaan terjadi kesalahan
transfusi golongan dari yang seharusnya
golongan O menjadi B. Akibatnya, pasien
mengalami kejang dan koma beberapa kali,
serta harus cuci darah sebanyak.
Pendapat Kelompok Tentang
Kasus Dikaitkan Dengan Kode Etik
Keperawatan
1. Perilaku Etik
Dua perilaku etik yang harus dimiliki oleh
perawat profesional yaitu:
1. Etik yang berorientasi pada kewajiban
Dalam hal ini, pedoman perawat adalah apa
saja yang wajib dilakukan dan kewajibannya
dalam bertindak.
2. Etik yang berorientasi pada larangan
Pedoman yang digunakan adalah apa saja
yang dilarang yang tidak boleh dilakukan oleh
perawat sesuai kewajiban dan kebajikan.
Tindakan praktik keperawatan profesional
adalah suatu proses ketika perawat berkaitan
langsung dengan klien dan dalam tindakan ini
masalah klien dapat diidentifikasi dan diatasi.
Next......
Secara umum, tujuan kode etik keperawatan
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai aturan dasar terhadap hubungan

perawat dengan perawat, pasien, dan


anggota tenaga kesehatan lainnya.
2. Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan

perawat jika terdapat perawat yang


melakukan pelanggaran berkaitan kode etik
dan untuk membantu perawat yang tertuduh
suatu permasalahan secara tidak adil.
3. Sebagai dasar pengembangan kurikulum

pendidikan keperawatan dan untuk


mengorientasikan lulusan keperawatan dalam
memasuki jajaran praktik keperawatan
profesional.
4. Membantu masyarakat dalam memahami

prilaku keperawatan profesional.


Pendapat Kelompok
Menurut kami, kesalahan yang di lakukan oleh petugas
lab dan perawat itu karena kurangnya ketelitian saat
melakukan pengecekan golongan darah. Kesalahan
tersebut terjadi karena kemungkinan petugas lab saat
melakukan pengadukan darah degan reagen terlalu
keras sehingga menyebabkan kertas golongan darah
terkelupas dan mengakibatka kertas tersebut
menggumpal dengan darah dan terjadilah kesalahan
dalam mennetukan hasil golongan darah. Sehingga
terjadi kesalahan dalam transfusi darah yang
mengakibatkan pasien mengalami kejang beberapa
kali bahkan mengalami koma.
Next......
Seharusnya sebelum melakukan tindakan
tranfusi darah perawat melakukan
pengecekan kembali dengan
menanyakan kepada anggota keluarga
tentang golongan darah apa yang
dimiliki pasien tersebut agar dapat
menghindari kesalahan. Sehngga pihak
pasien maupun tenaga medis yang
bertugas tidak di rugikan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai