Anda di halaman 1dari 64

KONSEP DASAR K3

PJK3 Lanto Masa


Pokok Bahasan
1. Pengertian K3
2. Tujuan K3
3 Sejarah dan Perkembangan K3
4. Teori Dasar Kecelakaan
5. Terminologi dalam K3
6. Penyebab dan Akibat Kecelakaan
7. Konsep Pengendalian Kecelakaan
1 Pengertian K3
 FILOSOPHI :
adalah Suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan baik jasmaniah maupun
rohaniah manusia pada umumnya dan tenaga
kerja pada khususnya serta menjamin
kesempurnaan dan keutuhan hasil karya dan
budayanya.
 KEILMUAN :
Cabang dari ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
 PRAKTIS :
1. Suatu upaya perlindungan yang ditujukan agar
tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat
dan sehat selama melakukan pekerjaannya di
tempat kerja
2. Orang lain selalu dalam keadaan selamat dan
sehat selama berada di tempat kerja
3. Sumber-sumber produksi digunakan secara
aman dan efisien
2 Tujuan K3

• Melindungi tenaga kerja di tempat


kerja agar selalu terjamin keselamatan
dan kesehatannya sehingga dapat
diwujudkan peningkatan produksi dan
produktifitas kerja.
• Melindungi setiap orang lain yang
berada di tempat kerja yang selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
• Melindungi bahan dan peralatan
produksi agar dapat digunakan secara
aman dan efisien.
Tujuan K3
• Pendekatan Hukum
K3 merupakan ketentuan perundangan.
• Pendekatan Ekonomi
 K3 mencegah kerugian
 Meningkatkan produktivitas
• Pendekatan Kemanusiaan
 Kecelakaan menimbulkan penderitaan
bagi korban.
 K3 melindungi pekerja dan masyarakat
K3 – ERA GLOBALISASI

K3 terkait dengan :
• Hak Asasi Manusia (HAM)
• Standard Ketenagakerjaan
• Lingkungan
• Perdagangan Bebas
3

Sejarah dan Perkembangan


K3
 Zaman Purba :
Dengan akal pikirannya mereka berusaha mencegah
kecelakaan
 HAMMURABI (Raja Babilonia, 1700 SM):
membuat kitab UU yang menyatakan bahwa bila seseorang ahli
bangunan membuat rumah untuk seseorang dan
pembuatannya tidak dilaksanakan dengan baik sehingga
rumah itu roboh dan menimpa pemilik rumah hingga mati,
maka ahli bangunan tersebut dibunuh.
 MOZAI (± 5 abad setelah HAMMURABI)
Ahli bangunan bertanggungjawab atas keselamatan para
pelaksana dan pekerjanya, dengan menetapkan pemasangan
pagar pengaman pada setiap sisi luar atap rumah.
 PLINUS (Tahun 80 M) seorang ahli Encyclopedia bangsa Roma
mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan memakai
tutup hidung.
 DOMINICO FONTANA (1450) diserahi tugas membangun
OBELISK di tengah lapangan ST. PIETER ROMA. Ia selalu
mensyaratkan agar para pekerja memakai topi baja
 REVOLUSI INDUSTRI (Abad 18, Inggris) dimana banyak terjadi
kecelakaan dan banyak membawa korban, tetapi para
pengusaha waktu itu berpendapat bahwa hal tersebut adalah
bagian dan resiko pekerjaan dan penderitaan para korban
 Work ‘s Compensation Law ( USA, 1911) diberlakukan bahwa
tidak memandang apakah kecelakaan itu terjadi akibat
kesalahan si korban atau tidak, yang bersangkutan akan
mendapat ganti rugi. Di Inggris hampir sama juga diberlakukan
tetapi harus dibuktikan bahwa kecelakaan itu bukan karena
kesalahan si korban.
 H.W.HEINRICH (1931) dalam bukunya " INDUSTRIAL ACCIDENT
PREVENTION " dianggap sebagai titik awal bagi semua
gerakan keselamatan kerja yang terorganisir secara terarah.
Era Perkembangan K3

• Era Revolusi Industri (abad 18)


– Perubahan sistem kerja :
– Penggunaan tenaga mesin
– Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku
– Pengorganisasian pekerjaan
– Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan
• Era Industrialisasi
– Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety
device dan alat-alat pengaman)
• Era Manajemen
– Heirich (1931), teori domino
– Bird and German, teori Loss Causation Model
– ISO, SMK3 dll
Sejarah K3 di Indonesia

 VEILEIGH REGLEMENT (V.R 1910) oleh Dients Van


Het Veileg Heids Toesich atau Jawatan Pengawasan
Keselamatan Kerja.
BERSIFAT: - REFRESSIF.
- POLISIONAL.
- ORIENTASINYA UNTUK KEPENTINGAN
BELANDA.
 UUD 1945 Pasal 27 ayat2
 UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketenagakerjaan,
Pasal 9 dan 10
 UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Permenaker No. 5/MEN/1996 tentang SMK3
 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
4

Teori Dasar
Kecelakaan
Teori Domino
H.W Heinrich : 1931

ENVIRON INJURY
PERSON HAZARD ACCIDENT
MENT

UNSAFE
SOCIAL
FAULT OF ACT/
ENVIRON UNSAFE
MENT PERSON
CONDITION

Kecelakaan terjadi akibat adanya 5 (lima) faktor yang saling


berhubungan:
1. Lingkungan sosial pekerja 4. Kecelakaan
2. Kelalaian Pekerja (ngantuk, lengah)
5. Luka
3. Tindakan/kondisi tidak aman
Teori Domino
Frank E. Birds ( 1970 )

Memodifikasikan teori Domino Heinrich dengan mengemukakan teori


manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan sutau kecelakaan,
antara lain : Manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak dan
kerugian.

Lack of SYMPTOM
ORIGIN CONTACT Loss
Control

LACK OF
CONTROL BASIC IMMEDIATED
INCIDENT INJURY /
CAUSES CAUSES /
ACCIDENT
DAMAGE
Energy Exchange Model
by Haddon

Class I :
Cidera/luka disebabkan terlepasnya energi berlebihan
terhadap sebagian atau seluruh tubuh

Type energi : Mekanik, panas, listrik dan bahan kimia

Class II :
Cidera/luka disebabkan terpapar atau perubahan NAB
energi
Loss Causation Model
ILCI Model : Bird& German 1985

Memodifikasikan teori Domino Heinrich dengan mengemukakan teori


manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan sutau kecelakaan,
antara lain : Manajemen, sumber penyebab dasar, penyebab langsung,
kontak dan kerugian.

Lack of Basic Immediate


Incident Loss
Control Causes Causes

Inadequate
Program Personal Substandard Contact People
Factors Acts With
Inadequate Property
Standard Job Substandard Energy or Process
Conditions Substance
Inadequate Factors (Profit)
Compliance
Manajemen yang kurang terkendali (Lack of Control) :
(a) Inadequate Programe
Tidak cukup program sesuai ruang lingkup

(b) Inadequate Programe Standards


Tidak spesifiknya standard, standar yang tidak jelas atau standar
yang tidak baik

(c) Inadequate Compliance with Standards


Kurangnya pemenuhan standar
Penyebab dasar
adalah merupakan faktor yang memicu atau memberikan kontribusi
terhadap terjadinya kecelakaan. Misalnya tumpahan minyak yang
menyebabkan lantai licin, kondisi penerangan yang tidak baik,
terburu-buru dan lain-lain.

Penyebab dasar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh :


a. Personal Factor (Faktor Manusia)
 Pengetahuan kurang
 Motivasi kurang
 Keterampilan kurang
 Problem/stres fisik atau mental
 Kemampuan yang tidak cukup secara fisik dan mental
b. Job Factor (Faktor Pekerjaan)
Standar mutu pekerjaan yang tidak memadai
Design dan maintenance yang tidak baik
Pemakaian yang tidak normal dan lain-lain
Penyebab langsung

adalah pemicu yang langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan,


misalnya terpeleset, kejatuhan suatu benda dan lain-lain.

Penyebab langsung terjadinya kecelakaan disebabkan oleh :

1. Perbuatan berbahaya (substandard acts)

2. Kondisi berbahaya (substandard condition)


Tindakan Tidak Aman
(Unsafe Act/Substandar Pratices)
adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan
yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan.
a. Mengoperasikan alat / peralatan tanpa wewenang
b. Gagal untuk memberi peringatan
c. Gagal untuk mengamankan
d. Bekerja dengan kecepatan yang salah
e. Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi
f. Memindahkan alat-alat keselamatan
g. Menggunakan alat yang rusak
h. Menggunakan alat dengan cara yang salah
i. Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar
j. Membongkar secara salah
k. Menempatkan /menyusun secara salah
l. Mengangkat secara salah
m. Mengambil posisi yang salah
n. Memperbaiki alat/peralatan yang sedang jalan/hidup/bergerak
o. Bersenda-gurau di tempat kerja.
p. Mabuk karena minuman beralkohol atau obat keras lainnya.
Kondisi Tidak Aman
(Unsafe Condition/Substandard Condition)
adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang
mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya
kecelakaan

a. Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak


memadai/memenuhi syarat
b. Bahan, alat-alat/peralatan rusak
c. Terlalu sesak/sempit
d. Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai
e. Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
f. Kerapihan/tata-letak (Housekeeping) yang jelek
g. Lingkungan berbahaya/beracun: gas, debu, asap, uap dan
lain-lain
h. Bising
i. Paparan radiasi
j. Ventilasi dan penerangan yang kurang.
Contoh Perilaku Tidak Aman
Causes of Injuries...

• Most process and personal


• incidents, injuries and
accidents are caused by
unsafe acts (Including
management behaviors), not
conditions and equipment
5 Terminologi dalam K3

 Potensi Bahaya (hazard)


 Sumber Bahaya (hazard source)
 Bahaya Keselamatan (safety hazard)
 Bahaya Kesehatan (health hazard)
 Resiko (risk)
 Tingkat Resiko (level of risk)
Kejadian (incident)
 Kecelakaan (accident)
 Keselamatan (safety)
 Kesehatan (health)
Potensi Bahaya (Hazard)
adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat
menimbulkan kecelakaan/kerugian berupa cedera, penyakit,
kerusakan properti dan pencemaran lingkungan.
Contoh :
1. Jatuh
2. Tertimpa benda jatuh
3. Menginjak, terantuk
4. Terjepit,
5. Kontak suhu tinggi
6. Kontak aliran listrik
7. Kontak dengan bahan berbahaya/radiasi
Sumber Bahaya
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan terjadinya bahaya, dan
umumnya dikelompokkan menjadi 5 faktor :

1. Faktor fisik : bersumber dari mesin/peralatan,


2. Faktor kimia : bersumber dari bahan-bahan kimia di tempat
kerja (padat, cair gas)
3. Faktor biologi : bersumber dari binatang, tumbuhan, bakteri,
mikroba patogen pada lingkungan kerja
4. Fisiologi (bahaya ergonomi): bersumber dari cara kerja/posisi
pekerja dengan alat
5. Faktor psikologi disebabkan oleh ketidakpuasan, konflik,
monotoni pekerjaan
Bahan
Orang
Sumber Bahaya Cara Kerja
Alat
Lingkungan
Bahaya Keselamatan
(Safety Hazards)
Bahaya yang umumnya menyebkan terjadinya kecelakaan berupa
cedera pada manusia dan kerusakan properti
1. Safety Hazard 3. Konsentrasi kepedulian
• Mechanic • Process
• Electric
• Equipment, facilities,
• Kinetic
• Substances : tools
 Flammable • Working practices
Mendadak, dramatis, • Guarding
 Explosive
bencana (Sudden
 Combustible
 Corrosive Reaction)

2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Minor
 Mayor
 Fatal

 Assets  Damage
Bahaya Kesehatan
(Health Hazards)
Bahaya yang umumnya menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan berupa penyakit akibat kerja (PAK)
1. Health Hazard 3. Konsentrasi kepedulian
• Physic • Environment (bahan pencemar)
• Chemical • Exposure
• Biologic • Work hours
• Ergonomics • Titik berat pd bahaya
• Psychosocial tersembunyi
• Sepertinya kurang urgent
(laten)
2. Konsekuensi • PPE/APD
• Terpapar  kontak  penyakit • Pendidikan
mendadak, menahun, kanker dan
dampak terhadap masyarakat 4. Prinsip pendekatan
umum (Prolonged Reaction)
Pengkajian keterpaparan
Untuk memperkecil risiko
Risiko (Risk)
Kesempatan untuk terjadinya cedera/kerugian dari suatu bahaya, atau
kombinasi dari kemungkinan dan akibat.

Risiko = Peluang x Akibat

Tingkat Risiko (Level of Risk) : suatu kondisi atau


keadaan yang menunjukkan tingkat kemungkinan
terjadinya suatu kecelakaan dari potensi bahaya dan
keparahan yang ditimbulkannya

 Risiko Rendah (Low Risk)


 Risiko Sedang (Moderate Risk)
 Risiko Tinggi (High Risk)
 Risiko Sangat Tinggi (Extreme Risk)
KECELAKAAN (ACCIDENT)

adalah suatu kejadian atau peristiwa


yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.
Kontak dengan suatu benda atau
sumber tenaga lebih dari daya tahan
tubuh atau struktur (Ref:TAFE
International)

Undesired event that resulted in


harm to people, damage to
property or loss of process.
Ref. Modern Safety Management, DNV
Kecelakaan Kerja
Pembagian Kecelakaan Kerja

Secara umum kecelakaan kerja dibagi dalam dua


golongan, yaitu :

1. Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu


kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena
adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
2. Kecelakaan dalam perjalanan (commuity accident)
yaitu kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja
yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja.
INSIDEN (INCIDENT)
Ref. Modern Safety Management, DNV

adalah suatu kejadian atau


peristiwa yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang jika
kondisinya sedikit saja berbeda,
dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda.

Undesired event which, under slightly


different circumstances, could have resulted
in harm to people,
damage to property or loss to process
KESELAMATAN (SAFETY)

Kemampuan untuk
mengidentifikasikan dan
menghilangkan (mengontrol)
risiko yang tidak bisa
diterima

The ability to identify and


eliminate unacceptable risks
Ref. Modern Safety Management, DNV
KESEHATAN (HEALTH)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan


psikologi individu
(the degree of physiological and
psychological well being of the individual)

Ref. Modern Safety Management, DNV


6

Penyebab dan Akibat


Kecelakaan
PENYEBAB KECELAKAAN

Lack of Basic Immediate


Incident Loss
Control Causes Causes

Inadequate
Program Personal Substandard Contact People
Factors Acts With
Inadequate Property
Standard Job Substandard Energy or Process
Conditions Substance
Inadequate Factors (Profit)
Compliance
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 PROGRAM TIDAK SESUAI


 STANDARD TIDAK SESUAI
 KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK  ENGINEERING
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK  PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL  MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN  STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN  SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 TERPAPAR RADIASI
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk
 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
AKIBAT KECELAKAAN
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
$1 • Gaji (Biaya Diasuransikan)

• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material
• Terlambat dan ganguan produksi
$5 HINGGA $50 •

Biaya legal hukum
Pengeluaran biaya untuk penyediaan
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: fasilitas dan peralatan gawat darurat
KERUSAKAN PROPERTI • Sewa peralatan
(BIAYA YANG TAK • Waktu untuk penyelidikan
DIASURANSIKAN)
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
• Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau
$1 HINGGA $3 biaya melatih
BIAYA LAIN YANG • Upah lembur
TAK DIASURANSIKAN • Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
JENIS-JENIS BIAYA K3
Accident Industrial Office and Supply Safety and health
investigation hygiene Expense OSH consultant cost
costs Assistance employees
Audit costs Inspection Cost Monitoring Safety and health
Equipment meeting
Cost relating to Devises for Printing for OSH Safety and health
implementing clearing the air related newsletter related
government of harmful and brochures incentives
requirement substances
Job safety Medical Printing and Safety and health
analysis cost dispensary duplicating training
expenses
Eye wash Machine guards Office space for Safety and health
fountains OSH staff staff salaries
Fire protection Machine design Personal Safety and health
expenditure protective promotions
equipment
ALOKASI BIAYA K3
Budget Item Allocated to Budget Account
Insurance Payments A General Fund
Wages for Time Lost Operating Unit
Damaged Property Operating Unit or Maintenance
Department
Safety and Health Equipment Operating Unit
Personal Protective Equipment Operating Unit
Safety and Health Staff Salaries Occ. Safety and Health Unit
OSH Committee Expenses Operating Unit or OSH unit
Data Analysis Cost Occ. Safety and Health Unit
Safety and Health Promotion OSH unit
Expenses
Safety Training and Orientation Occ. Safety and Health Unit or HRD
Equipment and Supplies
Audit and Inspection related Cost Operating Unit
PENYEBAB KECELAKAAN LISTRIK
(Study Kasus)

• Kesalahan dalam menangani kabel yang


bertegangan listrik
• Bersentuhan dengan kabel (arus listrik) yang
berada di atas kepala
• Bekerja pada peralatan yang masih
bertegangan listrik
• Menggunakan “tools” yang salah
• Lingkungan kerja basah
• Tidak cukup penerangan dalam bekerja
• Bekerja secara terburu-buru

Tentukan penyebab Dasar dan Penyebab langsung


Berdasarkan teori Loss Causation Model/ILCI !!!
7

Konsep Pengendalian
Kecelakaan
PENGENDALIAN KERUGIAN

PRE CONTACT CONTACT POST


CONTROL CONTROL CONTACT
Subsitusi & CONTROL
minimisasi
energi, Menerapkan
Pengembangan dan peninjauan sistem Rencana
manajemen, pelatihan, penetapan barricade,
perbaikan Penanggulangan
program dan memeliharanya Darurat
permukaan objek
penyebab
Pencegahan Kecelakaan Kerja
1. Peraturan
2. Standardisasi
3. Pengawasan
4. Penelitan Teknik
5. Penelitian Medis
6. Penelitian Psikologis
7. Penelitian Statistik
8. Pendidikan
9. Pelatihan
10. Persuasi
11. Asuransi
12. Penerangan 1 s/d 11

Ref. Accident Preventions, ILO


Tanggung Jawab K3
K3 TANGGUNG JAWAB SEMUA PIHAK

Pelaksanaan K3 pada dasarnya menuntut


keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak
– K3 diatur Undang-Undang  Pengurus dan pengusaha
WAJIB MELAKSANAKAN semua syarat-syarat yang
ditetapkan
– Depnakertrans Cq Direktorat Pengawasan Keselamatan
Kerja mengemban amanat menjalankan pembinaan dan
pengawasan K3
– K3 menjamin kelangsungan usaha, keutuhan tempat
kerja, dan menjamin ketenangan bekerja
– Perlu dukungan profesionalisme SDM di bidang K3
– Pihak terkait perlu memahami proses sertifikat dibidang
K3, khususnya di era Otonomi Daerah.
Kewajiban pekerja dalam K3

(1)Pekerja wajib mematuhi Peraturan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja.
(2)Pekerja wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tata
cara kerja yang aman.
(3) Pekerja selama bekerja wajib untuk :
a.memperhatikan atau menjaga keselamatan dirinya serta
orang lain yang mungkin terkena dampak perbuatannya dan
b.segera mengambil tindakan dan atau melaporkan kepada
pengawas tentang keadaan yang menurut pertimbangannya
akan dapat menimbulkan bahaya.
(4)Pekerja yang melihat atau mendengar adanya penyimpangan
pelaksanaan pekerjaan wajib dengan segera melaporkan
kepada pengawas yang bertugas.
Kewajiban pekerja dalam K3

5.memperhatikan dan menjaga kesehatan dan keselamatan


dirinya serta orang-orang lain yang mungkin terkena
dampak dari perbuatannya atau ketidakhadiran ditempat
kerjanya;
6.melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan demi
keselamatan dan kesehatannya serta orang lain;
7.menggunakan alat-alat keselamatan dan pelindung diri
dengan benar;
8.segera melaporkan ke atasannya langsung tentang keadaan
yang menurut pertimbangannya akan dapat menimbulkan
bahaya dan yang tidak diatasinya sendiri dan
9. melaporkan setiap kecelakaan atau cidera yang ditimbulkan
oleh pekerjaan atau yang ada hubungannya dengan
pekerjaan.
Perlengkapan dan
Peralatan K3
Perlengkapan dan Peralatan K3

Alat Pelindung Diri (Permenakertrans Per.08/MEN/VII/2010)


Pakaian Kerja

Sepatu Kerja
Kacamata Kerja

Sarung Tangan

Helm

Sabuk Pengaman

Penutup Telinga

Masker
Tangga
P3K
Rambu-Rambu K3
Kesimpulan
PRINSIP-K3

• Perlindungan K3 merupakan hak azazi setiap tenaga


kerja yang bekerja
• K3 menjadi tanggung jawab Pengurus tempat kerja
dan Pengusaha
• Pengurus tempat kerja/Pengusaha harus mempunyai
komitmen untuk melaksanakan K3
• Kecelakaan kerja merugikan tenaga kerja dan
perusahaan, dalam skala makro merugikan
produktivitas nasional
• K3 besifat normatif dan pelaksanaannya bersifat
WAJIB (compulsary ), konsekuensinya memerlukan
pengawasan yang bersifat polisionil
PERANAN K3 DALAMPERUSAHAAN

• Sebagai LOSS CONTROL • Sebagai ADVISORY BODY


untuk mengendalikan terhadap unit usaha/karyawan
kerugian atau inefisiensi dalam penerapan K3

• Sebagai COMPLIANCE AGENT • Sebagai MANAGEMENT TOOLS


untuk meyakinkan dalam menjalankan fungsi
terpenuhinya norma2 dan kontrolnya dalam aspek K3
peraturan K3 dalam
perusahaan
KONTRIBUSI K3 TERHADAP KINERJA USAHA

INGAT !!!
• PERUSAHAAN HARUS MENYADARI 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PERUSAHAAN MUSTAHIL TANPA K3
• KECELAKAAN MENGGEROGOTI KEMAMPUAN
PERUSAHAAN  PERUSAHAAN MENJADI
TIDAK EFISIEN.
• SUATU PERUSAHAAN TIDAK MUNGKIN
MENGKLAIM DIRINYA EFISIEN, SELAMA
KECELAKAAN KERJA MASIH TERJADI DI
PERUSAHAAN TERSEBUT.

Anda mungkin juga menyukai