Anda di halaman 1dari 9

NAMA KELOMPOK

1. Christina Ulfany C. (181131009)


2. Darul Hikmah (181131010)
3. Fawwaz Alvin M. (181131016)
4. Iffat Inayah (181131017)
5. Nisa’ul Rofifah (181131023)
6. Prima Widya C . (181131029)
Diabetes melitus adalah suatu
keadaan didapatkan peningkatan
kadar gula darah yang kronik
sebagai akibat dari gangguan pada
metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein karena kekurangan
hormone insulin.
EPIDEMIOLOGI
DIABETES Di Indonesia, diabetes
MELISTUS mellitus berada diurutan 4
penyakit kronis
berdasarkan
pravalensinya. Data
Riskesdas tahun 2013,
menyatakan prevalensi
nasional penyakit diabetes
mellitus adalah 1,5%.
Merujuk kepada
prevalensi nasional
ETIOLOGI DIABETES MELISTUS

insulin yang beredar di sirkulasi sangat rendah, kadar


glukagon plasma yang meningkat, dan sel beta pankreas gagal

DM TIPE 1 berespons terhadap stimulus yang semestinya meningkatkan


sekresi insulin. Selain akibat autoimun, sebagaian kecil DM
tipe 1 terjadi akibat proses yang idiopatik.

DM TIPE resistensi insulin terjadi pada otot, lemak dan hati serta terdapat

respons yang inadekuat pada sel beta pankreas. Efek yang terjadi
pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup  yang diabetogenik
(asupan kalori  yang berlebihan, aktivitas fisik yang rendah, obesitas)

1 ditambah kecenderungan secara genetik. 


PATOFISIOLOGI DIABETES MELISTUS

Jumlah insulin berkurang → jumlah glukosa yang memasuki


sel berkurang →produksi glukosa oleh hati tidak terkendali
→ hiperglikemi.


Upaya menghilangkan glukosa berlebih dari dalam tubuh → ekskresikan glukosa
bersama air dan elektrolit (seperti natrium dan kalium) oleh ginjal → Diurisis
osmotik ditandai urinasi yang berlebihan → dehidrasi dan kehilangan elektrolit.

defisiensi insulin → pemecahan lemak (lipolisis) →


asam-asam lemak bebas dan gliserol → diubah
menjadi badan keton oleh hati
METODE PEMERIKSAAN

Memprediksi Pemeriksaan mikroalbuminuria untuk memantau komplikasi


nefropati. Pemeriksaan lainnya yang rutin adalah pemeriksaan

Nefropati serum ureum dan kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.

Pemeriksaan untuk Pemeriksaan untuk memantau komplikasi aterosklerosis ini ialah


profil lipid, yaitu kolesterol total, low density lipoprotein cholesterol


Komplikasi (LDL-C), high density lipoprotein cholesterol (HDL-C), dan trigliserida
serum, serta mikroalbuminuria.
Aterosklerosis

Tes toleransi glukosa oral/TTGO (oral glucose tolerance test, OGTT)


Tes Toleransi dilakukan pada kasus hiperglikemia yang tidak jelas. TTGO juga
dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes
Glukosa Oral/TTGO gestasional).
DIAGNOSA DIABETES MELISTUS
Untuk penelitian
epidemiologis pada
Kadar glukosa darah sewaktu ( plasma
penduduk dianjurkan vena ) ≥ 200 mg/dl, ditambah dengan
memakai kriteria diagnosis gejala klasik: poliuria, polidipsia dan
kadar glukosa darah puasa penurunan berat badan yang tidak
jelas sebabnya

Kadar glukosa darah puasa


( plasma vena ) ≥ 126
mg/dl

Kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/dl


pada 2 jam sesudah makan atau beban
glukosa 75 gram pada TTGO. Cara
diagnosis dengan kriteria ini tidak
dipakai rutin di klinik.
METODE PERAWATAN
pengobatan terapi insulin (Lantus/Levemir,
Humalog, Novolog atau Apidra) yang
berkesinambungan

berolahraga secukupnya serta melakukan


pengontrolan menu makanan (diet).

Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah


menjadi kunci program pengobatan yang difokuskan
pada gaya hidup dan aktifitas fisik, yaitu dengan
menguragi berat badan, diet, dan berolahraga.

Anda mungkin juga menyukai