Anda di halaman 1dari 20

MERDEKA BELAJAR

Fasilitasi Penguatan Penyelenggaraan Ujian Sekolah SMA


Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah

Widadi
Semarang, 13 Februari 2020
MERDEKA BELAJAR, SEKOLAH MERDEKA
1. “Sekolah yang baik hanya mengantarkan anak didik untuk menjadi diri mereka
sendiri. Mengantarkannya pun tak perlu jauh-jauh. Tiap anak sudah membawa
bakat masing-masing. Guna menfasilitasi kebutuhan anak untuk menapak di jalur
kehidupan yang bisa membuat mereka menjadi diri sendiri. Tekanan utamanya jelas
: anak “diantarkan” atau “ditemani” dalam perjalanannya untuk menjadi pribadi
yang merdeka” (Mohammad Sobary)
2. “…dulu ada banyak hal yang tidak menyenangkan ketika kita sekolah – begitu kita
bikin sekolah koq malah mengulang apa yang dulu kita tidak suka – terus
bagaimana orang mau belajar, kalau tidak menyenangkan – apalagi dengan rasa
tertekan ?” (Toto Raharjo)
3. “Membangun sekolah hakikatnya adalah membangun keunggulan sumber daya
manusia. Sayangnya banyak sekolah yang sadar atau tidak, malah membunuh
banyak potensi siswa-siswa didiknya” (Munif Chatib)
MERDEKA BELAJAR, SEKOLAH MERDEKA
4. “Anak-anak yang kita anggap ”istimewa” adalah anak-anak dengan kecerdasan yang
tidak diapresiasi budaya kita (Jalaludin Rahmat)
5. “Sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran,
bukan pada kualitas input siswanya. Sekolah unggul adalah sekolah yang para
gurunya mampu menjamin semua siswa akan dibimbing ke arah perubahan yang
lebih baik, bagaimanapun kualitas akademis dan moral yang mereka miliki. …
dengan resiko mereka harus senang hati menerima semua siswa apa adanya, tanpa
pandang bulu, dan tanpa memilih siswa dengan tes seleksi. Prinsip sekolah adalah
tidak ada siswa yang bodoh”?” (Munif Chatib)
MERDEKA BELAJAR, SEKOLAH MERDEKA
6. Sekolah juga nampaknya semakin melupakan arti dari Pendidikan itu sendiri. Pendidikan menurut
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 1, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mengembangkan spiritual, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Dari pengertian tersebut sudah jelas bahwa sekolah seharusnya hanya sekedar fasilitas untuk
mewujudkan proses pembelajaran agar masing-masing peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
“Bukan menerapkan standar-standar tertentu layaknya perusahaan. Sejatinya mereka ini hanya ingin
belajar di tempat yang terbaik yang ada di negeri ini untuk meningkatkan kompetensinya, bukan
untuk melamar pekerjaan yang dituntut memiliki kompetensi (Toto Rahardjo)
“Pengertian sekolah sebenarnya adalah tempat mengembangkan bakat, minat, rasa “ceria” untuk
belajar menjadi manusia berilmu, berasa bebas untuk menjadi manusia yang dirasakannya – bukan –
tempat yang dipaksa untuk mengikuti kurikulum tertentu yang bisa menimbulkan “kebencian” dan
kebosanan untuk belajar (Toto Rahardjo)
MERDEKA BELAJAR, SEKOLAH MERDEKA

7. “Saya memutuskan untuk keluar dari Harvard karena dua alasan. Pertama, karena
saya telah mengetahui keinginan saya secara pasti. Dan kedua, saya mengetahui
bahwa keinginan saya itu sepertinya tidak mungkin bisa tercapai melalui Harvard”
“Mestinya sekolah harus berusaha mencari tahu dulu keinginan dan keunggulan
masing-masing anak, memastikannya, dan baru membimbing mereka untuk bisa
mencapainya dalam waktu yang jauh lebih singkat” (Bill Gates)
GURU MERDEKA

1. Dari 9 prinsip profesi guru dan dosen, prinsip pertama adalah “memiliki
bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
Prinsip ke-2, “memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu Pendidikan,
keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia”.
Prinsip ke-5, “memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan”
Kualifikasi akademik (prinsip ke-3), kompetensi (prinsip ke-4), PKB (prinsip
ke-7)

6
GURU MERDEKA

2. Untuk menjadi “gurunya manusia” (guru multiple intelligences, mendidik


sesuai bakat/minat anak).
a. Bersedia untuk selalu belajar;
b. Secara teratur membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar
c. Bersedia diobservasi;
d. Selalu tertantang untuk meningkatkan kreativitas;
e. Punya karakter yang baik.
Belajar adalah kata kunci 3 hal yang penting bagi profesi guru : paradigma,
cara dan komitmen
7
PENGETAHUAN

Paradi
gma

BELAJAR

Car Komit
a men

KOMPETENSI PERILAKU
BEKERJA/BELAJAR DENGAN MERDEKA 9
 Ikhlas; minat, panggilan jiwa, idealisme
 Merdeka dari tekanan, paksaan, rasa tak senang

1. KERJA KERAS :
A A

Untuk mengangkat beban A (kanan), diperlukan energi A (kiri)


BEKERJA/BELAJAR DENGAN MERDEKA 10
2. KERJA CERDAS : B
A A

• Energi A bisa mengangkat beban (mendapatkan hasil) yang


lebih banyak dengan menggeser penumpu/hasil kecerdasan
fikir).
• Dengan alat (hardware) atau dengan sistem (software)
• Kerja cerdas butuh kerja keras agar maksimal
BEKERJA/BELAJAR DENGAN MERDEKA 11
+

3. KERJA IKHLAS : (-) + C


(-)
+(-)
B
A +(-)
A

• Dengan energi A yang sudah dibersihkan dari energi negatif/persepsi


negatif (sombong, dengki, riya, egois, serakah, pesimis, malas, dll)
dan diganti dengan energi positif (ikhlas, syukur, sabar, tawakal, dst.)
hasilnya dapat mengangkat beban yang jauh lebih banyak.
PENILAIAN AUTENTIK
(Diambil dari Munif Chatib “Sekolahnya Manusia)

1. Benyamin S. Bloom
Penilaian kompetensi memiliki Batasan :
- Pengukuran tunggal tak cukup untuk memberikan gambaran/informasi tentang
kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang siswa
- Hasil penilaian tidak mutlak dan tidak abadi karena siswa terus berkembang
sesuai dengan pengalaman belajar yang dimilikinya.
NO PENILAIAN STANDAR PENILAIAN AUTENTIK
1 Penilaian hanya menitik beratkan pada aspek Penilaian mengukur kognitif psikomotorik
kognitif (pengetahuan) (ketrampilan) dan afektif (sikap)
2 Penilaian pada akhir periode pembelajaran. Penilaian sangat berkesinambungan dan terus
Ketika sebuah materi harus selesai dalam 3x menerus pada setiap tatap muka. Berbasis
tatap muka, cara guru menilai adalah membuat proses, yaitu ketika guru mengajarkan sebuah
tes, biasanya bernama UH. UH ini dipakai untuk materi selama 3x tatap muka, maka setiap kali
melihat ketuntasan belajar masing-masing siswa. tatap muka, guru harus mengambil penilaian
dari siswa. Tidak hanya pada akhir pertemuan
3. Soal-soal tes yang digunakan ABSTRAK. Konten Soal tes yang digunakan KONKRET, konten
masalah pada soal tidak nyata. Contoh : 10-3 = ; masalah “nyata”
5+4; Contoh : Pternak ayam punya 10 ekor ayam,
malam hari seekor tikus memakan 3 ekor ayam.
Tinggal berapa ekor ayam tersisa?
4 Hanya menggunakan 1 jenis penilaian, yaitu tes Menggunakan berbagai jenis penilaian, tidak
hanya tes
NO PENILAIAN STANDAR PENILAIAN AUTENTIK
5 Pada instrument penilaian biasanya hanya Pada instrument penilaian selain SKORING juga
menggunakan SKORING yang mempunyai OBSERVASI, a.l daftar periksa (check list), skala
kriteria tunggal, yaitu benar atau salahnya penilaian, atau rubrik, yang menggunakan
jawaban kriteria majemuk (minimal 2 kriteria)
6 Laporan perkembangan siswa biasanya selalu Laporan perkembangan siswa dapat dalam
dalam bentuk angka angka, predikat atau narasi
7 Penilaian menekankan pada pemeringkatan Penelitian menekankan pada kompetensi yang
yang mengklasifikasikan siswa, sehingga diajarkan dan cenderung membangun
mendorong kompetisi berlebihan semangat kerja sama.
8 Mengesampingkan siswa yang tidak mampu Membantu siswa yang lemah untuk
(lemah) berkembang
9 Nilai formal IPSATIVE (membandingkan prestasi saat ini
dengan yang lalu
TES BERKUALITAS = TES YANG DAPAT DIKERJAKAN
Banyak guru beranggapan, soal yang sulit adalah soal yang baik
Tes berkualitas adalah model OPEN BOOK.
Ubah konten soal yang sulit menjadi soal yang menantang
contoh :
Sebutkan urutan proses pencernaan makanan?
ubah (dengan open book) :
Apa yang terjadi bila ada yang makan biasa tanpa mengunyah
makanan?
ABILITY TEST  BUKAN DISABILITY TEST

 ABILITY TEST, atau tes kemampuan mengandung content dan


instruksi yang mencerminkan kemampuan siswa dalam ranah
yang lebih luas
 DISABILITY TEST,
> Soal-soal yang diberikan menitik beratkan pada infamilier test,
soal-soal yang tidak biasa didapat dari proses belajar sehari-
hari, baik konten maupun jenis soal-soal yang benar-benar
asing dan tidak akrab dengan pengetahuan siswa.
> Soal-soal tidak punya range/batasan yang sudah disepakati.
Contoh : guru mengatakan minggu depan tes bab 1 s/d 3. Soal
yang keluar Bab 4 s/d 6
DISCOVERING ABILITY

 Guru menjelajahi kemampuan siswa pada saat siswa hasil tesnya


di bawah standar ketuntasan
 Diartikan juga meminta siswa menjawab soal yang sama dengan
cara lain
 Apabila discovering ability tidak berhasil, baru dilakukan remidial
test. Banyak guru langsung melompat dengan memberikan
remidial test kepada siswa di bawah standar tanpa melalui fase
discovering ability test
TAKSONOMI BLOOM
Taksonomi Bloom yang diterapkan pada penilaian autentik sangat
membantu guru untuk membuat soal yang berkualitas
Evaluasi

Sintesis
Pengetahuan menempati anak
Analisis tangga terendah; Pembuatan soal
harus didorong naik sampai anak
Aplikasi tangga tertinggi

Pengertian

Pengetahuan
KONSEP IPSATIVE

Perkembangan hasil belajar siswa diukur dari perkembangan siswa


itu sendiri SEBELUM dan SESUDAH mendapat materi
pembelajaran. Perkembangan siswa yang satu tidak boleh
dibandingkan dengan siswa yang lain. Tidak mengenal ranking.
Terima Kasih… 
widadip6@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai