Anda di halaman 1dari 41

Gangguan Kesehatan Potensial

Bahaya Faktor Fisik


di Rumah Sakit

Muchtaruddin Mansyur

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Faktor Fisik

 Tekanan panas /  Dapur, Laundry


Thermal stress
 Radiasi  Radiologi,
elektromagnetik laboratorium
 Partikel berenergi  Radiologi
tinggi
 Kebisingan.  Generator, Laundry,
 Getaran Penanganan limbah

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Thermal Stress

Sumber:
– Alam; gurun pasir, iklim tropis dll
– Man made source; industri
Fisiologi suhu:
– Suhu normal : 370 C
– Suhu kulit : 33 + 3-4 0 C

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Mekanisme kontrol

Konveksi
Radiasi
Vasodilatasi / Vasokonstriksi
Berkeringat --- evaporasi
Menggigil --- panas metabolik

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Mekanisme kontrol

Aklimatisasi : proses fisiologis


penyesuaian tubuh terhadap
pajanan panas berulang.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Keseimbangan panas

H = M + W = E – R – C – K – S
– H = Produksi panas
– M= panas metabolisme
– E = evaporasi
– R = radiasi
– C= konveksi
– K = konduksi
– S = panas tertahan dalam tubuh
Occupational Medicine Div.
Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Komponen lingkungan

Suhu udara
Panas radiasi
Kelembaban
Pergerakan udara / angin

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Komponen lingkungan

Indeks tekanan panas : WBGT /


ISBB (Wet Bulb Globe Temperature
/ Indeks Suhu Basah dan Bola)

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Nilai Ambang Batas

Jenis Kerja Ringan Sedang Berat

Kontinyu 30.0 26.7 25.0


75% – 25% 30.6 28.0 25.9
istirahat
50% - 50% 31.4 29.4 27.9
25%- 75% 32.2 31.1 30.0

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Faktor yang berpengaruh

Determinan internal:
– Umur, jenis kelamin dan genetik

Determinan eksternal:
– Hidrasi dan nutrisi

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Efek kesehatan

Eritema dan miliaria


Sinkope
Heat cramps
Heat exhaustion
Heat stroke

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
GETARAN

Getaran non akustik yang


dihantarkan oleh kontak langsung
dengan permukaan yang bergetar.
Dapat dijumpai pada alat
fisioterapi, maintenace
alat/bangunan, generator listrik

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
GETARAN

Dibedakan seluruh tubuh maupun


lokal.
Efek getaran: motion sickness,
penglihatan kabur, lelah, dan
ketidaknyamanan.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Gangguan pada mata dan
penglihatan terjadi pada frekuensi
2 - 27 Hz.
Getaran pada tangan dan lengan:
fenomena Raynaud dan
peningkatan ambang rasa getar.
Keadaan ini dapat bersifat
permanen. Occupational Medicine Div.
Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Kebisingan

Suara: rasa yang diartikan oleh


indra pendengar akibat
rangsangan getaran yang datang
melalui media; berasal dari benda
yang bergetar.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Kebisingan

Bising adalah suara atau bunyi


yang tidak dikehendaki ; baik
berasal dari buatan manusia
maupun dari kegiatan alam.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Kualitas bunyi

ditentukan oleh;
–1. Frekuensi dalam satuan Hertz
Manusia dapat mendengar suara
dengan frekuensi 20 sampai 20.000
Hz.
–2. Intensitas bunyi dengan satuan
desiBell (dB).

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Efek kesehatan

Gangguan fisiologis yang


menyebabkan stimulasi endokrin
dan gangguan pencernaan.
Gangguan komunikasi.
Gangguan perilaku seperti mudah
marah, gelisah dan takut.
Gangguan pendengaran
Occupational Medicine Div.
Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Gangguan pendengaran

Trauma akustik
Ketulian sementara
Ketulian menetap , merusak sistim
syaraf alat pendengar.
Nilai Ambang Batas: 85 dB

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Radiasi Elektromagnetik

radiasi pengion dan radiasi tidak


mengion.
radiasi pengion, jenis radiasi ini
mampu memecah molekul yang
dilaluinya.
termasuk pengion adalah; sinar X
dan sinar gamma.
Occupational Medicine Div.
Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Radiasi bukan pengion

termasuk radiasi bukan pengion:


medan magnet-listrik, sinar ultra
violet, sinar infra red, frekuensi
radio termasuk didalamnya
gelombang mikro

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Radiasi pengion

Ionisasi: suatu proses pada suatu


atom atau molekul yang disertai
dengan perubahan elektron, yang
dihasilkan oleh partikel partikel
yang bermuatan listrik.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Medan magnet listrik

frekuensi antara 30 sampai 300


Hz.
Penggunaan umum adalah 60 Hz.
panjang gelombang antara 109
sampai 108 cm
energi foton sebesar + 10-14
elektronVolt (eV).
Occupational Medicine Div.
Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Diduga dapat menyebabkan
terjadinya gangguan sistem syaraf,
kardiovaskular, reproduksi dan
lekemia.
Nilai ambang batas yang
direkomendasikan oleh WHO dan
IRPA adalah 100 mTesla (mT) untuk
medan magnet dan 10 kV/m untuk
Occupational Medicine Div.
medan listrik. Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Ultra violet

mengakibatkan iritasi pada


permukaan tubuh
dalam bentuk peradangan,
terbakar dan melepuh.
mengenai mata menyebabkan
konjungtivitis dan katarak.
Sumber: sinar matahari, dan las
listrik.
Perlindungan: kaca mata kobal.
Occupational Medicine Div.
Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Infra merah

mengakibatkan beban panas tubuh


meningkat, dan juga katarak.
Sumber: peleburan baja,
peleburan gelas, dan bara logam.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Gelombang mikro

melalui proses absorbsi, pantulan


penetrasi ke dalam tubuh
tergantung panjang gelombang

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
panjang gelombang ;3 cm
umumnya diabsorbsi pada stratum
korneum kulit.
3 - 10 cm terjadi penetrasi lebih
dalam dapat mencapai 1 cm.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
10-20 cm penetrasi dan absorbsi
cukup besar yang mempunyai
potensi merusak organ tubuh
bagian dalam.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Frekuensi lebih pendek, penetrasi
lebih dalam.
kandungan air lebih tinggi,
absorbsi gelombang mikro
meningkat.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Gangguan kesehatan

konjugtivitis,
katarak,
gangguan sistem syaraf, dan
 gangguan reproduksi.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Partikel enersi tinggi

Sinar X, sinar Gamma, partikel


alfa, beta dan netron
menyebabkan terjadinya
kerusakan molekul atau atom yang
dilaluinya.
dikenal dengan efek Stokastik dan
efek Non Stokastik
Occupational Medicine Div.
Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Efek non stokastik ditimbulkan
sebanding dengan dosis yang
diterima, dan t terjadi pada
ambang batas tertentu .
Ambang Batas umum adalah 0,55
Sv.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Efek stokastik berkaitan dengan
fungsi dosis tanpa memperhatikan
ambang batas.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Dipengaruhi oleh radiosensitifitas
sel
Anak-anak lebih sensitif dibanding
orang dewasa
Dosis yang dapat menimbulkan
efek ini adalah 50 mSv per tahun.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Akibat radiasi dapat dalam bentuk
akut, maupun kronis.
Efek akut berupa sindroma
gastrointestinal, sindroma sistem
syaraf pusat, dan sindroma
hemopoetik .

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Efek akut lain berupa eritem,
pigmentasi, terbakar, melepuh dan
nekrosis.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Penatalaksanaan

Bersifat simtomatis, isolasi


menghindari infeksi, dan terapi
cairan.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Efek kronis

kemandulan,
kanker,
cacat kongenital,
katarak.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
Efek kronis

NAB irekomendasi International,


Commission on Radiological
Protection untuk dosis ekivalen
setahun yaitu:
–lingkungan kerja : 5 rem
–masyarakat umum: adalah 0,5
rem.
Occupational Medicine Div.
Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia
1 rad = 0.01 Gray = 0,01 J/kg.
Efek akut dapat terjadi dengan
radiasi lebih dari 1 Gy.

Occupational Medicine Div.


Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Anda mungkin juga menyukai