Pengertian Kas
Kas merupakan bagian dari
aktiva yang liquid, yang dapat
dipergunakan segera untuk
memenuhi kewajiban finansial
perusahaan.
AKTIVA/HARTA
1. Lancar : uang tunai ( piutang <
1 tahun, inventory siap jual)
2. Tetap : tanah, pabrik, peralatan
depresiasi
3. Lainnya : surat berharga jangka
panjang, paten, merk dagang
●
diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha perusahaan.
●
untuk mengantisipasi aliran kas masuk / keluar yang tidak
continue dan sulit untuk diperkirakan.
Kebutuhan kas untuk berspekulasi
●
kebutuhan kas untuk memperoleh laba yang lebih besar
diluar usaha pokok, misal : dengan membeli saham
Saldo kompensasi
●
berupa dana minimum yang diputuskan untuk tetap berada
di Bank dan untuk itu perusahaan tidak perlu membayar
jasa pelayanan tertentu kepada Bank.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Sediaan Kas
Kas adalah salah satu unsur modal kerja
yang paling tinggi tingkat liquiditasnya.
Semakin tinggi jumlah kas maka
perusahaan semakin liquid, begitu pula
sebaliknya.
Jumlah kas ideal yang perlukan
perusahaan, hingga kini belum
terstandarisasi. Menurut H G Guthmann,
bahwa jumlah kas yang ada di perusahaan
yang “well finance” sebaiknya tidak kurang
dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar.
Jumlah kas dapat pula
dihubungkan dengan penjualan.
Perbandingan antara sales
dengan jumlah kas rata-rata
menggambarkan tingkat
perputaran kas (Cash Turnover).
Semakin tinggi turnovernya maka
semakin baik karena berarti
semakin efisien penggunaan
kasnya.
Seperti halnya persediaan
barang dagang, kas memiliki
persediaan bersih atau
persediaan minimal (Safety Cash
Balance). Yaitu jumlah kas
minimal dari kas yang harus
dipertahankan oleh perusahaan
agar dapat memenuhi kewajiban
finansialnya sewaktu-waktu.
Faktor-faktor yang memenuhi besar kecilnya
persediaan kas: